Professional Documents
Culture Documents
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
makalah ini yang berjudul KAKI DIABETES
Dalam penyelesaian makalah ini penulis mengambil dari berbagai bahan bacaan.
Terima kasih.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
3.1 Kesimpulan .. 15
3.2 Saran .. 15
DAFTAR PUSTAKA . 16
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.2 Rumusan masalah
Beberapa masalah dalam Kaki Diabetes yang akan dibahas atara lain :
1. Patofisiologi Kaki Diabetes
2. Klasifikasi Kaki Diabets
3. Pengelolaan Kaki Diabetes
4
BAB II
PEMBAHASAN
Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetes, mulai dari yang sederhana
seperti klasifikasi Edmondsdari Kings Collage Hospital London, Klasifikasi
Liverpool yang sedikit lebih ruwet, sampai klasifikasi Wagner yang lebih terkait
dengan pengelolaan kaki diabetes, dan juga klasifikasi Texas yang lebih kompleks
5
tetapi juga lebih mengacu kepada pengelolaan kaki diabetes. Suatu klasifikasi
mutakhir dianjurkan oleh internasional.
Suatu klasifikasi lain yang juga sangat praktis dan sangat erat dengan
pengelolaan adalah klasifikasi yang berdasar pada perjalanan alamiah kaki diabetes
(Edmonds 2004-2005) :
Untuk stage 1 dan 2, peran pencegahan primer sangat penting, dan semuanya
dapat dikerjakan pada pelayanan kesehatan primer, baik oleh podiatrist / chiropodist
maupun oleh dokter umum / dokter keluarga.
6
Untuk stage 5 apalagi stage 6, jelas merupakan kasus rawat inap, dan jelas
sekali memerlukan suatu kerja sama tim yang sangat erat, dimana harus ada dokter
bedah, utamanya dokter ahli bedah vascular/ahli bedah plastik dan rekonstruksi.
Pada tahap yang berbeda diperlukan optimalisasi hala yang berbeda pula.
Misalnya pada stadium 1 dan 2 tentu saja faktor wound control dan infection control
belum diperlukan, sedangkan untuk stadium 3 dan selanjutnya tentu semua faktor
tersebut harus dikendalikan, disertai keharusan adanya kerjasama multidisipliner yang
baik. Sebaliknya, untuk stadium 1 dan 2, peran usaha pencegahan untuk tidak terjadi
ulkus sangat mencolok. Peran rehabilitasi medis dalam usaha mendistribusikan
tekanan plantar kaki memakai alas kaki khusus, serta berbagai usaha untuk non
weight beraring lain merupakan contoh usaha yang sangat bermanfaat untuk
mengurangi kecacatan akibat deformatis yang terjadi pada kaki diabetes.
7
PENCEGAHAN PRIMER
Penyuluhan diperlukan untuk semua kategori resiko tersebut : untuk kaki yang
kurang merasa / insensitif (kategori 3 dan 5) , alas kaki perlu diperhatikan benar, untuk
melindungi kaki yang insensitif tesebut.
8
Kalau sudah deformatis (kategori 2 dan 5), perlu diperhatikan khusus mengenai
sepatu / alas kaki yang dipakai, untuk meratakan penyebaran tekanan kaki.
Untuk ulkus yang complicated, tentu saja semua usaha dan dana seyogyanya
perlu dikerahkan untuk mencoba menyelamatkan kaki dan usaha ini masuk ke usaha
pencegahan sekunder yang akan dibahas lebih lanjut dibawah ini.
PENCEGAHAN SEKUNDER
9
seperti konsentrasi albumin serum, konsentrasi Hb dan derajat oksigenisasi jaringan.
Demikian juga fungsi ginjalnya. Semua faktor tersebut tentu akan dapat menghambat
kesembuhan luka sekiranya tidak diperhatikan dan tidak diperbaiki.
Stop merokok
Memperbaiki berbagai faktor resiko terkait aterosklerosis
Hiperglikemia
Hipertensi
- Dislipidemia
Terapi Farmakologis
Kalau mengacau pada berbagai penelitian yang sudah dikerjakan pada kelainan
akibat aterosklerosis di tempat lain (jantung, otak), mungkin obat seperti aspirin dan
lain sebagainya yang jelas dikatakan bermanfaat, akan bermanfaat pula untuk
pembuluh darah kaki penyandang DM. Tetapi sampai saat ini belum ada bukti yang
cukup kuat untuk menganjurkan pemakaian obat secara rutin guna memperbaiki
potensi pada penyakit pembuluh darah kaki penyandang DM.
Revaskularisasi
10
Jika kemungkinan kesembuhan luka rendah atau jika kalau ada klaudikasio
intermiten yang hebat, tindakan revaskularisasi diperlukan pemeriksaan arteriografi
untuk mendapatkan gambaran pembuluh darah yang lebih jelas, sehingga dokter ahli
bedah vaskular dapat lebih mudah melakukan rencana tindakan dan mengejarkannya.
Wound control, perawatan luka sejak pertama kali pasien datang merupakan
hal yang harus dikerjakan dengan baik dan teliti. Evaluasi luka harus dikerjakan
secermat mungkin.Klasifikasi ulkus PEDIS dilakukan setelah debridemen yang
adekuat.Saat ini terdapat banyak sekali macam dressing (pembalut) yang masing
masing tentu dapat dimanfaatkan dengan keadaan luka, dan juga letak luka tersebut.
