Professional Documents
Culture Documents
BAB I PENDAHULUAN
Dalam modul ini anda akan mempelajari sistem politik di Indonesia. Kajian
modul ini meliputi persoalan struktur politik dalam sistem politik di Indonesia, sistem
politik yang dianut di berbagai negara, dan peran serta warganegara Indonesia
dalam sistem politik yang ada.
Modul ini berkaitan dengan modul tentang: hubungan antara dasar negara
dan konstitusi; prinsipprinsip demokrasi dan sistem hukum yang berlaku; dan
persamaan kedudukan warganegara dalam berbagai aspek kehidupan. Standar
kompetensi yang harus dicapai setelah anda mempelajari modul ini adalah
kemampuanmu menganalisis sistem politik di Indonesia. Sedangkan kompetensi
dasar yang harus anda dikuasai antara lain: mendeskripsikan suprastruktur dan
infrastruktur politik di Indonesia; mendeskripsikan perbedaan sistem politik di
berbagai negara; dan menampilkan peran serta dalam sistem politik yang ada di
Indonesia.
A. Petunjuk
Sebelum Anda mempelajari modul ini lebih lanjut, maka perhatikan petunjuk
belajar berikut ini.
B. Tujuan
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda mampu melakukan hal-hal berikut
ini.
1. Mendeskripsikan suprastruktur dan infrastruktur politik di Indonesia.
2. Mendeskripsikan perbedaan sistem politik di berbagai negara.
3. Menampilkan peran serta dalam sistem politik di Indonesia.
C. Uraian Materi
A. Supra Struktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia
1. Pengertian Politik dan Sistem Politik
Dalam kehidupan sehari-hari, begitu sering kita mendengar istilah politik.Media
cetak dan elektronik hiruk pikuk penuh dengan berita politik, apalagi saat menjelang
pemilu.Banyak juga yang bilang bahwa politik itu hitam, kotor, dan sederet istilah tak
mengenakkan lainnya.Apakah memang demikian halnya?Apa itu sebenarnya politik
dan apa yang diurus oleh bidang politik tersebut? Mari kita simak definisi politik
menurut beberapa ahli.
Prof. Miriam Budiardjo, dalam bukunya berjudul Dasar-dasar Ilmu Politik
(1992), mendefinisikan politik sebagai bermacam-macam kegiatan dalam suatu
sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan dari tujuan-tujuan dari
sistim itu dan melaksanakan tujuan-tujuan itu. Dalam bahasa yang lebih mudah
dipahami, dapat dikatakan bahwa politik adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan negara maupun proses pengambilan keputusan ketatanega-raan.
Sementara bagi bagi Franz Magnis-Suseno, pengertian politik lebih berkaitan
dengan dimensi politik manusia.Dimensi itu adalah masyarakat secara keseluruhan
(negara).Jadi politik adalah segala kegiatan manusia yang berorientasi kepada
masyarakat secara keseluruhan, atau yang berorientasi kepada negara.Sebuah
keputusan disebut keputusan politik apabila diambil dengan memperhatikan
kepentingan masyarakat sebagai keseluruhan.Suatu tindakan harus disebut politis
apabila menyangkut masyarakat sebagai keseluruhan.
Apa yang dikemukakan Komaruddin Hidayat tentang politik juga cukup
menarik untuk dicatat. Menurut Komaruddin, sebagaimana tersurat dan tersirat, kata
politik yang berasal dari bahasa Yunani mempunyai makna yang berkaitan dengan
serba keteraturan, keindahan, dan kesopanan bagi sebuah warga kota.
Berdasarkan pengertian ini, maka tugas polisi, kata yang serumpun dengan politik,
adalah menjaga keteraturan dan keindahan kota (polis), sehingga perilaku polisi
harus selalu santun (polite). Pada level ketatanegaraan, keteraturan dan
kesantunan hidup bersama itu diperjuangkan dan dijaga oleh para politikus.
