You are on page 1of 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan Studi
Kasus ini.

Asuhan Kebidanan I merupakan salah satu matakuliah yang wajib


ditempuh pada Program Studi D III Kebidanan Universitas Gunadarma. Studi
Kasus ini disusun sebagai bagian dari pemahaman Asuhan Kebidanan pada Ibu
Hamil yang akan disebarluaskan kepada mahasiswi Kebidanan Universitas
Gunadarma.

Selesainya Studi Kasus ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
memberikan masukan-masukan kepada saya. Untuk itu saya mengucapkan banyak
terimakasih kepada :

1. Bidan Widyawati
2. Dosen
3. Orang Tua
4. Teman- teman seperjuangan di Kebidanan Universitas Gunadarma

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Studi Kasus ini, baik dari
materi maupun teknik pengkajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman saya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya
harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2017

Ike Nur Wulan Asri Yani

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... I

DAFTAR ISI ........................................................................................................ II

BAB I : PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2. Tujuan ................................................................................................. 3
1.3. Sistematika Penulisan ......................................................................... 3

BAB II : TINJAUAN TEORI

2.1. Pengertian anemia menurut para ahli .................................................. 5


2.2. Etiologi ............................................................................................... 6
2.3. Patofisiologi ....................................................................................... 8
2.4. Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan ................................................ 8
2.5. Macam-macam Anemia ...................................................................... 9
2.6. Tanda dan Gejala Anemia ................................................................. 10
2.7. Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin ..... 10
2.8. Diagnosa Anemia ............................................................................. 12
2.9. Penatalaksanaan ............................................................................... 13
2.10. Pencegahan dan Penanganan Anemia ................................................ 14

BAB III : TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian ........................................................................................ 15
II. Analisa .............................................................................................. 23
III. Penatalaksanaan (Rencana, Tindakan, Evaluasi) .............................. 23

II
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

I. Data Subjektif ................................................................................... 24


II. Data Objektif .................................................................................... 24
III. Analisa Data ..................................................................................... 25
IV. Penatalaksanaan ............................................................................... 26

BAB V : PENUTUP

5.1. Kesimpulan ....................................................................................... 27


5.2. Saran ................................................................................................. 28

LAMPIRAN I : LEMBAR HASIL Konsultasi dan Perbaikan ............................ 30

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 31

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tingginya jumlah kematian ibu di beberapa wilayah di dunia


mencerminkan ketidak adilan dalam akses layanan kesehatan, dan menyoroti
adanya kesenjangan diantara yang kaya dan yang miskin. Hampir semua
kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari setengah dari
kematian tersebut terjadi di sub-Sahara Afrika dan hampir sepertiga terjadi di
Asia Selatan. Rasiko kematian ibu di negara-negara berkembang pada tahun
2013 mencapai 230 per 100.000 kelahiran hidup lebih tinggi dibandingkan
dengan di negara maju sebesar 16 per 100.000 kelahiran hidup (World Healt
Organitation, 2014).

Berdasarkan data dari hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia


(SDKI) 2012 Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia melonjak sangat
signifikan menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup atau mengembalikan pada
kondisi tahun 1997. AKI Indonesia yang mengalami peningkatan, jauh lebih
buruk dari negara-negara paling miskin di Asia, seperti Timor Leste, Myanmar,
Bangladesh dan Kamboja. Sehingga Indonesia kini telah berpredikat
terbelakang di Asia dalam melindungi kesehatan Ibu.

Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil adalah anemia dalam
kehamilan. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas Sumber daya manusia. Anemia kehamilan
disebut potensial danger to mother and child karena itulah anemia
memerlukan perhatian serius dari semua pihak terkait dalam pelayanan
kesehatan (Manuaba, 2012 )

1
Anemia dalam kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan yang
banyak dialami dan cukup tinggi yang berkisar antara 10-20% (Sarwono
Prawiharjo, 2005; hal : 450 ).

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar antara 20% sampai
89% dengan menetapkan Hb 11 gr % sebagai dasarnya. Angka anemia
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba.I.B.G,
hal : 29 ).

