You are on page 1of 42

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

a. Pengertian

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai

sejak konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40

minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir

(Khumaira, 2012).

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan di

definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

sampai lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional

(Prawirohardjo, 2011).

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester kesuatu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua berlangsung dalam 12

minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan

trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40 minggu (Sarwono,

2011).

Dari beberapa pernyataan literatur di atas, dapat penulis simpulkan

bahwa kehamilan adalah masa dimana seprang wanita mengandung embrio


di dalam perutnya dimulai dari ketika embrio itu terbentuk sampai saat

lahirnya janin dengan kehamilan sekitar 40 minggu.

b. Etiologi

Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung

telur yang ditangkap oleh fimbrae dan masuk ke dalam tuba fallopii. Saat

koitus, cairan semen tumpah kedalam vagina dan berjuta-juta sel sperma

bergerak melalui rongga rahim lalu memasuki sel telur. Peristiwa ini disebut

dengan konsepsi atau fertilisasi. Inilah awal dari kehamilan. Proses

kehamilan merupakan mata rantai yang berkisanambungan yang terjadi dari

ovulasi, migrasi spermatozoa, dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan

zigot, terjadi nidasi (imlantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, tumbuh

kembang hasil konsepsi aterm di dalam uterus yang berlangsung selama

kurang 40 minggu (Dewi & Sunarsih, 2011).

1) Fertilisasi

Fertilisasi merupakan kelanjutan dari proses konsepsi, yaitu sperma

bertemu dengan ovum terjadi pernyatuan sperma dengan ovum, sampai

dengan terjadi perubahan fisik dan kimiawi ovum-sperma hingga

menjadi buah kehamilan. Gambaran proses dari konsepsi dampai dengan

fertilisasi adalah sebagai berikut (Sulistyawati, 2009):

a) Sperma memasuki vagina

Sperma diejakulasi di forniks vagina saat koitus, menuju ke ambpula

tuba sebagai tempat fertilisasi.

b) Proses kapitasi
Sperma mengalami perubahan biokimia agar lebih kuat untuk

mencapai ampula tuba

c) Reaksi akromosom

Sperma mengadakan pengeluaran cairan hylarunidase dan tripsin agar

bisa menembus lapisan oosit/ ovum

d) Sperma memasuki zona pellusida dan corona radiata

Zat yang dikeluarkan melalui reaksi akromosom akan mencerna

corona radiata dan zona pellusida.

e) Reaksi granula kortikol

Granula kortikol merupakan sel-sel granulose yang berada di sekitar

oosit yang akan menutup selali satu buah sperma masuk kedalam

oosit, sehingga mencegah sprema yang lain masuk.

f) Fertilasisi

Kepala sperma membesar dan inti sel sperma membentuk pronukleus

pria. Inti sel ovum membentuk pronukleus wanita kedua pronukleus

berfusi.Dalam proses ini akhirnya kedua pronukleus bersatu dan

membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik pria dan wanita.

Dalam beberapa jam setelah konsepsi, mulailah terjadi proses

pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi proses

pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan sel terjadi maka

pembelan-pembelahan selanjutnya akan berjalan dengan lancar dan

akhirnya dalam waktu tiga hari terbentuk suatu kelompok sel-sel yang

sama besarnya, disebut morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan


morulla. Proses selanjutnya adalah perubahan morulla menjadi

blastula. Hasil konsepsi tiba ke dalam kavum uteri pada tingkat

blastula.

2) Implantasi (Nidasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi kealam

endometrium. Blastula diselubungi oleh suatu sampai disebut

trofoblast, yang mampu menghancurkan atau mencairkan jaringan.

Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada

dalam fase sekresi. Blastula dengan bagian berisi masa sel dlam (inner

cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka

kecil yang kemudian sembuh dan meutup lagi. Itulah sebabnya

terkadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka

desidua yang disebut dengan tanda Hartman. (Dewi & Sunarsih,

2011).

c. Tanda dan Gejala Kehamilan

Tanda Tidak Pasti Hamil Tanda Mungkin Tanda Pasti Hamil


Hamil

1. Amenorea 1. Pembesaran perut 1. Terasa gerakan


2. Nausea (mual) dan 2. Tanda hegar janin dalam
emeses (muntah) 3. Tanda goodell rahim
3. Mengidam 4. Tanda chadwick 2. Denyut jantung
(menginginkan makanan 5. Tanda piscaeseck janin
dan minuman tertentu) 6. Kontraksi braxton 3. Bagian-bagian
4. Pusing hicks janin
5. Anoreksia (tidak ada 7. Teraba ballotemen 4. Kerangka janin
nafsu makan) 8. Pemeriksaan tes
6. Miksi/ buang air kecil biologis kehamilan
sering (planotest) positif
7. Obstipasi
8. Hiperpigmentasi
9. Varises
10. Payudara membesar dan
menegang
11. Perubahan berat badan
karena janin semakin
membesar sesuai usia
kehamilan.

d. Fisiologi

1). Perubahan anatomi fisiologi dan psikologi pada kehamilan

a) Perubahan anatomi fisiologi pada kehamilan

Pada saat hamil terjadi perubahan fisik dan hormon yang berubah

drastis.

