You are on page 1of 42

MEKANISME PERDAGANGAN EFEK

LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN


Didukung

Gedung Bursa Efek Indonesia ,


Tower II Lantai 1, Jl. Jend.
Sudirman Kav 52-53, Jakarta
Selatan 12190 | Telp (021) 515 0
515 ext. 8102, 8103
www.ticmi.co.id
Modul WPPE | MPE

DAFTAR ISI

I. FUNGSI DAN LAYANAN KPEI DI PASAR MODAL INDONESIA 1X

II. DASAR HUKUM PENDIRIAN KPEI 1X

III. SEKILAS KPEI 2X

IV. FUNGSI DAN LAYANAN KPEI 3X

IV.1. Fungsi Keanggotaan dan Partisipasi X


6

IV.2. Fungsi Pengelolaan Agunan 8 X

IV.3. Fungsi Pengelolaan Risiko 8 X

IV.4. Fungsi Kliring dan Penyelesaian 10 X

IV.5. Fungsi Pengelolaan Kegagalan 16 X

IV.6. Fungsi Pengelolaan Dana Jaminan 17 X

V. LAYANAN INFORMASI 18X


Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016 i
Modul WPPE | MPE

LEMBAGA KLIRING DAN PENJAMINAN

FUNGSI DAN LAYANAN KPEI DI PASAR MODAL INDONESIA

Gambar 1 Struktur Pasar Modal Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI), Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI) merupakan Self-Regulatory Organization (SRO) dibawah
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). SRO merupakan institusi yang diberi
kewenangan oleh OJK untuk membuat dan menerapkan peraturan di pasar modal
Indonesia atau biasa disebut regulator. Kewenangan regulator dapat diterapkan sebagai
pelengkap dari peraturan pemerintah yang ada. SRO memiliki peraturan dan ketentuan
yang mengikat bagi pelaku pasar modal sebagai fungsi pengawasan untuk mencegah
praktik perdagangan yang dilarang.

Ketiga regulator tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam pasar modal
Indonesia. BEI berfungsi sebagai Bursa Efek, merupakan penyedia sarana dan prasarana
perdagangan efek. KPEI berfungsi sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP),
merupakan penyedia jasa kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa.
Sedangkan KSEI berfungsi sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP),
bertugas menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian efek.
Dalam modul ini, akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan layanan KPEI
sebagai LKP di pasar modal Indonesia.

DASAR HUKUM PENDIRIAN KPEI

UU No. 21 Tahun 2011, Tentang Otoritas Jasa Keuangan

UU No. 8 Tahun 1995, Tentang Pasar Modal

Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan kegiatan di Bidang


Pasar Modal

Akte Pendirian No. 8 Tanggal 5 Agustus 1996 sebagai Perseroan Terbatas

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


1
Modul WPPE | MPE

Izin Usaha, SK Bapepam No. Kep.-26/PM/1998 Tanggal 1 Juni 1998 sebagai Lembaga
Kliring dan Penjaminan

Dalam UU Pasar Modal No 8 tahun 1995, disebutkan bahwa LKP didirikan dengan tujuan
untuk menyediakan jasa klriing dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa yang
teratur, wajar dan efisien. Selain itu, LKP juga dapat memberikan jasa lain berdasarkan
ketentuan yang ditetapkan oleh OJK. LKP wajib menetapkan peraturan mengenai
kegiatan kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi bursa, termasuk ketentuan
mengenai biaya pemakaian jasa.

SEKILAS KPEI

Sebelum terbentuk BEI, saham KPEI dimiliki oleh Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebesar 90%
dan Bursa Efek Surabaya (BES) sebesar 10%. Modal disetor KPEI sebesar Rp 15 milyar
dan modal dasar sebesar Rp 60 milyar. Tahun 2007, BEJ dan BES melakukan merger
menjadi BEI dan secara otomatis kepemilikan saham KPEI 100% dimiliki oleh BEI.

Sesuai dengan fungsinya sebagai LKP, KPEI memiliki beberapa layanan jasa dan produk
lainnya, seperti diantaranya:

Jasa Kliring Transaksi Bursa

Jasa Penjaminan dan Pengelolaan Risiko

Jasa Pinjam Meminjam Efek


Jasa Pengelolaan Agunan

Layanan Informasi

Sumber pendapatan KPEI dalam menjalankan layanan dan jasanya diantaranya berasal
dari:

Fee jasa Kliring Transaksi Bursa

Fee jasa Pengelolaan Dana Jaminan

Fee jasa Pinjam Meminjam Efek


Fee jasa lainnya, seperti pengenaan fee atas layanan m-CLEARS

KPEI merupakan organisasi nirlaba, yang tidak membayar dividen kepada pemegang
sahamnya. Hasil keuntungan dari kegiatan operasional KPEI akan dikembalikan untuk
operasional dan pengembangan infrastruktur pasar modal.

