You are on page 1of 16

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

JENIS KEWIRAUSAHAAN DIBIDANG KESEHATAN

OLEH

ZAHARATUL FITRIA

Nim : 163110192

KELAS IA

Dosen Pembimbing :

Ns.Yessi Fadriyanti,S.Kep

D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKES KEMENKES PADANG

2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warrahmatullahiwabararakatuh

Alhamdulillahhirabbilalamin,puji syukur diucapkan kehadiran Allah SWT atas segala


limpahan rahmat dan karunia serta nikmatya-Nya,sehingga dapat menyelesaikan penulisan
makalh ini yang berjudul Jenis Kewirausahaan di Bidang kesehatan .Tak lupa shalawat serta
salam kami ucapkan kepada nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga ,sahabat sahabt,dan
para pengikut beliau hingga khir zaman. Kami sebagai penulis menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan dalam penulisan ,oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang besifat membaangun demi kesempurnaan makalah
ini.
Demikianlah kata pengantar dari penulis ,akhirnya besar harapan agar makalh ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan diterima bagi sebagai perwujudan penulis dalam dunia
kesehatan dan dapat dugunakan sebagaimana mestinya, semoga kita semua mendapat faedah dan
diterangi hatinya dalam setiap menuntut ilmu yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat.

Padang, 8 Agustus 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar .............................................................................................i


Daftar isi .......................................................................................................ii
Bab I pendahuluan ........................................................................................1
A. Latar belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan masalah ...................................................................................2
C. Tujuan ........................................................................... 2
D. Manfaat..2

Bab II tinjauan teoritis................................................... 3


A. Tinjauan keperawatan ............................................................. ................ 3
B. Tinjauan enterpreneun.............................................................................. 5

Bab III pembahasan .................................................. 11


A. contoh kewirausahaan ............................................................................. 11

Bab IV Kesimpulan dan Saran ....................................................................12


A. penutup ...................................................................................................12
B. Saran .......................................................................................................12
Daftar pustaka .............................................................................................13

Ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-haknya di muka
hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan internasional, dan
peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh dunia
keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik seharusnya
sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah Entrepreneurship, dimana
setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan kemampuan yang dimilikinya.
Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh generasi keperawatan jika trends
dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara pendidikan keperawatan dengan baik.
Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan dengan profesional kesehatan lain saat
ini adalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan masih belum menemukan bentuk layanan
pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi kewenangan perawat semata.
Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa
harus banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat
sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya Entrepreneurship tidak
hanya berbicara soal penjual pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam
membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru,
mengembangkan ide ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa
menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari
sebelumnya.
Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan dan
asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan kasa dan kapas
untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal minor yang lain.
Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga bernilai jual. Contoh
lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi kuantitas. Tentunya
kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama akan
menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost inefective. Jika peluang itu dapat
ditangkap, maka seharusnya perawat mampu meningkatkan peranannya di rumah sakit. Oleh
karena itu, pengembangan Entrepreneurship perlu ditanamkan agar kreatifitas pelaku
keperawatan dapat tumbuh dan menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya
kelak sebagai bekal memulai untuk terjun ke dunia kerja.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Landasan teori yang memotivasi untuk menjadi nursepreneur?


2. Perawat seperti apa yang diinginkan dan strategi apa yang harus dilakukan?

1.3 Tujuan
1. Dengan makalah ini dapat memotivasi perawat untuk membuka usaha sendiri.
2. Perawat mampu mengetahui strategi yang harus ditempuh dan mendapat hasil yang
sesuai.
3. Tujuannya adalah untuk mengetahui mengenai bisnis, usaha jasa dan produk di
bidang skesehatan

1.4 Manfaat

1. Dapat mengatasi kesulitan dan persoalah yang timbul pada diri sendiri.

2. Dapat mengukur keberhasilan dan kegagalan diri sendiri.

3. Dapat memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.

4. berani megahadapi risiko dengan penuh tatangan

5.Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Keperawatan

Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986).