(1) Uterus

Otot rahim mengalami hiperplasia dan hiprtrofi menjadi lebih

besar, lunak,dan mengikuti perbesaran rahim karena

pertumbuhan janin (Sulistyawati, 2009).

(2) Vagina

Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah

karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin berwarna

merah agak kebiruan (livide) (Dewi & Sunarsih, 2011).

(3) Ovarium
Saat ovulasi terhenti masih terdapat korpus luteum graviditas

sampai terbentuknya plasenta yang mengambil alih

pengeluaran estrogen dan progesteron (kira-kirapada

kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas

berdiameter kurang lebih 3 cm) (Mochtar, 1998).

(4) Payudara

Beberapa perubahan payudara selam kehamilan, yaitu:

(a) Payudara menjadi semakin membesar

(b) Areola payudara menghitam karena adanya

hiperpigmentasi

(c) Glandula Montgomery makin tampak menonjol di

permukaan areola mamae

(d) Pada kehamilan 12 minggu keatas puting susu akan

mengeluarkan kolostrum yang berasal dari kelenjar

asinus, yang mulai bereaksi

(Dewi & Sunarsih, 2011)

(5) Sirkulasi darah ibu

Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah

lebih besar dan pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi

pengenceran darah (haemodelusi) dengan puncaknya usia

kehamilan 32 minggu. Selama kehamilan, jumlah darah yang

dipompa oleh jantung setiap menitnya meningkat sampai 30-

50%. Peningkatan ini mulai terjadi pada kehamilan minggu


ke-6 dan mencapai puncaknya pada kehamilan minggu ke-16

sampaidengan ke-28. Karena curah jantung meningkat, maka

denyut jantung pada saat istirahat juga meningkat (dalam

keadaan normal 70 kali/menit menjadi 80 sampai dengan 90

kali/menit (Khumaira, 2012).

(6) Sistem pernapasan

Ruang abdomen yang membesar oleh karena meningkatnya

ruang rahim dan hormon progesteron menyebabkan paru-

paru berfungsi sedikit berbeda sari sebelum hamil. Wanita

hamil bernapas lebih cepat dan dalam karena memerlukan

lebih banyak oksigen untuk janin dan dirinya (Jannah, 2012)

(7) Ginjal

Selama kehamilan ginjal bekerja berat. Dalam keadaan

normal aktivitas ginjal meningkat karena berbaring dan

menurun ketika berdiri. Keadaan ini semakin menguat pada

saat kehamilan trimester III, karena itu wanita hamil sering

merasa ingin buang air kecil ketika mencoba berbarinng atau

tidur (Khumaira, 2012).

(8) Perubahan pada kulit

Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-

alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkab oleh MSH


(Melanocyte Stimulating Hormone) yang meningkat lobus

akibat aktivitas dari hormon progesteron dan estrogen selama

kehamilan (Jannah, 2012).

(9) Metabolisme

Uterus yang semakin membesar akan menekan rektum dan

usus bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau

konstipasi. Sembelit semakin berat karena pergerakan otot

dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesteron

(Jannah, 2012).

(10) Sistem Muskuloskletal

Estrogen dan progesteron emebri efek maksimal pada

relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan.

Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua

disebabkan meningkatnya pergerakan pelvis akibat

pembesaran uterus. Bentuk tubuh selalu berubah

menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena

tidak adanya otot abdomen. Bagi wanita yang kurus

lentuknya lumbal lebih dari normal dan menyebabkan

lordosis dan gaya beratnya berpusat pada kaki bagian

belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang berulang

pada bagian punggung. Selain lordosis, gaya berjalan juga

menjadi berbeda, yaitu terlihat seperti akan jatuh dan

tertatih-tatih (Sulistyawati, 2009).


b) Perubahan psikologis pada kehamilan

Selain perubahan fisik, ibu hamil trimester III juga

mengalami perubahan psikologis. Trimester tiga sering disebut

periode penentian dengan penuh kewaspadaan saat itu ibu tidak

sabar menunggu kelahiran bayinya. Perasaan waspada mengingat

bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan

memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan

muncul. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya

dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang

dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mulai merasa

takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada

waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul

kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu mersasa dirinya

aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan

terpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang


diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan

keterangan dan dukungan dari suami, keluarga, atau bidan

(Pusdinkes, 2003).

e. Penatalaksanaan

1) Antenatal Care (ANC)

Asuhan anatenatal adalah upaya preventif pelayanan kesehatan

obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melaui

serangkaian pementauan rutin kehamilan (Prawirohardjo, 2011).

Antenatal care (pelayanan antetal) adalah pelayanan kesehtanan

oleh tenaga kesehtanan untuk ibu selama masa kehamilannya. Tujuan

dari asuhan antenatal adalah memantau perkembangan kehamilan

dalam meningkatkan kesehatan ibu dan perkembangan janin (Asrinah

dkk, 2010).

