You are on page 1of 14

PERANCANGAN SWITCHING CONTROL PADA POMPA DI SIMULATOR SISTEM PENGENDALIAN

LEVEL DAN TEMPERATUR


( Rahmat Permanahadi, DR. Ir. Totok Soehartanto, DEA )

Jurusan Teknik Fisika-Fakultas Teknologi Industri


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Kampus ITS, Keputih-Sukolilo, Surabaya 6011
Email : rahmat_f39@ep.its.ac.id

Abstrak
Telah dihasilkan sebuah simulator pengendalian level dan temperatur pada tangki vertikal dan horisontal dengan
menggunakan software labview. Pada penelitian telah dirancang cascade control untuk mengendalikan temperatur fluida
dan Pressure Relief Valve ( PRV ) untuk pengamanan pressure yang berlebih pada tangki vertikal. Akan tetapi penelitian
ini belum dirancang sistem pengendalian 2 buah pompa yang ada disimulasi untuk mengalirkan fluida dari tangki vertikal
ke tangki horisontal.Untuk itu pada penelitian ini dirancang switching control untuk mengatur kerja kedua pompa agar
simulator dapat berfungsi dengan baik.
Pada Tugas Akhir ini, telah dilakukan simulasi dari sistem switching control. Dari hasil simulasi, level dari tangki
vertikal dapat dikontrol dengan batas atas level 120 cm dan batas bawah level 3 cm dan tangki dapat dikontrol dengan
batas atas level 120 cm dan batas bawah level 3 cm dan dapat mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki horisontal
dengan laju aliran 0,0005 m3/s. Sistem juga memiliki kinerja yang baik dalam merespon gangguan yang diberikan baik
secara internal maupun eksternal setelah diberi gangguan penambahan load (laju aliran input) yang mempengaruhi level
pada sistem proses tersebut.

Kata Kunci : Tangki vertikal, Tangki horisontal, Pressure Relief Valve ( PRV ), Cascade Control, Switching control, Level,
Labview.

BAB I mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke horisontal.