1. Ciri-ciri keperawatan ( Shortridge, ( 1985 )

a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat


Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan ada diatas
kepentingan pribadi agar kebutuhan klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ) akan
asuhan keperawatan terpenuhi. Keperawatan merupakan suatu pelayanan sosial yang
esensial dank lien mempunyai hak menggunakan pelayanan keperawatan dari perawat
secara professional.
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu
Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai
dasar pemberian asuhan keperawatan. sebagai suatu profesi, keperawatan mempunyai
badan ilmu body of knowledge yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin
ilmu.
Ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan keperawatan
dilakukan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu proses keperawatan.
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah
menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan serta menggambarkan tanggung
jawab dan tanggung gugat perawat.
c. Adanya otonomi
Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang, dan tanggung
jawab untuk mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam menetapkan standar
baku penyelenggara pendidikan, pelayanan keperawatan serta praktik keperawatan dalam
bentuk legislasi keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan profesi
keperawatan terarah dan terencana sehingga memudahkan proses evaluasi terhadap
kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan
menjadi pedoman dan acuan perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai
kewenangan dan tanggung jawab yang diembannya.

3
2. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik Keperawatan

a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan


Artinya, pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu
keperawatan dan kiat keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan.
Kiat keperawatan (Nursing Arts) lebih difokuskan pada kemampuan perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan sentuhan
seni dalam arti menggunakan kiat-kiaat tertentu dalam upaya memberikan
kepuasan dan kenyamanan pada klien.
b. Bersifat komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan
keperawatan yang diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek biologi, psikologi,
sosial dan spiritual.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek keperawatan,
asuhan keperawatan dapat diberikan kepada individu pada institusi pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, poliklinik, klinik keperawatan mandiri dan rumah
sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis
(kedokteran), pelayanan keperawatan dan pelayanan penunjang kesehatan ( gizi,
farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai bagian integral pelayanan kesehatan,
pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari pelayanan kesehatan lain. Hal
ini bertujuan pemberian asuhan keperwatan sejalan dengan tujuan pemberian
pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam
kandungan sampai tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma dan
ovum), setelah lahir (bayi), anak, remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang
kematian.

3. Fokus Praktek Keperawatan Profesional

Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan
sistem kesehatan nasional. focus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat
dengan target populasi total. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek fisik tetapi manusia
dipandang sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek keperawatan sesuai yang
dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan
pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.

4
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat mengembangkan sumber
sumber atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya adalah mencapai
kesehatan yang optimal, dengan contoh menjelaskan manfaat program latihan bagi
pasien.

b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).


Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah mengajarkan atau menganjurkan seseorang
usia lanjut melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).
Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki
masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien merawat
luka atau membantu orang cacat mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat
dilakukan.
d. Perawatan orang yang menjelang ajal.
Perawat memnerikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang
ajal. kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan yang lain.

2.2 Tinjauan Enterpreneur

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan)


berasal dari bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to
undertake). Konsep mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who
undertakes to organize, manage, and assume the risk of business.
Kewirausahaan / Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola
sesuatu yang ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal,
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita.
Kewirausahaan juga berarti, proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan
mengabdikan seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung risiko keuangan,
kejiwaan, sosial dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.

Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, entrepreurial dan entrepreneur


yaitu:
1) .Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara
ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru,
aktivitas kewirausahaan juga kemampuan manajerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.

2).Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam


organisasiyangmerupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
3). Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga
kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih
besar dari pada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan,
5.

4 ). Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.

Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:


1) Pengambilan inisiatif
2) Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk
mengubah sumber daya dan situasi pada perhitungan praktis.
3) Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.

Kewirausahaan meliputi proses yang dinamis sehingga dengan demikian


timbulpengertian baru dalam kewirausahaan yakni sebuah proses mengkreasikan dengan
menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko sosial, dan akan menerima reward yang
berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal.

Melalui pengertian tersebut, terdapat empat hal yang dimiliki oleh seorang wirausahawan yaitu:

1) Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan nilainya.
Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata namun juga audiens yang
akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin besar
fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses kreasi yang
akan timbul dalam kewirausahaan.
3) Memperkirakan resiko yang mungkin terjadi, dalam hal ini resiko yang mugkin terjadi pada
resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4) Memperoleh reward, dalam hal ini reward terpenting adalah independensi atau kebebasan yang
diikuti dengan kepuasan pribadi. Sedangkan reeward berupa uang biasanya dianggap sebagai
suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

A.Pendidikan Kewirausahaan
Anggapan lama mengatakan Entrepreneurship are born not made sehingga
kewirausahaan tidak dapat dipelajari atau diajarkan. Sementara anggapan sekarang
Entrepreneurship are not only born also made. Sehingga kewirausahaan tidak hanya bakat
bawaan sejak lahir atau urusan pengalaman di lapangan saja, tetapi merupakan disiplin ilmu yang
dapat dipelajari.
Transformasi pengetahuan kewirausahaan telah berkembang pada akhir-akhir ini.
Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan tumbuh pesat. Mata kuliah kewirausahaan diberikan
dalam bentuk kuliah umum ataupun bentuk konsentrasi program studi.

