Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Syahputra Sakyrianto 26.01 988 2012
Faizah Afnita K 26.20 1035 2012
Hafizhan Ilmi 26.21 1038 2012
Rima Mustafa 26.31 1064 2012
Hasepta Murfa Yesi 26.49 1108 2012
Sarah Shabrina 26.49 1109 2012
Chang Jin Young 17.03 620 2009
PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Kepaniteraan
Oleh :
Syahputra Sakyrianto 26.01 988 2012
Faizah Afnita K 26.20 1035 2012
Hafizhan Ilmi 26.21 1038 2012
Rima Mustafa 26.31 1064 2012
Hasepta Murfa Yesi 26.49 1108 2012
Sarah Shabrina 26.49 1109 2012
Chang Jin Young 17.03 620 2009
PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi Kepaniteraan
i
ii
ABSTRAK
Latar Belakang:.
Tujuan..
Metologi Penelitian.
Hasil.
Kesimpulan..
Kata Kunci:.
iii
ABSTRACT
Background..
Objective..
Research Methology..
Result.
Conclusion..
Keywords:.
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Pada hari :
Tanggal :
Menyetujui,
Syahputra Sakyrianto 26.01 988 2012 Hasepta Murfa Yesi 26.49 1108 2012
Faizah Afnita K 26.20 1035 2012 Sarah Shabrina 26.49 1109 2012
Hafizhan Ilmi 26.21 1038 2012 Chang Jin Young 17.03 620 2009
Rima Mustafa 26.31 1064 2012
Penguji Penguji
Mengetahui
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahi Rabbil alamin, segala puji bagi Allah SWT, dengan Rahmat,
Anugerah dan Hidayah-Nya sehingga penelitian ini yang berjudul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Keluarga Dengan Tindakan 3M di Desa Balokang
Kecamatan Banjar Tahun 2016 dapat terselesaikan. Shalawat dan Salam bagi
Nabi Muhammad SAW.
Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
Kepaniteraan Kedokteran Komuitas Tahap 1 pada Jurusan Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Keberhasilan tim penulis sampai ke tahap penulisan penelitian ini tak lepas
dari bantuan, baik berupa materi, motivasi dan doa dari orang-orang di lingkungan
penulis. Karena itu, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Iin Solikin, SKM selaku kepala Puskesmas Banjar 1 Kota Banjar, yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, arahan dan
petunjuk kepada tim penulis selama penelitian dan penyusunan laporan
penelitian ini.
2. dr. Rida Nengsih selaku dokter pembimbing di Puskesmas Banjar 1 Kota
Banjar yang telah bersedia disibukkan untuk memberikan petunjuk,
bimbingaan, masukan dan arahan, serta memotivasi penulis selama penelitian
dan penyusunan laporan penelitian ini.
3. Para bidan, perawat dan staf di Puskesmas Banjar 1 Kota Banjar yang telah
memberikan motivasi, saran dan bimbingan selama penelitian ini, sehingga
penelitian berjalan lebih baik
4. Para ibu kader setiap dusun yang ada di Desa Balokang yang telah bersedia
membantu penelitian inni
5. Seluruh rekan teman sejawat yang telah memberikan dukungan dan bantuan
demi menyelesaikan penelitian ini
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, serta banyak terdapat kesalahan maupun kekurangan. Oleh karena itu,
vii
Tim Penulis
viii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR BAGAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR ISTILAH
xii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
yaitu Menguras, Menutup dan Mengubur barang yang bisa menampung air, sebagai
upaya untuk menghilangkan sarang nyamuk. Usaha yang dilakukan pemerintah
nampaknya belum berhasil bila melihat angka kejadian pada tahun 2007 yang relatif
tinggi. Hal ini kemungkinan pelaksanaan Gerakan 3M dilakukan secara individual,
temporer dan kurangnya kemitraan pemerintah dengan masyarakat dalam menyikapi
upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Penanganan masalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) saat ini adalah
dengan memberantas sarang nyamuk penularnya (PSN DBD), namun belum optimal
dan memerlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat. Oleh karena itu partisipasi
tersebut perlu lebih ditingkatkan melalui strategi yang lebih bersifat akomodatif,
fasilitatif / bottom up, kemitraan dimana masyarakat termasuk lembaga swadaya
masyarakat termasuk swasta dan lain-lain mempunyai peran yang lebih besar,
terfokus (prioritas, local specific, bertahap), lebih mengoptimalkan kerjasama lintas
sektor, didukung data (evidence base) terutama data sosial-budaya serta
diprogramkannya PSN DBD secara luas di propinsi, kabupaten/kota dan puskesmas.4
Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses dimana individu,
keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan pelaksanaan
pemberantasan vektor nyamuk Aedes aegypti di wilayahnya. Kegiatan PSN
dimaksudkan untuk meyakinkan masyarakat bahwa program PSN perlu dilaksanakan
oleh masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada dilingkungannya.
Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 45
tahun terakhir, sejak tahun 1968 samapai 2013 telah menyebar di 33 provinsi dan di
436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota (88%). Angka kesakitan atau incidence
rate (IR) penyakit DBD dari tahun 1968 2013 saat ini cenderung terus meningkat.
Kemudian dari tahun 2010 ke 2011 menurun drastis dengan IR dari 65,7 / 100.000
penduduk menjadi hanya 27,67 / 100.000 penduduk. Namun meningkat kembali dari
tahun 2012 ke 2013 (41,25 / 100.000 penduduk).5
Menurut data dari Ditjen P2PL, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
tahun 2014 telah tercatat penderita DBD di seluruh Indonesia sebanyak 100.347
orang, dan 907 diantaranya meninggal dunia. Penyakit ini juga menjadi
permasalahan serius di Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat tahun 2014, tercatat 19.138 kasus DBD, dengan 188 orang
diantaranya meninggal dunia. IR di Jawa Barat ialah 41,3 / 100.000 penduduk
3
dengan CFR 1.0%. Dari data yang sama dikatakan bahwa Kota Banjar memiliki
jumlah kasus penderita DBD sebanyak 129 orang dengan 2 orang diantaranya
meninggal dunia. Dari seluruh data di provinsi Jawa Barat, Kota Banjar memiliki IR
sebesar 1.6%.6
Pada kenyataan angka insiden DBD di Jawa Barat, khususnya Kota Banjar tetap
tinggi dari tahun ke tahun. Dan berdasarkan fakta tersebut maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan Sikap Keluarga
Dengan Tindakan 3M Di Desa Balokang Kecamatan Banjar Tahun 2016.
