You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Hipertensi


Hari / Tanggal : Senin 25/ 20 September 2017
Sasaran : Pasien, keluarga, pengunjung Puskesmas Jagir
Waktu : 06.30-07.00 (30 menit)
Tempat : Ruang Tunggu Puskesmas Jagir

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung

dapat mengetahui tentang penyakit diare


2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Pasien, keluarga dan pengunjung

mampu :
1) Menjelaskan kembali pengertian Diare
2) Menjelaskan kembali tanda dan gejala Diare
3) Menjelaskan penyebab diare
4) Menjelaskan kembali cara penanganan Diare yang tepat
3. Materi
1) Pengertian diare
2) Tanda dan gejala diare
3) Penyebab diare
4) Cara mencegah diare
4. Kegiatan Belajar Mengajar

Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan Peserta


Pendahulua - Mengucapkan salam - Memperhatikan dan
- Menyampaikan tujuan mendengarkan penyaji
n
penyuluhan
(5 menit) - Menyampaikan pokok-
pokok materi penyuluhan

Penyajian 1. Menjelaskan tentang : - Memperhatikan


1) Pengertian diare dengan seksama
(20 menit)
2) Tanda dan gejala diare - Menyampaikan
3) Penyebab diare pertanyaan setelah
4) Pencegahan diare penyampaian materi

2. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
menanyakan hal-hal yang
kurang dipahami

Penutup - Menyimpulkan materi


(5 menit) penyuluhan
- Memberikan salam
penutup

5. Metode
Ceramah dan tanya jawab
6. Media
Leaflet
7. Setting Tempat

PENYULUH

PESERTA

7. Evaluasi
1. Struktur
Materi dibuat satu hari sebelum penyuluhan dalam bentuk leaflet, pembagian
tugas.
2. Proses
Peserta aktif bertanya jawab 80%, pasien diruang tunggu puskesmas jagir
mengikuti penyuluhan 70%

3. Hasil
a. Menjelaskan kembali Pengertian diare
b. Menjelaskan kembali Tanda dan gejala diare
c. Menjelaskan kembali Penyebab diare
d. Menjelaskan kembali Cara mencegah diare
MATERI PENYULUHAN DIARE

1. Pengertian Diare
Diare adalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan feses yang cair dan
tidak berbentuk. (Potter, 2012:1746). Diare adalah keadaan dimana individu
mengalami atau berisiko sering mengalami pengeluaran feses. (Capernito,
20010:179). Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal
(lebih dari 3 kali sehari ), serta perubahan dalam isi ( lebih dari 200 gr/hr ) dan
konsistensi feces cair ( Smeltzer, 2011:1093 ). Diare adalah buang air besar ( defekasi
) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya dengan tinja berbentuk cairan
atau setengah cair dapat pula disertai frekuensi defekais yang meningkat ( Mansjoer,
2010: 501).

2. Tanda dan Gejala


1) Faktor infeksi
(1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama
diare pada anak, meliputi
a. infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia,
Aeromonas, dsb),
b. infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
(2) Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang dapat
menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis, bronkopneumonia,
ensefalitis dan sebagainya.
2) Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu dapat
pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein. Intoleransi gula (laktosa) timbul bila
tubuh mengalami satu atau lebih enzim disakaridase dan atau adanya gangguan
absorbs serta pengangkutan monosakarida dalam usus halus. Faktor yang
menyebabkan intoleransi gula adalah faktor pencernaan dan absorbs. Gangguan ini
dapat bersifat bawaan, dan didapat (lebih banyak disebabkan keadaan seperti diare
(FKUI, 2008:283).

3. Penyebab Diare
Ringan Sedang Berat
Fontanela anterior Normal Cekung Sangat cekung
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Membran mukosa Basah Kering Sangat kering
Turgor jaringan Kembali Kembali lambat Kembali sangat
cepat/ lambat
normal
Nadi Normal Cepat Cepat,lemah,
mungkin tidak
teraba
Tekanan darah Normal Normal / rendah < 90mmHg,
mungkin tidak
dapat diukur
BAK Normal Menurun / keruh Oliguria (50-
500cc/24jam)
Keadaan Umum Haus, sadar Haus, gelisah, Mengantuk, dingin,
letargi berkeringat
BB 4-5 6-9 7-10
( % kehilangan )
Defisit cairan ( ml/ 40-50 60-90 >100
kg )

