Professional Documents
Culture Documents
KOLESISTITIS
Oleh:
Pembimbing:
2017
1
PENDAHULUAN
Ikterus berasal dari kata Perancis jaune yang berarti kuning. Ikterus atau jaundice
adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan lainnya (membrane mukosa) yang
menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat konsentrasinya dalam
sirkulasi darah. Bilirubin dibentuk sebagai akibat metabolism heme yang berasal dari
pemecahan hemoglobin dan hemoprotein lain seperti myoglobin, cytochrome dan lain-lain.
Produksi bilirubin tiap hari berkisar antara 250-350mg. Di dalam tubuh bilirubin dijumpai
dalam bentuk tidak terkonjugasi (unconjugated/indirect bilirubin) dan terkonjugasi
(conjugated/direct bilirubin).
Ikterus yang ringan dapat dilihat paling awal pada sklera mata yang biasanya
terjadi jika konsentrasi bilirubin sudah berkisar 2-2,5 mg/dl (34 sampai 43mol/L). Jika
icterus sudah jelas dapat dilihat denganicterus nyata maka bilirubin mungkin sudah
mencapai 7mg%. Tempat yang terbaik untuk melihat icterus adalahpada sclera, karena
mengandung banyak elastin yang mempunyai afinitas tinggi terhadap bilirubin. Kemudian
palatum mole dan dibawah lidah.
Dengan data seperti ini, menjelaskan bahwa ikterus dapat meningkatkan angka
morbiditas dan mortalitas jika tidak ditindak lanjuti secara profesional. Tindakan yang
tepat dapat dilakukan jika para praktisi medis mengenal dengan baik faktor-faktor risiko,
etiologi, patogenesis, serta tanda dan gejala klinis dari ikterus. Oleh karena itu, berikut ini
disampaikan laporan kasus dari seorang penderita ikterus dengan kolesistitis dengan
2
harapan agar kita mampu mengenal lebih dalam mengenai penyakit ini, sehingga kita
mampu menerapkan penatalaksanaan dan terapi yang rasional terhadap pasien.
LAPORAN KASUS
1. Identitas pasien :
Nama : Ny. Salami
Tempat,tanggal lahir : Sidoarjo, 25-01-1971
Umur : 46 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Rasem 20/08 Sedati
Tanggal MRS : 21-05-2017
Tanggal pemeriksaan : 26-05-2017
2. Anamnesis
Keluhan utama
Nyeri perut
3
dan muntah ini membuat pasien menjadi malas makan (tidak nafsu makan). Selain itu
pasien juga mengeluh lemas sejak 2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Keluhan
lemas dikatakan dirasakan terus menerus dan tidak menghilang walaupun pasien telah
beristirahat. Keluhan ini dikatakan dirasakan di seluruh bagian tubuh dan semakin
memberat dari hari ke hari. Pasien juga mengeluhkan perutnya yang terasa kembung
dan sering bersendawa.
Pasien juga mengeluh panas sejak 1 minggu yang lalu. panas dirasakan turun saat
pasien minum obat penurun panas namun setelah itu naik kembali. Pasien tidak
pernah mengukur suhu tubuhnya. Panas yang dirasakan tidak sampai membuat pasien
menggigil.
Pasien juga mengatakan bahwa kedua mata, muka, kaki dan tangan berwarna
kuning sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Warna kuning ini muncul tiba-
tiba. BAK berwarna seperti teh, dan BAB seperti dempul. BAB berwarna hitam dan
BAB disertai dengan darah disangkal oleh pasien.