Menurut sistem kesehatan nasional (SKN ) tahun 2001 angka anemia


pada ibu hamil sebesar 40%, kondisi ini mengatakan bahwa anemia cukup
tinggi di Indonesia bila di perkirakan pada tahun 2003-2010 prevalensi anemia
masih tetap di atas 40% maka angka kematian ibu sebanyak 18.000 pertahun
yang disebabkan perdarahan setelah melahirkan.

Tingginya anemia yang menimpa ibu hamil memberikan dampak


negative terhadap janin yang di kandung dari ibu dalam kehamilan, persalinan
maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah
(BBLR), partus premature, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan
syok. Hal ini tersebut berkaitan dengan banyak factor antara lain; status gizi,
umur, pendidikan, dan pekerjaan (Sarwono Prawirohardjo, 2005; hal : 450).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya anemia pada


ibu hamil seperti perbaikan asupan gizi, program pemberian besi, dan
pemberian preparat besi jauh sebelum merencanakan kehamilan. Akan tetapi
upaya-upaya 3 tersebut belum memuaskan. Hal ini berarti bahwa selama
beberapa tahun ke depan masih tetap akan berhadapan dengan anemia pada ibu
hamil.

2
1.2. TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan Studi Kasus ini yaitu :

1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dan ibu hamil dapat mengetahui gejala klinis anemia.
b. Mahasiswa dan ibu hamil dapat mengetahui cara pencegahan dan
penanganan anemia.
2. Tujuan Khusus
a. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan I.
b. Menambah wawasan pengertian anemia.
c. Menambah wawasan mengenai penyebab anemia pada ibu hamil.
d. Menambah wawasan mengenai gejala anemia pada ibu hamil.
e. Menambah wawasan mengenai pencegahan dan penanganan anemia
pada ibu hamil.

1.3. SISTEMATIKA PENULISAN

Studi Kasus ini disusun secara sistematis yang terdiri dari lima BAB,
yaitu sebagai berikut:

BAB I (PENDAHULUAN) : Yang terdiri dari Latar

Belakang, Tujuan dan

Sitematika penulisan

BAB II (TINJAUAN TEORI) : Meliputi konsep Asuhan

Kebidanan I.

BAB III (TINJAUAN KASUS) : Meliputi pendokumentasian

yang menggunakan sistem

3
SOAP.

BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN) : Meliputi pengkajian,

diagnosa kehamilan,

perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

BAB V (PENUTUP) : Terdiri dari kesimpulan dan

saran.

LAMPIRAN : Berisi lembar tambahan.

DAFTAR PUSTAKA : Berisi sumber-sumber

tulisan.

4
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. PENGERTIAN ANEMIA MENURUT PARA AHLI

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar


Hemoglobin di bawah 11g % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g %
pada trimester 2 (Sarwono, 2009).

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin di bawah 11


gr % pada trismester I dan II atau kadar hemoglobin kurang dari 10,5 gr %
pada trimester II (Saifuddin. A. B. 2001; hal 281).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi dimana kadar hemoglobin


kurang dari 10 gr / 100 ml (Wiknjaksatro, 2002. Hal 405).

Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah


(eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak
mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh
jaringan.(Wasnidar, 2007; hal 20).

Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah <
11 gr % atau suatu keadaan dengan junlah eritrosit yang beredar atau
konsentrasi hemoglobin menurun (Maimunah 2005).

Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah
pada wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada
wanita hamil (Varney Helen, 2002; hal 152)

Perubahan fisiologis yang alami terjadi selama kehamilan akan


mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan. Peningkatan volume

5
darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat
peningkatan jumlah sel darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel
darah merah di dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya seimbang dengan
peningkatan volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat dalam
bentuk penurunan kadar Hb (Varney, 2006).

2.2. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya anemia pada ibu hamil, diantaranya:

1. Umur
Umur ibu adalah lama waktu hidup atau sejak dilahirkan sampai ibu
tersebut hamil. Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai
komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat
hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara
fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat
mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan,
dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada
postur tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan
sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa
terjadi anemia. Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu
mulai menurun, fungsi rahim mulai menurun, serta meningkatkan
komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).

2. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik
lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman
di tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari
3) mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di

6
kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada
paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Sarwono, 1999; Hal. 2 ).
Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah)
meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang berulang
menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang
biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin.

3. Status Gizi Ibu Hamil


Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka
kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya
Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran
segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan
yang kandungan protein hewani.
Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO
NCHS (National Center Of Health Statistic), yaitu pengukuran dan berbagai
dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan
terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap
tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi
Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi
kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%).
Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini
berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan
kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2
(Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe.
Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan
menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang
di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai
kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bayi ibu hamil
harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004; hal 11 ).

7
4. Hipervolemia

Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah,


pertambahan, tidak sebanding dengan pertambahan plasma, kurangnya zat
besi dalam makanan, kebutuhan zat besi meningkat.

2.3. PATOFISIOLOGI

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah


(hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume
plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi
peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang
dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2002 hal 450-451).

Pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi


dengan peningkatan volume plasma 30%-40%, peningkatan sel darah 18%-
30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu
meringankan kerja jantung.

Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai


puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum
hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%.

2.4. KLASIFIKASI ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil


dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu (Manuaba I.B.G,1998; HAL 30):

8
1. Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)
2. Hb 9-10 gr% Anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% Anemia sedang
4. Hb <7 gr% Anemia berat

2.5. MACAM-MACAM ANEMIA


Macam-macam anemia menurut (Sarwono,2006; hal : 451) yaitu:
1. Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang paling sering di jumpai yang di sebabkan karena
kekurangan unsur zat besi dalam makanan, karena gangguan absorpsi,
kehilangan zat besi yang keluar dari badan yang menyebabkan
perdarahan.

2. Anemia megaloblastik
Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena
defisiensi vitamin B Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

3. Anemia Hipoplastik
Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena
kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan
oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.

4. Anemia hemolotik
Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih
berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita
anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya
tidak menderita anemia.

9
2.6. TANDA DAN GEJALA ANEMIA

Tanda gejala ibu hamil yang mengalami anemia antara lain : ibu
mengeluh lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas
normal, perlu dicurigai anemia defisiensi (Sarwono, 2009).

Berkurangnya konsentrasi hemoglobin selama masa kehamilan


mengakibatkan suplay oksigen keseluruh jaringan tubuh berkurang sehingga
menimbulkan tanda dan gejala anemia secara umum, sebagai berikut ; Lemah,
mengantuk, pusing, lelah, malaise, sakit kepala, nafsu makan turun, mual dan
muntah, konsentrasi hilang dan nafas pendek (pada anemia yang parah)
(Varney Helen, 2002; Hal : 152).
Pada pemerikasaan tanda-tanda dan gejala anemia dapat meliputi :
kulit pucat, mukosa, gusi, dan kuku-kuku jari pucat, takikardi/murmut lambat
(pada anemia yang parah), rambut dan kuku rapuh (pada anemia yang parah)
dan juga lidah licin (pada anemia yang parah).

2.7. PENGARUH ANEMIA PADA KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS,


DAN JANIN
Pengaruh Anemia pada Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Janin,
sebagai berikut: (Manuaba, 1998. Hal. 31-32)
I. Bahaya Anemia dalam Kehamilan.
1. Resiko terjadi abortus.
2. Persalinan permaturus.
3. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim.
4. Mudah menjadi infeksi.
5. Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %).
6. Mengancam jiwa dan kehidupan ibu.
7. Mola hidatidosa.

10
8. Hiperemesis gravidarum
9. Perdarahan anterpartum.
10. Ketuban pecah dini(KPD).

II. Bahaya Anemia dalam Persalinan


1. Gangguan kekuatan HIS.
2. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar.
3. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi kebidanan.
4. Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum
karena atonia uteri.
5. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia
uteri.

III. Bahaya anemia dalam masa nifas


1. Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri
memudahkan infeksi puerperium.
2. Pengeluaran ASI berkurang.
3. Terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan.
4. Mudah terjadi infeksi mammae

IV. Bahaya anemia terhadap janin


Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan
dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan
metabolism tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk:
1. Abortus.
2. Terjadi kematian intra uteri.
3. Persalinan prematuritas tinggi.
4. Berat badan lahir rendah (BBLR).
5. Kelahiran dengan anemia.