Begitu mulianya politik itu, sehingga Aristoteles menyebutnya sebagai seni
tertinggi untuk mewujudkan kebaikan bersama (common and highest good) bagi
sebuah negara.Oleh karena itu untuk menciptakan kehidupan sosial yang nyaman
dan baik, menurut Aristoteles, semua cabang ilmu harus ada di bawah kendali dan
melayani implementasi ilmu politik.Berangkat dari konsep dasar kemuliaan politik
itu, maka muncul berbagai teori mengenai model-model pemerintahan, persyaratan
untuk menjadi kepala negara, dan bagaimana mekanismenya.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang politik di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa secara umum politik dapat dimaknai sebagai segala sesuatu
yang menyangkut kekuasaan dalam mengatur kepentingan dan kebaikan rakyat
secara keseluruhan.
Aspek penting dari politik adalah
kekuasaan (power), yaitu kekuasaan untuk
mengatur kepentingan rakyat dalam
negara. Kekuasaan dalam pengertiannya
yang umum adalah kemampuan untuk
mempengaruhi pihak lain menurut
kehendak yang ada pada pemegang
kekuasaan. Pemegang kekuasaan sering
disebut dengan pemimpin atau penguasa.
www.kabarnet.wordpress.com
Sedangkan orang lain yang berada dalam
Gambar 1
kekuasaan itu disebut sebagai pengikut,
Istana negara merupakan tempat di mana
sumber kekuasaan eksekutif berada. anggota atau warga. Jadi kekuasaan
adalah kemampuan yang dimiliki oleh
pemimpin untuk mengendalikan para pengikut atau warganya untuk mencapai
tujuan tertentu. Kekuasaan dalam konteks politik, tentunya adalah proses
pengendalian rakyat untuk mencapai tujuan negara.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara luas, politik tidak semata-
mata dimaknai sebagai proses kekuasaan pemerintahan, baik di lembaga
legislatif, eksekutif, maupun yudikatif (suprastruktur politik). Proses politik juga
terjadi dalam proses-proses kekuasaan yang ada pada lembagalembaga non-
pemerintahan, seperti partai politik dan organisasi kemasyarakatan, sebab
lembaga-lembaga tersebut secara langsung maupun tidak langsung ikut terlibat
dan berpengaruh terhadap proses kekuasaan di dalam negara (infrastruktur
politik).
Apakah tujuan politik itu?Mengingat bahwa politik adalah segala sesuatu
yang menyangkut kekuasaan dalam mengatur kepentingan dan kebaikan rakyat
secara keseluruhan, maka tujuan politik tidak lain, adalah mengusahakan agar
kekuasaan dalam masyarakat dan negara, diperoleh, dikelola, dan diterapkan
secara baik.Tentunya yang dimaksud secara baik dalam hal ini adalah sesuai
dengan prinsip dasar ketatanegaraan Indonesia.Hal itu terkait dengan prinsip
dasar Indonesia sebagai negara hukum, sebagai negara demokrasi, dan sebagai
negara kesatuan.
Dalam gambaran yang lebih rinci, dapat dikemukakan bahwa tujuan dari
proses perpolitikan di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
pemerintahan, dapat diperoleh, dikelola, dan diterapkan (digunakan) sesuai
dengan norma hukum yang berlaku.
2. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
pemerintahan, sedapat mungkin diperoleh, dikelola, dan diterapkan menurut
kaidah-kaidah demokrasi.
3. Mengusahakan agar kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan
pemerintahan, sedapat mungkin diperoleh, dikelola, dan diterapkan dalam
kerangka mempertahankan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Jadi siapa pun, dalam status apa pun, dan di lingkungan mana pun juga, yang
pada saat tertentu memiliki kekuasaan untuk mengatur rakyat secara keseluruhan
harus sekuat tenaga mewujudkan prinsip dasar negara hukum, negara demokrasi,
dan negara kesatuan. Dengan perkataan lain, proses kekuasaan yang terjadi di
negeri ini harus mengusahakan seoptimal mungkin kebaikan bersama sebagai
bangsa yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Kita sudah membahas mengenai definisi politik.Lalu, apakah yang dimaksud
dengan sistem politik? Untuk memahami apa sistem politik, perhatikan ilustrasi
kasus berikut ini.
