You are on page 1of 10

PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

BAB III
TINJAUAN STASIUN SUDIMARA

3.1 Tinjauan Umum


3.1.1 Tinjauan Kota Tangerang
Kota Tangerang Selatan merupakan Daerah Otonom Baru (DOB) yang terbentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 51 Tahun 2008 tertanggal 26 November 2008 tentang
Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Provinsi Banten. Tujuan pembentukan wilayah yang
merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini adalah bertujuan guna meningkatkan
pelayanan secara optimal kepada masyarakat dalam semua bidang, dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah dalam upaya pemanfaatan
potensi daerah.
Dengan luas wilayah + 1.471,9 Km2 (14,719 Ha) dan jumlah penduduk lebih dari 1 juta
orang tersebar di 7 Kecamatan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat
di Tangerang Selatan dirasakan belum sepenuhnya terjangkau. Kondisi demikian perlu diatasi
yaitu antara lain dengan memperpendek rentang kendali pemerintahan melalui pembentukan
daerah otonom baru, yaitu Kota Tangerang Selatan, sehingga pelayanan publik dapat
ditingkatkan guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat.

3.1.2 Kondisi Geografis, Topografi, Geologi dan Iklim


Kota tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten yaitu pada titik
koordinat 106'38' - 106'47 Bujur Timur dan 06'13'30' - 06'22'30' Lintang Selatan. Wilayah Kota
Tangerang Selatan diantaranya dilintasi oleh Kali Angke, Kali Pesanggrahan dan Sungai
Cisadane sebagai batas administrasi kota di sebelah barat. Letak geografis Kota Tangerang
Selatan yang berbatasan dengan Provinsi DKI Jakarta pada sebelah utara dan timur memberikan
peluang pada Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu daerah penyangga provinsi DKI
Jakarta, selain itu juga sebagai daerah yang menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi
DKI Jakarta. Selain itu, Kota Tangerang Selatan juga menjadi salah satu daerah yang
menghubungkan Provinsi Banten dengan Provinsi Jawa Barat.

Batas Wilayah :
Utara : Kota tangeran da DKI Jakarta
Selatan : provinsi Jawa Barat
Barat : Kabupaten Tangerang
Timur : Provinsi Jawa Barat dan DKI Jakarta

15
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

Sebagian besar wilayah Kota Tangerang Selatan merupakan dataran rendah dan
memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0 3% sedangkan
ketinggian wilayah antara 0 25 m dpl. Untuk kemiringan garis besar terbagi dari 2 (dua)
bagian, yaitu :

Kemiringan antara 0 3% meliputi Kecamatan Ciputat, Kecamatan Ciputat Timur, Kecamatan


Pamulang, Kecamatan Serpong dan Kecamatan Serpong Utara.
Kemiringan antara 3 8% meliputi Kecamatan Pondok Aren dan Kecamatan Setu.

Kota Tangerang Selatan merupakan daerah yang relatif datar. Beberapa kecamatan
memiliki lahan yang bergelombang seperti di perbatasan antara Kecamatan Setu dan
Kecamatan Pamulang serta sebagian di Kecamatan Ciputat Timur. Kondisi geologi Kota
Tangerang Selatan umumnya adalah batuan alluvium, yang terdiri dari
batuan lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan bongkah. Jenis batuan ini mempunyai
tingkat kemudahan dikerjakan atau workability yang baik sampai sedang, unsur ketahanan
terhadap erosi cukup baik oleh karena itu wilayah Kota Tangerang Selatan masih cukup layak
untuk kegiatan perkotaan.
Dilihat dari sebaran jenis tanahnya, pada umumnya di Kota Tangerang Selatan berupa
asosiasi latosol merah dan latosol coklat kemerahan yang secara umum cocok untuk
pertanian/perkebunan. Meskipun demikian, dalam kenyataannya makin banyak yang
berubah penggunaannya untuk kegiatan lainnya yang bersifat non-pertanian. Untuk sebagian
wilayah seperti Kecamatan Serpong dan Kecamatan Setu, jenis tanah ada yang mengandung
pasir khususnya untuk wilayah yang dekat dengan Sungai Cisadane.