11
6. Dapat terjadi cacat bawaan.
7. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal.
8. Intelengensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi
yang menghambat pertumbuhan janin.
9. Diagnosa anemia

2.8. DIAGNOSA ANEMIA


Dalam kehamilan dapat di tegakkan dengan :
1. Anamnese
Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing,
mata berkunang-kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil
muda. (Manuaba, I.B.G, 1998; hal : 30). Bila terdapat keluhan lemah,
Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal,
maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002;
hal : 282 ).
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah Hb dan darah tepi akan memberikan kesan
pertama. Pemeriksaan Hb dengan Spektofotometri merupakan standar,
kesulitan adalah alat ini hanya tersedia di kota. Di Indonesia penyakit
kronik seperti : malaria dan tuberculosis (TBC) masih relatife sering
dijumpai sehingga pemeriksaan khusus darah tepi dan sputum perlu
dilakukan. Dengan pemeriksaan khusus untuk membedakan dengan
defisiensi asam folat dan thalassemia. Pemeriksaan Mean Corpuscular
Volume (MCV) penting untuk menyingkirkan thalassemia. Bila terdapat
batas MCV < 80 uL dan kadar ROW (red cell distribution width) > 14%
mencurigai akan penyakit ini kadar Hemoglobin Fetal (HbF) >2% dan
HbA2 yang abnormal akan menentukan jenis thalassemia.

12
2.9. PENATALAKSANAAN

Pemberian vitamin zat besi ini dimulai dengan memberikan satu tablet
per hari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tablet zat besi ini
sebaiknya tidak diminum bersama teh atau kopi, karena akan mengganggu
penyerapan (Saifuddin, 2009).

Terapi pemberian zat besi dapat menimbulkan efek samping seperti


mual, feses berwarna kehitaman dan konstipasi yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien (Varney, 2007).

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengkonsumsi tablet


besi yaitu :

1) Minum tablet besi dengan air putih, jangan minum dengan teh, susu dan
kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga
manfaatnya menjadi berkurang.
2) Kadang-kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak membahayakan
seperti perut terasa tidak enak, mual-mual, susah buang air besar dan tinja
berwarna hitam.
3) Untuk mengurangi gejala sampingan, minum tablet besi setelah makan
malam, menjelang tidur. Akan lebih baik bila setelah minum tablet besi
disertai makan buah-buahan seperti : pisang, pepaya, jeruk, dll.
4) Simpanlah tablet besi di tempat yang kering, terhindar dari sinar matahari
langsung, jauhkan dari jangkauan anak, dan setelah dibuka harus ditutup
kembali dengan rapat. tablet besi yang telah berubah warna sebaiknya
tidak diminum
5) Tablet besi tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan
darah.

13
2.10. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN ANEMIA
1. Pencegahan Anemia
Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil
melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data
dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai
pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di
ketahui adanya infeksiparasit. (Manuaba, I. B. G. 1998, hal.30)

2. Penanganan pada Anemia sebagai berikut:


1) Anemia Ringan
Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap
ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat
besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004; Hal
: 150 151 ).
2) Anemia Sedang
Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000
mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus (Wiknjosastro,
2005; Hal : 452).
3) Anemia Berat
Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan
selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan
(Arisman, 2004; hal : 153).

14
BAB III

TINJAUAN KASUS

No.Reg : 138

Nama Pengkaji : Ike Nur Wulan.Asri Yani

Hari / Tanggal : Kamis, 10 Agustus 2017

Waktu Pengkajian : 11:20 11:40

Tempat Pengkajian : PKM. Kel. Kp. Rawa, Johar Baru, JAKPUS

I. PENGKAJIAN
1. Data Subjektif
a. Identitas
Nama : Ny. D Nama Suami : Tn. G
Umur : 21 th Umur : 25 th
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMK
Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
Alamat : Kp. Rawa, 04/08 Alamat : Kp. Rawa,
04/08
Alamat Kantor :- Alamat Kantor : -

b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan tidak mengalami pusing yang menetap.
Ibu mengatakan tidak ada nyeri ulu hati.