Beberapa tonggak sejarah KPEI diantaranya adalah sebagai berikut:


2000:
Penerapan perdagangan dan penyelesaian tanpa warkat di pasar modal Indonesia

Peluncuran electronic clearing & guarantee system (e-CLEARS) sebagai sistem kliring dan
penjaminan ekuiti

2001:

Peluncuran risk monitoring online (RMOL) dan cash management sebagai sistem kliring dan penyelesaian
derivatif khususnya kontrak berjangka
Peluncuran sistem pinjam meminjam efek

2004:

Dimulainya transaksi, kliring, dan penjaminan penyelesaian transaksi opsi saham

2005:

Peluncuran electronic bond clearing & settlement system (e-BOCS) sebagai sistem kliring
dan penyelesaian surat utang

2012:
Implementasi mekanisme straight through processing (STP)

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


2
Modul WPPE | MPE

2014:
KPEI terdaftar sebagai anggota kehormatan PASLA
KPEI menjadi anggota resmi CCP12

2015:

Implementasi Peraturan No II-15 tentang Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi


Efek Tidak Dijamin dan Transaksi Dipisahkan atas Efek Bersifat Ekuitas sebagai bagian
dari pemberlakukan Peraturan OJK No 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa

Februari 2016:
Peluncuran sistem kliring dan penyelesaian derivatif yang baru

IV. FUNGSI DAN LAYANAN KPEI

Layanan jasa kliring dan penjaminan KPEI diberikan kepada Anggota Kliring dan Bank
Kustodian. Berdasarkan Peraturan KPEI No. II-3 tentang Anggota Kliring pasal 1 angka
1, Anggota Kliring (AK) adalah anggota bursa efek atau pihak lain, yang memenuhi
persyaratan untuk mendapatkan layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa sesuai dengan Peraturan OJK No. 26/POJK.04/2014 tentang Penjaminan
Penyelesaian Transaksi Bursa.

Selain AK, Bank Kustodian (BK) juga merupakan pihak lain yang menerima layanan jasa
kliring dan penjaminan KPEI khususnya terkait Pinjam Meminjam Efek dengan status
sebagai pihak pemberi pinjaman (lender). Hal ini sesuai dengan Peraturan KPEI No. II-10
tentang Jasa Pinjam meminjam Efek Tanpa Warkat pasal 3 huruf a.

Selain sebagai LKP, KPEI juga dikenal sebagai satu-satunya Central Counterparty (CCP)
di pasar modal Indonesia. KPEI mengambil peran sebagai mitra pengimbang atau CCP
untuk melakukan novasi dalam penjaminan penyelesaian transaksi bursa. Novasi adalah
pengalihan hukum antara AB jual dengan AB beli menjadi hubungan hukum antara AB
jual dengan KPEI sebagai pembeli, dan AB beli dengan KPEI sebagai penjual.

Gambar 2 Proses Novasi

Gambar pertama pada proses novasi di atas mengenai beberapa transaksi bursa yang
dikliringkan oleh masing-masing perusahaan efek secara bilateral. Gambar tersebut
menjelaskan perhitungan hak dan kewajiban yang harus diserahkan atau diterima
perusahaan efek satu dengan perusahaan efek lainnya. Sedangkan pada gambar kedua,
terdapat keberadaan KPEI sebagai LKP dalam proses kliring transaksi bursa sehingga
lebih meng-efisienkan proses penyelesaiannya.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


3
Modul WPPE | MPE

Penjelasan Kliring Secara Bilateral


Penjelasan Kliring dengan KPEI

sebagai LKP

Perusahaan i sebagai buyer serah 25


Transaksi
perusahaan
i
dengan

ke perusahaan j
perusahaan j, k dan l dikliringkan oleh

Perusahaan i sebagai buyer serah 100


KPEI yang menghasilkan posisi terakhir

ke perusahaan k
dengan terima 15

Perusahaan i sebagai seller terima 140

dari perusahaan l

Perusahaan j sebagai seller terima 25


Transaksi
perusahaan
j
dengan

dari perusahaan i
perusahaan i dan l dikliringkan oleh KPEI

Perusahaan j sebagai seller terima 15


yang
menghasilkan
posisi
terakhir

dari perusahaan l
dengan terima 40

Perusahaan k sebagai buyer serah 130


Transaksi
perusahaan
k
dengan

ke perusahaan l
perusahaan i dan l dikliringkan oleh KPEI

Perusahaan k sebagai seller terima


yang
menghasilkan
posisi
terakhir

100 dari perusahaan i


dengan serah 30

Perusahaan l sebagai buyer serah 140


Transaksi
perusahaan
l
dengan

ke perusahaan i
perusahaan I, j dan k dikliringkan oleh
Perusahaan lsebagai buyer serah 15 ke
KPEI yang menghasilkan posisi terakhir

perusahaan j
dengan serah 25
Perusahaan l sebagai seller terima

130 dari perusahaan k


Gambar 3 Ilustrasi Novasi dan Netting

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


4
Modul WPPE | MPE

Sama seperti penjelasan pada gambar proses novasi sebelumnya, gambar di atas
menceritakan adanya transaksi bursa secara bilateral antar beberapa perusahaan efek,
sehingga pemenuhan hak dan kewajiban perusahaan efek sangat bergantung kepada
perusahaan efek lainnya. Agar perusahaan efek B B mendapatkan hak terima uang sebesar
Rp 100 harus melakukan dua kali transaksi. Transaksi pertama dengan perusahaan efek A
A, dimana B harus menyerahkan uang Rp 8000 untuk mendapatkan 1000 saham ASII.
Selanjutnya, 1000 saham ASII tersebut akan diserahkan ke perusahaan efek C C agar
mendapatkan uang sebesar Rp 8100. Jadi selisih keuntungan yang diterima dari kedua
transaksi tersebut sebesar Rp 100. Berbeda dengan gambar dibawahnya, dimana terdapat
KPEI diantara 3 perusahaan efek di atas dan masing-masing perusahaan efek bertransaksi
dengan KPEI. Sehingga B mendapatkan hak terima Rp 100 dari KPEI bukan dari perusahaan
efek yang lain karena KPEI telah melakukan proses netting. Penjelasan netting akan
disampaikan pada bagian fungsi kliring dan penyelesaian.