16
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

Keadaan iklim didasarkan pada penelitian di Stasiun Geofisika Klas I Tangerang pada
tahun 2010, yaitu berupa data temperatur (suhu) udara, kelembaban udara dan intensitas
matahari, curah hujan dan rata-rata kecepatan angin. Temperatur udara berada disekitar
23,4C 34,2C dengan temperatur udara minimum berada di bulan Oktober sebesar 23,4C
dan temperatur udara maksimum di bulan Februari yaitu sebesar 34,2C. Rata-rata
kelembaban udara adalah 80,0% sedangkan intensitas matahari adalah 49,0%. Keadaan curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari, yaitu 264,4 mm, sedangkan rata-rata curah hujan
dalam setahun adalah 154,9 mm. Hari hujan tertinggi pada bulan Desember dengan hari
hujan sebanyak 19 hari. Rata-rata kecepatan angin dalam setahun adalah 4,9 Km/jam dan
kecepatan maksimum rata-rata 38,3 Km/jam.

3.1.3. Kepadatan Penduduk


Dengan luas wilayah 147,19 km2, kepadatan penduduk Kota Tangerang Selatan pada
tahun 2010 adalah sebanyak 8.766,36 jiwa/km2. Terus meningkatnya kepadatan penduduk di
Tangerang Selatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya, pesatnya pembangunan
perumahanan, banyaknya Perguruan Tinggi, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan Tangerang
Selatan menjadi kota terpadat ke 2, sebagai kota penyangga DKI Jakarta.

NO. Nama Kota Kepadatan Penduduk


(jiwa/km)
1 Bekasi 9.471
2 Tangerang Selatan 8766
3 Tangerang 8.187
4 Bogor 7.523
5 Depok 6.865

Data kependudukan merupakan data yang bersifat dinamis dan strategis. Disebut
dinamis karena jumlah penduduk terus mengalami perubahan dan peningkatan akibat
mobiltas penduduk. Data kependudukan juga merupakan data yang strategis karena
digunakan sebagai perencanaan pembangunan duatu daerah. Konsep penduduk menurut
BPS: penduduk adalah semua otang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi
bertujuan menetap. Konsep penduduk adalah orang yang mempunyai KYP dan atau
mempunyai KK( beridentitas).

17
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

3.1.4. Peraturan Pemerintan

Peraturan Daerah Kota Tangerang Selatan Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 2031 :
Pasal 25
(1) Rencana sistem jaringan perkeretaapian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(2) huruf b meliputi :
a. jaringan jalur kereta api; dan
b. prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api
(3) Prasarana perkeretaapian berupa stasiun kereta api sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi :
a. Pengembangan stasiun kereta api eksisting meliputi:
1. Stasiun Serpong di Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong;
2. Stasiun Rawa Buntu di Kelurahan Rawa Buntu Kecamatan Serpong;
3. Stasiun Sudimara di Kelurahan Jombang Kecamatan Ciputat;
4. Stasiun Jurangmangu di Kelurahan Sawah Baru Kecamatan Ciputat; dan
5. Stasiun Pondok Ranji di Kelurahan Pondok Ranji Kecamatan Ciputat Timur.
(4) Penyediaan fasilitas parkir kendaraan pribadi dengan konsep park and ride untuk
berpindah angkutan di stasiun.

Pearaturan Daerah No.5 Tahun 2007 Kota Tangerang Selatan


a. Koefesien Dasar Bangunan (KDB)
Pasal 20
(1) Rencana pengaturan KDB ditujukan untuk mengatur proporsi antara daerah
terbangun dengan tidak terbangun serta untuk mengatur intensitas kepadatan
bangunan.
(2) Pengaturan KDB untuk setiap blok peruntukan terbagi kedalam empat kategori
terdiri dari :
a. blok peruntukan dengan KDB sangat tinggi (61% - 75%);
b. blok peruntukan dengan KDB tinggi (51% - 60%);
c. blok peruntukan dengan KDB menengah (21% - 50%);
d. blok peruntukan dengan KDB rendah (6% - 20%).
(3) Pengaturan KDB dimaksud pada ayat (2), untuk daerah terbangun sebagaimana
tercantum dalam Lampiran 4, adalah KDB tinggi (60 %) di arahkan pada seluruh
Sub Blok kecuali di Blok A1, yang memiliki KDB rendah (0-20 %).

b. Ketinggian Bangunan
Pasal 21
(1) Kebijakan ketinggian bangunan bertujuan untuk :
a. menciptakan keserasian bangunan dengan tampak Iingkungan (view)
disekitarnya sesuai peruntukannya;
b. menciptakan garis ketinggian bangunan kota yang harmonis dan berbagai
karakteristik;
c. mengendalikan intensitas pemanfaatan lahan sesuai peruntukannya.

