Professional Documents
Culture Documents
I. IDENTITAS
II. PENDAHULUAN
Pada pH 7-11 warna indikator adalah biru, tetapi dengan adanya ion logam
(misalnya Mg2+) warnanya berubah menjadi merah anggur dari kompleks logam
indikator. Stabilitas kompleks logam-indikator harus lebih rendah dari kompleks logam-
EDTA, sehingga memungkinkan terjadinya reaksi substitusi sebagai berikut :
Mg2+ + Hin2- MgIn- + H+
Biru merah anggur
MgIn- + H2Y2- MgY2- + Hin2- + H+
Biru
Apabila ke dalam larutan yang mengandung ion Ca2+ dan Mg2+ ditambahkan
beberapa tetes indikator Erio T, maka mula-mula akan terbentuk kompleks MgIn- yang
berwarna merah anggur. Hal ini disebabkan oleh stabilitas kompleks MgIn - yang lebih
stabil daripada kompleks CaIn-. Selanjutnya apabila dititrasi dengan EDTA, maka mula
mula EDTA akan bereaksi dengan Ca2+, kemudian Mg2+ dan terakhir baru dengan
kompleks MgIn-, sehingga terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.
Air yang mengandung ion-ion yang menghasilkan sejumlah besar endapan
dinamakan air sadah. Air sadah mengandung ion Ca2+, Mg2+, Sr2+, Fe2+ dan Mn2+ dalam
konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, mengakibatkan air menjadi keruh dan dapat
mengurangi daya kerja sabun (air sabun tidak berbuih), serta menimbulkan kerak pada
dasar periuk atau ketel. Kesadahan air dikenal dengan nama kekerasan air (hard water).
Air sadah terbagi menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air sadah
tetap. Air sadah sementara adalah air yang mengandung garam asam bikarbonat dari
ion-ion tersebut di atas, misalnya garam asam Ca(CHO 3)2 dan Mg(HCO3)2. Air sadah
tetap adalah air yang mengandung selain dari garam-garam asam bikarbon dari ion-ion
tersebut diatas, misalnya garam CaCl2, CaSO4, MgCl2 dan MgSO4.
Air sadah dapat menimbulkan kerugian. Dalam industri, misalnya pada industri
pembangkit listrik tenaga air, air sadah dapat menimbulkan kerugian besar. Ketika air
yang mengandung sadah dipanaskan di dalam ketel (boiler), terbentuk campuran
endapan dari MgCO3, CaCO3 dan FeCO3 yang dinamakan kerak (boiler scale).
Pembentukan kerak tersebut merupakan serius dalam banyak industri. Misalnya dalam
ketel (boiler) pembangkit listrik tenaga air (uap air), kerak mengakibatkan ketel terlalu
panas dan dapat meledak. Oleh karena itu, air yang mengandung sadah sebelum
digunakan dalam proses industri dilakukan proses untuk menghilangkan kesadahan air.
Proses untuk menghilangkan kesadahan air disebut proses pelunakan air. Air sadah
sementara dapat kita hilangkan kesadahannya dengan cara mendidihkan (menguapkan).
Endapan garam karbonat yang terbentuk segera disaring sehingga dihasilkan air lunak.
Reaksi yang terjadi pada proses pelunakan air sadah sementara adalah sebagai berikut :
Ca(CHO3)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O(l) + CO2 (g)
o
C (dipanaskan)
Air sadah tetap tidak dapat dihilangkan kesadahannya dengan penguapan
(pemanasan) tetapi dapat dihilangkan dengan penambahan soda kapur Na 2CO3. Cara
lain untuk pelunakan air sadah tetap adalah dengan penambahan zeolit
(Na2O.Al2O3.nSiO2), atau dengan cara penambahan resin penukar ion (ion exchanger).
Reaksi yang terjadi pada proses pelunakan air adalah sebagai berikut :
Ca(CHO3)2 (aq) + Na2CO3 (aq) CaCO3 (s) + Na2SO4(aq)
Tingkat kesadahan air sering dinyatakan dengan derajat kesadahan Prancis, yaitu
yang menyatakan banyaknya garam yang ekivalen dengan CaCO3 dalam 100 liter air.