Untuk dapat mensejajarkan KPEI sebagai CCP di dunia internasional, pada 2014-2015
KPEI telah melakukan penilaian mandiri yang dibantu oleh pihak konsultan. Penilaian
mandiri yang dilakukan KPEI terkait peran KPEI sebagai salah satu Financial Market
Infrastructure (FMI) atau lembaga-lembaga penyedia infrastruktur di pasar keuangan
Indonesia. FMI berperan penting dalam mendukung aktivitas pembayaran, penyelesaian
maupun penyimpanan instrument keuangan. Penilaian mandiri tersebut untuk
memastikan KPEI telah memenuhi 23 prinsip yang direkomendasikan Principles for
Financial Market Infrastructure (PFMI) yang dikeluarkan oleh International Organization
of Securities Commissions (IOSCO). Hasil penilaian mandiri KPEI secara umum adalah
broadly observed, yang artinya sebagian besar sudah comply. Status broadly observed
menunjukkan gap atas pemenuhan prinsip yang ditemukan tergolong tidak besar. Dari
23 prinsip tersebut, ada yang berada pada posisi observed dan beberapa masuk kategori
partly observed . Sehingga masih ada beberapa gap dengan kategori high, medium dan
low yang harus diperbaiki KPEI.

Dalam menjalankan fungsi sebagai LKP atau CCP di pasar modal Indonesia, KPEI
menyediakan beberapa layanan jasa maupun produk diantaranya sebagai berikut :
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
5
Modul WPPE | MPE

Gambar 4 Fungsi KPEI

IV.1. Fungsi Keanggotaan dan Partisipasi

Persyaratan keanggotaan KPEI mengacu pada Peraturan KPEI II-3 tentang Anggota Kliring.

Definisi AK adalah Anggota Bursa Efek atau pihak lain, yang memenuhi persyaratan
untuk mendapatkan layanan jasa Kliring dan Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa
berdasarkan peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan sebagaimana diatur dalam Pasal
1 Angka 6 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26/POJK.04/2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian transaksi Bursa.

Beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi untuk menjadi AK, diantaranya :


Memiliki saham bursa dan menyerahkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB)

Membuka rekening efek di KSEI sesuai peraturan KSEI

Menyetorkan kontribusi awal Dana Jaminan sebesar Rp 5 milyar


Menempatkan agunan berupa Dana Minimum Kas sebesar Rp 1 milyar

Menyerahkan Laporan Keuangan Tengah Tahunan dan Laporan Keuangan Tahunan

Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan transaksi yang dilakukan AK maupun nasabah
AK

Memiliki sistem untuk mendukung operasional dan pengendalian risiko terkait transaksi
bursa

Menandatangani perjanjian pemberian layanan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian


transaksi bursa serta perjanjian pinjam meminjam efek

Selain Anggota Bursa Efek, pihak lain yang mendapat layanan jasa kliring dan penjaminan
penyelesaian transaksi bursa adalah Bank Kustodian

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


6
Modul WPPE | MPE

Bank Kustodian merupakan pihak pemberi pinjaman (lender) dalam layanan pinjam meminjam efek

Struktur rekening efek AK dan nasabah AK yang terdapat pada rekening KSEI
:

Gambar 5 Struktur Rekening Efek

Definisi rekening efek di KSEI :

Rekening Depositori (Rek 001) adalah rekening efek untuk menyimpan efek dan atau
dana milik AK sendiri

Sub Rekening Efek Depositori (Sub Rek 001) adalah rekening efek untuk menyimpan
efek dan atau dana milik nasabah AK

Rekening Efek Penyelesaian (Rek 002 atau Rekening Serah Terima) adalah rekening
untuk penyerahan dan atau penerimaan efek dan atau dana dari dan atau kepada KPEI

Rekening Pinjam Meminjam Efek Penerima Pinjaman (Rek 003) adalah rekening untuk
penyerahan dan atau penerimaan efek dan atau dana penerima pinjaman terkait
transaksi pinjam meminjam efek

Rekening Jaminan (Rek 004) adalah rekening untuk menempatkan efek dan atau dana
yang dijaminkan oleh AK kepada KPEI
Sub Rekening Efek Jaminan (Sub Rek 004) adalah rekening untuk menempatkan efek
dan atau dana yang dijaminkan nasabah AK kepada KPEI

Rekening Pinjam Meminjam Efek Pemberi Pinjaman (Rek 005) adalah rekening untuk
penyerahan dan atau penerimaan efek dan atau dana pemberi pinjaman terkait pinjam
meminjam efek

Sub Rekening Pinjam Meminjam Efek Nasabah Pemberi Pinjaman (Sub Rek 005) adalah
rekening untuk penyerahan dan atau penerimaan efek dan atau dana nasabah pemberi
pinjaman terkait pinjam meminjam efek

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


7
Modul WPPE | MPE

IV.2. Fungsi Pengelolaan Agunan

Pengelolaan agunan bertujuan untuk memastikan bahwa agunan dan sumber keuangan
lainnya mencukupi untuk kebutuhan penyelesaian transaksi bursa. Istilah mencukupi
berarti agunan yang disediakan tidak kurang (bagi CCP maupun pelaku pasar lainnya)
dan juga tidak berlebihan sehingga tidak efisien bagi pelaku pasar.