PENDAHULUAN Dari hasil karya TA yang sudah ada, Dari tugas akhir
Fahruly merancang sistem pengendalian bertingkat
Pada Bab berikut ini akan dijabarkan mengenai (cascade control) temperatur dan level pada tangki
latar belakang, permasalahan, pendekatan masalah yang vertikal. Sebagai pengendali pada sistem tersebut
diambil, tujuan dan manfaat yang akan dicapai, beserta digunakan algoritma pengendalian PID controller.
sistematika laporan dari penelitian Tugas Akhir ini. Dari tugas akhir Anugrah merancang Pressure Relief
Valve ( PRV ) yang terdapat pada tangki vertikal. Untuk
1.1 Latar Belakang. mencegah terjadinya kenaikkan suhu yang berlebih
(overheating) yang dapat mempengaruhi kenaikan
Di Workshop Instrument akan membangun sebuah tekanan, maka diperlukan suatu device yang berfungsi
miniplant. Miniplant yang akan dirancang adalah simulator untuk mengendalikan tekanan dengan cara membuang
sistem pengendalian level dan temperatur. Dengan fluida tekanan tersebut ke udara pada saat terjadi overpressure
kerja berupa air (water), dimana pada sistem tersebut terdiri didalam tangki.
dari 2 tangki, yaitu satu unit tangki horizontal yang
berfungsi sebagai penampung air (storage) yang akan
menyalurkan fluida ke tangki berikutnya berupa tangki
vertikal. Pada tangki vertikal dilengkapi dengan elemen
pemanas (heater) yang berfungsi untuk menaikkan
temperatur fluida sehingga debit air yang masuk merupakan
variabel yang harus dimanipulasi agar tetap terjaga
temperatur dan levelnya. Gambar dibawah ini merupakan Gambar 2.2 Posisi Pressure Pelief valve pada tangki
P&ID dari tangki vertikal vertikal[2]
Pompa pada miniplant tidak di kontrol, untuk itu
perlu adanya switching control pada pompa untuk
mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki
horisontal.
Oleh karena saya mendapat ide untuk menggunakan
switching control untuk mengatur pompa untuk
mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki
horisontal. Proses sirkulasi pemanasan air ini terdiri dari
tangki vertikal yang didalamnya terdapat heater dan
presure savety valve. Dalam tangki vertikal ini terjadi
Gambar 1.1 P&ID tangki Vertikal proses pemanasan air sehingga dihasilkan produk berupa
Untuk itu diperlukan sistem pengendalian bertingkat ( fluida panas. Setelah itu tangki vertikal tersebut terhubung
cascade ) pada tangki vertikal dan switching control untuk dengan tangki horisontal yang digunakan sebagai storage.
Proses dari sirkulasi pemanasan air ini adalah air dingin Untuk mempertajam dan memfokuskan
yang berasal dari tangki horisontal dipompakan masuk ke permasalahan dalam Tugas Akhir ini, beberapa batasan
dalam tangki vertikal. Laju aliran air tersebut diatur oleh masalah yang diambil diantaranya adalah sebagai berikut:
pompa 1. Pengaturan laju aliran disini digunakan untuk 1. Simulator yang dipergunakan masih hasil
menjaga level pada tangki vertikal konstan sesuai dengan perancangan diatas kertas, jadi saya hanya
set point. Untuk menjaga agar level air tersebut sesuai menggunakannya.
dengan set point, maka digunakan sistem pengendalian level
2. Kerja pompa sesuai dengan logic kontrol.
dengan mengatur kerja pompa secara bergantian maka
diperlukan switching. Agar switching bekerja maksimal 3. Pemodelan disimulasikan dengan
maka diperlukan logic solver. Switching control pompa ini mempergunakan software LabVIEW 8.2.1
digunakan untuk menjaga agar air tidak memenuhi tangki
dan menjaga agar tangki tidak kehabisan air. Dengan
kondisi air yang levelnya terjaga maka tangki vertikal 1.4 Tujuan
tersebut mampu memenuhi permintaan laju keluaran aliran
menuju ke tangki horisontal. Selain itu pengendalian level Tujuan dari pengerjaan tugas akhir ini adalah untuk
ini juga disesuaikan dengan adanya proses pemanasan air melakukan perancangan switching control pada pompa di
oleh heater. Dengan adanya kenaikan temperatur maka akan simulator sistem pengendalian level dan temperatur untuk
menyebabkan terjadinya kenaikan presure. Pada proses mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki
horisontal dengan menggunakan software labVIEW.
pemanasan fluida tersebut sebagian dari fluida berubah
menjadi vapor. Perubahan nilai massa vapor hasil evaporasi
tersebut dapat meningkatkan besarnya presure pada tangki 1.5 Metodologi penelitian
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
vertikal. Oleh karena itu pada tangki vertikal dilengkapi
dengan pressure safety valve yang digunakan sebagai maka diperlukanlah metodologi yang memuat tahapan-
pengaman apabila sewaktu-waktu pressure pada tangki tahapan dalam menyelesaikan Tugas Akhir. Adapun
vertikal tersebut mencapai presur maksimal yang metodologi yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah
ditentukan berdasarkan spesifikasi pada pressure safety sebagai berikut:
valve. Output pemanaan air dari tangki vertikal dipompakan 1. Studi literatur
Studi literatur berhubungan terhadap materi yang
dengan pompa 2 menuju ke tangki horisontal yang berfungsi
sebagai storage. Pada tangki horisontal terdapat Switching terkait
control pompa yang digunakan untuk menjaga level agar dengan pelaksanaan tugas akhir yang akan
dilakukan,