15
Ibu mengatakan pandangan tidak kabur.
Ibu mengatakan tidak mengalami sakit dibagian bawah perut.
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami ada pengeluaran air
ketuban atau darah di vagina.
Ibu mengatakan badan terasa lemas
Ibu mengatakan gerakan janin aktif.

c. Riwayat Kesehatan Sekarang


GPA : G2P1A0
HPHT : 02-03-2017
TP : 09-12-2017
Siklus Haid : Teratur
Pergerakan janin pertama kali : Pertengahan Juli 2017
Pergerakan janin 1 jam terakhir : 5 kali
Tanda bahaya / penyulit : Tidak ada penyulit
Imunisasi TT 1 :-
Imunisasi TT 2 :-
Kekhawatiran kekhawatiran khusus : Takut bayi lahir prematur

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang Lalu

No. Tgl/Th Usia Jenis Tempat Penyulit JK BB/ Keada IMD- Nifas
n Lahir Keha Persalin Persalinan PB an ASI
Anak milan an /Penolong Anak esklusif
Di -
2015 Puskesmas Tidak 2900
1. Aterm Spontan L Sehat lakukan
(2th) /Bidan ada gr
- 1th
2. Hamil ini

16
e. Riwayat Kesehatan / Penyakit
Riwayat Kesehatan yang diderita sekarang / dulu : Tidak ada
Riwayat Keturunan : Tidak ada riwayat
gameli, buta warna
dan hemofili
Riwayat Penyakit Keturunan : Tidak ada riwayat
diabetes, atsma, dan
hipertensi
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada riwayat
HIV, TBC, HBsAg
dan Sifilis

f. Riwayat Psikososial
Status Pernikahan - Suami yang ke :1

- Istri yang ke :1

- Lamanya pernikahan : 3 bulan

Respon ibu / keluarga terhadap kehamilan : Sangat senang

Jenis kelamin yang diharapkan : Perempuan

Bentuk dukungan keluarga : Suami ikut

mengantar saat

pemeriksaan

kehamilan.

Adat istiadat yang berhubungan dengan kehamilan: - acara 7 bulanan

Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami

17
Rencana Persalinan - Tempat : Puskesmas

- Penolong Persalinan : Bidan

- Pendamping Persalinan: Suami

Persiapan Persalinan : BPJS Ibu dan Bayi,

kendaraan motor,

pendonor darah

keluarga

Riwayat KB terakhir - Jenis Kontrasepsi : IUD

- Lama Penggunaan : 2th

g. Aktifitas Sehari-hari
1. Nutrisi
Pola Makan ( frekuensi ) : 2x sehari
Jenis makanan yang dikonsumsi : Nasi, mie, buah, dan susu.
Jenis makanan yang tidak disukai : Sayur-sayuran
Perubahan porsi makan : 2 Porsi

2. Eliminasi
BAB - Frekuensi : 1x sehari
- Konsistensi: lunak
BAK - Frekuensi : 4 x sehari
- Warna : Kuning jernih

3. Pola Istirahat dan Tidur


Tidur malam : 4-5 jam

18
Tidur siang : 1 jam
Masalah : Susah tidur

4. Kebiasaan Hidup Sehari hari


Obat-obatan / jamu : tidak ada
Alergi obat : tidak ada
Merokok (istri) : tidak merokok
Merokok (suami) : merokok
Minuman Beralkohol : tidak pernah
NAPZA : tidak pernah

5. Aktivitas Sehari hari : melakukan kegiatan rumah tangga


(mencuci, mengepel, bersih-bersih
rumah, memasak).

