Professional Documents
Culture Documents
2. Vyuhanaama; Tuhan berbaring pada ular di lautan susu. Gambaran Tuhan seperti
ini hanya bisa dilihat oleh para dewa. Di Bali penjelasan seperti itu disebut Hana Tan
Hana (Ada tidak Ada), artinya Tuhan itu diyakini ada, namun tidak bisa dilihat.
3. Vibhawanaama; Tuhan dalam bentuk ini disebut Avatara (turun menyebrang).
Tuhan. Ia juga biasa disebut Saguna atau Sakara Brahman (personal god).
Visualisasinyapun dapat:
Dewa
Telah maklum bahwa dalam agama Hindu terdapat banyak dewa.
Namun dewa-dewa itu sebenarnya adalah manifestasi sinarnya Tuhan dalam fungsi
tertentu. Matahari bersinar karena dijiwai, diberi spirit oleh Tuhan.
Dewa-dewa itu adalah nama Tuhan dalam berbagai multi fungsi dan dimensi
kebesaran dan kemuliaannya[12].
Kekuasaan dan fungsi Tuhan yang sedemikian tinggi dan luas dan
dalam, maka Tuhan memanifestasikan diri (bersinar) dalam wujud dewa-dewa. Bisa
dikatakan dewa-dewa itu adalah ciptaan Tuhan meski seakan-akan terpisah dari
Tuhan, padahal sesungguhnya dewa-dewa itu bagian integral dari kebesaran dan
kecemerlangan sinar Tuhan sebagaimana terungkap dalam Rigveda[13].
Tuhan Yang Maha Esa, Engkau adalah guru agung, penuh kebijaksanaan,
menganugerahkan karunia kepada mereka yang bersinar cemerlang, semoga para
pencari pengetahuan spiritual, mengetahui rahasia 33 dewa.
Pembagian Tauhid
Lebih spesifik tentang konsep Tauhid, Beberapa kalangan dari ulama muslim
kemudian membuat pembagian Tauhid.
Ada tiga pokok pembagian Tauhid: 1. Tauhid Rububiyyah. 2. Tauhid
Uluhiyyah. 3.Tauhid Al-Asma wash Shifat.
1. Tauhid Rububiyyah
Tauhid Rububiyyah berarti mentauhidkan segala apa yang dilakukan Allah SWT,
baik mencipta, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, dan Dia adalah Raja,
Penguasa, dan Yang Mengatur segala sesuatu[17].
2. Tauhid Uluhiyyah
Tauhid Uluhiyyah disebut juga Tauhiidul Ibaadah yang berarti mentauhidkan Allah
SWT melalui segala pekerjaan hamba, yang dengan cara itu mereka dapat
mendekatkan diri kepada Allah, apabila hal itu disyariatkan oleh-Nya, seperti
berdoa, khauf (takut), raja (harap), mahabbah (cinta), dzabh (penyembelihan),
bernadzar, istianah (meminta pertolongan), istighatsah (meminta pertolongan di
saat sulit), istiadzah (meminta perlindungan), dan segala apa yang disyariatkan dan
diperintahkan Allah SWT dengan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Semua ibadah ini dan lainnya harus dilakukan hanya karena Allah semata dan ikhlas
karena-Nya, dan ibadah tersebut tidak boleh dipalingkan kepada selain Allah.
Sungguh, Allah tidak akan ridha jika dipersekutukan dengan sesuatu apapun.
Apabila ibadah tersebut dipalingkan kepada selain Allah, maka pelakunya jatuh
kepada Syirkun Akbar (Syirik yang besar) dan tidak diampuni dosanya[18].