Berdasarkan Peraturan KPEI No. II-12 tentang Penempatan Agunan, definisi agunan
adalah aset yang dijaminkan oleh AK kepada KPEI yang dapat digunakan untuk
penyelesaian transaksi bursa dan atau untuk menyelesaikan kewajiban AK kepada KPEI

Agunan (collateral) yang ditempatkan oleh AK merupakan jaminan atas penyelesaian transaksi bursa
baik untuk kepentingan AK maupun nasabah AK

Agunan yang ditempatkan oleh nasabah AK merupakan jaminan atas penyelesaian transaksi bursa baik
untuk kepentingan nasabah AK

Selain sebagai jaminan penyelesaian transaksi bursa, agunan juga digunakan sebagai salah
satu komponen dalam perhitungan batasan transaksi (trading limit)

Bentuk agunan yang dikelola dan diadministrasikan oleh KPEI antara lain:
Agunan online, yakni agunan yang disimpan secara elektronik di rekening KSEI.

Contoh agunan online adalah uang dan efek (saham, ETF, waran, HMETD dan SBN).

Agunan offline, yakni agunan yang tidak disimpan di rekening KSEI, contohnya bank
garansi, deposito, dana minimum kas, sertifikat BI dan saham bursa.

KPEI menggunakan beberapa parameter penilaian agunan guna memastikan kecukupan


agunan yang disetorkan oleh AK. Parameter yang digunakan diantaranya adalah haircut dan
disallowance.

Berdasarkan Peraturan Bapepam No V.D.5, haircut adalah faktor pengurang nilai pasar
wajar efek sesuai dengan risikonya sebesar persentase tertentu dari nilai pasar wajar
efek dimaksud. Berikut penjelasan haircut efek yang dihitung KPEI :
Haircut saham, penghitungannya ditetapkan berdasarkan analisa KPEI yang
memperhitungkan analisa fundamental dan analisa market statik.

Haircut saham IPO dan ETF, dimana saham IPO didasarkan nilai ekuitasnya sedangkan
ETF ditetapkan sebesar persentase tertentu.

Haircut obligasi, didasarkan pada tingkat likuiditas, jenis obligasi, peringkat dan rating
yang dikeluarkan oleh Pefindo untuk masing masing obligasi tersebut.

Collateral disallowance adalah batasan nilai saham yang diperhitungkan sebagai agunan didasarkan pada
:
Persentase tertentu dari efek skripless

Batasan nilai IDR maksimal untuk saham

Batasan nilai efek bersifat utang (khusus korporasi berdasarkan rating)

IV.3. Fungsi Pengelolaan Risiko


Perangkat pengelolaan risiko yang digunakan KPEI diantaranya adalah perhitungan risiko,
penggunaan trading limit dan penerapan metode pengukuran risiko.

Pengelolaan risiko bertujuan untuk memastikan bahwa exposure (risiko) transaksi bursa
dihitung secara memadai dan memperhitungkan berbagai risiko yang mungkin timbul
seperti market risk, liquidity risk, credit risk dan operational risk pada level tertentu.
Memadai berarti tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar serta disesuaikan dengan
kondisi pasar.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


8
Modul WPPE | MPE

Perhitungan Risiko

Berdasarkan rekomendasi prinsip 4 PFMI-IOSCO tentang kebutuhan margin, jika CCP


mengandalkan kebutuhan margin dalam membatasi risiko kredit partisipan (disebut AK),
maka margin tersebut harus cukup digunakan untuk menutupi potensi risiko pada kondisi
pasar normal.

Model dan parameter yang digunakan untuk menentukan kebutuhan margin harus
berdasarkan risiko dan direview secara reguler

Risiko adalah ketidakpastian yang timbul dari perubahan tidak terduga dan dapat
menimbulkan kerugian

KPEI menggunakan metode margin untuk mengukur tingkat ketidakpastian dan


menimimalisir kerugian

Margin adalah kebutuhan collateral untuk menutupi risiko dari sebuah posisi/portfolio

Margin terdiri dari initial margin dan variation margin.

Initial margin adalah margin yang dihitung dari potensi kerugian maksimum atas suatu
porfolio.

KPEI membedakan metode perhitungan initial margin berdasarkan metode valuasi risiko
dan pasar yang best practice, seperti:

Pasar Ekuitas dan Pinjam Meminjam Efek

Yang termasuk ekuitas adalah produk saham, ETF, waran dan HMETD.

Untuk saham yang tergolong likuid, menggunakan metodologi Historical VaR


dikarenakan saham likuid mempunyai data historis yang lengkap dan tidak berisiko
tinggi berdasarkan kriteria fundamental.

Untuk saham illikuid, menggunakan metodologi Alternate Historical VaR, sedangkan produk
saham yang baru tercatat di bursa efek (IPO), waran dan HMETD menggunakan factor model.

Metode VaR adalah metode valuasi risiko dengan memperhitungkan kemungkinan


kerugian terburuk yang mungkin terjadi pada periode waktu tertentu dengan tingkat
keyakinan tertentu (time horizon dan confidence level) berdasarkan data historis untuk
kondisi pasar yang normal.

Pasar Surat Utang

KPEI menggunakan metodologi factor model dengan nilai persentase tertentu sebagai
risk factor. Penentuan risk factor tersebut berdasarkan pada fluktuasi harga pasar
obligasi.