6. Hubungan Seksual
Hubungan seks dalam kehamilan : berhubungan
Keluhan : tidak ada keluhan

7. Personal Hygiene
Mandi : 2 x sehari
Ganti Pakaian dalam dan luar : 3/hari dan 2x/hari
Irigasi Vagina : Tidak menggunakan
Frekuensi :-

2. Data Subjektif
a. Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : sadar
- Keadaan emosional : stabil

19
- Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 73 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5C

b. Antropometri
- TB : 155 cm
- BB Sebelum hamil : 47 kg
- BB Sekarang : 49,6 kg IMT : 19,6
- Lyla : 23 cm

c. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
- Rambut : bersih
- Muka
Chloasma : tidak ada
Oedema : tidak ada
- Mata
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Putih
- Hidung
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
Polip : Tidak ada
- Telinga Kebersihan : Bersih
- Mulut
Stomatitis : Tidak ada
Gusi : Tidak bengkak / berdarah
Caries : Tidak ada caries
2. Leher
Pembesaran Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembengkakan

20
Kelenjar Geah Bening : Tidak ada pembengkakan
Vena Jugularis : Tidak ada pembesaran
3. Dada
Retraksi Dinding Dada : Tidak ada retraksi
Bunyi pernafasan : Normal, tidak ada wizing
Bunyi Jantung : Normal
Irama : Teratur
Payudara Bentuk : Simetris
Puting susu : Menonjol
Areola : Hiper pigmentasi
Pengeluaran : Tidak ada pengeluaran
Benjolan : Tidak ada benjolan
Tandatanda retraksi : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Lain lain : Tidak ada
4. Perut
Bekas luka operasi : Tidak ada
Bentuk perut : Bulat
Kontraksi : Tidak ada
TFU ( Mc Donald ) : Sepusat
Palpasi Leopold I : Pada bagian fundus uteri teraba
besar, padat dan tidak melenting
Leopold II : Pada bagian sisi kiri perut ibu
teraba bagian-bagian kecil janin.
Pada bagian sisi kanan perut ibu
teraba keras dan memanjang seperti
papan.
Leopold III : Pada bagian segmen bawah uteri
teraba bulat, keras, dan dapat
digoyangkan
Leopold IV : konvergen

21
Perlimaan : 5/5
Auskultasi DJJ: 138 x/menit (teratur)

5. Ekstremitas
Telapak tangan : Kuat dan tidak pucat
Varices : Negatif/negatif
Reflek Patella : positif/positif
Oedema : Negatif/negatif

6. Pinggang ( costo vertebra angel tenderness ) : tidak ada nyeri


ketuk

d. Pemeriksaan Genitalia dan Anus


1. Pemeriksaan Genetalia Eksternal
Labia Mayora : Tidak dilakukan pemeriksaan
Labio Minora : Tidak dilakukan pemeriksaan
Urifisium Uretra : Tidak dilakukan pemeriksaan
Vulva : Tidak dilakukan pemeriksaan
Varices : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
Bau : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar Skene : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelenjar Bartholin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Lain lain : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. Anus ( Haemoroid ): Tidak dilakukan pemeriksaan

e. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Darah Hb : 7,7 gr%
Gol. Darah : O+ Gol. Darah suami : -

22
HIV : Negatif

HbsAg : Negatif

Sifilis : Negatif

Urine Protein : Negatif


Glukosa : Negatif

TBC : Negatif

2. USG :-

II. ANALISA
G1P0A0 23 minggu dengan anemia sedang
Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala

III. PENATALAKSANAAN ( RENCANA, TINDAKAN, EVALUASI )


1. Memfasilitasi ibu informed consent
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
3. Menganjurkan ketika suaminya merokok tidak mendekat pada ibu dan
ketika bayi sudah lahir pun di harapkan tidak mendekat, dan setelah
merokok baju harap di ganti, ibu mengerti
4. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu mengerti
5. Konseling nutrisi gizi seimbang, ibu mengerti
6. Konseling tentang IMD dan ASI ekslusif, ibu mengerti
7. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering, misal; mengemil biskuit,
roti, dan sebagainya. Ibu mengerti
8. Konseling menjaga kebersihan diri dan vagina, ibu mengerti
9. Memberikan Fe 2x1 (30 tablet)
Kalk 1x1 (30 tablet)
Vitamin C 1x1 (30 tablet)
10. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 08-09-2017

23
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada langkah ini penulis dapat mengkaji data pada ibu hamil normal G2P1A0
hamil 23 minggu. Hal ini sesuai dengan teori yang ada didasari dengan;

I. DATA SUBJEKTIF
Yaitu ibu mengaku ini kehamilan yang kedua, pernah satu kali
melahirkan, belum pernah keguguran, ibu mengatakan hari pertama haid
terakhir tanggal 02 Maret 2017, ibu datang ke bidan mengatakan ingin
melakukan kunjungan ulang dan mengatakan badan terasa lemas. HPHT ibu
pada tanggal 02 Maret 2017 dan taksiran persalinan pada tanggal 09 Desember
2017.
Hal ini berdasarka rumus Naegele yaitu Bulan di kurang 3, Tahun di
tambah 1, Tanggal di tambah 7.