Wacana
4) Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan
pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media komunikasi massa
yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas.
Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat menjadi media.
Media massa modern antara lain berbentuk koran (surat kabar), majalah,
tabloit, liflet, radio, televisi, film layar lebar, dan sebagainya.
Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan
dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada
masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang
terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih
banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung
pada sumber/ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat
dari media massa tertentu.
Pada umumnya media memiliki empat fungsi bagi masyarakat, yaitu:
a) Fungsi pengawasan (surveillance), penyediaan informasi tentang
lingkungan.
b) Fungsi penghubungan (correlation), dimana terjadi penyajian pilihan
solusi untuk suatu masalah.
c) Fungsi pentransferan budaya (transmission), adanya sosialisasi dan
pendidikan.
d) Fungsi hiburan (entertainment),baik yang berfungsi positif (fungsional)
maupun fungsi negatif (disfungsi).
Secara perlahan-lahan namun efektif, media juga membentuk
pandangan pembaca atau pemirsanya terhadap bagaimana seseorang
melihat pribadinya dan bagaimana seseorang seharusnya berhubungan
dengan dunia sehari-hari.
a) Media memperlihatkan pada pemirsanya bagaimana standar hidup layak
bagi seorang manusia, dari sini pemirsa menilai apakah lingkungan
mereka sudah layak, atau apakah ia telah memenuhi standar itu.
b) Penawaran-penawaran yang dilakukan oleh media bisa jadi
mempengaruhi apa yang pemirsanya inginkan, sebagai contoh media
mengilustrasikan kehidupan keluarga ideal, dan pemirsanya mulai
membandingkan dan membicarakan kehidupan keluarga tersebut.
c) Media visual dapat memenuhi kebutuhan pemirsanya akan kepribadian
yang lebih baik, pintar, cantik/ tampan, dan kuat.Contohnya anak-anak
kecil dengan cepat mengidentifikasikan mereka sebagai penyihir seperti
Harry Potter, atau putri raja seperti tokoh Disney.
d) Bagi remaja dan kaum muda, mereka tidak hanya berhenti sebagai
penonton atau pendengar, mereka juga menjadi penentu, dimana
mereka menentukan arah media populer saat mereka berekspresi dan
mengemukakan pendapatnya.
A.KompetensidanIndikatotor
1. Kompetensi:
Mahasiswa memahamibudaya
politiksebagaisalahsatuvariabelyangberpengaruhterhadap
sistempolitikIndonesia.
2. Indikator:
a. Menjelaskanpengertianbudayapolitikb.
Menjelaskan klasifikasibudayapolitik
c. Menyebutkan ciri-ciri yang menonjol dalam budaya politik
Indonesia
d. Menjelaskanpengaruhbudayapolitikterhadapsistempolitik
B.Uraian Materi
BUDAYA POLITIK
1. Pengertian
Kehidupanmasyarakattidak dapatdilepaskandari kebudayaan.Sebab
setiapmasyarakatbetapapunsederhananya
merekamemilikikebudayaantertentu.Olehkarenaitudapatdikatakanbahwakebudaya
anmerupakansesuatuyanginherendengan
Masyarakatitusendiri.KebudayaanmenurutHoebeladalahintegrasisistempola-
polaperilakuhasilbelajaryangmerupakancirikhasanggotasuatumasyarakatdanyang
bukanmerupakanwarisan biologis
(Joyomartono,1990:10).Sedangkanwujudkebudayaanitu
diantaranyaadalahkomplekside,gagasan,nilai,norma,peraturan,dansebagainya(K
oentjaraningrat,1997:5).