Pasar Derivatif

KPEI menggunakan metodologi Standard Portfolio Analysis of Risk (SPAN). SPAN adalah
model yang digunakan untuk menilai risiko dengan cara mengestimasi potensi kerugian
terburuk terhadap nilai sebuah posisi atau portfolio dalam satu jangka waktu tertentu
berdasarkan parameter yang telah ditetapkan oleh KPEI. Model ini dilakukan dengan
cara simulasi terhadap perubahan harga pasar dan menghitung nilai laba dan rugi
berdasarkan perubahan harga pasar tersebut, dimana simulasi ini dilakukan dalam 16
skenario.
Variation margin adalah margin yang dihitung dari keuntungan/kerugian suatu portfolio
akibat pergerakan harga pasar (marked to market).

Penggunaan trading limit

Adalah batasan transaksi di bursa untuk setiap AK berdasarkan nilai agunan bebas AK
yang disetorkan ke KPEI dikalikan dengan suatu faktor yang menggambarkan profil
risiko dari AK tersebut

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


9
Modul WPPE | MPE

Metode pengukuran risiko

KPEI perlu memastikan bahwa perhitungan risiko yang digunakan adalah valid dan
layak.

Proses memastikan ini dilakukan KPEI dengan melakukan pengujian berdasarkan metode
tertentu yang terdiri dari:

Back testing adalah kerangka pengujian statistik yang berisi pengecekan apakah risiko
yang terjadi pada praktiknya sejalan dengan perkiraan peramalan. Back testing
digunakan untuk melihat akurasi perhitungan VAR, dengan tingkat kepercayaan 99%
dan 505 hari.

Stress testing adalah metode dalam mengukur tingkat risiko terburuk yang dapat
dihadapi KPEI dalam waktu tertentu dalam kondisi pasar abnormal

IV.4. Fungsi Kliring dan Penyelesaian

Kliring adalah proses penentuan hak dan kewajiban efek maupun dana milik AK yang
timbul dari transaksi bursa. Kegiatan kliring akan menghasilkan Daftar Hasil Kliring
(DHK), yang akan dikirimkan ke AK sebagai tagihan atas transaksi yang sudah dilakukan
dan wajib diselesaikan sesuai jangka waktu penyelesaian.

Proses kliring dilakukan atas produk yang ditransaksikan di bursa efek, seperti :
Ekuiti (Saham, Waran, HMETD, Reksadana ETF)

Surat Utang (Obligasi Korporasi, Surat Utang Negara, Sukuk Korporasi, Surat Berharga Syariah Negara,
Efek Beragun Aset)

Derivatif (Kontrak Berjangka Indeks Efek-KBIE dan Kontrak Opsi Saham-KOS)

Metode kliring yang tersedia ada 2 jenis yakni:

Netting adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK dengan menyerahkan atau menerima
sejumlah efek tertentu yang ditransaksikan dan untuk menerima atau membayar sejumlah
uang untuk seluruh efek yang ditransaksikan.

Per Transaksi (trade for trade TFT) adalah pemenuhan hak dan kewajiban AK untuk setiap
transaksi oleh AK jual dan AK beli yang dilakukan secara langsung atas efek yang
ditransaksikan.

Berikut tabel maupun alur terkait proses kliring dan penyelesaian transaksi bursa

:
Gambar 6 Tabel Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


10
Modul WPPE | MPE

Gambar 7 Kerangka Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui KSEI


Gambar 8 Kerangka Waktu Penyelesaian Transaksi Bursa Melalui Bank

Pembayaran

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


11
Modul WPPE | MPE

Gambar 9 Proses Kliring dan Penyelesaian Transaksi Bursa berdasarkan SID

Kliring Transaksi Ekuiti

Pemenuhan kewajiban AK kepada KPEI, dilakukan dengan pemindahbukuan efek dan


atau uang ke Rek Serah Terima (Rek 002) AK, dan juga pemenuhan kewajiban nasabah
AK kepada AK yang bersangkutan, KPEI melakukan

pemindahbukuan efek dan atau uang dari Sub Rekening Efek Jaminan (Sub Rek 004)
nasabah AK ke Rekening Serah Terima (Rek 002) AK yang bersangkutan paling lambat
jam 12.15 WIB pada tanggal penyelesaian.

Pemenuhan hak AK oleh KPEI, dilakukan dengan pemindahbukuan efek dan atau uang
ke Rekening Serah Terima (Rek 002) AK, dan juga pemenuhan hak nasabah AK dari AK
yang bersangkutan, KPEI melakukan pemindahbukuan efek dan atau uang dari Rekening
Serah Terima (Rek 002) AK ke Sub Rekening Efek Jaminan (Rek 004) nasabah AK yang
bersangkutan paling lambat jam 13.30 WIB pada tanggal penyelesaian.

Jika terdapat AK yang tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban serah
efek ke KPEI pada tanggal penyelesaian, maka AK tersebut dapat melakukan beberapa
alternatif dibawah ini:

Melakukan transaksi pinjam meminjam efek ke KPEI

Melakukan transaksi beli dengan efek yang sama di pasar tunai yang jatuh tempo
penyelesaiannya pada tanggal yang sama dengan transaksi di pasar reguler 3 hari bursa
sebelumnya
Mengganti kewajibannya menjadi serah uang pengganti (disebut dengan Alternate Cash
Settlement ACS) sebesar 125% dari harga tertinggi efek yang tidak dapat diserahkan.
Harga tertinggi diperoleh dari harga efek saat T+0 sesi 1 dan sesi 2 serta T+3 sesi 1,
dipilih mana yang tertinggi diantara ketiga harga tersebut.