B. Penyebab
Penyebab penyakit ini adalah virus dengue sampai sekarang dikenal 4
serotipe (Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, Dengue-4) termasuk dalam group B
Arthropod Borne Virue (Arhovirus). Ke-empat serotipe virus ini telah ditemukan
di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan
bahwa Dengue-3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan
serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue-2, Dengue-1, dan
Dengue-4.
6
7
C. Manifestasi
Manifestasi klinik dari penyakit demam berdarah dengue (DBD) adalah
demam mendadak, tinggi dan terus menerus, berlangsung selama 2-7 hari.
Terdapat beberapa gejala perdarahan (termasuk sekurang-kurangnya uji
torniquet yang positif), petekei, purpura,ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi,
dan hematemesis dan/atau melena. Pembesaran hati dijumpai bervariasi pada 90-
8
98% anak. Syok ditandai dengan denyut nadi yang menjadi cepat, lemah,
penyempitan tekanan nadi (10mm Hg atau kurang) ataupun timbulnya hipotensi
disertai rasa dingin, kulit terasa lembab dan pasien menjadi gelisah.
D. Morfologi
Berdasarkan struktur morfologinya, tubuh nyamuk Aedes Aegypti terdiri
dari 3 bagian yaitu bagian kepala, dada dan perut (Soegiyanto, 2004). Nyamuk
Aedes Aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata
nyamuk lain. Nyamuk Aedes Aegypti mempunyai warna dasar hitam dengan
bintik-bintik putih pada bagian dada, kaki dan sayap. Nyamuk Aedes Aegypti
seperti juga nyamuk lainnya mengalami metamorfosis sempurna yaitu: telur-
larva-pupa-nyamuk dewasa (Depkes RI, 2005).
a. Stadium telur
Nyamuk Aedes Aegypti betina meletakkan telurnya satu persatu pada
benda yang terapung di air atau dinding tempat air pada batas permukaan air.
Telurnya tidak mempunyai pelampung, berbentuk elip oval, memanjang,
warnanya hitam dengan ukuran sekitar 0,5-0,8 mm, telurnya dapat bertahan
sampai 6 bulan ditempat kering.
b. Stadium jentik (larva)
Larva Nyamuk Aedes Aegypti tubuhnya memanjang tanpa kaki dengan
bulu bulu sederhana. Larva ini dalam pertumbuhan dan perkembangannya
mengalami 4 kali pergantian kulit dan jentik yang terbentuk langsung
bergerak sangat lincah dan waktu istirahat berbentuk sudut tegak lurus
dengan bidang permukaan air. Pada stadium jentik belum terdapat perbedaan
antara jantan dan betina. Pada pergantian kulit terakhir berubah menjadi
kepompong. Umur rata-rata pertumbuhan jentik sampai menjadi kepompong
berkisar antara 7 15 hari. Ukurannya sekitar 0,5 1 cm, dengan gerakan
dari bawah ke atas permukaan air untuk bernapas dan kembali ke bawah.
c. Stadium pupa (kepompong)
Pada stadium pupa ini bentuknya gemuk, bulat dan tajam seperti tanda
koma, Masa kepompong merupakan masa istirahat untuk menjadi bentuk
dewasa. Bentuk pupa Nyamuk Aedes Aegypti sulit dibedakan dengan pupa
spesies nyamuk lain. Pada stadium pupa berlangsung antara 1 2 hari.
9
E. Habitat Nyamuk
Tempat perkembangbiakan utama nyamuk Aedes Aegypti adalah tempat
tempat penampungan air di dalam rumah, sekitar rumah atau tempat umum yang
umumnya tidak melebihi jarak 500 meter dari rumah (Depkes RI, 1999). Tempat
pembiakan Nyamuk Aedes Aegypti dapat berupa genangan air yang tertampung
di suatu tempat atau bejana. Perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti tidak
dapat pada genangan air yang langsung berhubungan dengan tanah.
Menurut Depkes RI (2005), jenis tempat perkembang-biakan nyamuk Aedes
Aegypti dapat dikelompokan sebagai berikut: Tempat penampungan air (TPA)
untuk keperluan sehari-hari, seperti: drum, tangki reservoir, tempayan, bak
mandi/wc, dan ember; Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-
hari seperti: tempat minum burung, vas bunga, perangkap semut, dan barang-
barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik dan lain-lain); Tempat penampungan
air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu, pelepah daun, tempurung kelapa,
pelepah pisang dan potongan bambu.
dibuahi oleh sperma nyamuk jantan dapat menetas. Waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan perkembangan telur mulai dari nyamuk menghisap darah
sampai telur dikeluarkan biasanya bervariasi antara 3-4 hari.
Biasanya nyamuk betina mencari mangsanya pada siang hari. Aktivitas
menggigit biasanya mulai pagi sampai petang hari, dengan 2 puncak aktifitas
antara pukul 09.00 10.00 dan 16.00 17.00. Tidak seperti nyamuk lain, Aedes
aegypti mempunyai kebiasaan menghisap darah berulang kali (multiple bites)
untuk memenuhi lambungnya dengan darah. Dengan demikian nyamuk Aedes
aegypti sangat efektif sebagai penular penyakit.