Dalam sistem politik, budaya politik merupakan variabel yangsangat
penting, dan oleh karenanya menjadi bahasan yang pokok dalam kajian system
politik di samping variabel penting lainnya. Budaya politik sering diartikan
sebagai pola tingkah laku individu dan
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-92
2. KlasifikasiBudayaPolitik
Budaya politik senantiasa mengalami pergeseran seiring
denganperkembanganmasyarakatnya. Ketikamasyarakat
menjadisemakinmajudanmodern,budayapolitiknyapunakanbergeserke
arah yang lebih majudanmodernpula. Sejalandengantingkat
perkembanganmasyarakat,budayapolitik dapatdibedakan
dalam3(tiga)tingkatan yaitu:
a. Tingkatankognitif,adalah tingkatanbudayapolitikdimanasuatu masyarakat
hanya memiliki pengetahuan saja tentang system
politiknya,tanpamemilikiperasaanmaupunpenghayatantertentu
terhadapsistempolitiktersebut.
b. Tingkatanafektifadalahtingkatanbudayapolitikdimanasuatu
masyarakattidakhanyamemilikipengetahuantetapijugamempunyaiperasaanda
npenghayatantertentuterhadapsistem politiknya.
c. Tingkatanevaluativeadalahtingkatanbudayapolitik dimana masyarakat telah
mampu memberikan penilaian terhadap sistem politik yang dimilikinya. Hal
itu berarti bahwa masyarakat bukan sekedar mengetahui dan mampu
menghayati hal-hal apa yang terdapat dalam sistem politiknya,
akantetapi jugamampu mengapresiasidanmenimbangmanayang dianggap
baik dan mana yang tidak/kurang baik.
Morton R. Davies and Vaughan A. Lewis dalambukunya Model of
Political Syistem mengklasifikasikan budaya politik sebagaiberikut:
a. BudayaPolitikParokial(ParochialPoliticalCulture)
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-94
c. Budaya PolitikPartisipan(ParticipantPoliticalCulture)
Budaya politik parokial terdapat pada masyarakat yang masih
tradisional, yang antara lainditandaiadanyaspesialisasidalam
masyarakatyangsangat kecil, diferensiasi terbatas, orientasi politik
sempit dari warga masyarakat, dan aktor politik sekaligus menjalankan
berbagai peran yang lain. Belum terspesialisasinya masyarakat serta
diferensiyang terbatas,maka kehidupan masyarakat menampakkan
keadaan yang relatif homogen dan tidak banyak diwarnai perbedaan-
perbedaan.Orientasimasyarakathanyaditujukanpadaobyek kehidupan
yang ada di sekitarnya, dan belum memiliki cakrawala atau pandangan
tentang obyek-obyek dalam jangkauan yang lebih luas. Warga
masyarakat yang ditokohkan biasanya membawakan banyak peran,
dan menjadi panutan dalam berbagai hal. Seorang tokoh agama
misalnya, tidak hanya menjadi panutan dalam kehidupan
keagamaan, akan tetapi juga dalam kehidupan politik dan kehidupan
lainnya.Dalam masyarakat dengan budaya politik yang demikian
masyarakat tidak menaruh harapan sama sekali terhadap sistem
politiknya.Masyarakatmenganggapmasalahpolitiksebagai masalah
yangmenjadi urusan pemerintah,sedangkan bagi mereka sendiri
yang penting dapat menikmati kehidupanyang aman, tenteram,
terpenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik. Secara politis dengan
cara apa kondisi yang demikian dapat terwujud, itu dianggap sebagai
urusan pemerintah.
Budaya politik kaula terdapat dalam masyarakat yang sudah
beranjak maju dari kehidupan yang tradisional. Dalam budaya politik
politik yang demikian warga masyarakat telah memiliki perhatian dan
kesadaran di bidang politik, namun terutama baru ditujukan pada segi
output. Masyarakat telah memiliki harapan-harapan tertentu dari sistem
politiknya, akan tetapi harapan itu hanya diarahkan pada terwujunya
kebijakan pemerintah yang dianggap baik. Masyarakat kerasa
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-95
3. BudayaPolitikIndonesia
Didalam systempolitik Indonesia dapat ditemukan adanya
budaya politik Indonesia.BudayapolitikIndonesiamenunjukkangejala
kompleksitas.Variasi budayakita yang begitu besar menyebabkan
timbulnyabanyaksubbudayapolitik yangberbedasatu samalain.Dengan
demikian apa yangdisebut budaya politik Indoensia lebihmerupakan
kombinasidarisemuasubbudayapolitikyangdiangkatketingkatnasionalole
hparapelakupolitik.Iniberartibahwadidalambudayapolitikituseringterjadiin
teraksiantarasubbudayapolitikyangterdapatdidalamnya.Kelemahanyang
seringmunculadalahbahwa
inetraksiituseringberupapersainganantarsubbudayapolitik.
