You are on page 1of 7

Makalah Ilmu Produksi Aneka Ternak

Perkembangan Rusa di Rusia

Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjat kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karuniaNya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Perkembangan
Rusa di Rusia dengan baik. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan saran dan kritik dari pembaca untuk
kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa pula kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam proses pembuatan makalah ini berupa saran dan menyumbangkan pikiran-
pikiran dalam kesempurnaan makalah ini.

Penulis
BAB I
PEMDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, di seluruh dunia tidak kurang dari 20 jenis satwa liar yang telah didomestikasi
dengan tujuan agar dagingnya dimanfaatkan sebagai sumber protein masyarakat (FLETCHER,
1998; KYLE, 1994). Rusa merupakan satwa liar terakhir di abad 20 yang sukses dikembangkan
sebagai hewan domestik secara meluas, khususnya di daratan Eropa, Pasifik dan Afrika.
Pengembangannya dimulai tahun 1970-an dan berkembang pesat sejak tahun 1980. Untuk jenis
rusa tropika, pengembangannya sebagai hewan ternak justru menggunakan rusa asli Indonesia,
yaitu rusa Timor (Rusa timorensis) dan telah berlangsung lebih dari 15 tahun di Mauritius,
Kaledonia Baru, Australia dan Malaysia (CHARDONNET, 1988; GRIMAUD et al., 2004,
SEMIADI dan NUGRAHA, 2004, YEREX dan SPIERS, 1987).

Walau rusa telah dekat dengan kehidupan manusia sejak 500 tahun yang lampau,
khususnya di masyarakat China dan daerah kutub, tetapi baru tahun 1960-an dikembangkan
dalam konsep pemeliharaan secara modern (intensif), mengikuti kaidah ilmu peternakan.
Dalam kurun waktu kurang dari 40 tahun sejak pengembangannya yang dilakukan di Inggris
dan Selandia Baru, peminat pemelihara rusa sebagai hewan ternak demikian cepat berkembang
dan diadopsi di berbagai negara.

Di Rusia, pemeliharaan dan budidaya ternak rusa sebenarnya telah jauh lebih lama berjalan,
namun pengelolaannya masih secara tradisional dan lebih untuk kepentingan kebutuhan lokal
dalam bentuk panenan ranggah mudanya dan kurang menggunakan kaidah ilmu peternakan
modern. Pesatnya perkembangan industri peternakan rusa yang terjadi, tentunya tidak akan
luput dari perhatian negara lain yang kebetulan hanya memiliki rusa asal daerah tropis atau
yang daerahnya hanya cocok untuk jenis rusa tropis.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih luas mengenai
perkembangan rusa di Ruisa meliputi budidaya ternak rusa, sejarah, sifat biologis, pakan serta
penyakit dari rusa yang berada di Rusia.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan dan informasi
mengenai perkembangan rusa di Rusia.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budidaya Ternak Rusa di Rusia
Jenis rusa yang dikembangkan dalam bentuk peternakan dan ranch farming yaitu rusa
Sika, wapiti dengan jumlah populasi sebesar 400000 ekor. Di Rusia, pemeliharaan dan
budidaya ternak rusa sebenarnya telah jauh lebih lama berjalan, namun pengelolaannya masih
secara tradisional dan lebih untuk kepentingan kebutuhan lokal dalam bentuk panenan ranggah
mudanya dan kurang menggunakan kaidah ilmu peternakan modern. Pesatnya perkembangan
industri peternakan rusa yang terjadi, tentunya tidak akan luput dari perhatian negara lain yang
kebetulan hanya memiliki rusa asal daerah tropis atau yang daerahnya hanya cocok untuk jenis
rusa tropis. Negara Kaledonia Baru, Mauritius dan Australia telah mengembangkan peternakan
rusa dengan memanfaatkan rusa asal daerah tropis yang sempat didatangkan ratusan tahun
sebelumnya. Pengembangan budidaya rusa tropis di negara tersebut dimulai sekitar tahun
1980an. Hingga saat ini, ketiga negara tersebut dapat dikatakan sebagai negara yang paling
terdepan di dalam mengembangkan industri peternakan rusa tropis dengan rusa timor (Cervus
timorensis), yang berasal dari Indonesia, sebagai tulang punggung industrinya.