III. METODE
2. Bahan :
Erio T : secukupnya
Etanol : secukupnya
NH4Cl : secukupnya
Amonia pekat : secukupnya
Aquades : secukupnya
EDTA : secukupnya
ZnSO4.7H2O : secukupnya
Air sadah : secukupnya
b. Menimbang 3,7225 gram garam ini Serbuk EDTA berwarna putih dan
dengan teliti dan melarutkannya ditimbang dengan berat 3,7225 gram.
dalam 1 L aquades
Setelah dilarutkan dalam aquades, didapat
larutan yang berwarna bening
b. Menitrasi larutan tersebut dengan Proses titrasi larutan standar yang telah
larutan EDTA sampai terjadi ditambahi buffer salmiak dan indikator
perubahan warna dari merah anggur Erio T oleh larutan EDTA
menjadi biru
IV.2 Pembahasan
Dalam praktikum penentuan derajat kesadahan air dengan titrasi
kompleksiometri digunakan larutan EDTA yang sebelumnya distandarisasi dengan
menggunakan larutan standard ZnSO4. Standarisasi ini dilakukan karena EDTA belum
memenuhi persyaratan standard primer, dimana kepekatan dari EDTA ini mudah
berubah selama penyimpanan (akibat kemampuan yang tinggi untuk membentuk
kompleks). Sehingga dengan standarisasi ini maka konsentrasi EDTA dapat diketahui
secara pasti dan nantinya dapat digunakan untuk penentuan derajat kesadahan air.
Dalam standarisasinya, EDTA difungsikan sebagai titran sedangkan ZnSO 4
sebagai titrat. Sebelum dititrasi, ke dalam larutan ZnSO4 ditambahkan 2 mL larutan
buffer salmiak dan lima tetes larutan erio T. Penambahan buffer salmiak bertujuan untuk
menjaga agar pH dari sistem tersebut tetap, meskipun terjadi pembebasan H3O+ dengan
terbentuknya kompleks. Sedangkan penambahan erio T adalah untuk memperjelas
tercapainya titik akhir titrasi atau sebagai indikator.
Kesadahan total air ditentukan dengan cara titrasi, dimana air sadah bertindak
sebagai titrat dan EDTA sebagai titrannya. Titrat tersebut ditambahkan buffer salmiak
dan 5 tetes erio T. Ion Mg 2+ dan ion Ca2+ yang terdapat dalam sampel air sadah tersebut
akan bereaksi dengan indikator erio T (NaH2ln) membentuk senyawa kompleks Caln-
dan Mgln-, dimana kompleks Mgln- lebih stabil dibandingkan Caln-. Sehingga titrat
yang awalnya bening berubah warna menjadi merah anggur akibat terbentuknya
kompleks Mgln-. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Ca + Hln-2 Caln- + H+
Mg + Hln-2 Mgln- + H+
(merah anggur)
Penambahan buffer salmiak bertujuan agar pH larutan tetap stabil serta untuk
meningkatkan selektifitas dari larutan EDTA, sedangkan erio T bertindak sebagai
indikator sehingga terjadinya titik akhir titrasi dapat diamati secara jelas. Pada saat
berlangsungnya proses titrasi, maka ion Ca2+, Mg2+, dan Mgln pada sampel air sadah
akan bereaksi dengan EDTA membentuk kompleks. Dimana ion Ca2+ yang akan
bereaksi terlebih dahulu dengan EDTA. Setelah ion Ca2+ habis maka ion Mg2+ yang
akan bereaksi dengan EDTA. Dan ketika ion Mg2+ telah habis bereaksi, maka
selanjutnya kompleks Mgln yang akan bereaksi dengan EDTA membentuk komleks
MgY-2. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna titrat dari merah anggur
menjadi biru. Reaksinya adalah sebagai berikut.
Mgln- + H2Y-2 MgY-2 + Hln-2 + H+
(merah anggur) (biru)
Untuk menentukan kesadahan tetap air, hal pertama yang dilakukan adalah
menghilangkan kesadahan sementara. Untuk menghilangkan kesadahan sementara maka
sampel air sadah dididihkan selama 30 menit. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Mg(HCO3)2(aq) MgCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Setelah dipanaskan selanjutnya sampel air sadah tersebut didinginkan kemudian
dilakukan penyaringan agar endapan karbonat terpisah dari sampel air. Setelah itu
dilakukan titrasi dimana air sadah yang telah dididihkan tersebut bertindak sebagai
titrat dan EDTA sebagai titrannya. Titrat tersebut ditambahkan buffer salmiak dan 5
tetes erio T sehingga titrat yang awalnya bening berubah warna menjadi merah anggur.