II. DATA OBJEKTIF


Pada data objektif didapatkan konjungtifa ibu pucat. Perut membesar
sesuai dengan usia kehamilan. Pada saat dilakukan pemeriksaan palpasi
abdomen
Leopold I : TFU sepusat, teraba besar, padat, tidak melenting (bokong).
Leopold II : Pada sisi kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil janin. Pada sisi
kanan perut ibu teraba keras, panjang, seperti papan.
Leopold III : Pada segmen bawah uteri teraba bulat, keras dan dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Kepala belum masuk PAP (konvergen)
Perlimaan : 5/5
Denyut jantung janin 138/menit dan irama teratur. Gerakan janin aktif, selama
pemeriksaan 20 menin terhitung 15 menit janin bergerak 2 kali.

24
Keadaan umum ibu baik, kesadaran ibu Composmetis, tekanan darah
110/70 mmHg. Menurut Prawirohardjo (2005) perlu diukur untuk mengetahui
perbandingan nilai dasar selama masa kehamilan, tekanan darah yang perlu untuk
memperetahankan fungsi plasenta. Tetapi tekanan darah sistolik 140mmHg atau
diastolic 90mmHg pada awal kehamilan dapat mengindikasi hipertensi. Nadi 73
x/mnt, pernafasan 22 x/mnt, suhu 36,5oC, berat badan ibu sebelum hamil 47 kg,
berat badan ibu sekarang 49,6 kg, tinggi badan ibu 155 cm serta pemeriksaan HB
ibu 7,7 gr/dl.
Menurut Prawirohardjo (2005) pertumbuhan berat badan yang ada pada ibu
hamil yaitu berdasarkan masa tubuh (BMI : body massa index ) dimana metode ini
untuk menentukan pertumbuhan berat badan yang optimal selama masa kehamilan,
karena merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertumbuhan berat badan pada kehamialan yang normal adalah 6,5-16,5 kg, adapun
tinggi badan menetukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan yang baik
untuk ibu hamil antara lain yaitu < 145 cm, pemberian imunisasi TT lengkap,
pemberian imunisasi TT pada kehamilan, diberikan tiga kali yaitu satu pada
kunjungan ANC pertama dan diberikan TT1 kemudian TT2 diberikan 4 minggu
setelah TT1. Menurut Depkes RI, (2011).
Pada pemeriksaan laboraturium didapatkan Hb 7,7 gram %, Ibu hamil
dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11gr%. Bahaya anemia
pada ibu hamil tidak saja berpengaruh terhadap keselamatan dirinya, tetapi juga
pada janin yang dikandungnya (Wibisono, Hermawan, dkk, 2009 : 101). Pada awal
kehamilan dapat mengindikasi anemi. Berdasarkan teori diatas dan apa yang terjadi
dilapangan terdapat kesenjangan dan ibu hamil Ny. D mengalami anemia sedang.

III. ANALISA DATA

Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas dapat ditegakkan


bahwa Ny L G2P1A0 hamil 23 minggu dengan anemia sedang.

25
IV. PENATALAKSANAN

Penatalaksanaan yang diberikan adalah memfasilitasi ibu informed


consent, menjelaskan hasil pemeriksaan dan ibu mengerti. Menganjurkan ketika
suaminya merokok tidak mendekat pada ibu dan ketika bayi sudah lahir pun di
harapkan tidak mendekat, dan setelah merokok baju harap di ganti, ibu
mengerti. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu mengerti.
Konseling nutrisi gizi seimbang, ibu mengerti. Konseling tentang IMD dan ASI
ekslusif, ibu mengerti. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering, misal;
mengemil biskuit, roti, dan sebagainya. Ibu mengerti. Konseling menjaga
kebersihan diri dan vagina, ibu mengerti. Memberikan Fe 2x1 (30 tablet), Kalk
1x1 (30 tablet), Vitamin C 1x1 (30 tablet). Memberitahu ibu untuk kunjungan
ulang pada tanggal 08 September 2017.