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-96
pertentanganataukonflikdenganpihaklainyangmemilikikepentinganyangberbeda.Se
baliknyaperilakuyangbersifatsa-madyadianggaplebih luwesdalam menanggapi
setiap perbedaan, lebih lentur,sehingga bisamenghindari pertentangan-
pertentangan yang frontal. Dalamkehidupanpolitikpunagaknyasikap-
sikapyangekstrimdalam
kehidupanpolitikkurangmendapatkantempatdihatimasyarakat.
Sedangkanmenjujung tinggiketenangansikap, disinidapat
dikatakanbahwadalampandanganJawakekuatandalamartiyang
substansialjustruakanmunculdarisikap-
sikapyangtenang,lemahlembut,danbukandarisikap-
sikapyangkasar,yangmenggambarkanamarah.Halsemacamitutercermindariungkap
anseperti,sura,dira,jayaningrat,leburdeningpangastuti,yangkuranglebihartinyaadal
ah
bahwasikapdanperilakuyangkasar,kejam,keangkaramurkaandansemacamnya,pad
aakhirnyaakankalahdengan sikap yanglemah lembut. Dalam dunia
pewayangansikap yang lemah lembut itu digambarkan dalam figure satria
dengantubuhnya yang ramping,
wajahmenunduk,dangayabicarayanghalus.Karaktersemacamitudikontraskan
dengan figer raksasa atau buta yangdigambarkan dengan tubuhnya yang besar,
wajah yang menyeramkan,serta bicaranya yang kasar. Namun dalam
peperangan yang terjadi diantarakeduanya raksasaitu akhirnya kalah oleh satria.
Warna semacamitudalamkehidupanpolitiknampakdaripemikirandansikapyang
menghendaki untuksesedikit mungkin digunakan cara-carakekerasan dalam
menangani masalah. Kendatipun
karenadesakankepentingansesaathalsemacamituseringnampaksebataswacana
dantidakbenar-benardiwujudkandalamkenyataan.
Kuatnyarasakebersamaan(sharing)menjadikanseseorangkurang memilikikedirian.
Dengan nilai budaya semacam itu, oranglebih sukameleburkan diri dalam
kebersamaan dan kurang beranimenunjukkan kedirian sebagai pribadi. Keadaan
semacamitu juga nampakdariketidaksukaannyauntuktampilbeda,karenakeadaan
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-40
C.Latihan
politikIndonesia,denganmenampilkansikap,perilaku,ataukebiasaan-
kebiasaanyangterdapatpadapejabat-pejabatpublikatautokoh-
tokohpolitik.
D.Lembar KegiatanMahasiswa
Ciri-ciribudayapolitik Indonesia antaralainadalahmasih
kuatnya
ikatanprimordial,partenalismedanpatrimonial,sertadilemmaantara
introduksimodernisasidengannilai-
nilaitradisional.Berikanilustrasiperwujudanciri-
ciritersebutdalamkehidupanpolitikdan kemasyarakatandiIndonesia.
E.Rangkuman
Budayapolitik adalahseperangkatsikap,kepercayaan,dan
perasaan warga negara terhadap system politik dan symbol-simbolyang
dimilikinya. (Sjamsuddin, N, 1993: 90). Pendapat yang
lainmenyatakanbahwabudayapolitikadalahorientasiyang khasdari
warganegara terhadapsystem politikdananekaragam bagiannya.
(Almond&Verbadalam:Sjamsuddin,1993:79).