18
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

(2) Pengaturan Ketinggian Bangunan dan KLB untuk setiap blok peruntukan terbagi
kedalam 5 (lima) kategori, terdiri dari :
a. blok peruntukan ketinggian bangunan sangat rendah adalah blok dengan tidak
bertingkat dan bertingkat maksimum dua Iantai (KLB maksimum 2 x KDB)
dengan tinggi puncak bangunan maksimum 12 m dari Iantai dasar;
b. blok peruntukan ketinggian bangunan rendah adalah blok dengan bangunan
bertingkat maksimum 4 lantai (KLB maksimum 4 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan maksimum 20 m dari lantai dasar;
c. blok peruntukan ketinggian bangunan sedang adalah blok dengan bangunan
bertingkat maksimum 8 Iantai (KLB 15 maksimum 8 x KDB) dengan tinggi
puncak bangunan maksimum 36 m dari lantai dasar;
d. blok peruntukan ketinggian bangunan tinggi adalah blok dengan bangunan
bertingkat minimum 9 lantai (KLB minimum 9 x KDB) dengan tinggi puncak
bangunan maksimum 40 m dari Iantai dasar;
e. blok peruntukan ketinggian bangunan sangat tinggi adalah blok dengan
bangunan bertingkat minimum 20 Iantai (KLB minimum 20 x KDB) dengan tinggi
puncak bangunan maksimum 80 m dari Iantai dasar.

(3) Pengaturan KLB dimaksud pada ayat (2) ditetapkan memiliki ketinggian 2 lantai
sampai 4 lantai sebagaimana tercantum dalam Lampiran 4.

c. Garis Sempadan
Pasal 20
(1) Pengaturan garis sempadan di wilayah Kecamatan Periuk terdiri dari Garis
Sempadan Bangunan (GSB) dan Garis Sempadan Pagar (GSP).
(2) Adapun pengaturan garis sempadan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah :
a. ROW 26 m (Jalan Kolektor Primer) dengan GSP 13 m dari as jalan dan GSB
8 m dari GSP;
b. ROW 18 m (Jalan Kolektor Sekunder) dengan GSP 9 m dari as jalan dan GSB
5 m dari GSP;
c. ROW 11 m (Jalan Lokal) dengan GSP 6 m dari as jalan dan GSB 5 m dari GSP.

19
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

3.2 Tinjauan Lokasi


3.2.1. Lokasi
Alamat Stasiun Sudimara adalah di Jl. Jombang Raya, Kelurahan Jombang,
Kecamatan Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten

Gambar 3.1 Lokasi Stasiun Sudimara


Sumber: Google Earth

Batas-batas wilayah Stasiun Sudimara :


Utara : Pasar Jombang
Timur : Permukinan
Selatan : Jalan Jombang Raya
Barat : Jalan Permukiman

3.2.2. Deskripsi Stasiun Sudimara

Stasiun Sudimara (SDM) adalah stasiun kereta api kelas III yang terletak
di Jombang, Ciputat, Tangerang Selatan. Stasiun ini berada di Daerah Operasi I Jakarta,
dan terletak antara Stasiun Jurangmangu dan Stasiun Rawa Buntu. Stasiun ini memiliki
tiga jalur. Jalur 1 digunakan untuk kereta api yang berjalan ke arah barat/
Stasiun Serpong, Jalur 2 digunakan untuk kereta api yang berjalan ke arah timur/
Stasiun Tanahabang dan Jalur 3 digunakan untuk kereta api yang akan bersilang atau
disusul kereta api lain. Stasiun ini sudah memiliki peron tinggi. Rencananya, antara
stasiun ini dan Stasiun Rawa Buntu, akan dibangun sebuah stasiun baru, yaitu Stasiun
Ciater.

Lebih dari 70% lingkungan sekitar Stasiun Sudimara merupakan daerah


perumahan, dilengkapi dengan pasar, sekolah, dan puskesmas. Sedangkan Jombang
sendiri pun tidak memiliki terminal untuk transportasi selain kereta, seperti shuttle bus,

20
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

angkutan umum, dll. Maka dari kereta menjadi salah satu transport utama para
penduduk jombang dan sekitarnya.