6
Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu tersendiri karena berisi:

a. Body of knowledge yang utuh dan nyata, ada objek, konsep dan modelnya.
b. Kewirausahaan memiliki dua konsep, posisi venture start up dan venture growth, tidak
memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha
c. Merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
d. Merupakan alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan pendapatan atau kesejahteraan
rakyat yang adil dan makmur.
e. Kewirausahaan telah dijadikan kompetensi inti dalam menciptakan perubahan,
perbaharuan dan kemajuan.
f. Objek studi kewirausahaan adalah kemampuan merumuskan bertujuan hidup,
memotivasi diri, berinisiatif, membentuk modal, mengatur waktu, dan membiasakan diri
untuk belajar dari pengalaman.

A. Motivasi berwirausaha

Teori 3 kebutuhan David McClelland:


NAch, need for achievment, wirausaha yang memiliki motivasi ini selalu ingin berprestasi/
meraih yang terbaik, umumnya memiliki ciri-ciri:
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan-kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk dapat mengukur keberhasilan atau
kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
d. Berani menghadapi resiko dengan penuh tantangan.
e. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.

NPow, need for power, yaitu hasrat untuk mempengaruhi, mengendalikan dan menguasai orang
lain. Ciri umum adalah senang bersaing, berorientasi pada status dan menguasai orang lain.
NAff, need for affilitation, yaitu hasrat untuk dapat diterima dan disukai oleh orang lain.

B. Prinsip-Prinsip Kewirausahaan

1. Prinsip Wirausaha I
Kekuatan yang mendorong kesuksesan perusahaan strart up terdiri dari tiga macam: peluang,
tim dan sumber daya. Proses kewirausahaan diawali bukan dari ketersediaan uang, strategi,
network, tim ataupun rencana bisnis, melainkan dari adanya peluang. Peluang yang berpotensi
tinggi terkadang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari pada ketersediaan sumbe daya
atau tim pada saat itu.
7
Adanya keseimbangan akan membantu entrepreneur dalam mencapai keberlanjutan atau
sustanbility perusahaan tanpa harus merusak lingkungan, komunitas atau masyarakat. Rencana
bisnis berfungsi sebagai komunikator kualitas dan keseimbangan kekuatan pada saat tertentu.

2. Prinsip Wirausaha II

Dunia kewirausahaan bersifat dinamis, cair, ambigu, dan chaos. Perubahan yang konstan
terjadi menyebabkan dunia kewirausahaan berkaitan erat dengan paradoks.

1) Untuk bisa sukses, jangan takut untuk gagal.


Kasus yang biasanya terjadi adalah jika perusahaan pertama gagal, entrepreneur belajar
dari pengalaman dan kemudian membentuk perusahaan lagi yang ternyata sangat sukses
di masa depan.
2) Rencana bisnis akan cepat menjadi uang.
Kondisi persaingan, teknologi, dan pasar yang sangat dinamis menyebabkan kita
kesulitan untuk mengetahui semua kondisi kompetisi. Hasilnya adalah rencana bisnis
cepat menjadi uang begitu ia selesai dicetak. Entrepreuneur harus melatih kebiasaan
berencana dan bereaksi secara cepat, logika,dan intuisi.
3) Agar kreativitas dan inovasi berhasil, harus ada disiplin ilmu yang mengimbangi.
Penemuan- penemuan produk harus dibarengi dengan ilmu mengenai komersialiasi
teknologi atau produk, jika tidak, maka penemuan ini tidak akan mampu memberikan
nilai tambah bagi perusahaan dan masyarakat.
4) Entrepreneur harus bisa bertindak cepat, tetapi juga harus sabar.
Sementara kompetitor bergerak cepat, entrepreneur harus belajar menentukan kapan ia
harus bertindak dan kapan ia harus bertahan.
5) Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan, semakin rendah kinerja.
Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan taktik. Kontrol dan
Sketeraturan yang berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan

3. Prinsip Wirausaha III

Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun dengan


entrepreneur, berikut adalah beberapa resiko yang umum di hadapi entrepreneur yaitu:
1) Resiko Finansial
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian simpanannya
untuk modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang jika perusahaan
ternyata gagal. Entrepreneur akan bertangggung jawab menanggung kewajiban
perusahaan yang nilainya mungkin jauh melebihi jumlah simpanan.