Morton R. Davies andVaughan A. Lewis dalambukunya
ModelofPoliticalSyistemmengklasifikasikanbudayapolitiksebagaiberiku
t:
a. BudayaPolitikParokial(ParochialPoliticalCulture)
Budaya politik parokial terdapat pada masyarakat yang masih
tradisional,yangantara lain ditandai adanyaspesialisasidalam
masyarakat yang sangat kecil, diferensiasi terbatas, orientasi
politiksempitdariwargamasyarakat,dan aktor politiksekaligus
menjalankanberbagaiperanyanglain.
b. BudayaPolitikKaula(SubjectPoliticalCulture)
Budaya politik kaula terdapat dalam masyarakat yang
sudahberanjak maju dari kehidupan yang tradisional. Dalam
budayapolitik politik yang demikian warga masyarakat telah
memiliki perhatiandankesadarandibidangpolitik,namun
terutamabaru
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-42
Diantara budayapolitikkedaerahanyangadadiIndonesia,
budayaJawamemiliki pengaruhyang lebihdominant
dibandingkandenganbudayadaerahlainnya.Budayajawa antaralain
ditandaiolehadanyacir-cirisebagaiberikut:
Pertama :Cenderungtidakberadadalamsituasikonflik,
Kedua :Menjunjungtinggiketenangansikap.
Ketiga :Kuatnyarasakebersamaan(sharing).
F. Tes Formatif
1. Budaya politikparokial ditandai oleh hal-hal sebagai berikut,
kecuali:
a.adanyaspesialisasidalammasyarakat yang sangatkecil,b.
diferensiasiterbatas,
c.orientasipolitiksempitdariwargamasyarakat,
d.aktorpolitiksekaligusmenjalankanberbagaiperanyanglain.e.kesadaranpolitikya
ngcukuptinggi.
2. Kuatnyasentimentkedaerahan,kesukuan,dan keagamaandalam
masyarakatIndonesia,merupakanindicatorbudayapolitik
Indonesiayangmasihdiwarnaioleh:
a. primordialisme
b.paternalisme
c. patrimonial
d.
tradisionalismee.
modernisme.
3. Masyarakat Indonesia yangmasih membawakanpola panutan,untuk
melakukansesuatuyangdiharapkan,memerlukanfigureyangbisadijadikansebaga
iacuan.HalitumanandakanbudayapolitikIndonesiayangmembawakan ciri:
a. primordialisme
b.paternalisme
c. patrimonial
Konstitusi,Demokrasi,danBudayaPolitik3-44
d.tradisionalismee.
modernisme.
4. Hampirsetiaporangmenganggapdirinyadanoranglainsebagaianggota aktif dalam
kehidupan poltik,dan masing-masing sadarakan hak dankewajibannya
dalam kehidupan politik.Hal itumerupakan indikator
budayapolitik:
a. tradisional,
b. modern,
c. parochial,
d. partisipan.
e.subyek,
5. Denganmemperhatikanpendapat parapakar,dapat dikemukakan beberapa ciri
budaya jawa yang sangatberpengaruh terhadap budayapolitikIndonesia. Ciri-
ciritersebutadalahsebagaiberikut,kecuali:
a.
cenderungtidakberadadalamsituasikonflik,b.muda
htersinggung.
c. kompetitifdanterbuka
d.
menilaitinggiketenangansikap.e.kuat
nyarasakebersamaan.
DAFTAR PUSTAKA
Asshiddiqie,Jimly,2005,HukumTataNegaradanPilar-pilarDemokrasi,Jakarta:
KonstitusiPress.
Asshiddiqie,Jimly,2005,FormatKelembagaanNegaradanPergeseran
Kekuasaandalam UUD1945,Jakarta:KonstitusiPress.
Hidayat,Arief.2002.AmandemenUndang-UndangDasar 1945:AnalisisKritis
dari Perspektif Ketatanegaraan (Makalah Seminar).
Semarang: TidakDiterbitkan.
Bandung:Alumni.MahfudMD,Moh.2000.DemokrasidanKonstitusidiIndonesia.
Jakarta:
RinekaCipta.