Data Stasiun Sudimara


Kode Stasiun : SDM
Operator : Daerah Operasi I Jakarta
Kelas Stasiun : Stasiun Kelas III
Luas Bangunan : 11.000 m converence
Sepur KA terdiri dari : Sepur Lokal
Commuter Line

No Telep Toka : 31475


RSK SIntel : Tn. Abang 31521
Rsk Jalan : Tn. Abang 31210

3.2.3. Sejarah Singkat Stasiun Sudimara

Mengenai sejarah, jalur kereta api yang melintasi Stasiun Sudimara ini berawal
ketika pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Undang-undang 15 Juli 1896 Stadblad
180. Dengan Undang-undang ini, Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan
kereta api negara atau sering disebut Staatsspoorwegen (SS), membangun jalur kereta
api dari Stasiun Batavia menuju Duri ke Anyerkidul, dengan membangun percabangan
pertama dari Stasiun Duri ke Stasiun Tangerang dan percabangan kedua dari Stasiun
Tanah Abang ke Stasiun Weltevreden.
Lintas ini mulai dikerjakan sejak tahun 1896. Dan untuk lintas dari Stasiun Duri
sampai dengan Stasiun Tangerang mulai dioperasikan sejak tanggal 2 Januari 1899.
Lintas dari Stasiun Duri sampai ke Stasiun Rangkasbitung mulai dioperasikan sejak
tanggal 1 Oktober 1899. Dari Rangkasbitung ke Serang dioperasikan pada tanggal 1 Juli
1900. Dari Serang ke Anyerkidul dioperasikan pada tanggal 20 Desember 1900.
Sedangkan dari Tanah Abang ke Weltevreden mulai dioperasikan sejak tanggal 1 Maret
1904.
Pada masa awal pembangunan jalur dari Duri ke Rangkasbitung dibangunlah
stasiun antara lain: Duri, Tanah Abang, Palmerah, Pondokbitoeng, Djombang, Serpong,
Paroeng Pandjang, Tendjo, Halte Tjikoeja, Tjiteras, Rangkasbitoeng.
Sejak dibukanya jalur kereta api tersebut pengangkutan hasil bumi dari wilayah
Banten menjadi lebih mudah. Hasil bumi dari daerah pedalaman bisa diangkut dengan
cepat ke kota Batavia dan ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Ketika fungsi kereta api bisa mengangkut barang lebih cepat, akhirnya
perusahaan kereta api SS menambah dan membangun stasiun baru di lintas Duri
Rangkasbitung ini. Diperkirakan stasiun tersebut dibangun sebelum tahun 1909. Stasiun
tambahan yang dibangun antara lain: Kebayoran dan Sudimara.

21
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

3.2.4 Struktur Organisasi Pengelola Stasiun Sudimara

Kepala Stasiun

PPKA OA Staff

PJL Loket

Security Costumer Announcer


Service

Gambar 3.2 Struktur Organisasi


Sumber: Data Survey

3.2.5 Data Statistik Pengunjung

Berdasarkan data survey yang telah dilakukan, pada Tahun 2013 jumlah pengunjung
yang datang ke stasiun Sudimara menggunakan layanan transportasi kereta adalah
sebagai berikut :
No Bulan Jumlah Penumpang (orang)
1 Januari 129.337
2 Februari 130.554
3 Maret 133.908
4 April 191.201
5 Mei 293.862
6 Juni 293.987
7 Juli 178.484
8 Agustus 253.875
9 September 386.411
10 Oktober 398.743
11 November 376.667
12 Desember 245.789
Jumlah 3.012.818

Gambar 3.3. Jumlah Pengunjung Stasiun Sudimara Tahun 2013


Sumber: Data Survey

22
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

Dari tabel di atas, dapat dihasilkan tabel grafik laju pertumbuhan sebagai berikut :

Laju Pertumbuhan Pengunjung Stasiun Sudimara Th.2013

450,000
400,000
Jumlah Pengunjung

350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

Juni

Juli
Januari

Mei

September
Maret
Februari

April

Oktober

November

Desember
Agustus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gambar 3.4. Grafik Laju Pertumbuhan Pengunjung Stasiun Sudimara Tahun 2013
Sumber: Data Survey

3.2.6 Jadwal Perjalanan Kereta Stasiun Sudimara

Gambar 3.4. Grafik Laju Pertumbuhan Pengunjung Stasiun Sudimara Tahun 2013
Sumber: Data Survey
23
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49
PENGEMBANGAN STASIUN SUDIMARA DI KOTA TANGERANG SELATAN

3.2.7 Gambar Denah Stasiun Sudimara

Gambar 3.5. Denah Stasiun Sudimara


Sumber: Data Survey

24
PUTI LARAS KINANTI HADITA 21020110120023
TUGAS AKHIR TEKNIK ARSITEKTUR UNDIP 127/49

You might also like