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal

komprehensif dan berkualitas diberikan pada semua ibu hamil. Tujuan

umumnya adalah untuk memenuhi hak setiap ibu hamil memperoleh

pelayanan antenatal yang bekualitas sehingga mampu menajalani

kehamilan dengan sehat, bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi

yang sehat. Sedangkan tujuan khususnya ialah:

a) Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan

berkualitas, termasuk konseling kesehatan dan gizi ibu hamil,

konseling KB dan pemberian ASI.


b) Menghilangkan missed opportunity pada hamil dalam

mendapatkan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan

berkualitas.

c) Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang dideritas

ibu hamil.

d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.

e) Mempersiapkan ibu agar berjanlan normal dan pemberian ASI

ekslusif

f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal

g) Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada

ibu hamil sedini mungkin

h) Melakukan rujukan kasus ke fasilitas pelayanan kesehatan sesuai

dengan sistem rujukan yang ada.

(Kementerian Kesehatan RI, 2013)

2) Jadwal Kunjungan ANC

Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang biasa

mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil

memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode

antenatal:

a) 1kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)


b) 1kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14- 28

minggu)

c) 2 kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28-36 dan

sesudah minggu ke 36)

(Jannnah, 2012)

Pada setiap kali kunjungan antenatal tersebut, perlu didapatkan

informasi yang sangat penting. Tabel dibawah ini memberikan garis-

garis besarnya.

Fase Usia Kehamilan Tujuan Kunjungan ANC

Trimester I Sebelum minggu ke- Membangun hubungan


14 saling percaya antara
petugas kesehatan
dengan ibu hamil
Mendeteksi masalah
dan menanganinya
Melakukan tindakan
pencegahan seperti
tetanus neonatorum,
anemia, pengguanaan
paktik tradisional yang
merugikan
Memulai persiapan
kelahiran bayi
Dan kesiapan untuk
menghadapi komplikasi
Mendorong perilaku
sehat
Trimester II Sebelum minggu ke- Sama seperti diatas,
28 ditambah kewaspadaan
khusus mengenai pre-
eklamsia.
Trimester III Antara minggu 28-36 Sama seperti diatas,
ditambah
Mengetahui apakah ada
kehamilan ganda
melalui palpasi
abdominal.

3) Standar Pelayanan Antenatal Care

Dalam melaksanakan pelayanan antenatal care, ada

sepuluh standar pelayanan yang harus dilakukan oleh bidan

yang dikenal dengan 10 T. Pelayanan atau asuhan standar

minimal 10 T yaitu sebagai berikut (Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia, 2013):

a) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)

Berat badan ibu selama hamil akan bertambah 6,8 sampai

dengan 15,8 kg (Sinclair, 2010). Penimbangan berat badan

pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk

mendeteksi adanya gangguan pertunbuhan janin.

Penambahan berat badan kurang dari 9 kilogram selama

kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya

menunjukkan adanya gangguan. Pengukuran tinggi badan

pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis

adanya faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil
kurang dari 145 cm meningkatkan risiko untuk terjadinya

CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).

b) Pemeriksaan tekanan darah (T2)

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk menditeksi adanya hipertensi

(tekanan darah > 140/90 mmHg) pada kehamilan dan pre-

eklamsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai

bawah dan atau proteinuria). Tekanan darah yang normal

110/80 sampai dengan 140/90 mmHg, bila melebihi dari

140/90 mmHg perlu diwaspadai adanya pre-eklamsia.

c) Nilai status gizi/ ukur lingkar tangan atas (T3)

Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh

tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil

berisiko Kekurangan Energi Kronis (KEK), disini maksudnya

ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah

berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LILA

kurang dari 23,5 cm, ibu hamil dengan KEK akan dapat

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

d) Pemeriksaan tinggi fundus uteri (T4)

Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus

uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada


gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita ukur setelah kehamilan 24 minggu.

Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


(minggu)
12 3 jari diatas simfisis

16 Pertengahan pusat-simfisis

20 3 jari dibawah pusat

24 Setinggi pusat

28 2 jari diatas pusat

Pertengahan pusat-prosesus
32 xipoideus

36 3 jari dibawah prosesus xipoideus

Pertengahan pusat- prosesus


40 xipoideus

e) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5)

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir semester II

dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan


ini dimasukkan untuk mengetahui letak janin. Jika pada

trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala

janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak,

panggul sempit atau ada masalah lain.

Penilaian denyut jantung janin dilakukan pada akhir semester

I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Denyut

jantung janin lambat ialah yang kurang dari 120 kali/menit

atau denyut jantung janin cepat yaitu yang lebih dari 160

kali/menit. Apabila salah satu dari itu terjadi maka

menunjukkan adanya gawat janin

f) Skrining status imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi

Tetanus Toksoid bila diperlukan (T6)

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal.

Imunisasi artinya kekebalan. Pemberian imunisasi Tetanus

Toksoid (TT) artinya pemberian kekebalan penyakit tetanus

pada ibu dan bayi yang dikandungnya. Sehingga pada saat

melahirkan ibu dan bayi terhindar dari penyakit tetanus.

