You are on page 1of 1

3.

Kebohongan Ibu yang Ketiga

Saat ujian sekolah, seperti ibu-ibu lainnya, sang ibu ingin menemani sang anak untuk
menghadapi ujian. Namun tidak seperti ibu lainnya, sang ibu harus tidak bekerja pada
hari itu demi sang anak. Tidak seperti ibu lainnya juga yang menunggu di kantin depan
sekolah, sang ibu menunggu sang anak di bawah pohon yang bahkan tidak
meneduhkannya dari sinar matahari.

Saat tengah hari lonceng tanda ujian berakhir dibunyikan. Sang ibu segera menyambut
si anak dengan penuh senyum dan segera menuangkan teh dingin yang tak lagi dingin.

Si anak melihat sang ibu mukanya kemerahan di papar matahari dan bulir-bulir
keringat menghiasi wajahnya. Si anak kemudian meminta ibunya saja yang meminum
teh tersebut. Namun Ibu menjawab, Minumlah nak, aku tidak haus!
4. Kebohongan Ibu yang Keempat

Sepeninggal ayah, Ibu adalah juga kepala rumah tangga. Hidup terasa makin sulit
setelah ayah tiada. Banyak tetangganya dan juga keluarga besar ibu memintanya
untuk menikah lagi demi anak.

Namun sang ibu punya jawaban sendiri kepada si anak yang juga atas permintaan
untuk menikah lagi tersebut, Saya lebih senang bersama kamu anakku.

5. Kebohongan Ibu yang Kelima

Setelah si anak menamatkan sekolah dan mulai bekerja di kota, sang ibu tetap bekerja
untuk kebutuhan kesehariannya. Si anak sudah memintanya untuk tidak lagi bekerja
dan akan memberinya uang untuk sang ibu berapapun yang dibutuhkannya.
Namun sang ibu menolak pemberian anaknya tersebut seraya berkata,Tabunglah ini
untuk mu dan masa depanmu, Ibu masih punya simpanan dan hasil penjualan ini masih
cukup untuk ibu membeli makan.

You might also like