Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang
mampu menyebabkan sakit. Jika mikroorganisme gagal menyebabkan cedera
yang serius terhadap sel atau jaringan, infeksi ini disebut asimptomatik. Penyakit
timbul jika patogen berbiak dan menyebabkan perubahan pada jaringan normal.
Jika penyakit infeksi dapat ditularkan langsung dari satu orang ke orang lain,
penyakit ini merupakan penyakit menular atau contagius.
Pada tubuh manusia, terdapat tempat yang mengandung kuman dan
merupakan flora normal (kuman tersebut normal ada di tubuh manusia namun
tidak menimbulkan gejala apapun). Beberapa tempat tersebut yaitu kulit, rongga
mulut dan hidung, saluran pencernaan, alat kelamin dan sistem saluran kencing.
Agar terhindar dari infeksi dari kuman tersebut, tindakan asepsis diperlukan.
Tindakan asepsis bertujuan mencegah terjadinya kontaminasi dari luka
terbuka, baik luka operasi atau luka lain. Di dalam tindakan operasi, pencegahan
infeksi merupakan tujuan awal yang penting. Tindakan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan tersebut antara lain mencuci tangan, pembersihan daerah yang
akan dioperasi (termasuk mencukur rambut yang ada di daerah operasi),
penggunaan alat yang bebas kuman (steril), dan penggunaan antibiotik profilaksis
(pencegahan).
Untuk menciptakan keadaan asepsis digunakan beberapa macam zat yang
dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan kuman. Zat yang digunakan
merupakan cairan khusus untuk jaringan hidup, berbeda dengan zat desinfektan
yang diperuntukan untuk benda-benda mati. Beberapa jenis zat yang sering
digunakan yaitu alkohol, povidon yodium, dan etakridin. Povidon yodium
dipasarkan dengan nama dagang Betadine, Septadine, Isodine. Etakridin memiliki
nama dagang Rivanol.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan aseptik bedah?
2. Bagaimana peraturan dasar asepsis bedah?
3. Apa manfaat apsesis bedah terhadap kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian aseptik bedah
2. Untuk mengetahui peraturan dasar asepsis bedah.
3. Untuk mengetahui manfaat apsesis bedah terhadap kesehatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
maka untuk melindungi daerah tersebut dari mikroorganisme harus digunakan
teknik steril.
4
c. Penutup steril tetap dijaga dalam posisinya dengan menggunakan
penjepit atau perekat agar tidak berubah selama prosedur bedah
d. Robekan atau bolongan akan memberikan akses ke permukaan yang
tidak steril di bawahnya, menjadikan area ini tidak steril. Penutup
yang demikian harus diganti.
4. Pelayanan Peralatan Steril
a. Rak peralatan dibungkus atau dikemas sedemikian rupa sehingga
mudah untuk dibuka tanpa resiko mengkontaminasi lainnya
b. Peralatan steril, termasuk larutan, disorongkan ke bidang steril atau
diberikan ke orang yang berscrub sedemikian rupa sehingga
kesterilan benda atau cairan tetap terjaga
c. Tepian pembungkus yang membungkus peralatan steril atau bagian
bibir botol terluar yang mengandung larutan tidak dianggap steril
d. Lengan tidak steril perawatan instrumentasi tidak boleh menjulur di
atas area steril. Artikel steril akan dijatuhkan ke atas bidang steril,
dengan jarak yang wajar dari pinggir area steril.
5. Larutan
Larutan steril dituangkan dari tempat yang cukup tinggi untuk mencegah
sentuhan yang tidak disengaja pada basin atau mangkuk wadah steril,
tetapi tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan cipratan (bila permukaan
steril menjadi basah, maka dianggap terkontaminasi).
5
c. Steril menyentuh yang terkontaminasi menjadi terkontaminasi,
contoh; perawat menyentuh objek steril tanpa menggunakan sarung
tangan steril.
d. Steril yang diragukan dianggap terkontaminasi.
2. Hanya objek steril yang dapat diletakkan diarea steril. Semua peralatan
disterilkan dengan benar sebelum digunakan. Objek steril dijaga supaya
tetap berada dalam area yang bersih dan kering. Bungkusan atau wadah
tempat objek steril harus utuh dan kering. Bungkus yang telah sobek,
bocor, basah atau terbuka adalah tidak steril.
3. Objek atau area steril diluar lapang penglihatan atau objek dipegang
dibawah pinggang individu adalah terkontaminasi. Perawat jangan
membelakangi nampan steril atau membiarkannya tidak diawasi.