4. Cara Penanganan Diare


Pada dasarnya diare yang tidak disertai dengan dehidrasi bisa ditangani sendiri di
rumah dengan mudah.
1) Berikan anak lebih banyak cairan daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Gunakan cairan rumah tangga yang dinjurkan seperti cairan oralit, makanan cair
(sup, air tajin, minuman yogurt) atau air matang. Jika anak berusia, <6 bulan dan
belum makan makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang daripada
makanan cair. Berikan larutan ini sebanyak anak mau. Teruskan pemberian
sampai diare berhenti2.
2) Berikan anak makan untuk mencegah kurang gizi.. Teruskan ASI atau susu yang
biasa diberikan Untuk anak <6 bulan dan belum mendapatkan makanan padat
dapat diberikan susu yang dicairkan dengan yang sebanding selama dua hari,bila
anak >6 bulan atau telah mendapatkan makanan padat: Berikan bubur atau
campuran tepung lainnya, bila mungkin dicampur dengan kacang-kacangan,
sayur, daging, ikan. Berikan buah segar atau pisang halus untuk menambah
kalium. Berikan makanan yang segar, masak dan haluskan atau tumbuk dengan
baik Dorong anak untuk makan, berikan makan sedikitnya 6 kali sehari Berikan
makan yang sama setelah diare berhenti dan berikan makanan tambahan setiap
hari selama 2 minggu.
3) Anak harus segera dibawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam
tiga hari atau mengalami hal-hal sebagai berikut:
1) Buang air besar cair sangat sering
2) Muntah berulang-ulang.
3) Sangat haus sekali
4) Makan atau minum sedikit
5) Demam
6) Tinja berdarah
4) Prinsip pemberian oralit Jumlah cairan oralit yang diberikan tiap kali anak
buang air besar<12 bulan 50-100 ml (1/4-1/2 gelas)1-4 tahun 100-200 ml (1/2-1
gelas)>5 tahun 200-300 ml (1-1,5 gelas)Dewasa 300-400 ml (1,5-2 gelas)Cara
pemberian oralit:
1) Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2 tahun.
2) Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
3) Bila anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan cairan lebih sedikit.
4) Bila diare berlanjut setelah dua hari, berikan cairan lain (susu, sup, air tajin
dan lain-lain), atau lanjutkan pemberian oralit.
Satu bungkus oralit = satu gelas air berukuran 200 ml tidak boleh
lebih/kurang.Diare dengan dehidrasi secara umum memerlukan pengawasan dan atau
penanganan lebih lanjut oleh petugas kesehatan. Sedangkan diare dengan dehidrasi
berat memerlukan penggantian cairan segera lewat cairan intravena (infus) karena
berpotensi mengancam jiwa anak
4. Cara pembuatan larutan gula garam
Bahan- bahan yang diperlukan :
1) Gula pasir sebanyak 1 sendok teh
2) Garam dapur sebanyak sendok teh
3) Air matang yang hangat 200ml
4) Galaskaca berukuran normal dan sendok teh
Cara membuat :
1) Pertama-tama sebelum kita membuat, cuci tangan sampai bersih agar tangan
terbebas dari kuman penyakit
2) Tuangkan air matang kedalam gelas sampai penuh
3) Masukan gula pasir dan garam dapur sesuai takaran yang ditentukan
4) Aduk sampai larut dan berikan kepada anak
Saran:
1) Untuk anak yang berusia dibawah dua tahun diberikan hingga gelas saja
2) Untuk anak yang berusia dua tahun keatas hingga 1 gelas
3) Dan berikan minum air yang banyak
DAFTAR PUSTAKA

Arief Mansjoer, dkk. 2010. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:
FKUI
Price, Sylvia Anderson. 2012. Patofisiologi: Konsep-konsep Klinis Proses-proses
Penyakit. 2005. Alih Bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta:EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2011. Buku Ajar Keperawataan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Vol 1. 2002. Alih Bahasa: Agung Waluyo. Jakarta: EGC.
1 sendok teh gula +
sendok teh dalam
200 cc air hangat

PROMOSI

KESEHATAN
59

You might also like