8
2) Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah mereka akan
menemukan pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya yang dulu jika bisnisnya gagal.
Resiko ini merupakan pertimbangan utama bagi manajer yang bekerja di perusahaan
besar dengan gaji yang menarik.
3) Resiko keluarga dan social
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari entrepreneur.
Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan dikorbankan.
4) Resiko kesehatanJam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan
entrepreneur. Uang dapat digantika, namun kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk
diperbaiki.

9
BAB III
PEMBAHASAN

Isu kesejahteraan perawat saat ini masih gencar dihembuskan selain isu profesionalisme.
Kesejahteraan perawat yang berbanding lurus dengan gaji perawat konon berbanding terbalik
dengan beban kerja perawat. Mengharapkan pemerintah untuk melihat hal itu, rasanya tidak
mungkin tampak pada ketidakjelasan RUU Keperawatan karena saat ini perawat di Indonesia
masih belum memiliki bargaining position di mata pemerintah. Salah satu solusi yang bisa
diambil untuk mem-backup kesejahteraan perawat tanpa perlu menggantungkan pada gaji dari
pemerintah bagi perawat yang bekerja sebagai PNS adalah dengan menjadi nurpreseneur
(Perawat Pengusaha). Konsep nurpreseneur sudah lama muncul dalam dunia keperawatan.
Namun, di Indonesia konsep ini belum begitu familiar. nurpreseneur (Perawat Pengusaha)
berasal dari kata Nurse dan Entrepreneur yang jika diartikan secara harfiah adalah perawat
pengusaha atau perawat pebisnis.
Secara konseptual Nursepreneur termasuk dalam pengembangan karir dari peran dan
fungsi perawat. pengembngan karir tersebut dapat menjadi pengelola klinik atau sarana
kesehatan lainnya. Misalnya manager spa, manager fisioterapi, manager Nursing Center,
manager Balai kesehatan swasta, pemilik massage dan refleksi, meskipun dalam pelaksanaan
teknisnya banyak melibatkan profesi lain sebagai pelaksana, dalam hal ini perawat dapat
bertindak sebagai pemilik modal, penggagas ide, pemilik saham, atau owner yang akan menggaji
karyawannya. Selain peran tersebut perawat juga dapat melakukan penelitian-penelitian, sebagai
contoh adanya tim riset yang meneliti perawatan luka, cara ganti balutan efektif, kompres
modern, terapi modalitas, tehnik relaksasi dsb. Masalah penelitian direkomendasikan dari Rumah
sakit atau intistusi kesehatan yang membutuhkan solusi. Misalnya kenapa kunjungan ke RS
tertentu sangat rendah, maka perawat manajemen akan melakukan riset yang didanai rumah sakit
yang bersangkutan, termasuk riset kepuasan klien.
Disamping peran-peran di atas perawat dapat juga bergerak dalam bidang pendidikan
atau menyediakan pelatihan-pelatihan atau sebagai konsultan. Misalnya pelatihan baby siter,
pelatihan perawat lansia, perawat anak di rumah atau perawat yang akan mendampingi klien saat
ibadah haji.
Ada satu hal yang sangat menarik dari konsep nursepreseneur ini, yaitu untukmenjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis kita hanya perlu 5 langkah. Uniknya 5 langkah ini
sangat sering dilakukan oleh perawat. 5 langkah itu adalah bagian dari proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Jika dikaitkan
dengan nursepreseneur, proses keperawatan itu akan menjadi 5 langkah awal untuk menjadi
perawat pengusaha atau perawat pebisnis, yaitu :
1. Pengkajian
Langkah pertama untuk memulai berbisnis adalah kita melakukan
pengkajian.Masalah adalah hal pertama yang kita ingin dapatkan dari
prosespengkajian. Maka untuk memulai bisnis, kita harus mengetahui masalah
apa yang terjadi. Saat ini yang paling berkuasa dalam dunia bisnis adalah pasar
(market). Maka pengkajian yang kita lakukan untuk memulai berbisnis adalah
mengkaji kebutuhan pasar.