Setelah menghisap darah nyamuk Aedes aegypti hinggap (beristirahat) di
dalam atau kadang-kadang di luar rumah berdekatan dengan tempat
perkembangbiakannya. Biasanya ditempat yang agak gelap dan lembab. Di
tempat-tempat ini nyamuk menunggu proses pematangan telurnya. Setelah
beristirahat dan proses pematangan telur selesai, nyamuk betina akan
meletakkan telurnya di dinding tempat perkembangbiakannya, sedikit diatas
permukaan air. Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu
2 hari setelah telur terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat
mengeluarkan telur sebanyak 100 butir. Telur itu berada di tempat yang kering
(tanpa air) dapat bertahan berbulan-bulan pada suhu -2 derajat celcius sampai
42 derajat celcius, dan bila tempat-tempat tersebut kemudian tergenang air atau
kelembabannya tinggi maka telur dapat menetas lebih cepat.
a. Derajat I
Disebut derajat I apabila terdapat tanda tanda demam disertai gejala
gejala yang lain, seperti: mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing, nyeri otot,
dan lain lain, tanpa adanya perdarahan spontan dan bila dilakukan uji
tourniquet menunjukkan hasil positif (+) terdapat bintik bintik merah.
Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda tanda
hemokonsentrasi dan trombositopenia.
11
b. Derajat II
Disebut derajat II apabila terdapat tanda tanda dan gejala yang terdapat
pada DBD derajat Idisertai adanya perdarahan spontan pada kulit ataupun
tempat lain (gusi, mimisan, dan lain lain).
c. Derajat III
Disebut derajat III apabila telah terdapat tanda tanda shock, yaitu dari
pengukuran nadi didapatkan hasil cepat dan lemah; tekanan darah menurun;
penderita gelisah; dan tampak kebiru-biruan pada sekitar mulut, hidung, dan
ujung-ujung jari.
d. Derajat IV
Disebut derajat IV apabila penderita telah jatuh pada keadaan shock,
penderita kehilangan kesadaran dengan nadi tak teraba dan tekanan darah
tidak terukur. Kondisi seperti ini disebut DSS (Dengue Shock Syndrome).
Penderita berada dalam keadaan kritis dan memerlukan perawatan yang
intensif di ruang ICU
b. Pemberantasan Jentik
Menurut Depkes RI (1999); Depkes RI (2005), pemberantasan
terhadap jentik Aedes Aegypti yang dikenal dengan istilah Pemberantasan
Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) dilakukan dengan
cara fisik, kimia, dan biologi. Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara
fisik dikenal dengan kegiatan 3M, yaitu menguras dan menyikat bak
mandi, bak WC, dan lain-lain; menutup tempat penampungan air rumah
tangga (tempayan, drum, dan lain-lain); serta mengubur, menyingkirkan atau
memusnahkan barang-barang bekas (seperti kaleng, ban, dan lainlain).
Pengurasan tempat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan
secara teratur sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat
berkembang biak di tempat itu. Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes
RI, 2007, Pada saat ini juga dikenal dengan istilah 3M Plus yaitu Plus
menghindari gigitan nyamuk, diantaranya menggunakan kelambu, memakai
obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat nyamuk bakar,
semprot, oles/diusap ke kulit, dan lain-lain.
Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara kimia dilakukan dengan
menggunakan abatisasi dengan ukuran 1 gram abate untuk 10 liter air. Cara
ini biasanya dengan menaburkan abate ke dalam bejana tempat
penampungan air seperti bak mandi, drum, gentong dan lainnya. Abate ini
dapat mencegah adanya jentik nyamuk selama 2-3 bulan. Cara
pemberantasan sarang nyamuk dengan cara biologi dilakukan dengan cara
memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang /
tempalo dan lain lain.
Sharif Baqhir (2003) ada 7 peran penting ibu rumah tangga dalam keluarga,
yaitu:8
1. Ibu sebagai manager
Sebagai seorang manager, seorang ibu rumah tangga mampu
mengintegrasikan berbagai macam karakter, berbagai macam
keadaan/kondisi anggota keluarganya ke dalam satu tujuan rumah tangga.
Ibu rumahtangga berperan menjadi sosok pengatur kelangsungan roda
rumahtangganya sehari-hari.
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin
tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut menerima
informasi.
2) Usia
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia semakin berkembang pula daya
tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya
semakin membaik.
3) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan, adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengukang
kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah
yang dihadapi di masa lalu.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan
ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut.
2) Sosial Budaya (Kebudayaan)
Kebudayaan merupakan kebiasaan dan tradisi yang dilakukan
orang-orang tanpa melalui penalaran, apakah yang dilakukan itu baik
atau buruk. Dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pengetahuan kita.
3) Informasi / Media Massa
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non
formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan.
18
C. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari
pengalaman penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan
lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Menurut Notoatmodjo (2012), yang mengutip dari Bloom menyatakan
bahwa tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif, meliputi8:
b. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya, termasuk kedalam pengetahuan dalam tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall). Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain mampu
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan sebagainya.
c. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap suatu objek materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
terhadap obyek yang telah dipelajari.
d. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata sebelumnya.
e. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
f. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
g. Evaluasi (Evaluation)
Ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan
19
B. Pokok Sikap
Menurut Allport (1954) seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2005),
sikap mempunyai pokok :
1) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
2) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu konsep.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
21
D. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan dapat juga tidak.
Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan
respon terhadap suatu objek. Orang lain berperilaku bertantangan dengan
sikapnya dan bisa juga merubah sikapnya sesudag yang bersangkutan
merubah tindakannya. Namun secara tidak mutlak dapat dikatakan bahwa
perubahan sikap merupakan loncatan untuk terjadinya perubahan perilaku.
II.1.5. Tindakan
A. Pengertian Tindakan
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
beavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai
dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua.
c) Mekanisme (mechanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara
otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah
mencapai praktek tingkat tiga.
d) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang
dengan baik.