26
BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar


Hemoglobin di bawah 11g % pada trimester 1 dan 3 atau kadar < 10,5g %
pada trimester 2 (Sarwono, 2009).

Anemia adalah turunnya kadar hemoglobin < dari 12,0 g/100 ml darah
pada wanita yang tidak hamil dan kurang dari 10,0 g/100 ml darah pada
wanita hamil (Varney Helen, 2002; hal 152).

Perubahan fisiologis yang alami terjadi selama kehamilan akan


mempengaruhi jumlah sel darah normal pada kehamilan. Peningkatan volume
darah ibu terutama terjadi akibat peningkatan plasma, bukan akibat
peningkatan jumlah sel darah merah. Walaupun ada peningkatan jumlah sel
darah merah di dalam sirkulasi, tetapi jumlahnya seimbang dengan
peningkatan volume plasma. Ketidak seimbangan ini akan terlihat dalam
bentuk penurunan kadar Hb (Varney, 2006).

Berdasarkan klasifikasi dari WHO kadar hemoglobin pada ibu hamil


dapat di bagi menjadi 4 kategori yaitu (Manuaba I.B.G,1998; HAL 30):

1. Hb > 11 gr%Tidak anemia (normal)


2. Hb 9-10 gr% Anemia ringan
3. Hb 7-8 gr% Anemia sedang
4. Hb <7 gr% Anemia berat

27
Tanda gejala ibu hamil yang mengalami anemia antara lain: ibu
mengeluh lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas
normal, perlu dicurigai anemia defisiensi (Sarwono, 2009).

Terapi pemberian zat besi dapat menimbulkan efek samping seperti


mual, feses berwarna kehitaman dan konstipasi yang dapat menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien (Varney, 2007).

Dari pengkajian data subjektif dan objektif diatas dapat ditegakkan


bahwa Ny L G2P1A0 hamil 23 minggu dengan anemia sedang.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah memfasilitasi ibu informed


consent, menjelaskan hasil pemeriksaan dan ibu mengerti. Menganjurkan
ketika suaminya merokok tidak mendekat pada ibu dan ketika bayi sudah
lahir pun di harapkan tidak mendekat, dan setelah merokok baju harap di
ganti, ibu mengerti. Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada kehamilan, ibu
mengerti. Konseling nutrisi gizi seimbang, ibu mengerti. Konseling tentang
IMD dan ASI ekslusif, ibu mengerti. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi
sering, misal; mengemil biskuit, roti, dan sebagainya. Ibu mengerti.
Konseling menjaga kebersihan diri dan vagina, ibu mengerti. Memberikan Fe
2x1 (30 tablet), Kalk 1x1 (30 tablet), Vitamin C 1x1 (30 tablet). Memberitahu
ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 08 September 2017.

5.2. SARAN

1. Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai penatalaksanan pada Ibu


Hamil dan mahasiswa mampu menganalisa keadaan pada ibu hamil dan
mengerti tindakan segera yang harus dilakukan.
2. Melakukan penyuluhan tentang pentingnya pendewasaan kehamilan karena
terdapatkan pada ibu dengan usia <20 dan >35 tahun cukup beresiko untuk
terjadinya Anemia yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap
kehamilan.

28
3. Pada ibu hamil trimester 2 dan 3 perlu perhatikan khusus dalam pemberian
Fe untuk mengimbangi terjadinya hemodilusi.
4. Pada petugas kesehatan, perlu penyampaian khusus pada ibu hamil
bagaimana cara pengolahan makanan yang baik agar zat gizi yang
terkandung dalam makanan tetap terjaga.

29
LAMPIRAN I

LEMBAR HASIL KONSULTASI DAN PERBAIKAN

No. Hasil Konsultasi dan Perbaikan TTD Pembimbing lahan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

30
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Manuaba, I.B.G dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

31

You might also like