4
Riwayat pengobatan
Pasien rutin kontrol di Puskesmas Sedati dan mendapat obat untuk
hipertensi dan diabetes, namun pasien lupa nama obatnya
Saat dirawat di Puskesmas Sedati dan RS Bunda pasien tidak tahu
pengobatan apa saja yang telah didapatkan
Riwayat Sosial-ekonomi :
Pendidikan terahir tamat SD
Tidak Bekerja
Riwayat minum jamu pegal linu sejak masih muda
3. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum : Lemah
B. Kesadaran : Compos mentis
GCS : 456
C. Tanda Vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 90x/menit
S : 38,3oC
R : 20x/menit
5
o Suara 2: tunggal regular
o Murmur (-)
o Gallop (-)
Paru
Inspeksi: simetris kanan kiri, tidak ada pelebaran ICS
Palpasi: gerakan nafas simetris, fremitus vokal tidak ada
lateralisasi
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi: suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
F. Abdomen
Inspeksi: cembung (+), spider angioma (-), caput medusa (-)
Auskultasi: bising usus (+) menurun
Perkusi: timpani (+) yang berubah menjadi redup, asites (-)
Palpasi: nyeri tekan epigastrium dan bagian kanan atas(+), distended
(-), hepar: pada palpasi didapatkan pembesaran hepar 2 jari dibawah
arcus costa, lien: dbn, Murphys sign (+)
G. Ektremitas
Superior:
Kekuningan D/S
Akral hangat kering merah +/+
Edema -/-
Jejas -/-
Clubbing finger -/-
Eritema palmaris -/-
Inferior:
Kekuningan D/S
Akral hangat kering merah +/+
Edema -/-
Jejas -/-
Clubbing finger (-)
4. Pemeriksaan penunjang :
A. Darah lengkap tanggal 15 mei 2017 (puskesmas sedati)
6
B. Darah lengkap tanggal 16 mei 2017
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Hasil
WBC 14,90 /UI
RBC 4,91/ uL
HB 13,1 g/dL
HCT 43,3 %
PLT 395,000/uL
MCV 88,2 fl
MCH 26,7 pg
MCHC 30,3 g/dL
BIL.DIRECT 8,4
BIL.TOTAL 11,7
7
Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Hasil
SGOT 47 U/L
SGPT 69 U/L
NATRIUM 132 mmol/l
KALIUM 3.9 mmol/l
CHLORIDA 96 mmol/l
BIL.DIRECT 7.15 mg/dl
BIL.TOTAL 8.00 mg/dl
Pemeriksaan Hasil
HBsAg (Eclia) Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif
Pemeriksaan Hasil
GDS 319 mg/dl
8
I.Darah Lengkap Tanggal 25 mei 2017 (RSUD Sidoarjo
Pemeriksaan Hasil
WBC 7,03 /UI
RBC 4,82/ uL
HB 12,8 g/dL
HCT 41,0 %
PLT 550,000/uL
MCV 85,1 fl
MCH 26,6pg
MCHC 31,2 g/dL
9
Hasil USG : icterus obstruksi ringan dengan pelebaran ringan CRD dan
hepatomegali disertai kolesistitis kronik.
6. Diagnosis :
10
7. Penatalaksaan :
Planning Diagnosis :
USG Abdomen
Bilirubin Direk/Total
Darah lengkap
Planning Terapi :
1. Non medikametosa
Edukasi pasein dan keluarga tentang penyakit yang dialaminya
Mengurangi makanan berlemak
Tirah baring
2. Medikamentosa
Inf. Rl : Aminofluid 7 tpm
Inj. Omeprazole 2x1
Inj. Ketorolac 3x1
Inj. Ceftriaxone 2x1
Inj. Novorapid 3x4unit (sc)
UDCA 3x1 PO
Amlodipine 1x10mg PO
PEMBAHASAN KASUS
Pada ikterus oleh karena prehepatik yang berkaitan dengan anemia hemolitik, pada
anamnesa biasanya pasien mengeluh mudah lelah, sakit kepala, sesak nafas, nyeri dada,
kulit pucat dan iskemia, Pada ikterus oleh karena intrahepatik yang berkaitan dengan
Hepatitis (a,b,c,d,e), pada anamnesa didapatkan keluhan sakit kepala, penurunan napsu
makan, mual, mutah, demam, nyeri otot dan nyeri perut kanan atas, BAK berwarna pekat
seperti teh, kekuningan mula mula pada sklera dan kemudian pada kulit seluruh tubuh.
11
Pada ikterus oleh karena posthepatik secara klinis keluhan yang khas pada penderita
dengan ikterus obstruksi adalah biasanya pasien mengeluh kencingnya berwarna gelap
atau seperti teh karena peningkatan bilirubin terkonjungasi yang diekskresi oleh ginjal
diurine dan feses berwarna pucat seperti dempul keluhan ini biasanya lebih dulu muncul
dari pada ikterus pada sclera atau tubuhnya. disertai gatal gatal.
Pada pasien ini, anamnesa didapatkan keluhan yang mengarah keikterus obstruksi
yaitu BAK berwarna kuning pekat seperti teh dan feses berwarna pucat seperti dempul,
dan kekuningan pada sclera,muka, kaki dan tangan. Disertai dengan nyeri epigastium
kemudian menjalar kebagian kanan atas menetap selama kurang lebih satu jam dan
semakin memberat selama 1 minggu , mual dan muntah dirasakan memberat saat makan
makanan berlemak, nafsu makan menurun dan perut terasa kembung, yang mengarah
kepada etiologi dari icterus obstruksi yaitu kolesistitis.
Pemeriksaan fisik pasien ini ditemukan berupa kekuningan pada sklera, membrane
mukus dibawah lidah, hepatomegaly pada palpasi didapatkan pembesaran hepar 2 jari
dibawah arcus costa dan dipatkan gejala nyeri tekan pada daerah epigastrium dan perut
kanan atas,peningkatan suhu yang mengarah pada kolesistitis.
12
bilirubin direk akan lebih meningkat dari pada bilirubin indirek, pada pemeriksaan urine
lengkap didapatkan bilirubin di urine.
