You are on page 1of 2

Freedom of Religion

Sebagai kelanjutan dari gerakan Freethought, gerakan aliran sesat yang


paling menonjol akhir-akhir ini adalah sebuah gerakan pemikiran untuk melepaskan segala pengaruh
agama terhadap pemerintahan yang disebut sebagai Freedom of Religion (sekularisme-ateis) yang dengan
tegas menentang segala campur tangan dogma agama terhadap pemerintah.

Mereka membanggakan model negara Amerika yang makmur dan sejahtera dikarenakan jasa Thomas
Jefferson yang telah meletakkan dasar sekuler, sebagaimana ucapannya di hadapan Dunbary Baptist
(1802):

"Legitimasi pemerintah hanyalah mengambil tindakan bukan atas dasar pendapat. Pandangan perorangan
harus dinilai sebagai pendapat pribadi. Pernerintahan kami tidak mempunyai hak untuk
mempropagandakan agama atau ikut campur urusan pribadi."

(The legitimate powers of government reach action only, and not opinions. Personal views are just that
personal. Our government have no right to promulgate religion or to interfere with private).

Mereka membanggakan pula bahwa kejayaan Amerika dikarenakan aspirasi sekuler yang sejak awal
ditanamkan sehingga tidak terjadi dominasi agama atau pengaruh dogma yang irasional terhadap
kemajuan bangsa Amerika. Para negarawan Amerika, seperti Benjamin Franklin, John Adams, Thomas
Jefferson merupakan "bapak bangsa Amerika" yang telah menetapkan satu tonggak yang sangat jitu dan
tidak dapat digugat melalui moto bangsa Amerika, "e. pluribus unum" (semacam dengan moto Indonesia,
yaitu Bhineka Tunggal Ika). Kalau saja agama menjadi fondasi dan moto negara, niscaya sejarah bangsa
Amerika tidak akan mengalami peradaban sejarah seperti saat ini. Dengan sombongnya, mereka
menuding kaum agamawan, khususnya Protestan dan Katolik sebagai kaum fundamentalis, sebagaimana
ditulis oleh Anne Gaylor:

"Kaum fundamental Protestan dan kelompok sayap kanan Katolik ingin memaksakan kehendaknya
melalui moralitas yang dangkal, melawan hak asasi wanita, kebebasan beragama minoritas, ateis, waria,
dan hak kaum homo dan lesbi, serta hak masyarakat sipil. Sejarah telah menunjukkan bahwa hanya
kebinasaan yang diberikan oleh adanya kesatuan gereja dan negara"

(Fundamentalist Protestant and right- wing Catholics would impose their narrow morality on the rest of
us, resisting women's rights, freedom for religious minorities and unbelievers, gay and lesbian rights, and
civil rights for all. History shows us that only harm comes of uniting church and state).

Walaupun mereka mengatakan bahwa menghargai hak-hak pribadi termasuk beragama, juga sebagai
bagian dari hak asasi manusia, pada dasarnya ideologi sekuler telah menjadi sebuah ideologi yang anti
terhadap adanya pengaruh-pengaruh agama, sebagaimana kaum freethinker yang menjadi pelopor
ideologi tersebut.
Moralitas negara hanya ada pada hukum. Tidak ada apa pun kecuali hukum. Konstitusi adalah "Tuhan"
bagi seluruh manusia yang mengaku warga negara Amerika. Segala sesuatu dapat berjalan dan
ditempatkan sesuai dengan hak asasinya, selama ia mengikuti aturan main dan konstitusi. Moralitas yang
dikenal hanya ada satu, yaitu hukum.

Gerakan ini, tentu saja secara sadar maupun tidak sadar telah "dipasarkan" ke seluruh dunia. Hak asasi
manusia--yang dijadikan primadona untuk menguasai dunia--merupakan senjata yang paling ampuh untuk
ikut campur tangan ke seantero pelosok bumi. Mereka ingin memaksakan model ideologi yang menafikan
dogma agama, sesuai dengan ajaran Adam Weishaupt: "membangun dunia baru" (novus ordo seclorum) .

Bagi mereka, kekuatan adalah sumber segala-galanya. Dengan kekuasaan dan kekuatan, mereka mampu
mendikte negara mana pun, dan mereka tidak.segan pula mengirimkan pasukan Dajalnya untuk
menundukkan kaum atau bangsa yang dianggapnya melecehkan wibawa diri mereka.

Karena itu, tidak ada alasan bagi kaum beragama untuk bercerai-berai atau saling bertikai, karena musuh
bersama umat beragama yang sebenarnya adalah Dajal, para penipu global yang telah melebarkan
jaringannya di setiap sudut kehidupan. Tontonlah televisi; para selebritis, iklan, serta berbagai pertunjukan
musik, dan sebagainya. Semuanya hampir terlepas dari tali moral agama.

You might also like