Pemberian imunisasi tetanus toksoid setidaknya dilakukan 2

kali selama kehamilan (Mandriwati, 2011).

Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil

harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksiod (TT). Pada


saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status

imunisasinya. Pemberian iminisasi TT pada ibu hamil

disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu

hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar

mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu

hamil dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu

diberikan imunisasi TT lagi. Pemberian imunisasi TT tidak

mempunyai interval maksimal, hanya terdapat interval

minimal. Interval minimal pemberian imunisasi TT dan lama

perlindungannya dapat dilihat pada tabel berikut:

% Masa
TT Interval Perlindungan
Perlindungan

TT1 - 0% -

4 minggu 3 tahun
TT2 80%
setelah TT1
6 bulan setelah 5 tahun
TT3 95%
TT2
1 tahun setelah 10 tahun
TT4 99%
TT3
1 tahun setelah Seumur hidup
TT5 99%
TT4

g) Pemberian tablet besi (Fe) sebnyak minimal 90 tablet selama

kehamilan (T7)
Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil harus

mendapatkan tablet tambah darah dan asam folat minimal 90

tablet selama kehamilan yang diberikan sejak kontak

pertama.

h) Tes laboratorium rutin dan khusus (T8)

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil

adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.

Pemeriksaan labortorium rutin adalah pemeriksaan

laboratorium yang harus dilakukan setiap ibu hamil yaitu

golongan darah, haemoglobin darah dan pemeriksaan spesifik

daerah endermis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan

laboratoium khusus adalah pemeriksaan laboratorium yang

dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan

kunjungan antenatal.

Pemeriksaan laboratorium rutin meliputi:

(1) Pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya

untuk jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk

mmpersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu

diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

(2) Pemeriksaan kadar Haemoglobin darah (Hb)


Pemeriksaan kadar haemoglobin darah ibu hamil

dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan

sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditunjukkan

untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia

atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia

dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin

dalam kandungan. Pemeriksaan kadar haemoglobin darah

ibu hamil pada trimester kedua dilakukan atas indikasi.

(3) Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan

pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi.

Pemeriksaan ini ditunjukkan untuk mengetahui adanya

proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan

mengetahui adanya salah satu indikator terjadinya pre-

eklamsia pada ibu hamil.

(4) Pemeriksan glukosa urin

Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes mellitus

harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama

kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama,

sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester

ketiga.
Pemeriksaan Veneral Diseases Research Laboratory (VDRL)

tes laboratorium untuk mendeteksi penyakit menular seksual

HIV/AIDS.

i) Tata laksana khusus (T9)

Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil

pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan

pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan

kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat

ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.

j) Temu wicara/konseling (T10)

Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap kunjungan

antenatal yang meliputi:

(1) Kesehatan ibu

(2) Perilaku hidup sehat

(3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan

persalinan

(4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas

kesiapan menghadapi komplikasi

(5) Asupan gizi seimbang

(6) Gejala penyakit menular

(7) Penawaran untuk tes HIV dan konseling di daerah

epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan


Infeksi Menular Seksual dan TB di daerah epidemi

rendah

(8) Inisiasi menyusui dini dan pemeberian ASI ekslusif

(9) KB paska persalinan

(10) Imunisasi

(11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan

Mencakup tentang komunikasi, informasi dan edukasi

yang dilakukan oleh bidan kepada ibu hamil yang bertujuan

untuk memberikan pelayanan antenatal berkualitas untuk

mendeteksi dini komplikasi kehamilan, termasuk

Perencanaan Persalinan dan Perencanaan Komplikasi (P4K)

serta kontrasepsi pasca persalinan.

4) Standar Pelayanan Antenatal (Nurmawati, 2010)

a) Standar 1: Identifikasi ibu hamil

Pernyataan standar :

Bidan melakukan kunjungan rumah dan berintekasi dengan

mensyarat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan

motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar mendorong

ibu untuk memeriksa kehamilannya sejak dini dan secara

teratur.

Hasil:

(1) Ibu memahami tanda dan gejala kehamilan.


(2) Ibu, suami, anggota masyarakat menyadari manfaat

pemeriksaan kehamilan secara dini dan teratur, secara

dini dan teratur, serta mengetahui tepat pemeriksaan

hamil

(3) Meningkatnya ibu hamil yang memeriksakn diri sebelum

kehamilan 12 minggu

b) Standar 2: Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal

Pernyataan standar:

Bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan

janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

risti/kelainan. Khususnya anemia, kurang gzi, hipertensi,

PMS/infeksi HIV.

Hasil:

(1) Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal 4x selama

kehamilan

(2) Meningkatkan pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat

(3) Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan.

(4) Ibu hamil, suami dan masyarakat mengetahui bahaya

kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan

(5) Mengurus transportasi rujukan jika sewaktu-waktu

terjadi kedaruratan.
c) Standar 3: Palpasi Abdominal

Pernyataan standar:

Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama

melakukan untuk memperkirakan usia kehamian, serta bila

umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian

terendah janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga

panggul untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan

tepat waktu.

