You are on page 1of 5

Implementasi Metode-Metode Partisipatif untuk Pengembangan Masyaraka

PENDAHULUAN

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) merupakan salah satu bentuk pengembangan
masyarakat yang ada di Desa Cintamekar.Desa Cintamekar merupakan salah satu desa yang
terletak di Kecamatan Sagalaherang, Subang, Jawa barat. Dilihat dari kondisi geografis, desa ini
memiliki wilayah yang sangat luas dengan sawah yang membentang di setiap sisi jalan desa.
Sungai Ciasem yang mengalir di daerah ini merupakan salah satu potensi sumber daya yang
sangat bermanfaat.Terlihat rumah-rumah warga Desa Cinta Mekar yang beraneka ragam dari
rumah yang sangat sederhana hingga rumah yang sangat mewah, koperasi Cintamekar, serta
PLTMH yang letaknya tidak begitu jauh dari koperasi Cintamekar.Kondisi masyarakat desa
Cintamekar sudah cukup baik dengan adanya PLTMH, dibandingkan sebelum adanya
PLTMH,karena pada saat ini anak-anak di desa Cintamekar dapat mengenyam pendidikan
hingga ke jenjang SMA bahkan ada yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dan banyak
pengusaha yang ingin bekerjasama dengan para petani dalam bentuk penanaman modal.

Masyarakat setempat dapat dipandang sebagai suatu unit sosial yang terorganisasikan dalam
kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama. Konsep masyarakat di desa ini lebih
menunjukkan ciri-ciri komunitas yaitu bertempat tinggal di suatu wilayah, yang tidak lain adalah
wilayah Desa Cintamekar, dan adanya interaksi yang besar juga hubungan sosial antar para
anggotanya. Hal ini dapat dilihat dari komunikasi efektif yang terjalin pada warga.

Pembangunan PLTMH yang diprakarsai oleh Ibu Tri Mumpuni merupakan salah satu bentuk
pengembangan masyarakat karena dalam setiap konteksnya, terdapat suatu pengarahan dalam
bentuk bimbingan ataupun pelatihan dan terdapat partisipasi dari masyarakat sekitar dalam
perencaan kegiatan pengembangan masyarakat hingga pelaksanaannya. Berdasarkan hasil yang
diperoleh dari wawancara dengan masyarakat sekitar, diketahui bahwa dalam proses
pembangunan, masyarakat senantiasa dilibatkan. Tujuan pembangunan PLTMH ini tidak lain
adalah untuk menyejahterakan kehidupan warga Desa Cintamekar. Hadirnya PLTMH dan
program-program seperti koperasi juga beasiswa berdampak pada peningkatan pendapatan dan
pendidikan orang-orang di desa ini. Cara kerja yang diterapkan mengutamakan partisipasi dari
warga sekitar sehingga pengetahuan masyarakat akan teknologi mikro-hidro bertambah.

Asas yang diterapkan dalam kasus ini adalah komunitas dilibatkan dalam setiap proses
pengambilan keputusan juga membuka akses warga atas bantuan profesional, yaitu bantuan dari
yayasan IBEKA dan UN-ESCAP juga PT HIPS yang memberikan pelatihan terkait teknik untuk
membangun PLTMH. Sedangkan prinsip yang dianut antara lain sustainability karena PLTMH
masih tetap berjalan walaupun IBEKA dan Ibu Tri Mumpuni sudah tidak terlalu sering
mengawasi PLTMH ini, empowerment karena dalam pelaksanaan maupun pembangunan
PLTMH ini memberdayakan semua masyarakt desa Cintamekar, self-reliance penduduk sekitar
dalam pelaksanaan PLTMH berusaha memanfaatkan sumber daya yang mereka miliki dan tidak
bergantung kepada bantuan dari luar, non-violence karena pengembangan masyarakat yang
dilakukan tanpa paksaan dan masyarakat yang terlibat ikhlas dalam menjalankan seluruh
kegiatan yang direncanakan, inclusiveness karena dalam pengembangan masyarakat PLTMH ini
community worker yang terlibat tetap menghargai segala pendapat masyarakat setempat,
consensus karena pembangunan PLTMH ini benar-benar dapat menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi masyarakat desa Cintamekar, co-operation karena dalam perencanaan maupun
pelaksanaan PLTMH terlihat kerjasama yang baik antar masyarakat maupun antara masyarakat
dengan community worker, participation karena dalam setiap proses dan kegiatan PLTMH
masyarakat dilibatkan secara aktif , dan defining need karena PLTMH ini sangat menjadi
kebutuhan dan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Pembangunan PLTMH ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh pembangunan masyarakat
yang didasarkan pada paradigma People Centered Development yang berarti Pembangunan
yang berpusat pada Rakyat. Berikut akan diuraikan pengembangan masyarakat yang merujuk
kepada tujuh prinsip paradigma People Centered Development :

1. Desentralisasi

Pembangunan PLTMH yang dilaksanakan di Desa Cinta Mekar merupakan pembangunan yang
digagas atas inisiatif Ibu Tri Mumpuni beserta yayasan IBEKA dengan bantuan UN-ESCAP dan
salah satu perusahaan swasta, tanpa bantuan pemerintah.

