You are on page 1of 13

[Type the company name]

PEDOMAN TRIASE
PUSKESMAS MARGAASIH

17
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Triase merupakan suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia, peralatan
serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih atau menggolongkan
semua pasien yang memerlukan pertolongan dan menetapkan prioritas
penanganannya. Triase merupakan usaha pemilahan korban sebelum ditangani
berdasarkan tingkat kegawat daruratan trauma atau penyakit dengan
mempertimbangkan prioritas penanganan dan sumber daya yang ada. Triase
adalah suatu sistem pembagian/ klasifikasi prioritas klien berdasarkan berat
ringannya kondisi klien/ kegawatannya yang memerlukan tindakan segera. Dalam
triase, perawat, bidan dan dokter di puskesmas mempunyai batasan waktu (respon
time) untuk mengkaji keadaan dan memberikan intervensi yaitu < 5 menit.

B. TUJUAN
Triase memiliki tujuan sebagai pedoman bagi dokter, bidan dan perawat
puskesmas untuk mengkaji secara cepat dan fokus dalam menangani pasien
berdasarkan tingkat kegawat daruratan, trauma, atau penyakit dengan
mempertimbangkan penanganan dan sumber daya yang ada.

C. SASARAN
Sasaran dari pedoman ini adalah semua tenaga kesehatan di Puskesmas
Margaasih baik dokter, perawat, ataupun bidan.

D. RUANG LINGKUP
Pedoman triase ini hanya berlaku pada pasien yang datang ke Ruang Tindakan
dan PONED Puskesmas Margaasih. Semua Pasien yang datang akan di lakukan
Triase oleh dokter jaga atau perawat dan bidan yang kompeten untuk mendapatkan
prioritas pelayanan yang sesuai dengan kegawatdaruratannya
E. BATASAN OPERASIONAL
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Margaasih dapat
dilakukan dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Dokter yang telah memiliki ijazah profesi dan surat ijin praktek di puskesmas
Margaasih
Perawat yang telah tersertifikasi, minimal D3 dan memiliki surat ijin kerja di
puskesmas Margasaasih
Bidan yang telah tersertufikasi, minimal D3 dan memiliki surat ijin kerja di
Puskesmas Margaasih.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Dokter : 3 orang
Perawat : 4 orang
Bidan : 12 orang

C. JADWAL KEGIATAN
Tindakan Triase dilakukan sesuai dengan jam pelayanan setiap hari jam
08.00-14.00 (untuk ruang tindakan)
Untuk tindakan Triase di PONED dilakukan 24 jam
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Lampiran I
Lampiran II

B. STANDAR FASILITAS
Lingkungan yang aman
Fasilitas yang baik menjamin privasi dan kerahasiaan
Terdapat ruang periksa, maupun alat periksa sederhana seperti tensi meter,
stetoskop
Sarana : lembar informed consent, lembar observasi, format rujukan, buku rekam medis
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Triase diberlakukan sistem prioritas, penentuan/ penyeleksian mana yang harus
didahulukan mengenai penanganan yang mengacu pada tingkat ancaman jiwa yang
timbul dengan seleksi pasien berdasarkan :
a. Ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit.
b. Dapat mati dalam hitungan jam
c. Trauma ringan
d. Sudah meninggal
Pada umumnya penilaian pasien dalam triase di Puskesmas Pasirjambu dapat
dilakukan dengan :
a. Menilai tanda vital dan kondisi umum korban
b. Menilai kebutuhan medis
c. Menilai kemungkinan bertahan hidup
d. Menilai bantuan yang memungkinkan
e. Memprioritaskan penanganan definitive
f. Tag warna

B. METODE
Proses dimulai ketika pasien masuk ke pintu Ruang Tindakan Puskesmas
Pasirjambu, perawat harus mulai memperkenalkan diri, kemudian menanyakan
riwayat singkat dan melakukan pengkajian serta pemeriksaan tanda-tanda vital.
Pengumpulan data subyektif harus dilakukan dengan cepat, tidak lebih dari 5 menit
karena pengkajian ini tidak termasuk pengkajian perawat penanggung jawab pasien.
Tanpa memikirkan dimana pasien pertama kali ditempatkan setelah triase, setiap
pasien tersebut harus dikaji ulang oleh perawat sedikitnya setiap 30 menit. Untuk
pasien yang dikategorikan sebagai pasien yang mendesak atau gawat darurat,
pengkajian dilakukan setiap 1 menit. Setiap pengkajian ulang harus
didokumentasikan dalam rekam medis. Informasi baru akan mengubah kategorisasi
keakutan dan lokasi pasien di area pengobatan. Bila kondisi pasien ketika datang
sudah tampak tanda-tanda obyektif bahwa pasien mengalami gangguan pada
airway, breathing dan circulation, maka pasien ditangani dahulu. Pengkajian awal
hanya didasarkan atas data obyektif dan data subyektif sekunder dari pihak
keluarga.
Setelah keadaan pasien membaik, data pengkajian kemudian dilengkapi dengan
data subyektif yang berasal langsung dari pasien.
Kategori triase

Kegawatan pasien berdasarkan skala triase :


a. Segera - Immediate (Warna Merah)
Pasien mengalami cedera mengancam jiwa yang
kemungkinan besar dapat hidup bila ditolong segera.
b. Tunda - Delayed (Warna Kuning)
Pasien memerlukan tindakan definitive tetapi tidak ada
ancaman jiwa segera.
c. Minimal (Warna Hijau)
Pasien mendapat cedera minimal, dapat berjalan dan
menolong diri sendiri atau mencari pertolongan
d. Expectant (Warna Hitam)
Pasien mengalami cedera mematikan dan akan meninggal
meskipun mendapat pertolongan.