Pengetahuan: Sikap:
- Tahu
- Menerima
- Memahami - Merespon
- Aplikasi - Menghargai
- Analisis - Bertanggung jawab
- Sintesis
- Evaluasi
menurut peneliti. Variabel yang diambil adalah variabel pengetahuan tentang 3M dan
Sikap terhadap 3M.
II.4. Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas maka dikembangkan hipotesis sebagai
berikut:
H0 : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga
dengan tindakan 3M di Desa Balokang Kecamatan Banjar tahun 2016
Ha : Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga dengan
tindakan 3M di Desa Balokang Kecamatan Banjar tahun 2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.3.2. Sampel
Sampel adalah suatu prosedur dimana hanya sebagian populasi saja
yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang
dikehendaki dari populasi.14
24
25
516
Dusun Cibeureum = 2960 350 = 61
496
Dusun Parung = 2960 350 = 59
415
Dusun Gardu = 2960 350 = 49
404
Dusun Kr. Tengah = 2960 350 = 48
437
Dusun Kr.Pucung = 2960 350 = 52
428
Dusun Ciaren = 2960 350 = 51
264
Dusun Balokang = 2960 350 = 31
Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Usia Umur adalah usia Kuisioner Mengisi 1. 20 30 Interval
individu yang pertanyaan 2. 31 40
terhitung mulai saat pada data 3. 41 50
dilahirkan sampai karakteristik 4. 51 60
saat beberapa 5. 61 70
tahun. (KBBI) 6. 71 80
Berdasarkan output pada tabel di atas, maka dilihat pada Corrected Item
Total Correlation, adalah nilai korelasi atau fhitung yang didapat. Nilai ini
kemudian di bandingkan dengan nilai ftabel, ftabel dicari pada signifikasi 0.05 dan
jumlah data (N) = 25, maka didapat ftabel sebesar 0,396 (lihat pada lampiran tabel
r). Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa semua butir pertanyaan diatas memiliki
nilai fhitung lebih besar dari ftabel 0,396 yaitu 0.477, 0.493, 0.495, 0.557, 0.492,
0.423, 0.430, 0.594, 0.708, 0.486, 0.507, 0.557, 0.511, 0.720, 0.507 dan 0.408 >
0,396 sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan dalam variabel
tingkat pengetahuan tentang 3M dan sikap terhadap 3M diatas telah valid atau
lolos uji validitas.
Setelah butir-butir pernyataan lolos uji validitas, uji yang dilakukan
selanjutnya adalah uji reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas diperlukan untuk
mengukur tingkat keandalan kuisioner dengan tujuan untuk melihat apakah alat
ukur itu akan menghasilkan jawaban yang sama apabila di lakukan berulang-
ulang di waktu yang berbeda. Untuk itu, dilakuan uji reliabilitas internal pada
instrumen penelitian dengan teknik Cronbachs Alpha dengan kriteria
pengambilan keputusan:
1. Instrumen dinyatakan reliabilitas apabila nilai Cronbachs Alpha lebih
besar dari 0.6
2. Instrumen dinyatakan tidak reliabilitas apabila nilai Cronbachs Alpha
lebih kecil dari 0.6
31
Berdasarkan hasil analisis uji reabilitas kuisioner pada tabel diatas, didapat
nilai Alpha sebesar 0.830. Dari output diatas dapat dilihat bahwa nilainya diatas
0.6 maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur variabel tingkat pengetahuan
tentang 3M dan sikap terhadap 3M dalam penelitian ini telah reliabel atau lolos
uji reliabilitas
Informed Consent
Tahun 2014
Desa/Kelurahan BALOKANG
Kecamatan BANJAR
Penetapan Batas
34
35
Tipologi PERSAWAHAN
Klasifikasi SWAKARYA
Kategori LANJUT
Batas Wilayah:
b. Data Demografi
Jumah penduduk Desa Balokang adalah 9.499 jiwa yang terdiri dari 4.652
jiwa laki-laki dan 4.847 jiwa perempuan. Kepadatan penduduk rata-rata 1.127
jiwa/km2. Desa Balokang memiliki 7 Dusun yaitu Dusun Cibeureum, Dusun
Parung, Dusun Gardu, Dusun Kr. Tengah, Dusun Kr. Pucung, Dusun Ciaren dan
Dusun Balokang dimana Pemerataan Penduduk tidak merata bervariasi setiap
dusun yang paling padat adalah Dusun Gardu hal ini karena pada dusun tersebut
lebih banyak perumahan.
Kependuduk berdasarkan jumlah kepala keluarga dan jumlah jiwa:
c. Sumber Daya
1. Komposisi Usia Penduduk
Laki-laki Perempuan
2. Kesejahteraan Keluarga
Pengrajin 70 5 75
Peternak 36 0 36
Montir 7 0 7
Bidan swasta 0 5 5
TNI 6 0 6
Polri 6 0 6
Seniman / artis 4 6 10
Dukun tradisional 0 5 5
Wiraswasta 10 0 10
Purnawirawan/pensiunan 61 41 102
Kec. Cimaragas
Keterangan :
: Batas Desa Wil. PKM Banjar 2
: Batas Dusun
: Sungai Citanduy
: Puskesmas
: Poskesdes
Wilayah kerja Puskesmas Banjar 1 terdiri dari 3 desa, yaitu Desa Balokang,
Cibeureum dan Jajawar.
Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut :
- di sebelah utara berbatasan dengan sungai Citaunduy masuk Kec.Cisaga,
- di sebelah selatan berbatasan dengan desa Neglasari wilayah kerja
Puskesmas Banjar 2
- di sebelah barat berbatasan dengan sungai citanduy masuk kec.Cimaragas
- di sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Banjar masuk wilayah
kerja Puskesmas Banjar 3
b. Data Demografi
Jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Banjar 1 menurut registrasi
sampai dengan akhir Desember tahun 2015 sebesar : 14.261 jiwa, dibandingkan
tahun sebelumnya terjadi kenaikan sebesar 62 jiwa, menjadi 14.323 terdiri dari
7.194 jiwa penduduk laki-laki dan 7.126 jiwa penduduk perempuan
b. Tujuan
Dengan dirumuskannya tujuan ini maka Puskesmas telah mengetahui
apa yang harus dilaksanakan dan kondisi yang akan dicapai dalam kurun
waktu satu tahun yaitu sebagai berikut:
Meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
43
C. Struktur Organisasi
0.937 17
0.949 9
B. Karakteristik Responden
Karakteristik responden terdiri dari usia responden, pendidikan
terakhir, pekerjaan responden, sedang memakai KB atau tidak dan darimana
pengetahuan KB responden didapat.