2. Partisipasi

Masyarakat Desa Cinta Mekar turut berpartisipasi dalam proses pembangunan PLTMH. Pada
awalnya partisipasi masyarakat dilihat dari tokoh-tokoh terkemuka di desa Cinta Mekar yang
mau bersosialisasi dengan para fasilitator pembangunan PLTMH. Hingga pada akhirnya
pembangunan PLTMH dibantu oleh masyarakat desa Cinta Mekar.

3. Pemberdayaan

Dengan adanya bantuan pendidikan, kesehatan, listrik serta bantuan lainnya bagi masyarakat
sekitar dan keberhasilan PLTMH, pengetahuan dan taraf hidup masyarakat meningkat.

4. Pelestarian

Pembangunan yang dilaksanakan di Desa Cinta Mekar bukanlah sebuah eksploitasi sumberdaya
melainkan sebuah proses dalam melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki desa.
Pembangunan dilakukan dari masyarakat sekitar untuk kembali dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat dengan bantuan yayasan IBEKA beserta UN-ESCAP dan perusahaan swasta.

5. Jejaring Sosial

Hubungan sosial dilakukan antar masyarakat dengan fasilitator agar tercipta hubungan yang baik
dan bersifat kekeluargaan demi menjalankan pembangunan PLTMH.

6. Keswadayaan Lokal

Pembangunan PLTMH dibangun berdasarkan pada keswadayaan lokal, yaitu kemampuan yang
dimiliki oleh masyarakat lokal berupa sumber daya renewable (sungai).

7. Sustainablity

Pembangunan yang berdasarkan pada rakyat akan berkelanjutan, dapat dibuktikan dengan
berhasilnya pembangunan PLTMH di Desa Cinta Mekar pada tahun 2004 dan hingga saat ini
pemanfaatan PLTMH tersebut mampu dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar, sehingga
dapat dikatakan pembangunan PLTMH berkelanjutan bagi masyarakat desa Cinta Mekar.

Metode partisipatif yang digunakan dalam program PLTMH beserta tahapannya

Metode partisipatif yang digunakan dalam pembangunan PLTMH yaitu LFA ( Logical
Framework Approach). Dalam LFA, manajer pembangunan atau perencana (dalam kasus ini
adalah Ibu Tri Mumpuni), berperan sebagai fasilitator. Salah satu penduduk yang melihat potensi
sumber daya alam dan mengetahui tentang program PLTMH yang dimiliki oleh IBEKA
memohon bantuan kepada IBEKA untuk membuat PLTMH di daerahnya. IBEKA kemudian
mencoba menyelidiki dan membantu penduduk tersebut untuk mengatasi permasalahan dan
membuat rencana tersebut terwujud.

Tahap pertama, IBEKA mengadakan suatu workshop atau lokakarya untuk memberitahukan
rencana penduduk yang memohon bantuan kepada IBEKA. Dalam lokakarya tersebut penduduk
dikumpulkan dan IBEKA memberikan informasi mengenai apa itu PLTMH , dalam lokakarya
tersebut juga IBEKA memfasilitasi penduduk untuk menganalisis masalah-masalah apa saja yang
dihadapi oleh penduduk dengan menyuruh penduduk tersebut menuliskannya di selembar kertas
kecil dan menempelkannya di selembar kain yang direntangkan di ruangan lokakarya setelah
penduduk selesai menuliskan permasalahan. IBEKA membantu penduduk untuk menganalisis
pemecahan-pemecahan atau solusi dari permasalahan tersebut hingga akhirnya terbuatlah sebuah
pilot project Pembangunan PLTMH, selanjutnya IBEKA memfasilitasi penduduk dengan
mencarikan dana untuk pembangunan PLTMH ke lembaga-lembaga yang ada baik dari lembaga
pemerintah hingga lembaga swasta. Namun dari sekian banyak lembaga yang ada di Indonesia
yang dikirimkan pilot project oleh IBEKA tidak ada yang menanggapi akan tetapi ada satu
lembaga yang memberikan dana hibah untuk pilot project ini yaitu UNESCAP (UNITED
NATIONS ECONOMIC and SOCIAL COMMISSION FOR ASIA and THE PASIFIC) sebesar
750 ribu US dolar. Setelah dana didapatkan IBEKA mengadakan pertemuan kembali untuk
membicarakan tentang teknis pembangunan (siapa saja yang akan membangun, waktu yang
dibutuhkan untuk membangun dsb), membicarakan tentang penggunaan PLTMH tersebut mau di
apakan (apa mau dipakai oleh semua penduduk atau dijual ke PLN), membicarakan tentang
perawatan PLTMH (mau bagaimana? apa di bentuk KOPERASI?) dari hasil pertemuan ini
didapatkan solusi yaitu bahwa PLTMH yang dibuat akan di jual ke PLN sebagian akan diberikan
gratis kepada penduduk yang benar-benar membutuhkan atau penduduk yang dikategorikan
miskin oleh seluruh penduduk dan dibuat sebuah KOPERASI untuk mengurusi dana yang
didapatkan dimana dana tersebut akan digunakan untuk perwatan PLTMH, beasiswa, dana
simpan pinjam dan untuk kelancaran program-program yang telah dibuat dalam pertemuan-
pertemuan.