Dalam melakukan kliring transaksi ekuiti, KPEI menggunakan aplikasi web e-CLEARS. e-
CLEARS mempunyai kemampuan menyediakan informasi hasil kliring dari level AK
sampai dengan level nasabah.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


12
Modul WPPE | MPE

Contoh kliring transaksi ekuiti :

Kliring Transaksi Surat Utang

Apabila memilih metode kliring netting, pemenuhan hak dan/atau kewajiban AK dilakukan
dengan menyetorkan efek dan atau dana ke Rekening Penyelesaian Efek KPEI paling lambat
jam 12.00 WIB pada tanggal penyelesaian. Sedangkan pemenuhan hak AK oleh KPEI dengan
menyetorkan efek dan atau dana ke Rekening Efek AK dan atau Rekening Efek Agen
Setelmen paling lambat jam 15.00 WIB pada tanggal penyelesaian. Jika pemenuhan
kewajiban tidak dapat dilakukan secara netting, maka pemenuhan hak dan/atau kewajiban
AK dilakukan secara per-transaksi paling lambat jam 15.00 WIB.

Apabila memilih metode kliring per-transaksi (TFT), pemenuhan hak dan atau kewajiban
AK dilakukan dengan menyediakan efek dan atau dana di Rekening Efek AK dan atau
Rekening Efek Agen Setelmen dilengkapi dengan instruksi

Delivery versus Payment (DvP) atau Receive versus Payment (RvP) paling lambat jam
15.00 WIB pada tanggal penyelesaian. Sedangkan pemenuhan hak AK oleh KPEI dengan
menyetorkan efek dan atau dana ke Rekening Efek AK dan atau Rekening Efek Agen
Setelmen paling lambat jam 15.00 WIB pada tanggal penyelesaian.

Jika AK gagal dalam memenuhi kewajiban penyelesaian transaksi bursa (baik melalui
netting maupun per-transaksi) dan tidak dapat melakukan proses renegosiasi dengan AK
lawan selambat-lambatnya jam 17.00 WIB pada tanggal penyelesaian, diberlakukan
mekanisme Nilai Penyelesaian Final (NPF).

Proses kliring transaksi surat utang dilakukan dengan menggunakan aplikasi web e-BOCS. e-
BOCS menyediakan informasi hasil kliring hanya untuk level AK.
Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016
13
Modul WPPE | MPE

Contoh kliring transaksi surat utang:

Kliring dan Penyelesaian Transaksi Derivatif

Pemenuhan kewajiban AK kepada KPEI dengan menyediakan dana di Rekening Jaminan


Kontrak Berjangka dan Opsi paling lambat jam 12.00 WIB pada tanggal penyelesaian.
Sedangkan pemenuhan kewajiban nasabah AK kepada AK yang bersangkutan, dilakukan
dengan menyediakan dana di Sub Rekening Jaminan Kontrak Berjangka dan Opsi oleh
nasabah AK yang bersangkutan paling lambat jam 12.00 WIB.

Pemenuhan hak AK oleh KPEI, dilakukan dengan pemindahbukuan dana ke Rekening


Jaminan Kontrak Berjangka dan Opsi AK paling lambat jam 14.30 WIB pada tanggal
penyelesaian. Sedangkan pemenuhan hak nasabah AK yang bersangkutan, KPEI
melakukan pemindahbukuan dana ke Sub Rekening Jaminan Kontrak Berjangka dan Opsi
Nasabah AK yang bersangkutan paling lambat pukul 14.30 WIB pada tanggal
penyelesaian.

Jika AK tidak dapat memenuhi sebagian atau seluruh kewajiban kepada KPEI pada
tanggal dan waktu penyelesaian, KPEI akan memberikan status gagal bayar dan
memberlakukan mekanisme pembatasan transaksi kepada AK dan AK dimintakan untuk
melakukan transaksi saling hapus.

Transaksi saling hapus adalah transaksi yang dilakukan oleh AK untuk menyelesaikan
kontrak dengan posisi berlawanan, baik itu jual maupun beli derivatif (khususnya
Kontrak Berjangka). Transaksi tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko dari
outstanding position dari AK yang bersangkutan. Setelah itu, pada sore hari pada
tanggal penyelesaian KPEI akan menjalankan likuidasi paksa kontrak atas sisa
outstanding position AK tersebut.
Proses kliring dan penyelesaian transaksi derivatif dilakukan dengan menggunakan
aplikasi web Sistim Kliring Derivatif (SKD). SKD mempunyai kemampuan menyediakan
informasi hasil kliring dari level AK sampai dengan level nasabah.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


14
Modul WPPE | MPE

Contoh kliring transaksi derivatif :

Transaksi Pinjam Meminjam Efek (PME)

Pinjam Meminjam Efek adalah peralihan (peminjaman) hak guna efek sementara dari
pemberi pinjaman (lender) ke peminjam (borrower) dalam periode tertentu.

Terdapat dua jenis PME, yakni PME Reguler dengan mekanisme perhitungan imbalan jasa
bersifat tetap (fixed fee rate) dan PME Front End dengan perhitungan imbalan jasa
ditetapkan melalui proses tawar menawar (bid offer fee rate). Perhitungan imbalan jasa
dilakukan secara harian pada akhir hari (End of Day-EoD).