B.1. Usia Responden
Rentan usia responden yang didapatkan adalah usia 20-49 tahun
(wanita usia subur). Adapun usia responden tersebut saya kelompokkan
menjadi usia 20-35 tahun dan 35-49 tahun. Distribusi frekuensi usia responden
dalam penelitian ini disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Total Distribusi Usia Responden Pada Puskesmas Setu dan Puskesmas Serpong I
Usia Jumlah Persentase
Responden (th) (n) (%)
20 - 35 49 45.0%
36 - 49 60 55.0%
TOTAL 109 100%
Usia
20 - 35 36 - 49
45%
55%
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah
Tamat SD
Tamat SMP
Tamat SMA
Akademi / Perguruan Tinggi (D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3)
18% 1%
30%
32% 19%
Pekerjaan
Tidak bekerja / ibu rumah tangga Dagang / Usaha Swasta PNS Lain-lain
4% 9%
12%
75%
B.4. Pengguna KB
Dibawah ini dapat dilihat distribusi frekuensi seluruh penelitian
berdasarkan pengguna KB adalah sebagai berikut:
Total Distribusi KB Yang Digunakan Pada Puskesmas Setu dan Puskesmas Serpong I
52
KB Yang Digunakan
Pil Tidak AKDR / IUD Suntik Implan Lain-lain
1% 1% 8%
35%
47%
8%
Total Distribusi Sumber Infromasi Tentang KB Pada Puskesmas Setu dan Puskesmas
Serpong I
3% 15%
Total Distribusi Pengetahuan Tentang IUD Pada Puskesmas Setu dan Puskesmas Serpong I
Pengetahuan Tentang IUD Jumlah (n) Persentase (%)
Baik 38 34.9%
Cukup 23 21.1%
Kurang Baik 48 44.0%
TOTAL 109 100.0%
21% 44%
35%
Jenis IUD 24 32 53
Keuntungan IUD 48 18 43
33 26 50
Kelemahan IUD 37 27 45
31 30 48
33 25 51
56
26 24 59
47%
53%
Tabel 16. Distribusi Responden Mengenai Aspek Kognitif Minat Memakai IUD
Jawaban
No Dimensi Pernyataan
S KS TS
33 35 41
21 34 54
b. Aspek Afektif
Tabel 17. Distribusi Responden Mengenai Aspek Afektif Minat Memakai IUD
Jawaban
No Dimensi Pernyataan
S KS TS
23 39 47
B. Pendidikan Terakhir
Berdasarkan tabel 14 distriusi frekuensi pendidikan terakhir responden
diketahui bahwa tingkat pendidikan WUS di wilayah kerja Puskesmas Setu
terbanyak ada pada responden yang memiliki pendidikan terakhir tingkat SD
yaitu sebanyak 17 orang (30.4%), kemudian terdapat 14 responden (25%)
61
62
C. Pekerjaan
Berdasarkan tabel 15 distribusi frekuensi pekerjaan responden
diketahui bahwa pekerjaan WUS di wilayah kerja Puskesmas Setu terbanyak
adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38 orang (67.9%),
kemudian pekerjaan dagang / usaha swasta dan lain-lain seperti Tenaga
Kesehatan Sukarela dan Pekerja Sosial Masyarakat masing-masing sebanyak 8
orang (14.3%) dan sisanya sebagai PNS sebanyak 2 orang (3.6%). Kemudian
diketahui bahwa pekerjaan WUS di wilayah kerja Puskesmas Serpong I
terbanyak adalah tidak bekerja / ibu rumah tangga yaitu sebanyak 44 orang
(83.0%), kemudian sebagai pedagang / usaha swasta sebanyak 5 orang (9.4%)
63
dan sisanya yaitu sebagai PNS dan lain-lain, masing-masing sebanyak 2 orang
(3.8%). Sehingga total distribusi frekuensi pekerjaan WUS di kedua wilayah
puskesmas terbanyak adalah WUS tidak bekerja / ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 82 orang (75.2%), kemudian sebagai pedagang / usaha swasta
sebanyak 13 orang (11.9%), lain-lain nya seperti Tenaga Kesehatan dan
Pekerja Sosial Masyarakat sebanyak 10 orang (9.2%) dan sisanya sebagai PNS
sebanyak 4 orang (3.7%).
Menurut Depkes RI (2001), pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan
untuk mendapatkan nafkah atau pencaharian masyarakat yang sibuk dengan
kegiatan atau pekerjaan sehari-hari akan memiliki waktu yang lebih untuk
memperoleh informasi.15
Faktor pekerjaan juga mempangaruhi pengetahuan. Seseorang yang
bekerja pengetahuannya akan lebih luas dari pada seseorang yang tidak
bekerja, karena dengan bekerja seseorang akan banyak mempunyai informasi.
Pada hasil penelitian didapat bahwa banyak WUS yang memang tidak bekerja
atau sebagai ibu rumah tangga saja yang menjadikan WUS tidak memiliki
banyak informasi khususnya kontrasepsi IUD.