Selain itu, metode partisipatif yang digunakan dalam program Pembangkit Listrik Tenaga Mikro
Hidro adalah ToP atau Technology of Participation karena metode ini sesuai dengan yang
dilakukan oleh ibu Tri Mumpuni dan Suami di Desa Cinta Mekar. Beliau membuat suatu
kegiatan besar yaitu membangun pembangkit listrik menjadi langkah-langkah teknis yang mudah
diaplikasikan dengan mengutamakan partisipasi warga. Dalam prosesnya, masyarakat turut
berpartisipasi aktif. Tahap pertama adalah tahap diskusi, dimana ibu Tri Mumpuni mengadakan
dialog terbuka dengan warga desa yang kemudian masing-masing menyumbangkan
pemikirannya mengenai masalah di desa dan apa yang mereka inginkan, melalui tahap ini juga
ibu Tri Mumpuni mengambil hati masyarakat agar mau berpartisipasi di program ini. Tahap
berikutnya adalah workshop dimana masyarakat dilatih agar dapat mengenali kekurangan dan
kelebihan desa mereka, membangun kesadaran mereka akan permasalahannya dengan
memberikan mereka informasi-informasi dan pelatihan, kemudian meningkatkan rasa tanggung
jawab yang secara langsung meningkatkan partisipasi mereka dalam program pembangunan
pembangkit listrik tersebut dan membangun konsensus serta mengarahkan mereka ke tindakan
yang akan diambil. Tahap terakhir adalah tahap perencanaan tindakan yang sudah disepakati
bersama, dimana Ibu Tri Mumpuni beserta seluruh warga desa mulai merencanakan
pembangunan pembangkit listrik, pemeliharaannya, serta keuangannya. Beliau juga
mempersiapkan orang-orang yang akan mengurus pembangkit listrik tersebut serta
mengevaluasinya.

KESIMPULAN

Pengembangan Masyarakat berupa PLTMH jika dilihat dari teori-teori, pengembangan


masyarakat yang dilakukan memandang pengembangan masyarakat sebagai suatu proses.
Tingkat partisipatif masyarakat sangat tinggi, ditunjukkan dengan peran serta mereka dalam
setiap proses pembangunan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan parsipatoris dan
menggunakan pola pengembangan masyarakat komunitas lokal.

Untuk segi keberhasilan PLTMH memberdayakan masyarakat, kelompok kami menilai,


bahwa program PLTMH sudah sangat mampu memberdayakan masyarakat sekitar .Hal ini dapat
dilihat dari tahap awal pembanguan PLTMH, pemberdayaan masyarakat sudah menuju pada
partisipasi warga komunitas khususnya dalam proses pengambilan keputusan dan perencanaan
kegiatan, masyarakat selalu dilibatkan.

Selain itu manfaat dari PLTMH sudah dapat dirasakan oleh masyarakat desa Cintamekar yang
diantaranya yaitu desa Cintamekar sudah tidak dikategorikan desa tertinggal, semakin mudahnya
anak-anak desa Cintamekar dalam mengakses dunia pendidikan, dan dana dari hasil penjualan
listrik yang dihasilkan oleh PLTMH ke PLN sangat bermanfaat untuk kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh koperasi Cintamekar seperti perawatan turbin, pemberian beasiswa bagi anak-
anak desa Cintamekar, pemberian simpan-pinjam untuk masyarakat sekitar, dana bantuan
bersalin, dan untuk perbaikan atau pembangunan fasilitas umum.

DAFTAR PUSTAKA

Nasdian FN. 2006. Pengembangan masyarakat (community development). Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor. 145 hal.

You might also like