Penambahan buffer salmiak bertujuan agar pH larutan stabil, sedangkan erio T sebagai
indikatornya. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna titrat dari merah
anggur menjadi biru.
Hasil Perhitungan
1 24,35 mL
2 24,70 mL
3 24,90 mL
Volume 24,65 mL
Rata-rata
Berdasarkan data hasil titrasi ZnSO4 dengan EDTA, diperoleh volume rata-rata
EDTA yang digunakan adalah 24,65 mL. Sehingga dapat dihitung konsentrasi dari
EDTA sebagai berikut.
V ZnSO4 = 25 mL
Ekivtitrat = Ekivtitran
25 mL 0,01 N
NEDTA = 24,65 mL
NEDTA = 0,0101 N
= 0,01 N
1 I 2,23 mL
2 II 2,18 mL
3 III 2,20 mL
Rata-rata : 2,20 mL
M2 (EDTA) = 0,01 M
Penyelesaian :
2,20 x 10 -3 gram
ppm = x10 6
25 gram
= 88 ppm
Jadi, tingkat kesadahan total dalam derajat kesadahan Prancis dari sampel air sadah
adalah 8,8 gram/100 L
1 I 2,25 mL
2 II 2,10 mL
3 III 1,95 mL
Rata-rata : 2,10 mL
M2 (EDTA) = 0,01 M
Penyelesain :
2,10 x 10 -3 gram
ppm = x10 6
25 gram
= 84 ppm
1 ppm = 0,1o prancis, maka 88 ppm = 8,4 gram/100 L
Jadi, tingkat kesadahan tetap dalam derajat kesadahan Prancis dari sampel air sadah
adalah 8,4 gram/100 L
V. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil perhitungan diatas, maka dapat dibuat
kesimpulan yaitu tingkat kesadahan total dalam derajat kesadahan Prancis dari sampel
air sadah adalah 8,8 gram/100 L, untuk tingkat kesadahan tetap dalam derajat kesadahan
Prancis dari sampel air sadah adalah 8,4 gram/100 L dan kesadahan sementara adalah
0,4 gram/100 liter
6.1. Pertanyaan
1. Apa fungsi penambahan larutan buffer salmiak pada prosedur di atas?
2. Apa yang terjadi apabila air sadah digunakan dalam memasak?
3. Berikan alternatif untuk menghilangkan kesadahan air!
6.2. Jawaban
1. Fungsi penambahan larutan buffer salmiak adalah untuk menjaga agar pH dari
sistem tersebut tetap, meskipun terjadi pembebasan H3O+ dengan terbentuknya
kompleks serta untuk meningkatkan selektifitas dari larutan EDTA. Fungsi yang
lain dari penambahan buffer adalah dalam air sadah selain terdapat ion Mg dan
Ca juga terdapat ion besi dan logam logam lain didalamnya. Dan ketika
menggunakan Erio T sebagai indicator, maka akan terjadi blocking indicator
oleh besi. Maka penambahan buffer salmiak dalam titrasi ini akan
menyingkirkan besi sebagai endapan.
2. Apabila air sadah digunakan dalam memasak maka ketel atau alat-alat dapur
yang digunakan untuk memasak tersebut akan berkerak. Hal ini disebabkan
terutama karena adanya kesadahan sementara akibat adanya ion Ca 2+
(Ca(HCO3)2) dan atau Mg2+ (Mg(HCO3)2). Dimana, apabila air sadah tersebut
digunakan untuk memasak atau dipanaskan maka akan terjadi reaksi:
Ca(HCO3)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Menambahkan resin pengikat ion. Resin merupakan zat polimer alami atau
sintetik yang salah satu fungsinya untuk mengikat kation dan anion tertentu.
Secara teknis proses penghilangan air sadah ini dilakukan dengan melewatkan
air sadah melalui suatu wadah yang berisi resin pengikat kation dan anion,
sehingga diharapkan kation Ca2+ dan Mg2+ dapat diikat resin. Dengan demikian,
air tersebut akan terbebas dari kesadahan.
DAFTAR PUSTAKA