Kedua jenis PME ini juga dibedakan berdasarkan waktu pengembalian pinjaman yakni
pinjaman Open Term dan pinjaman Fixed Term. Pada jenis pinjaman open term, lender
dan borrower dapat melakukan pengembalian sebelum jatuh tempo. Sebaliknya dengan
pinjaman fixed term, lender dan borrower tidak dapat melakukan pengembalian sebelum
jatuh tempo.

Dalam mekanisme PME, baik pinjaman open term maupun pinjaman fixed term, apabila
borrower tidak dapat mengembalikan pinjaman pada tanggal jatuh tempo atau tidak dapat
menyerahkan efek yang dipinjamkan (manufactured dividen), maka borrower harus
membayar Non-Reimbursement Compensation

(NRC) sebesar 125% dari harga tertinggi saham yang dipinjam. Harga tertinggi diperoleh
dari harga efek saat T+0 sesi 1 dan sesi 2 serta T+3 sesi 1, dipilih mana yang tertinggi
diantara ketiga harga tersebut.

Untuk menghindari potensi kegagalan AK dalam menyerahkan saham untuk


penyelesaian transaksi bursa, KPEI menyediakan layanan jasa PME. Selain membantu
pemenuhan serah saham, layanan ini juga berfungsi untuk mendukung strategi transaksi
short selling, margin trading, dan sebagai

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


15
Modul WPPE | MPE

pendapatan tambahan untuk investasi jangka panjang bagi pihak yang meminjamkan.

Proses transaksi layanan PME dilakukan dengan menggunakan sistem e-CLEARS dan
aplikasi Front End.

Contoh perhitungan transaksi pinjam meminjam efek :

IV.5. Fungsi Pengelolaan Kegagalan

Selain melakukan kliring transaksi bursa, KPEI juga melakukan fungsi penjaminan atas
penyelesaian transaksi bursa. Berdasarkan Peraturan No. 26/POJK.04/2014 tentang
Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa, LKP wajib secara seketika dan langsung
mengambil alih tanggung jawab AK yang gagal memenuhi kewajibannya berkaitan
dengan penyelesaian transaksi bursa dan untuk menyelesaikan transaksi tersebut pada
waktu dan cara yang sama sebagaimana diwajibkan kepada AK yang bersangkutan.

Berdasarkan rekomendasi prinsip 13 PFMI-IOSCO bahwa CCP diharuskan memiliki aturan dan
prosedur khusus untuk melakukan alokasi kerugian jika kerugian tidak dapat ditutupi oleh
anggota yang gagal.

CCP juga harus memiliki sumber keuangan yang cukup untuk melakukan penanganan
kegagalan, meskipun pada akhirnya kerugian ditanggung secara bersama-sama oleh
anggotanya. Sebagai bentuk mutualisasi atas risiko, CCP mengenakan default fund atau
clearing fund kepada anggotanya dalam bentuk pengenaan dana jaminan oleh KPEI.

Penanganan kegagalan penyelesaian transaksi bursa oleh KPEI :


Sebelum AK dinyatakan gagal bayar

Jika terdapat indikasi AK Gagal Bayar, KPEI menjalankan mekanisme pencairan agunan
AK yang dimilikinya seperi agunan offline (misal : dana minimum kas, deposito)

Setelah AK dinyatakan gagal bayar

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


16
Modul WPPE | MPE

KPEI secara seketika dan langsung akan mengambil alih tanggung jawab AK yang
mengalami gagal bayar.

KPEI menggunakan sumber keuangan tertentu berdasarkan Peraturan OJK No


26/POJK.04/2014 yakni cadangan jaminan, fasilitas kredit bank, dana jaminan, dan
jaringan kredit.

Cadangan jaminan adalah laba bersih LKP yang disisihkan untuk menjalankan fungsi
penjaminan dan penyelesaian transaksi bursa dan telah disetujui dalam RUPST.

Fasilitas Kredit Bank adalah dana talangan segera atas kegagalan di tanggal
penyelesaian, jika nilai Cadangan Jaminan tidak mencukupi.

Dana jaminan adalah kumpulan dana dan atau efek yang diadministrasikan dan
dikelola oleh LKP yang digunakan untuk melakukan fungsi penjaminan.

Jaringan Kredit adalah AK baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama yang diwajibkan


untuk menutup kewajiban LKP berkaitan dengan fungsi penjaminan.

KPEI menjalankan mekanisme pengembalian penggunaan sumber keuangan dari AK


Gagal Bayar sebagai berikut:

Hak terima dari penyelesaian transaksi bursa (jika ada) akan langsung di offset dengan
kewajibannya (2 Hari Bursa)
Forced Sell efek yang ada di rekening agunan (10 Hari Bursa)

Eksekusi saham keanggotaan bursa (60 Hari Bursa)

Pencabutan keanggotaan (cabut SPAB)

Permohonan Pengajuan Kepailitan Anggota Kliring yang bersangkutan

Urutan pengembalian sumber keuangan dalam proses penyelesaian transaksi bursa


antara lain dana jaminan, jaringan kredit, fasilitas kredit bank, cadangan jaminan

IV.6. Fungsi Pengelolaan Dana Jaminan

Berdasarkan Peraturan OJK NO. 26/POJK.04/2014 Bab III Pasal 10 angka 2 disebutkan
bahwa Dana Jaminan:

Kontribusi Dana Jaminan berasal dari kontribusi awal Anggota Kliring baru dan kontribusi
yang didasarkan pada nilai transaksi setiap Anggota Kliring

Penetapan nilai kontribusi awal Anggota Kliring baru termasuk tata cara pemungutannya,
ditetapkan dalam peraturan Lembaga Kliring dan Penjaminan.