Dan pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan usg untuk mencari
etiologi dari icterus obstruksi. Pada usg abdomen didapatkan berupa peradangan atau batu
pada kantong empedu dan diawali dengan pembentukan batu. Yaitu batu kolesterol
dimana komposisi kolesterol 70%, batu pigmen coklat dan hitam oleh karena pembetukan
calcium bilirubinate, ada tiga faktor penting yang berperan dalam patogenesis batu
kolesterol: 1) hipersaturasi kolesterol dalam kandung empedu, 2) percepatan terjadinya
- kristalisasi kolesterol 3) gangguan motilitas kandung empedu dan pagonesis
pembentukan batu pigmen coklat dan hitam 1) pembentukan calcium bilirubinate oleh
karena terdapat enzim B glucoronidase.
Pada pasien ini didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung untuk
ditegakkannya diagnosis icterus obstruksi yaitu adanya peningkatan bilirubin direct 8,4
(0,25mg/dl) bilirubin total 11,7 (1,0 mg/dl), dan adanya kelainan hematologi berupa
leukositosis 14.900 (4.000 11.000cmm) . Pemeriksaan marker serologi penanda virus
berupa HBsAg didapatkan hasil non reaktif. Pada pemeriksaan radiologi USG abdomen
didapatkan hasil icterus obstruksi ringan dengan pelebaran ringan CRD & hepatomegaly
disertai kolesititis kronis.
Pada pasien ny, salami ini, melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan
keluhan dan tanda-tanda yang mengarah pada icterus obstruksi. Pemeriksaan penunjang
yang dilakukan berupa pemeriksaan laboratorium peningkatan bilirubin direct dan total
dan usg abdomen ditemukan obstruksi karena peradangan kantung empedu yang
sebelumnya dikarenakan oleh batu pada kantong empedu yang mendukung diagnosis
icterus obstruksi oleh karena kolesistitis.
13
mencukupi. Pruritus pada keadaan ireversibel (seperti sirosis bilier primer) biasanya
responsif terhadap kolestiramin 4-16 gram/hari PO dalam dosis terbagi dua yang akan
mengikat garaam empedu diusus. Kecuali jika terjadi kerusakan hati yang berat,
hipoprotrombinemia biasanya membaik setelah pemberian fitonadion (vit K1) 5-
10mg/hari SC untuk 2-3 hari. Pemberian suplemen kalsium dan vitamin D dalam keadaan
kolestasis yang ireversibel, namun tidak dapat mencegahan penyakit tulang metabolik.
Suplemen vit A dapat mencegah kekurangan vitamin yang larut lemak ini dan
steatorhea yang berat dapat dikurangi dengan pemberian sebagian lemak dalam diet
dengan medium chain trigliceride. Jika penyebabnya adalah sumbatan bilier ekstra-
hepatik biasanya membutuhkan tindakan pembedahan, ekstraksi batu empedu diduktus,
atau insersi stent, dan drainase bilier paliatip dapat dilakukan melalui stent yang
ditempatkan melalui hati (transhepatik) atau secara endoskopi. Papilotomi endoskopi
dengan pengeluaran batu telah menggantikan laparatomi pada pasien dengan batu di
duktus koledokus. Pemecahan batu di saluran empedu mungkin diperlukan untuk
membantu pengeluaran batu di saluran empedu
14
kadar gula pada darah, Dan obat antihipertensi yaitu amlodipine untuk mengontrol
tekanan darah pada pasien ini
Komplikasi yang bisa terjadi pada pasien ikterus antara lain seperti: gangguan
elektrolit, perdarahan, anemia, infeksi, sepsis, gangguan faal hati, gagal hati, gagal ginjal,
kernicterus, encepalopati hepatic, kematian. Pada pasien ini sudah terjadi komplikasi
berupa gangguan elektrolit namun tidak bermakna.
KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan Ikterus yang terjadi adalah icterus obstruksi
oleh karena peradangan pada kantong empedu (kolesistitis), dan penatalaksanaan yang
telah dilakukan yaitu mengatasi faktor penyebab ikterus itu sendiri yaitu kolesistitis
dengan pemberian antibiotic golongan ampisilin atau sefalosporin dan diberikan pula obat
obatan untuk keluhan penyerta pada penyakit ini, prognosis pada ikterus obstruksi oleh
karena kolesistitis adalah baik dengan mengatasi faktor penyebab ikterus ini akan dapat
memberikan kesembuhan yang baik pada pasien ini.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Davey P. Ikterus. Dalam : At a Glace Medicine. Jakarta : Erlangga Medical Series, 2006
3. Sulaiman, Ali. Pendekatan Klinis pada Pasien Ikterus. Dalam : Aru W Sudoyo et al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta : Pnerbitan IPD FKUI, 2007. h.
420-423.
5. Yuliana SM, Haris W, IG Ardita dan Soewignjo S. Peran Biopsi Hepar dalam
Menegakkan Diagnosis Ikterus Obstruktif Ekstra Hepatik. J Peny Dalam. 2006;7(3):2003-
2012.
16