D. Pengguna KB
Berdasarkan tabel 16 distribusi frekuensi jenis KB responden
diketahui bahwa WUS di wilayah kerja Puskesmas Setu terbanyak adalah
bukan pengguna KB aktif / tidak sedang menggunakan kontrasepsi yaitu
sebanyak 25 orang (44.6%), kemudian sebanyak 17 orang (30.4%) adalah
WUS pengguna kontrasepsi suntik, sebanyak 7 orang (12.5%) adalah pengguna
AKDR / IUD, terdapat 6 orang (10.7%) WUS pengguna pil dan sisanya adalah
pengguna implan sebanyak 1 orang (1.8%). Sedangkan, diketahui bahwa WUS
di wilayah kerja Puskesmas Serpong I terbanyak adalah WUS bukan pengguna
KB aktif / tidak sedang menggunakan kontrasepsi yaitu sebanyak 26 orang
(49.1%), kemudian sebanyak 21 orang (39.6%) adalah pengguna KB suntik,
sebanyak 3 orang (5.7%) adalah sebagai pengguna KB pil, terdapat 2 orang
(3.8%) WUS yang menggunakan AKDR/IUD dan sisanya adalah pengguna
KB lain-lain (seperti MOW) yaitu sebanyak 1 orang (1.9%). Sehingga, total
distribusi frekuensi jenis KB WUS di wilayah kerja kedua puskesmas
64
14 orang (12.8%) dan dari media massa (seperti dari brosur/TV/radio) terdapat
3 orang (2.8%).
Menurut Notoatmodjo (2003), sumber informasi merupakan salah satu
bagian terpenting dalam meningkatkan pengetahuan seseorang, karena salah
satu faktor eksternal pengetahuan adalah informasi. Informasi yang diperoleh
baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan
pengetahuan.9
V.4. Hubungan Pengetahuan WUS tentang IUD dengan Minat Pemakaian IUD
di Wilayah Kerja Puskesmas Setu dan Puskesmas Serpong I Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten
Pada penelitian ini membatasi masalah sehingga dari beberapa faktor
yang mempengaruhi minat pemakaian IUD, yang diteliti hanya faktor
pengetahuan WUS saja. Sehingga di dapatkan hasil pengujian dengan
menggunakan uji Chi-Square untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan
WUS tentang IUD dengan minat pemakaian IUD dapat dilihat pada tabel 23
yang menunjukkan nilai Asymp. Sig. 0.038 < 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan minat pemakaian IUD pada
WUS di wilayah kerja Puskesmas Setu dan Puskesmas Serpong I Kota
Tangerang Serpong, Provinsi Banten.
Berdasarkan hasil analisis dengan derajat kepercayaan 90% bahwa
minat pemakaian IUD berpengaruh banyak oleh pengetahuan. Ini berarti WUS
yang tahu tentang IUD cenderung berminat memakai IUD, sebaliknya WUS
yang tidak tahu tentang IUD cenderung tidak berminat memakai IUD.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wira
(2014) di wilayah RW 014 Teluk Gong, Jakarta Selatan, berdasarkan uji
68
statistik diperoleh nilai p value 0.000 < 0.05. Hal ini berarti ada hubungan
pengetahuan dengan minat pemakaian IUD.30
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Marliza (2010) di
Kelurahan Ketapang, bahwa tingkat pengetahuan di Kelurahan Ketapang
dinyatakan kategori Cukup sebesar 56.3%. Hasil uji statistik Chi-Square di
dapatkan Asymp. Sig. 0.002 < 0.05. Hal ini disebabkan tingkat pendidikan
responden rata-rata SMA, sehingga dengan pengetahuan yang cukup baik,
maka pengetahuan tentang kesehatan juga akan lebih baik.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas maka peneliti
menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengeahuan WUS tentang
kontrasepsi IUD dengan minat pemakaian kontrasepsi IUD. Semakin baik
pengetahuannya maka semakin tepat orang tersebut untuk menentukan sikap
dalam memilih kontrasepsi yang akan digunakan.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan WUS tentang
IUD dengan minat pemakaian IUD di wilayah kerja Puskesmas Setu dan
Puskesmas Serpong I Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Karakteristik responden terbanyak pada penelitian ini adalah responden
yang memiliki:
a. Usia kategori 36-49 tahun sebanyak 60 orang (55.0%),
b. Pendidikan terakhir tamatan SMA sebanyak 35 orang (32.1%),
c. Tidak bekerja / ibu rumah tangga sebanyak 82 orang (75.2%),
d. Tidak sedang menggunakan KB / kontrasepsi sebanyak 51 orang
(46.8%), dan
e. Mengetahui informasi KB / kontrasepsi dari petugas puskesmas
sebanyak 45 orang (41.3%)
2. Pengetahuan wanita usia subur tentang IUD di wilayah kerja Puskesmas
Setu dan Puskesmas Serpong I adalah Kurang Baik, yaitu sebanyak 48
orang (44.0%) tidak mengetahui tentang IUD. Diikuti dengan wanita usia
subur dengan pengetahuan Baik, yaitu sebanyak 38 orang (32.9%) dan
pengetahuan Cukup sebanyak 23 orang (21.1%).
3. Wanita usia subur di wilayah kerja Puskesmas Setu dan Puskesmas
Serpong I yang Berminat menggunakan kontrasepsi IUD yaitu sebanyak
58 orang (53.2%), dan yang Tidak Berminat yaitu sebanyak 51 orang
(46.8%).
4. Hasil analisis statistik data membuktikan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan wanita usia subur tentang kontrasepsi IUD
dengan minat pemakaian IUD di wilayah kerja Puskesmas Setu dan
Puskesmas Serpong I Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten dengan
menunjukkan hasil uji Chi-Square yaitu p-value 0.038 < 0.05.
69
70
VI.2. SARAN
1. Bagi Petugas Puskesmas
Perlu memberikan informasi untuk memasyarakatan penggunaan
kontrasepsi yaitu dengan penyuluhan maupun konseling kepada wanita usia
subur sebagai akseptor KB khususnya IUD.
Mengembangkan dan memperluas penyuluhan mengenai kontrasepsi
khususnya kontrasepsi IUD di seluruh daerah di wilayah kerja Puskesmas Setu
dan Puskesmas Serpong I agar informasi mengenai IUD tersebar merata.