Hasil:

(1) Perkiraan usia yang lebih baik

(2) Diagnosis dini kelahiran letak, dan merujuknya sesuai

dengan kebutuhan

(3) Diagnosis dini kehamilan dan kelainan lain, serta

merujuknya sesuai dengan kebutuhan.

d) Standar 4: Pengelolaan Anemia pada kehamilan

Pernyataan standar:

Bila melakukan tindakan pencegahan, penerimaan,

penanganan, dan atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Hasil:

(1) Ibu dengan anemia berat dapat segara di rujuk

(2) Penurunan jumlah ibu melahirkan dengan anemia

(3) Penurunan jumlah bayi baru lahir dengan anemia


e) Standar 5: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan

Pernyataan standar:

Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah

pada kehamilan dan mengenali tanda serta gejala pre-

eklamsia, lamanya, serta mengambil tindakan yang tepat dan

merujuknya

Hasil:

(1) Ibu hamil dengan pre-eklamsia mendapatkan perawatan

yang memadai dan tepat waktu

(2) Penurunan angka kesakitan dan kematian akbibat

eklamsia

f) Standar 6: Persiapan Persalinan

Pernyataan standar:

Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami

serta keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan bersih dan aman serta suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik,

disamping persiapan tranportasi dan biaya untuk merujuk,

bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan hendaknya

melakukan kunjungan rumah untuk hal ini.

Hasil:

(1) Ibu hamil dan masyarakat tergerak untuk merncanakan

persalinan yang bersih dan aman


(2) Persalinan direncanakan di tempat yang aman dan

memadai

(3) Adanya persiapan sarana transportasi untuk merujuk ibu

bersalin jika perlu

(4) Rujukan tepat waktu telah dipersiapkan

Setelah melakukan pemeriksaan maka dapat ditentukan

diagnosa dari kehamian tersebut seperti tentang keadaan ibu,

primigravida, atau multigravda, selain itu apakah benar

hamil, berapa usia kehamilan saat ini apakah intra uteri atau

ekstra uteri dan pengolongan ibu hamil dan kemungkinan

jalan persalinan (Manuaba, 2006).

5) Ketidaknyamanan pada kehamilan dan cara megatasinya

(Sulistiawati, 2011)

a) Rasa Mual dan Muntah

Disebabkan peningkatan hormon HCG (Hormone Chorionic

Gonadotrophine), estrogen dan progesteron, relaksasi otot-

otot halua, metabolisme, perubahan dalam metabolisme

karbohidrat, keletihan, mekanikal, kongesti, peradangan,

penggembungan dan pergeseran. Dapat diatasi dengan

menghindari atau faktor-faktor penyebab, makan biskuit

kering atau roti bakar sebelum bangkit dari tempat tidur di

pagi hari, makan makanan kering dengan minum diantara


waktu makan, makan sedikit-sedikit tapi sering, duduk tegak

setiap kali selesai makan, hindari makanan yang berminyak

dan berbumbu keras, minum teh herbal, dan istirahat

b) Sakit Kepala

Disebabkan karena kontaksi, ketegangan otot, dan keletihan.

Pengaruh hormon, tegangan mata terhadap perubahan okuler,

kongesti hidung, dinamika cairan saraf yang berubah dan

alkalosis pernapasan rigan. Dapat diatasi dengan masase

leher dan otot bahu, teknik relaksasi, pengguanaan bungkusan

hangat atau es ke leher, istirahat, dan mandi dengan air

hangat.

c) Kloasma Gravidarum

Disebabkan karena kecenderungan genetis, peningkatan

kadar estrogen dan mungkin progesteron. Dapat dikurangi

atau dicegah dengan menghindari sinar matahari berlebihan

selama masa kehamilan, menggunakan bahan pelindung non-

alergis.

d) Sakit Pinggang Atas dan Bawah

Dapat dikurangi dengan gunakan mekanisme tubuh yang baik

untuk mengangkat benda, gunakan bra yang pas dan

menopang, berlatih dengan mengangkat panggul, hindari

menggunakan sepatu hak tinggi, gunakan kasur keras untuk


tidur, gunakan kasur keras untuk tidur, gunakan bantal untuk

meluruskan punggung.

e) Nokturia/Sering Kencing

Keluhan sering kencing dapat terjadi pada trimester pertama

dan ketiga, disebabkan karena tekanan uterus pada kandung

kemih, eksresi sodium yang meningkat bersamaan terjadinya

dengan pengeluaran air. Air dan sodium tertahan didalam

tungkai bawah selama siang hari karena statis vena, pada

malam hari aliran balik vena meningkat mengakibatkan

peningkatan jumlah output air kencing. Cara mencegah atau

mengatasinya yaitu menjelaskan kepada ibu penyebab dari

keluhannya, kosongkan saat terasa ada dorongan untuk BAK,

kurangi minum minuman yang bersifat diuretik seperti teh

dan kopi, perbanya minum pada siang hari, dan jangan

mengurangi minum dimalam hari kecuali sangat

mengganggu.