2.2 Sejarah Ternak Rusa di Rusia


Rusa merupakan salah satu hasil domestikasi satwa liar yang paling akhir dan berhasil
dikembangkan di abad 20 sebagai hewan ternak. Walau menurut sejarah, bangsa Rusia dan
Asia Tenggara (Korea & Cina) telah lama memanfaatkan rusa, namun dalam pengelolaannya
masih sangat tradisional dan lebih ditujukan untuk kepentingan satu produk saja, yaitu ranggah
mudanya. Nilai kandungan mineral pada ranggah muda cukup bervariasi, sesuai dengan tingkat
kalsifikasi (penulangan) yang terjadi. Di Rusia, telah terbukti bahwa atlit yang mengkonsumsi
ekstrak ranggah muda meningkat ketahanan tubuhnya (endurance).

Pada tahun 1930an di Rusia mulai dikembangkan produk dengan cara mengekstraknya
dengan bantuan alkohol. Hasil ekstraksi alkohol dalam bentuk cair dari ranggah rusa merah
dan jenis rusa lainnya ini dikenal dengan sebutan Pantocrin atau Rulondin (Jepang). Sedangkan
hasil ekstrak dari rusa reindeer di Rusia disebut dengan Rantarin.
Di Rusia dilaporkan bahwa ranggah muda digunakan untuk pencegahan, pengobatan
dan penanggulangan berbagai penyakit dan lukaluka. Saat ini, penelitian-penelitian besar
dilakukan di negara-negara tersebut mengenai kemampuan ranggah muda dalam mengurangi
peradangan, pengaruhnya terhadap metabolisme tubuh, menunjang fungsi imun tubuh,
menjaga dari kerusakan jaringanjaringan dan mempengaruhi fungsi-fungsi dari darah, hati, dan
ginjal.

2.3 Sifat Biologis Rusa di Rusia


Salah satu jenis yang ada di Rusia yaitu Rusa kuman Siberia (Moschus moschiferus)
adalah rusa musk yang ditemukan di hutan pegunungan di Asia Timur Laut. Hal ini paling
umum terjadi di taiga Siberia selatan, di Rusia. Memiliki ciri-ciri yaitu bentuknya yang kecil
memungkinkan mereka bersembunyi dari predator melalui bukaan kecil di medan berbatu dan
juga memungkinkan mereka berlari sangat cepat dari predator mereka serta memiliki taring.
Namun ppopulasi rusa jenis ini semakin menurun dikarenakan jumlah perburuan yang parah
untuk kelenjar muskanya, sehingga menyebabkan populasi rusa terus menurun.
Gambar 1. jenis-jenis rusa di Ruisa

Moschus moschiferus Rusa Merah Caspian

Rusa Roze Siberia yang anggun yang mendiami wilayah Kurgan di Rusia.
Sebagian besar rusa Siberia ini bersifat nokturnal, dan bermigrasi hanya dalam jarak
dekat. Ini lebih menyukai ketinggian lebih dari 2600 m dan memiliki berat 7-17 kg. Karakter
yang paling mencolok dari rusa Siberia adalah taring dan wajah seperti kanguru. Laki-laki
menumbuhkan gigi untuk dipamerkan bukan tanduk.

Kematangan dan kawin Dibutuhkan kira-kira setahun untuk rusa Siberia mencapai
kematangan dengan rusa rata-rata hidup minimal 10 - 14 tahun. Selama musim kawin, rusa
jantan akan tumbuh taring dan bukan tandu Taring ini digunakan untuk bersaing dengan pria
lain dan menarik perempuan. Taring yang lebih panjang dan kuat menciptakan sikap yang lebih
menakutkan dan menjadi lebih menarik bagi wanita karena keturunan laki-laki tersebut
cenderung menjadi lebih sehat dan bugar. Begitu rusa jantan dan betina berkembang biak,
betina akan hamil yang berlangsung lebih dari 6 bulan dan bisa melahirkan 1-3 keturunan,
biasanya antara bulan Mei sampai Juni. Rusa betina Kawin terjadi pada bulan Agustus dan
September, dan rusa betina rusa adalah satu-satunya ungulates yang mengalami diapause
embrio. Implantasi embrio dilakukan pada bulan Januari dan masa gestasi berlangsung 280-
300 hari. Rusa betina biasanya memiliki dua anak muda pada satu waktu, yang disapih setelah
4-5 bulan. Rusa betina mencapai kematangan seksual di tahun pertama mereka tapi biasanya
tidak berkembang biak sampai detik mereka. Pria biasanya kawin di tahun ketiga kehidupan
mereka. Masa hidup rusa rusa Siberian biasanya tidak melebihi 10 tahun.

