You are on page 1of 1

.

Kebohongan Ibu yang Keenam

Si anak berhasil meraih gelar sarjana setelah kuliah sambil bekerja. Ia pun akhirnya
mendapatkan beasiswa melanjutkan kuliah di luar negeri. Tidak hanya kuliah, si anak
juga mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan di luar negeri. Ia pun ingin
mengajak ibunya untuk tinggal bersamanya.

Tetapi Ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata
kepadaku, Aku lebih suka disini.

7. Kebohongan Ibu yang Ketujuh

Setelah meraih gelar master di luar negeri, si anak diterima sebagai pegawai tetap di
luar negeri. Ia mulai sibuk dan mulai jarang menghubungi ibunya. Sampai suatu hari,
pamannya memberi kabar bahwa sang ibu di rawat di rumah sakit karena penyakit
kanker stadium akhir.

Tanpa pikir panjang, si anak pulang menempuh jarak ribuan kilometer demi ibunda
tercinta. Sesampainya di rumah sakit, si anak mendapati sang ibu yang sudah terlihat
tua, terbaring lemah di ranjangnya. Ia baru saja menjalani operasi hari itu.

Saat terbangun dari tidurnya, sang ibu tersenyum kepada si anak. Senyuman yang
berbeda, karena senyum itu tampak seperti sedang menahan rasa sakit.

Si anak menatap sang ibu sambil berlinang air mata. Hatinya perih, dadanya terasa
sesak demi melihat sang ibu yang sakit dengan kondisi kurus dan sangat lemah. Tetapi
Ibu dengan tegarnya berkata, Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan.
8. Kebohongan Ibu yang Terakhir
Setelah kebohongannya yang terakhir tersebut, sang ibu tak mampu lagi tersenyum
untuk si anak. Matanya tertutup untuk selama-lamanya.

Itulah kisah kebohongan penuh rasa cinta dari ibu kepada anaknya. Semoga mampu
memberi pembaca inspirasi untuk lebih meluangkan banyak waktu untuk orangtua
khususnya ibu. Lebih sering manakah kamu menelepon ibu dari kekasihmu? Bahkan
sekedar untuk menanyakan sudah makan atau belum?

You might also like