Dressing yang mengandung komponen zat penyerap seperti carbonated dressing akan
bermanfaat pada keadaan luka yang masih produktif. Demikian pula hydrophilic fiber
dressing atau silver impregnated dressing akan dapat bermanfaat untuk luka produktif
dan terinfeksi. Tetapi jangan lupa bahwa tindakan bahwa tindakan debridemen yang
adekuat merupakan syarat mutlak yang harus dikerjakan dahulu sebelum menilai dan
mengklasifikasikan luka. Debridement yang baik dan adekuat tentu akan sangat
membantu mengurangi jaringan netrotik yang harus dikeluarkan tubuh, dengan
demikian tentu sangat mengurangi produksi pus / cairan dari ulkus / gangren.
11
Berbagai terapi topikal dapat dimanfaatkan untuk mengurangi mikroba
pada luka, seperti cairan salin sebagai pembersih luka, atau yodine encer, senyawa
silver sebagai bagian dari dressing, dll. Demikian pula berbagai cara debridemen non
surgical dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pembersihan jaringan nektotik luka,
seperti preparat enzim.
Jika luka sudah lebih baik dan tidak terinfeksi lagi, dressing seperti
hydrocolloid dressing yang dapat dipertahakan beberapa hari dapat digunakan.Tentu
saja untuk kesembuhan luka kronik seperti pada luka kaki diabetes, suasana sekitar
luka yang kondusif untuk penyembuhan harus dipertahankan. Yakinlah bahwa luka
selalu dalam keadaan optimal, dengan demikian penyembuhan luka akan terjadi sesuai
dengan tahapan yang harus selalu dilewati dalam rangka proses penyembuhan.
Selama proses inflamasi masih ada, proses penyembuhan luka tidak akan
beranjak pada proses selanjutnya yaitu proses granulasi dan kemudian epiteliasasi.
Untuk menjaga suasana kondusif bagi kesembuhan luka dapat pula dipakai
kasa yang dibasahi dengan salin.Cara tersebut saat ini dipakai di banyak sekali tempat
perawatan kaki diabetes.
Berbagai sarana dan penemuan baru dapat dimanfaatkan untuk wound control
seperti: dermagraft, apligraft, growth factor, protease inhibitor dsb, untuk
mempercepat kesembuhan luka. Bahkan ada dilaporkan terapi gen untuk mendapatkan
bakteri E coli dapat menghasilkan berbagai faktor pertumbuhan. Ada pula dilaporkan
pemakaian manggot (belatung) lalat (lalat hijau) untuk membantu membersihkan
luka.Berbagai laporan tersebut umumnya belum berdasar penelitian besar dan belum
cukup terbukti secara luas untuk dapat diterapkan dalam pengelolaan yang rutin kaki
diabetes.
12
seperti misalnya golongan sefalosporin, dikombinasikan dengan obat yang bermanfaat
terhadap kuman anaerob (seperti misalnya metronidazol).
Pressure control. Jika tetap dipakai untuk berjalan (berarti kaki dipakai untuk
menahan berat badan weight bearing), luka yang selalu mendapat tekanan tidak akan
sempat menyembuh, apalagi kalau luka tersebut terletak dibagian plantar seperti luka
pada kaki charcot. Peran jajaran rehabilitasi medis pada usaha pressure control ini juga
mencolok ini juga sangat mencolok.
Berbagai cara untuk mencapai keadaan non weight bearing dapat dilakukan
antara lain dengan:
13
diperlukan untuk mengurangi kecacatan yang mungkin timbul pasien.Keterlibatan ahli
rehabilitasi medis berlanjut sampai sesudah amputasi, untuk memberikan bantuan bagi
para amputee menghindari terjadinya ulkus baru. Pemakaian alas kaki/sepatu khusus
untuk mengurangi tekanan plantar akan sangat membantu mencegah terjadinya ulkus
baru. Ulkus yang terjadi berikut memberikan prognosis yang jauh lebih buruk daripada
ulkus yang pertama
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DM yang tidak dikelola dengan baik akan terjadi komplikasi pada semua
tingkat sel dan semua tingkatan 15angrene. Komplikasi kronik pada pembuluh darah
besar dapat terjadi diantaranya pada pembuluh darah perifir ( tungkai bawah ) yang
dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi (ulkus/15angrene diabetes).
Kaki diabetes merupakan salah satu komplikasi kronik DM yang paling ditakuti
karena sering berakhir dengan kecacatan dan kematian.
Ada berbagai macam klasifikasi kaki diabetes yang dapat digunakan dalam
mempermudah pengelolaan kaki diabetes untuk mencegah terjadinya ulkus/gangrene
Pengelolaan kaki diabetes meliputi pencegahan primer dan sekunder dengan
melibatkan ahli rehabilitasi medis yang sangat diperlukan untuk mengurangi
kecacatan yang mungkin timbul.
3.2 Saran
- Diusahakan kadar gula darah pada penderita DM dalam keadaan terkontrol untuk
mencegah komplikasi kronik pada kaki.
- Melibatkan ahli rehabilitasi medis dalam mengurangi kecacatan yang mungkin
terjadi pada pasien DM.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Kusmardi Sumarjo. Hubungan Gambaran Klinis pasien dan jenis kuman penyebab infeksi
kaki diabetes. Tesis PPDS ILmu Penyakit Dalam FKUI 2005
2. Perkeni. Konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia. Jakarta 2002
3. Retno Gustavi. Data Perawatan kaki diabetes di Ruang Rawat Inap Kelas 2 dan 3 RSUPN
dr Cipto Mangunkusumo 2003
4. Sarwono Waspadji.Ilmu Penyakit Dalam . FKUI 2014
5. Sarwono Waspadji. Pengelolaan Kaki Diabetes Sebagai Suatu Model Pengelolaan
HolistikDi BIdang Ilmu Penyakit Dalam. Pidato pada Upacara Pengukuhan sebagai Guru
Besar Tetap IPD FKUI 2014
16