2.4 Pakan
Rusa kuman Siberia (Moschus moschiferus) merupakan herbivora dengan sumber
pakan mereka yaitu lumut. Rusa kusta Siberia pada umumnya nokturnal menghuni taiga
pegunungan dan ditemukan di lereng yang tertutup semak dimana makanan berlimpah. Lokasi
berbatu menyediakan celah-celah dan tebing untuk rusa musk untuk bersembunyi dari banyak
pemangsa, seperti lynx dan wolverine.
Lumut adalah sumber makanan utama untuk Siberia Deer (rusa Siberia). Rusa
Siberia memiliki preferensi untuk makanan bergizi yang mudah dicerna yang kaya akan
protein dan serat rendah. Selama periode musim dingin, rusa musk dapat bertahan dalam
kualitas makanan yang lebih buruk lagi mulai dari makanan yang rendah protein namun
memiliki energi tinggi dan mudah dicerna.
Sebagian besar makanan rusa di Rusia ini terdiri dari lumut, jarum pinus, dedaunan,
dan kulit pohon. Selama musim dingin, 99% diet rusa musk adalah lumut. Rusa Siberia
memiliki preferensi untuk makanan bergizi yang mudah dicerna.
Pola makan rusa-rusa Siberia terdiri dari lebih dari 600 spesies tanaman - kebanyakan
dikotililin (58%), monokotilon (16%), dan spesies kayu (22%). Di musim dingin, tanpa rezeki
yang tepat, mereka memiliki tingkat metabolisme yang rendah. Di musim panas, kebutuhan
makanan mereka untuk sodium memerlukan kunjungan ke bahan bakar garam alami. Air
biasanya diperoleh melalui makanan kaya uap air dibandingkan dengan sumber langsung.

2.5 Penyakit
Penyakit panarithium di rusia merupakan salah satu penyakit yang menyerang rusa di
Ruisa, umumnya meningkat pada musim hujan dan sasaran penyerangan pada rusa yang masih
berumur 1-3 tahun. Persentase yang sakit [morbiditas ] yang di timbulkan oleh penyakit ini
sebesar 40% dan angka kematian [mortalitas] yang di sebabkan oleh penyakit ini adalah 15%
. Penyakit tympani atau kembung di duga terjadi di rusia karena perubahan makanan penyakit
ini bersifat akut dan bisa perakul tindakan batasan umur hewan yg kebal terhadap penyakit ini
.
Penyakit endoparasit terutama cacing menyerang hewan yang masi muda [kurang dari
satu tahun]. Penyakit yang sering menyerang rusa di rusia ini adalah penyakit dermatitis kudis
dapat menyerang sema umur rusa timor . Penyakit panahritium umumnya menyerang rusa
umur 1-2 tahun kemungkinan yang menderita sakit 40% dan angka kematian bisa mencapai
15% penyakit endoparasit ,menyerang rusa timor pada manusia muda yaitu di bwa umur 1
tahun infeksi kulit terjadi akibat perkelahian antara se sama .
Penyakit coryza dapat menyerang semua tingkatan umur kijang persentase yang dapat
terkena penyakit ini adalah 80% dan angka kematian dapat mencapai 100% sifat dan penyakit
ini adalah akut dan perakut tympani atau kembung perut menyerang semua usia kijang di rusia.
BAB III
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan dari perkembangan rusa di Rusia yaitu:
a. Di Rusia, pemeliharaan dan budidaya ternak rusa sebenarnya telah jauh lebih lama
berjalan, namun pengelolaannya masih secara tradisional dan lebih untuk
kepentingan kebutuhan lokal dalam bentuk panenan ranggah mudanya dan kurang
menggunakan kaidah ilmu peternakan modern.
b. Menurut sejarah, bangsa Rusia dan Asia Tenggara (Korea & Cina) telah lama
memanfaatkan rusa, namun dalam pengelolaannya masih sangat tradisional dan
lebih ditujukan untuk kepentingan satu produk saja, yaitu ranggah mudanya.
c. Kematangan dan kawin Dibutuhkan kira-kira setahun untuk rusa Siberia mencapai
kematangan dengan rusa rata-rata hidup minimal 10 - 14 tahun. Selama musim
kawin, rusa jantan akan tumbuh taring dan bukan tandu Taring ini digunakan untuk
bersaing dengan pria lain dan menarik perempuan.
d. Lumut adalah sumber makanan utama untuk Siberia Deer (rusa Siberia). Rusa
Siberia memiliki preferensi untuk makanan bergizi yang mudah dicerna yang kaya
akan protein dan serat rendah. Selama periode musim dingin, rusa musk dapat
bertahan dalam kualitas makanan yang lebih buruk lagi mulai dari makanan yang
rendah protein namun memiliki energi tinggi dan mudah dicerna.
e. Penyakit panarithium di rusia merupakan salah satu penyakit yang menyerang rusa
di Ruisa, umumnya meningkat pada musim hujan dan sasaran penyerangan pada
rusa yang masih berumur 1-3 tahun.

You might also like