Kontaminasi dapat terjadi secara tidak sengaja dengan melalui
penjuntaian bagian dari baju, rambut yang jatuh atau sentuhan klien yang
tidak diketahui terhadap objek steril. Setiap objek yang dipegang
dibawah pinggang dinyatakan terkontaminasi karena objek tersebut tidak
dapat diawasi setiap waktu. Objek steril harus dijaga tetap didepan
dengan kedua tangan sedekat mungkin..
4. Objek atau area steril menjadi terkontaminasi karena paparan yang lama
terhadap udara. Perawat menghindari aktivitas yang dapat mengakibatkan
arus udara, seperti gerakan yang berlebihan atau mengatur kembali linen
setelah objek atau area steril dibuka. Pada saat kemasan steril telah
dibuka, maka penting untuk meminimalkan orang yang lalu lalang diarea
tersebut. Mikro organisme juga dapat berpindah dengan droplet melalui
udara .
5. Pada saat permukaan steril bersentuhan dengan permukaan yang basah,
terkontaminasi, objek atau area steril menjadi terkontaminasi karena
tindak kapilerisasi. Jika kelembaban menjalar melalui pembungkus
pelindung kemasan steril, mikro organisme berpindah ke objek steril.
Bila kemasan yang steril menjadi basah, perawat segera membuang objek
tersebut atau disteril ulang.
6
6. Cairan mengalir sesuai dengan arah gravitasi. Objek steril menjadi
terkontaminasi jika gravitasi menyebabkan cairan yang terkontaminasi
mengalir diatas permukaan objek steril.
7. Bagian tepi dari area atau wadah steril dinyatakan terkontaminasi.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aseptik bedah atau teknik steril termasuk prosedur yang digunakan untuk
membunuh mikroorganisme dari suatu daerah. Teknik asepsis adalah suatu usaha
bertujuan untuk:
Mencegah atau meminimalkan kontak antara alat atau bagian tubuh yang
telah steril dengan yang tidak steril
Menjaga agar alat-alat yang digunakan telah bebas kuman (steril) atau
sekurang-kurangnya telah sangat berkurang jumlah mikroorganisme yang
terdapat pada benda hidup (jaringan) maupun benda mati (alat yang
digunakan).
Upaya pertama, pencegahan kontak, dilakukan oleh petugas kesehatan
dengan mencuci tangan, memakai sarung tangan yang steril, memakai masker,
mamakai pakaian khusus/ jubah ( yang tergolong sebagai barrier protection),
menggunakan pelindung mata, serta penerapan prinsip bahwa steril hanya boleh
bersentuhan dengan steril. Termasuk kedalam teknik asepsis adalah
menghindarkan pemakaian alat yang sama untuk penderita barlainan tanpa
didahului desinfeksi atau sterilisasi lebih dahulu, walaupun hanya untuk
mengganti verban atau mengangkat benang jahitan.
Upaya kedua, membunuh atau mengurangi jumlah kuman, pada Petugas
kesehatan dilakukan melalui cuci tangan.
Penderita dilakukan dengan mencuci tubuh penderitaa dan melakukan tindakan
antisepsis/desinfeksi terhadap bagian tubuh yang akan ditindak
Alat dilakukan dengan sterilisasi atau desinfeksi tingkat tinggi setelah
melalui proses yang lain lebih dahulu. Pada bedah hewan sangatlah sukar untuk
mengusahakan agar segala sesuatunya terlaksana secara asepsis. Akibatnya
antiseptik digunakan secara umum untuk segala keperluan walaupun tindakan
asepsis tetap di usahakan seoptimal mungkin.
8
B. Saran
Petugas kesehatan harus menguasai teknik-teknik menggunakan alat-alat
yang benar agar tidak menyalahi prosedur klinis serta tetap menjaga keamanan
dan kenyamanan pasien dan dirinya sendiri.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://ners-blog.blogspot.co.id/2011/10/konsep-asepsis.html
http://greenzonecode.blogspot.co.id/2008/11/surgical-asepsis-1_03.html
http://filekeperawatan.blogspot.co.id/2015/04/Konsep-Aseptik.html
http://candradewi30405.blogspot.co.id/2013/03/asepsis.html
10
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan
rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini
terdiri dari pokok pembahasan mengenai Asepsis Bedah. Setiap pembahasan di
bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kami sadar, sebagai siswi yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penyusun
i
11
DAFTAR ISI
12ii
MAKALAH
ASEPSIS BEDAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran K3LH
Disusun Oleh :
1. Anisa Sofianti
2. Devi Firgiana Fikri
3. Fitria Damayanti
4. Fuji Oktavia
5. Puri Dwi Prasiwi
6. Siti Amelia Faujiah
7. Sonia
Kelas : X Keperawatan
13
PERALATAN ASEPSIS BEDAH
14
Needle holder Tipe Crille wood Needle holder Tipe Mathew Kusten
Needle Holder
15
dissecting scissors
16
Pinset
17
18