Kontribusi Dana Jaminan yang didasarkan pada nilai transaksi dibayar paling lambat
pada hari penyelesaian Transaksi Bursa melalui Lembaga Kliring dan Penjaminan; dan

Penetapan besaran nilai kontribusi yang didasarkan pada nilai transaksi diatur dalam
Surat Edaran OJK No. 23/SEOJK.04/2015 tentang Kontribusi Dana Jaminan Berdasarkan
Nilai Transaksi, yakni:

Kontribusi Dana Jaminan Berdasarkan Nilai Transaksi untuk transaksi Efek bersifat
ekuitas sebesar 0,01% (satu per sepuluh ribu) dari nilai setiap transaksi Efek bersifat
ekuitas.
Kontribusi Dana Jaminan Berdasarkan Nilai Transaksi untuk transaksi Kontrak Berjangka
indeks Efek, sebesar 0,0006% (enam per satu juta) dari nilai setiap transaksi Kontrak
Berjangka Indeks Efek.

Kontribusi Dana Jaminan Berdasarkan Nilai Transaksi untuk transaksi Efek bersifat utang
dan Sukuk, sebesar 0,00125% (seratus dua puluh lima per sepuluh juta) dari nilai setiap
transaksi Efek bersifat utang dan Sukuk.

Kontribusi Dana Jaminan Berdasarkan Nilai Transaksi untuk transaksi kontrak Opsi
bersifat ekuitas sebesar 0,01% (satu per sepuluh ribu) dari nilai kontrak Opsi.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


17
Modul WPPE | MPE

LKP dapat mengenakan biaya atas jasa pengelolaan investasi Dana Jaminan paling
banyak 10% dari pendapatan bersih Dana Jaminan setelah pajak.

Dana Jaminan bukan merupakan milik pihak tertentu dan tidak didistribusikan kepada
siapapun untuk keperluan apapun kecuali untuk tujuan penjaminan penyelesaian
transaksi bursa.

Penggunaan Dana Jaminan untuk menyelesaikan transaksi bursa wajib dibayar kembali
oleh AK yang gagal menyelesaikan transaksi bursa dimaksud

Dana Jaminan hanya dapat diinvestasikan dalam deposito bank dan/atau Surat Berharga
Negara dengan komposisi dan batasan nilai investasi sesuai dengan penetapan Komite
Kebijakan Kredit dan Pengendalian Risiko KPEI.

LAYANAN INFORMASI

Member Interface (MI)

Layanan Member Interface (MI) adalah portal yang dapat diakses oleh AK yang
menginformasikan keseluruhan kegiatan pesanan transaksi AK di Bursa Efek Indonesia
hingga penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh AK.

Melalui MI, AK dapat mengetahui hasil proses kliring, pengelolaan agunan dan
penjaminan risiko, serta penyelesaian atas transaksi bursa yang sudah dilakukan. Salah
satu modul yang dapat dimanfaatkan oleh AK dalam portal ini adalah simulasi
perhitungan. Dalam simulasi tersebut, menu yang tersedia antara lain untuk pesanan
transaksi, agunan, dan transaksi.

Mobile Clearing and Guarantee System (m-CLEARS)

KPEI menyediakan sarana penyampaian informasi mengenai kegiatan kliring dan


penjaminan penyelesaian transaksi bursa kepada AK melalui layanan m-CLEARS. Layanan
m-CLEARS merupakan layanan tambahan untuk memudahkan AK dalam memperoleh
informasi, tanpa harus mengakses langsung masing-masing sistem yang sudah
disediakan KPEI. Layanan m-CLEARS memanfaatkan pesan singkat (SMS) dari telepon
selular dan pengunduhan aplikasi mobile versi Android, iOS, dan BlackBerry sebagai
media penyampaian informasi.

Layanan m-CLEARS berupa pengiriman SMS terdiri atas 2 metode penyampaian. Metode
Alert, untuk penyampaian informasi dengan menu yang lebih lengkap dan waktu
pengiriman yang ditetapkan oleh KPEI. Sedangkan untuk metode On Request, untuk
penyampaian informasi dengan menu yang lebih sedikit dengan waktu pengiriman sesuai
permintaan AK. Informasi yang tersedia dalam aplikasi ini dapat diakses dengan praktis
dan bersifat real time.

Beberapa keuntungan layanan m-CLEARS adalah:

Praktis, artinya informasi disampaikan langsung ke pengguna jasa yang berkepentingan dan telah
terdaftar sesuai dengan tingkat kebutuhan pelanggan;

Cepat, artinya informasi terjadwal sesuai dengan kegiatan kliring dan penjaminan;

Aktual, artinya informasi terkini mengenai kegiatan kliring dan penjaminan;

Akurat, artinya informasi yang disampaikan didukung oleh data akurat.


3. Customer Care KPEI

KPEI menyediakan layanan satu pintu untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa dan
pemangku kepentingan lainnya. Layanan Customer Care KPEI menyediakan informasi
mengenai produk dan layanan KPEI, juga untuk menjawab pertanyaan, masukan,
maupun keluhan yang disampaikan.

Materi Pelatihan WPPE | Edisi 2016


18

You might also like