10
2. Diagnosa
Langkah kedua setelah melakukan pengkajian adalah menetapkan
diagnosa. Dalam dunia bisnis, setelah kita mengetahui kebutuhan pasar maka

yang selanjutnya dilakukan adalah memetakan potensi yang bisa kita


masuki untuk menjawab kebutuhan pasar. Pemetaan potensi itu dalam langkah ini
adalah tahap diagnosa.
3. Perencanaan
Setelah kita mengetahui potensi pasar yang bisa kita masuki, maka langkah
selanjutya adalah menyusun rencana untuk bisa masuk kedalam pasar yang
sesungguhnya. Tahap perencaan ini merupakan tahap ketika kita harus memiliki
konsep usaha yang jelas dan detail.
4. Implementasi
Langkah ini adalah tahap bagi kita untuk take action. Konsep usaha yang jelas
harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tahap ini merupakan tahap yang paling
inti dalam proses berbisnis dan tentu saja merupakan tahap yang paling sulit.
Semua orang bisa punya ide, namun tidak semua orang berani take action.
5. Evaluasi
Dalam sistem apapun, evaluasi merupakan bagian penting dan tidak boleh
terlupakan. Dari evaluasi ini, kita bisa mengetahui apakah implementasi yang kita
lakukan berhasil atau tidak. Sama dalam dunia bisnis, evaluasi akan memberikan
gambaran kepada kita apakah konsep yang sudah kita jalankan berhasil atau tidak.
Jika berhasil, maka kita bisa lakukan peningkatan, namun jika tidak, perubahan
rencana dan strategi bisa dilakukan
Jadi yang terpenting dari seorang Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk
mengambil risiko serta siap bekerja keras mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang
membuat entreprenur selalu tampil dengan gagasangagasan baru yang segar, melawan
arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

Beberapa contoh kewirausahaan yang bisa dijadikan bisnis untuk perawat


1. Membuka Less Private Nursing Skill and Technique
Saat ini lembaga less nursing skill and techanique mash jarang,dapat dikatakan belum
ada. Walaupun dibilang sepeleh,namun tidak ada salahnya untuk mencoba . bukalah
lembaga less yang dikhususkan untuk mahasiswa keperawatan
2. katering rumahan
perawat merupakan profesi yang berada 24 jam disampig pasien dan hanya punya
beberapa jam untuk memenuhi kebutuhannya sendiri seperti makan. Jadi cobalah untuk
membuat beberapa cemilan atau makana yang mungkin bias dibawa ke tempat kerja.
3. Membuka homecare
Dengan adanya undang undang keperawatan kita bias membuka praktik mandiri
keperawatan sendiri. Salah satunya homecare. Tentunya bisnis ini akan lebih mudah
dijalankan jika kita punya koneksi dengan rumah sakit.
11
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan

Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan, berasal


dari bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep
mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage, and
assume the risk of business.
Untuk menjadi nursepreneur yang sukses juga harus pintar untuk mengambil keputusan
disetiap peluang dan bekerja keras untuk mendapatkan sesuatu. Jadi yang terpenting dari seorang
Nursepreneur adalah inovasi dan keberanian untuk mengambil risiko serta siap bekerja keras
mencapai tujuan dengan optimis. Inilah yang membuat entreprenur selalu tampil dengan
gagasangagasan baru yang segar, melawan arus pemikiran orang banyak atau kreatif.

B. Saran

Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamannya terhadap berbagai cara dan berkarya
dalam dunia kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan dalam tatanan layanan keperawatan.
Diharapkan agar perawat bias menindak lanjuti inovasi inovasi agar lebih berkembang ,sebagai
dasar untuk pengembangan kedisiplinan dilingkungan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

http://25071990.blogspot.co.id/2013/10/makalah-enterpreneurdankeperawatan.html?m=1

Nugroho suharyadi.2007.kewirausahaan membangun usaha.jakarta:Salemba

You might also like