C. LANGKAH KEGIATAN
Alur proses triase :
a. Pasien datang diterima petugas di Ruang Tindakan
b. Di ruang triase dilakukan anamneses dan pemeriksaan singkat dan cepat
(selintas) untuk menentukan derajat kegawatannya oleh perawat dan mencatat
waktu datang pasien.
c. Bila jumlah penderita/ korban melebihi kapasitas ruangan Ruang Tindakan,
maka triase dapat dilakukan di luar ruang triase (di depan Ruang Tindakan)
d. Penderita dibedakan menurut kegawatannya dan mendapatkan prioritas
pelayanan dengan urutan warna merah, kuning, hijau, hitam:
e. Pasien kategori triage merah dapat langsung diberikan pengobatan di ruang
tindakan Ruang Tindakan. Tetapi bila memerlukan tindakan medis lebih lanjut
pasien dapat dirujuk ke rumah sakit setelah dilakukan stabilisasi.
f. Pasien kategori triage kuning yang memerlukan tindakan medis lebih lanjut
dapat di observasi terlebih dahulu dan menunggu giliran setelah pasien kategori
triage merah selesai ditangani.
g. Pasien kategori triage hijau diberikan pengobatan rawat jalan atau dapat
dipulangkan.
h. Pasien kategori triage hitam jika sudah dinyatakan meninggal dikembalikan
keluarga.

D. DOKUMENTASI
Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa petugas sudah melakukan pemantauan
dengan tepat dan mengkomunikasikan perkembangan kepada tim kesehatan. Pada
tahap pengkajian, pada proses triase yang mencakup dokumentasi :
a. Waktu dan datangnya pasien
b. Keluhan utama
c. Pengkodean prioritas atau keakutan perawatan
d. Penentuan pemberi perawatan kesehatan yang tepat
e. Penempatan di area penanganan yang tepat
f. Permulaan intervensi.
Petugas Ruang Tindakan harus mengevaluasi secara kontinu perawatan pasien
berdasarkan hasil yang dapat diobservasi untuk penentuan perkembangan pasien
ke arah hasil dan tujuan serta harus mendokumentasikan respon pasien terhadap
intervensi pengobatan dan perkembangannya. Proses dokumentasi triase
menggunakan:
- Form Rekam Medis
- Form Observasi.
BAB V
LOGISTIK

Petugas penanggung jawab pelayanan upaya pengobatan wajib memastikan


logistik peralatan dan bahan habis pakai terpenuhi dengan cara melakukan
perencanaan kebutuhan, melakukan pengecekan secara berkala dan segera membuat
permintaan kebutuhan logistik yang diperlukan. Permintaan diajukan pada kepala
puskesmas Margaasih untuk segera diajukan pada kepala BLUD Margaasih.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN

Dalam menjamin keselamatan / mencegah terjadinya kesalahan dalam


pelayanan klinis dilakukan identifikasi pasien, identifikasi dilakukan minimal dengan
2 cara yaitu nomor rekam medis , nama yang sesuai dengan kartu identitas, alamat ,
umur sesuai dengan kartu identitas
Identifikasi pasien dengan minimal dua cara sebelum prosedur dan sewaktu
tindakan medis akan dilakukan. Telaah ulang catatan medis dan assesmen pasien
sebelum tindakan medis. Selanjutnya memastikan semua dokumen dan hasil
pemeriksaan yang relevan tersedia dan verifikasi ketersediaan alat / peralatan yang
dibutuhkan.
Sarana dan Peralatan terjamin kualitasnya (tidak ED, tidak cacat, produk resmi,
alat steril) dan efektifitasnya terjamin
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

A. TINDAKAN PENCEGAHAN PENYEBARAN INFEKSI


Mengidentifikasi strategi pengendalian infeksi: cuci tangan, tehnik aseptik
antiseptik, pembersihan, disinfeksi, sterilisasi, pelaksanaan tindakan keperawatan,
pengendalian
lingkungan , pengelolaan limbah klinis dan benda tajam

B. MEMELIHARA KESEHATAN KARYAWAN


1. Menginvestigasi dan menindak lanjuti petugas yang terpapar atau tertusuk
jarum dan benda tajam .
2. Memberikan saran tentang pembatasan kerja bagi karyawan yang terpapar
infeksi
3. Menganjurkan kepada semua petugas agar melapor jika ada tertusuk jarum
atau benda tajam

C. JENIS ALAT PELINDUNG


1. Sarung tangan
2. Masker
3. Kaca mata/ Pelindung wajah
4. Baju kerja / gaun/apron
5. Sepatu bhoot
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Ada upaya secara terus menerus menilai kemampuan dan hasil pelayanan triase
di RUANG TINDAKAN dan PONED Puskesmas Margaasih. Kriteria Ada data dan
informasi mengenai :
Jumlah kunjungan
Kecepatan pelayanan (respon time)
Pola penyakit / kecelakaan (10 terbanyak)
Angka kematian
Evaluasi terhadap penyelengaraan triase sedikitnya dilakukan satu kali dalam setahun.
BAB IX
PENUTUP

Panduan Triase Pasien merupakan acuan atau panduan bagi unit pelayanan
Ruang Tindakan dan PONED di Puskesmas Margaasih dalam menetapkan
kegawatdaruratan pasien secara cepat, tepat, dan efektif sehingga dengan demikian
dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

You might also like