f) Gatal-gatal

Disebabkan oleh hipersensitivitas alergen plasenta. Dapat

dikurangi dengan kompres dan mandi air jeruk, gunakan cara

mandi oatmeal, pertimbangkan penggunaan obat luar atau

antipiretik, evaluasi jika ada gangguan atau penyakit kulit.


g) Hemorroid

Disebabkan karena konstipasi, tekanan yang meningkat dari

uterus terhadap vena hemorroid. Dapat dikurangi atau

dicegah dengan hindari dengan kompres panas dan dingin,

perlahan kembali memasukkan hemorroid kedalam rektum

seperlunya.

h) Keputihan

Disebabkan karena hiperplasia mukosa vagina, peningkatan

produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat dari

peningkatan kadar estrogen, dapat diatasi atau dicegah

dengan meningkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari,

memakai pakaian yang menyerap keringat seperti katun,

membersihkan area kewanitaan dengan air bersih dari arah

depan ke belakang, selalu keringkan vulva setelah BAB atau

BAK, dan ganti celana dalam setiap kali lembab atau basah,

dan menghindari pakaian dalam yang terbuat dari nilon.

i) Keringat Bertambah

Disebabkan karena kelenjar apokrin meningkat kemungkinan

akibat perubahan hormonal, aktivitas kelejar tiroid yang

meningkat, berat badan dan kegiatan metabolik yang

meningkat. Dapat dicegah dengan menggunakan pakaian

yang tipis dan longgar, perbanyak minum air putih, dan

mandi secara teratur.


j) Konstipasi

Terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga, dasar

fisiologinya peningkatan kadar progesteron yang

menyebabkan peristaltik usus menjadi lambat. Penurunan

motilitas sebagai akibat dari relaksasi otot-otot halus,

penyerapan air dari kolon meningkat. Tekanan dari uterus

membesar pada usus, suplemen zat besi, diet, kurang gerak

mengakibatkan penurunan kadar cairan. Dapat dikurangi atau

dicegah dengan meningkatkan intae cairan dan serat, minum

air putih dingin, istirahat cukup, senam, buang air teratur,

BAB setelah ada dorongan (tidak memaksakan ingin BAB).

k) Hiperventilasi/Sesak Napas

Disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron sehingga

berpengaruh secara langsung pada pusat pernapasan untuk

menurunkan kadar CO2 serata meningkatkan kadar O2,

meningkatkan aktivitas metabolik menyebabkan peningkatan

kadar CO2, uterus membesar dan menekan diafragma. Dapat

dikurangi atau dicegah dengan mengatur pola napas, berdiri

dengan tangan direntangkan diatas kepala kemudian ambil

napas panjang, berusaha untuk nafas diantara rusuk.

l) Bengkak pada kaki

Dikarenakan karena adanya perubahan hormonal yang

menyebabkan retensi cairan. Kurangi asupan makanan yang


mengandung garam, hindari duduk dengan kaki disilang,

gunakan bangku kecil untuk menopang kaki ketika duduk,

dan latihan memutar pergelagan kaki agar melancarkan

peredaran darah.

6) Komplikasi dalam Kehamilan

a) Kehamilan dengan hipertensi: hipertensi esensial, hipertensi

karena kehamilan, pre-eklamsia, dan eklamsia;

b) Perdarahan antepartum: solusio plasenta, plasenta previa,

inversio plasenta, insersio velamentosa, ruptur sinus

marginalis;

c) Kelainan dalam lamanya kehamilan: prematur, postmatur,

intra uterin growth retardation (IUGR), intra uterin fetal

death (IUFD);

d) Kehamilan gameli;

e) Kelainan air ketuban: Ketuban pecah dini (KPD),

polihidramnion, atau oligohidramnion;

f) Kelainan letak: letak sungsang atau lintang;

g) Kehamilan disertai penyakit: diabetes mellitus, penyakit

jantung, penyakit sistem pernapasan, sistem penceranaan,

sistem hematologi, atau sistem perkemihan;


h) Kehamilan dengan infeksi: rubella, atau hepatitis;

i) Kehamilan dengan PMS (Penyakit Menular Seksual): sifilis,

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired

Immno Deficiency Syndrome); dan

j) Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa: depresi, psikosa,

atau psikosa neurosa.

7) Tanda Bahaya pada Kehamilan Trimester III

a) Perdarahan pada kehamilan lanjut

Perdarahan pada kehamilan lanjut yaitu perdarahan pada

kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum persalinan.

Perdarahan tidak normal bila terdapat tanda-tanda berikut ini:

1) Keluar darah merah, segar atau kehitaman dengan bekuan

2) Perdarahan banyak kadang-kadang/ tidak terus menerus

3) Perdarahan disertai nyeri

4) Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio

plsaenta, dan ruptur uteri. Selain itu, perlu dicurigai adanya

gangguan pembekuan darah.

b) Sakit kepala hebat

Sakit kepala yang hebat dapat terjadi selama kehamilan dan

sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam


kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang

serius adalah sebagai berikut

1) Sakit kepala hebat

2) Sakit kepala yang menetap

3) Tidak hilang dengan istirahat

Terkadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin

menemukan bahwa penglihatannya kabur atau berbayang. Sakit

kepala hebat adalah salah satu gejala dari pre-eklamsia.

c) Masalah penglihatan/pandangan kabur

Penglihatan kabur dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan

ringan(minor) adalah normal. Masalah visual yang

mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah

perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan kabur atau

berbayang, melihat bintik-bintik (spot) berkunang-kunang. Hal

ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat

penglihatan di korteks serebri atau di dalam retina (edema retina

dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini

memungkinkan juga disertai dengan sakit kepala yang hebat.

d) Bengkak pada wajah dan ekstremitas

Edema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan

dalam cairan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan

berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.


Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan

biasa sehingga tidak seerapa penting untung penentuan diagnosis

pre-eklamsia.

Hampir separuh dari ibu hamil akan mengalami bengkak yang

normal pada kaki yang biasa hilang setelah istirahat atau

meninggikan kaki. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah

serius apabila disertai tanda berikut ini

1) Muncul pada wajah dan tangan

2) Bengkak tidak hilang setelah beristirahat

3) Bengkak disertai dengan adanya sakit kepaa hebat atau

pandangan kabur. Hal ini dapat merupakan pertandan pre-

eklamsia

e) Nyeri perut hebat

Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan

normal adalah nyeri yang tidak normal. Nyeri abdomen yang

mungkin menunjukkan maslah yang mengancam keselamatan

jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang setelah

beristirahat. Hal ini bias berarti apendisitis, kehamilan ektopik,

aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis,

abrupsio plasenta, infeksi saluran kemih, atau infeksi lain.

f) Gerakan janin berkurang

Gerakan janin dipengaruhi oleh berbagai hal yaitu umur

kehamilan, transport glukosa, stimulus pada suara, kebiasaan


janin, kebiasaan merokok ibu, dan pengguaan obat-obatan. Jika

janin tertidur, gerakannya akan melemah. Janin harus bergerak

paling sedkit 3 kali dalam periode 3 jam. Gerakan janin akan

lebih mudah terasa jika ibu makan dan minum dengan baik

B. Anemia dalam Kehamilan

1. Definisi Anemia

Beberapa pengertian anemia menurut beberapa literatur:

a) Anemia didefenisikan sebagai penurunan jumlah sel darah

merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi

darah. Anemia yang diterima secara umum adalah kadar Hb

kurang dari 12,0 gr/100 ml dan wanita hamil 11,0 g/dl (Varney

H,2006)

b) Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin yang di jumpai

selama kehamilan pada wanita sehat yang tidak mengalami

defisiensi besi atau folat yang di sebabkan oleh penambahan

volume plasma yang relatif lebih besar dari pada penambahan

massa hemoglobin dan volume sel darah (Cunningham, 2005)


c) Anemia didefinisikan sebagai kadar Ht, konsentarsi Hb, atau

hitung eritrosit di bawah batasnormal. Dimana umumnya ibu

hamil dianggap anemi jika kadar hemoglobin dibawah 11 gr / dl

atau hematokrit kurang dari 33 %. Pada wanita hamil degan

kadar hemoglobin antara 10 sampai dengan 12 gr% tidak

dianggap menderita anemia patologik, akan tetapi anemia

fisiologis (Hudono, 2010).

2. Etiologi

Penyebab utama anemia pada wanita adalah kurang

memadainya asupan makanan sumber Fe, meningkatnya kebutuhan

Fe saat hamil dan menyusui (kebutuhan fisiologis), dan kehilangan

banyak darah saat menstruasi (Manuaba, 2005).

a) Asupan Fe yang tidak memadai

Kecukupan intake Fe tidak hanya dipenuhi oleh konsumsi

makanan sumber Fe (daging sapi, ayam, ikan, telur, dll), tetapi

dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe. Yang membentuk 90 %

Fe dari makanan non daging (termasuk biji-bijian, sayuran,

buah, telur) tidak mudah diserap oleh tubuh.

b) Peningkatan kebutuhan fisiologi

Kebutuhan Fe meningkat selama hamil untuk memenuhi

kebutuhan Fe akibat peningkatan volume darah, untuk


menyediakan Fe bagi janin dan plasenta, dan untuk

menggantikan kehilangan darah saat persalinan.

c) Kehilangan banyak darah

Kehilangan darah terjadi melalui operasi, penyakit dan donor

darah.Pada wanita hamil mengalami perdarahan saat dan setelah

melahirkan. Praktik ASI tidak eksklusif diperkirakan menjadi

salah satu prediktor kejadian anemia setelah melahirkan.

Perdarahan patologi akibat penyakit/infeksi parasit seperti

cacingan dan saluran pencernaan berhubungan positif terhadap

anemia.

Sebagian besar anemia adalah anemia defesiensi Fe yang dapat

disebabkan oleh konsumsi Fe dan makanan yang kurang atau

terjadi perdarahan menahun akibat parasit. Berdasarkan fakta

tersebut dapat dikemukakan bahwa dasar utama anemia pada ibu

hamil adalah kemiskinan dan tidak mampu memenuhi standar

makanan 4 sehat 5 sempurna dan lingkungan yang buruk.