Membina para pengguna KB baru yang akan memilih kontrasepsi
pilihannya di masing-masing puskesmas dengan cara memberikan informasi
tentang kontrasepsi dengan sebaik-baiknya agar pengetahuan para akseptor KB
baru merata dan luas.
2. Bagi Masyarakat (Wanita Usia Subur) di wilayah kerja Puskesmas Setu
dan Puskesmas Serpong I
Diharapkan dapat menyerap sebanyak-banyaknya dan meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai kontrasepsi, khususnya IUD. Misalnya
melalui informasi seperti media massa, mengikuti penyuluhan, maupun
berkonsultasi kepada petugas kesehatan agar dapat memilih kontrasepsi sesuai
kebutuhan.
xx
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR INFORM CONSENT
Oleh:
Sarah Shabrina
2012730098
Pendahuluan
Keluarga Berencana atau KB adalah program pemerintah bertujuan menjarangkan
kelahiran demi membangun keluarga kecil yang sejahtera dan mampu menurunkan angka
pertambahan penduduk Indonesia. Kontrasepsi adalah alat yang digunakan dalam melaksanakan
program tersebut.
AKDR yaitu kepanjangan dari Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (Intra Uterine Device /
IUD) atau spiral, salah satu jenis AKDR yang paling dikenal masyarakat sejak dulu.
Kuisioner ini ditujukan kepada yang tidak sedang memakai kontrasepsi maupun yang
sedang memakai kontrasepsi. Saya mengharapkan partisipasi saudari untuk menjawab dengan
sejujurnya atau yang paling mendekati dengan keadaan saudari sekarang. Bacalah keterangan
nya terlebih dahulu.
4. Pekerjaan anda:
(1) Tidak bekerja / ibu rumah (3) PNS
tangga (4) Lain-lain :
(2) Dagang / usaha swasta
5. Anda tahu tentang KB atau kontrasepsi dari:
(1) Tidak ada (4) Media massa
(2) Petugas Puskesmas (Brosur/TV/Radio)
(3) Kader kesehatan / penyuluh (5) Keluarga / lingkungan
KB
6. Apakah Anda sedang menggunakan kontrasepsi sekarang? Jika Ya, sebutkan apa :
(1) Ya, alat yang digunakan:
(2) Tidak
xxii
B. Isilah kolom berikut dengan tanda check list () yang menurut anda benar dan/atau
paling mendekati dengan pendapat anda:
1. Pengetahuan Terhadap Kontrasepsi Spiral/AKDR/IUD
Keterangan:
T = Tahu TT = Tidak Tahu
KT = Kurang Tahu
No. Pertanyaan T KT TT
1 Apakah anda tahu apa itu kontrasepsi spiral/AKDR/IUD?
2 Apakah anda tahu kontrasepsi spiral/AKDR/IUD merupakan
kontrasepsi jangka panjang?
3 Apakah anda tahu bentuk dari alat kontrasepsi spiral/AKDR/IUD?
4 Apakah anda tahu bagaimana/dimana tempat alat kontrasepsi
spiral/AKDR/IUD dipasang?
5 Apakah anda tahu macam-macam jenis kontrasepsi
spiral/AKDR/IUD?
6 Apakah anda tahu bagaimana kerja kontrasepsi spiral/AKDR/IUD
dalam mencegah kehamilan?
7 Apakah anda tahu bahwa anda tidak perlu mengingat/diingatkan
dalam memakai kontrasepsi spiral/AKDR/IUD karena alat
tersebut tidak harus dipakai atau diganti setiap hari?
8 Apakah anda tahu kontrasepsi spiral/AKDR/IUD tidak akan
mempengaruhi kualitas dan volume ASI?
9 Apakah anda tahu efek samping dari alat kontrasepsi
spiral/AKDR/IUD dapat menambah rasa sakit dan memperlama
menstruasi anda?
10 Apakah anda tahu bahwa kontrasepsi spiral/AKDR/IUD dapat
merubah siklus menstruasi anda pada 3 bulan pertama pemakaian?
11 Apakah anda tahu memakai kontrasepsi spiral/AKDR/IUD akan
didapat bercak-bercak pendarahan yang keluar diantara siklus
menstruasi anda?
12 Apakah anda tahu berapa lama kontrasepsi spiral/AKDR/IUD
dapat bertahan efeknya untuk sekali pakai?
13 Apakah anda tahu syarat-syarat apa saja yang memperbolehkan
seseorang memakai kontrasepsi spiral/AKDR/IUD?