3. Efek Anemia dalam Kehamilan

Menurut Manuaba (2005), bahaya anemia adalah sebagai berikut:

1) Bahaya selama kehamilan

a) Tumbuh kembang janin terlambat;

b) Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis;

c) Menimbulkan plasenta previa; dan


d) Dapat menimbulkan solusio plasenta.

2) Bahaya terhadap persalinan

a) Persalinan berlangsung lama;

b) Sering terjadi fetal distress;

c) Persalinan dengan tindakan operasi; dan

d) Terjadi emboli air ketuban.

3) Bahaya selama postpartum

a) Terjadi perdarahan post partum;

b) Mudah terjadi infeksi puerperium;

c) Dapat terjadi retensio plasenta atau placenta rest;

d) Subinvolusi uteri; dan

e) Bayi lahir dengan anemia.

4) Bahaya terhadap janin

a) Abortus;

b) Terjadi kematian intra uterin;

c) Persalinan prematuritas tinggi;

d) Berat badan lahir rendah;

e) Kelahiran dengan anemia;

f) Dapat terjadi cacat bawaan;

g) Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal; dan

h) Intelegensia rendah.
4. Klasisfikasi Anemia Dalam kehamilan

a. Macam-macam anemia menurut Wiknjosastro (2007), ada 4

macam

yaitu:

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling

seringdijumpai dalam kehamilan, dimana angka kejadiannya

62,3%,yang diakibatkan oleh kekurangan zat besi dan asam

folat, gangguan reabsorbsi, atau terlampau banyaknya besi

keluar dari badan, misalnya pada kasus perdarahan.

Keperluan akan zat besi bertambah selama kehamilan,

terutama dalam trimester akhir.Apabila masuknya zat besi

tidak ditambah dalam kehamilan,mudah terjadi anemia

defisiensi besi.

2) Anemia megaloblastik

Anemia jenis ini disebabkan oleh karena defisiensi asam

folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Biasanya

karena malnutrisi dan infeksi yang kronik, merupakan urutan

kedua terbanyak kejadiannya yaitu sekitar 29,0%.

3) Anemia hipoplasti
Anemia hipoplasti disebabkan oleh hipofungsi sumsum

tulangbelakang, membentuk sel-sel darah merah baru, dengan

angka kejadian berkisar antara 8,0%.

4) Anemia hemolitik

Anemia jenis ini disebabkan oleh penghancuran/ pemecahan

seldarah merah yang lebih cepat dari pembuatannya, anemia

jenis ini sangat jarang terjadi yaitu berkisar 0,7%.

b. Klasifikasi Anemia menurut Manuaba (2005), antara lain:

1) Normal : Hb 11 gr%

2) Anemia ringan : Hb 9 10 gr%

3) Anemia sedang : Hb 7 8 gr%

4) Anemia berat : Hb kurang 7 gr%

5. Patofisiologi

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena

keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula

perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume

darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut

hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel


darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi

pengenceran darah (hemodilusi). Hemodilusi dianggap sebagai

penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat

bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus

bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh

peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Pada perdarahan

waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit

dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya

darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10

minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan

36 minggu. (Wiknjosastro, 2007).

6. Tanda dan Gejala

Menurut Varney (2006), tanda dan gejala anemia pada kehamilan

adalah sebagai berikut:

a. Merasa lelah dan sering mengantuk oleh karena rendahnya Hb

dan kurangnya oksigen, sehingga kurang transport untuk

metabolisme dalam tubuh

b. Merasa pusing dan lemah (diziness dan weakness) oleh kurangya

oksigen dan energi menyebabkan ibu merasa lemah dan capek

c. Mengeluh sakit kepala

d. Merasa tidak enak badan (malaise) dan nafas pendek karena

menurunnya suplai darah


e. Perubahan mood dan kebiasaan tidur

f. Mengeluh lidah mudah luka (lecet)

g. Pucat pada membrane mukosa dan konjungtiva

h. Kulit pucat

i. Pucat pada kuku jari

j. Takipnea, dispnea saat beraktivitas

k. Nafsu makan kurang perubahan dalam kesukaan makanan

l. Kebiasaan akan makanan yang aneh-aneh atau mengidam (pica).

7. Pencegahan dan Penanganan Anemia dalam Kehamilan

a. Pencegahan Anemia

Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil

melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui

data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan

disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja

sehingga diketahui adanya infeksi parasit. Untuk daerah dengan

frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita

hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonat ferrosus 1 tablet sehari.

Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih

banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi

antara lain kuning telur, ikan, hati ayam, daging, kacang-kacangan

dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun

singkong, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan yang mengandung


vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, pepaya dan lain-lain

(Wiknjosastro, 2007).

b. Penanganan Anemia

1) Anemia Ringan

Denngan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan

sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari, zat besi

dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2004).

2) Anemia Sedang

Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg

asam folat peroral sekali sehari (Arisman, 2004).

3) Anemia Berat

Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin

sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 10 ml

intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan

walaupunsangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi

bagi ibu dan janin (Wiknjosastro, 2007).

You might also like