xxiii
Lampiran 2
Hasil Analisa SPSS
Statistics
Sumber
Pendidikan KB Yang Informasi
Usia Terakhir Pekerjaan Digunakan Tengtang KB
N Valid 109 109 109 109 109
Missing 0 0 0 0 0
Mean 34.74
Median 35.00
Mode 35
Minimum 22
Maximum 48
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 22 4 3.7 3.7 3.7
23 4 3.7 3.7 7.3
24 1 .9 .9 8.3
25 8 7.3 7.3 15.6
26 2 1.8 1.8 17.4
27 2 1.8 1.8 19.3
28 2 1.8 1.8 21.1
29 3 2.8 2.8 23.9
30 7 6.4 6.4 30.3
31 6 5.5 5.5 35.8
32 2 1.8 1.8 37.6
33 5 4.6 4.6 42.2
34 3 2.8 2.8 45.0
35 11 10.1 10.1 55.0
36 3 2.8 2.8 57.8
37 6 5.5 5.5 63.3
38 5 4.6 4.6 67.9
39 2 1.8 1.8 69.7
40 8 7.3 7.3 77.1
41 3 2.8 2.8 79.8
42 5 4.6 4.6 84.4
43 4 3.7 3.7 88.1
44 2 1.8 1.8 89.9
45 2 1.8 1.8 91.7
46 4 3.7 3.7 95.4
xxv
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Akademi / Perguruan Tinggi
20 18.3 18.3 18.3
(D1/D2/D3/D4/S1/S2/S3)
Tamat SD 32 29.4 29.4 47.7
Tamat SMA 35 32.1 32.1 79.8
Tamat SMP 21 19.3 19.3 99.1
Tidak Sekolah 1 .9 .9 100.0
Total 109 100.0 100.0
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dagang / Usaha Swasta 13 11.9 11.9 11.9
Lain-lain 10 9.2 9.2 21.1
PNS 4 3.7 3.7 24.8
Tidak bekerja / ibu rumah
82 75.2 75.2 100.0
tangga
Total 109 100.0 100.0
KB Yang Digunakan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid AKDR / IUD 9 8.3 8.3 8.3
Implan 1 .9 .9 9.2
Lain-lain 1 .9 .9 10.1
Pil 9 8.3 8.3 18.3
Suntik 38 34.9 34.9 53.2
Tidak 51 46.8 46.8 100.0
Total 109 100.0 100.0
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Minat 109 100.0% 0 .0% 109 100.0%
Minat
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.537a 2 .038
Likelihood Ratio 6.600 2 .037
N of Valid Cases 109
xxvii
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.537a 2 .038
Likelihood Ratio 6.600 2 .037
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 10.76.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.937 17
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Item_1a 31.08 93.741 .567 .936
Item_2a 31.07 93.228 .609 .935
Item_3a 31.39 90.801 .669 .934
Item_4a 30.96 95.438 .485 .937
Item_5a 31.74 94.605 .533 .936
Item_6a 31.69 93.261 .617 .935
Item_7a 31.43 90.247 .717 .932
Item_8a 31.64 90.794 .728 .932
Item_9a 31.56 92.156 .636 .934
Item_10a 31.63 92.983 .609 .935
Item_11a 31.65 91.426 .684 .933
Item_12a 31.42 92.787 .608 .935
Item_13a 31.74 91.502 .733 .932
Item_14a 31.79 90.674 .765 .931
Item_15a 31.68 90.614 .793 .931
Item_16a 31.56 90.211 .755 .932
Item_17a 31.68 91.137 .734 .932
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.949 9
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
Item_1b 14.70 31.546 .810 .942
Item_2b 14.69 31.457 .826 .941
Item_3b 14.73 30.975 .821 .942
Item_4b 14.92 32.391 .768 .944
Item_5b 14.74 31.322 .799 .943
Item_6b 14.70 31.195 .802 .943
Item_7b 14.94 32.015 .780 .944
Item_8b 14.83 32.121 .804 .943
Item_9b 14.66 31.634 .772 .944
xxviii
Lampiran 3
Daftar Tabel
Lampiran 4
Lampiran 5
sarahhshabrina@yahoo.com
EDUCATION
2009 - 2012 Science Class
SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
2012 - now Medical Education Program (in the middle of final assigment)
Faculty of Medicine And Health
Universitas Muhammadiyah Jakarta
PERSONAL SKILLS
Mother tongue(s) Bahasa Indonesia
Organisational / managerial skills Secretary (2014 2015 secretary in Muhammadiyah Medical Research
Organization)
Computer skills Good command of Microsoft Office tools
Good command of Adobe Photoshop and Corel Draw tools
ADDITIONAL
INFORMATION
Publication awards 2nd winner Scientific Poster Competition 2013 Majesty Lokal M2RCUniversitas Muhammadiyah
and Jakarta
presentations
Top 10 finalists Public Poster Competition 2013 Scientific Project and Olympiad of Sriwijaya
Universitas Sriwijaya, Palembang
Top 10 finalists Scientific Poster Competition 2014 Scientific Fair Universitas Diponegoro
Semarang
1st winner Public Poster Competition 2015 Majesty Lokal M2RC Universitas Muhammadiyah
Jakarta
xxxii
Seminars October 2012, Seminar Jaminan Persalinan United in Movement Speak For Union Faculty of
Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta
November 2012, National Symphosium Of Emergency Skin Disease Faculty of Medicine
Universitas Muhammadiyah Jakarta
August 2013, International Seminar for Health Examination, Beauty Health And Plastic Surgery
Health Administrative Office of South Tangerang City
September 2013, Seminar Reducing Mortality Rate by Understanding and Preventing Coronary
Heart Disease for Brilliant Future of Indonesia Universitas Sriwijaya
December 2013, Seminar Nasional Epidemiologi Maternal, Newborn and Child Health in the Post-
2015 Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta
June 2014, Seminar Nasional Integrative Approach on Acute Coronary Syndrome Universitas
Diponegoro Semarang
Honours and Outstanding student award Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013
certifications
Participant certificate at scientific and puclic poster training Faculty of Medicine Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Participant certificate at scientific paper training Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Committee certificate at Seminar Nasional Updating In Liver Management Faculty of Medicine
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Committee certificate at Seminar Nasional Update in Early Detection And Management Of Cervical
Cancer Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
1. Suroso. T. Hadinegoro SR, Wuryadi S, Sumanjuntak G, Umar AI, Pitoyo PD, et.
al. Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Demam Berdarah Dengue. WHO dan
Depkes. RI, Jakarta.
2. Depkes RI. Waspada Demam Berdarah Dengua. Jakarta. 2010. Diakses pada
tanggal 9 April 2016 pada jam 14.22 WIB dari URL
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/439-waspada-demam-
berdarah-dengue.html
5 Kemenkes RI. Data dan Informasi Tahun 2014 (Profil Kesehatan Indonesia).
Jakarta, 2015.
6 Bidang P2PL Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014. Jakarta,
2015.
8 Al-Qarashi, Baqir Sharif. (2003). Seni Mendidik Islam, Penerjemah: Mustofa Budi
Santoso, Jakarta: Pustaka Zahra, 2003
15. Depkes RI, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Jakarta. Ditjen
PPM PLP. Depkes RI. 2001.
17 Sumber: http://digilib.esaunggul.ac.id/UEU-Undergraduate-u201131106/5073
diakses pada Agustus, 2015.