sesuai set point yang sudah ditetapkan oleh kontroler.
Output dari tangki horisontal tersebut masuk kembali ke mengenai:
dalam tangki vertikal untuk kembali ke proses awal lagi. Pemahaman mengenai karakteristik tangki
Perkembangan Switching control yang dikembangkan vertikal dan tangki horisontal.
lebih cenderung ke proses safety level switch low (LSL) dan Pemahaman mengenai desain tangki vertikal
pressure switch low (PSL) dan untuk mengontrol mana yang dan tangki horisontal
diinginkan. Pada bidang industri digunakan untuk Pemahaman mengenai desain proses pada
menswitch apabila terjadi keadaan yang tidak normal ( tangki vertikal dan tangki horisontal.
emergency ). Biasanya Switching control bekerja secara on- Pemahaman mengenai kesetimbangan massa
off untuk switch. Beberapa alat seperti pressure switch low, dan energi
flow switch high, dan overload relay pada motor pompa Pemahaman mengenai heater, transmitter,
dipasang pada sistem pompa untuk menghindari overload. actuator.
Pemahaman mengenai sistem switching
1.2 Permasalahan pompa pada simulasi.
Pemahaman mengenai pemrograman pada
Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka software LabVIEW
dirumuskanlah permasalahan dalam Tugas Akhir ini yang Pemahaman mengenai interface card dan
kemudian berdasarkan metodologi yang ada harus DAQ
dipecahkan. Adapun untuk rumusan permasalahannya 2. Identifikasi variabel dan pemodelan
adalah sebagai berikut: matematis
1. Bagaimana membuat switching control pada pompa di Menentukan dimensi dari tangki vertikal dan
simulator water circulation agar bekerja sesuai tangki horisontal.
kebutuhan. Menentukan desain proses pada tangki
2. Bagaimana menentukan model matematis proses pada vertikal dan tangki horisontal
tangki horizontal Menentukan pemodelan matematis dinamika
3. Bagaimana membuat simulator water circulation proses di tangki vertikal dan tangki
horisontal
1.3 Batasan Masalah Menentukan desain switching control yang
sesuai dengan proses pada tangki vertikal
dan tangki horisontal
Penalaan parameter pengendalian proses
3. Merancang program switching control pada Merancang diameter sebuah tangki dapat juga didasarkan
pompa di simulator sistem pengendalian level pada volume total tangki dengan mempergunakan
dan temperatur: beberapa persamaan yang berkaitan.
Membuat variabel, parameter, dan persamaan VT = Vi + Vrk
pada software LabVIEW (2.8)
4. Pembuatan interface antara simulator yang Dimana
telah dibuat dengan DAQ dan Interface Card: VT = volume total tangki (ft3)
Pengecekan kondisi DAQ dan interface card Vi = volume fliuda (ft3)
yang akan digunakan Vrk = volume ruang kosong (ft3)
Penggabungan program simulator yang telah
dibuat dengan DAQ dan interface card Selain dihitung berdasarkan volume fluida dan volume
5. Eksperimen switching control pada pompa ruang kosong, volume total tangki dapat dihitung
dengan simulator yang telah dibuat dalam berdasarkan volume silinder tutup atas dan bawah.
LabVIEW
6. Penyusunan laporan Tugas Akhir. VT = V1 + V2 + V3
(2.9)
BAB II
TEORI PENUNJANG Dimana
V1 = Volume tutup bawah (ft3)
Pada bab II ini akan dibahas mengenai teori-teori V2 = Volume silinder (ft3)
dasar yang menunjang dalam pengerjaan tugas akhir, V3 = Volume tutup atas (ft3)
diantaranya Deskripsi sistem pengendalian bertingkat
(cascade control), transmitter, actuator, aksi pengendalian, Pada daerah tutup atas dan bawah dapat diketahui nilai
Hukum kesetimbangan massa, Hukum kesetimbangan volumenya dengan menggunakan persamaan
energi serta software Labview yang akan digunakan untuk V = 0,000049 d3 ft3 (2.10)
mensimulasikan sistem yang telah dirancang.
Dimana d dalam satuan inch
2.1 Tangki Vertikal
Tangki vertikal merupakan sebuah tangki yang pada Untuk daerah silinder, yaitu pada bagian yang berbentuk
umumnya digunakan sebagai tangki penyimpanan (storage). silinder, volume dapat diketahui dengan menggunakan
Tangki vertikal juga dapat digunakan sebagai tangki untuk persamaan,
suatu proses tertentu, diantaranya adalah proses pemanasan V = d2 L (2.11)
suatu fluida dimana didalam tangki terpasang sebuah heater 4
(pemanas) sebagi sumber panas. Jadi volume total dari tangki tersebut adalah
VT = 2 x 0,000049 d3 ft3 + d2 L (2.12)
2.2 Tangki Horisontal 4
Dengan didapatkannya nilai diameter dari tangki maka
dapat diketahui tinggi dari dari tutup tangki.
Tinggi tutup atas dan bawah (ha)
ha = 0,169 d (2.13)
Tinggi bagian silinder (L)
L = 1,5 x d (2.14)

2.3 Proses Pemanasan (heating process)


Dalam proses pemanasan (heating process)
terdapat dua macam metodeGambar
yang 2.2
biasa digunakan
Tangki di [13]
Horisontal
Tangki horisontal dalam proses industri atau plant industri yaitu metode Direct Tank Heating dan Indirect
industri bisanya digunakan sebagai penyimpan atau storage. Tank Heating.
Pada tangki horisontal variabel yang harus dikontrol tidak Metode Direct Tank Heating menempatkan heater
terlalu kompleks, biasanya hanya sekitar dua variabel. di dalam tangki dimana heater akan mengalami kontak
Berbeda dengan pada tangki vertikal yang lebih kompleks langsung dengan media yang akan dipanaskan. Dengan
biasanya variabel yang dikontrol lebih banyak seperti menggunakan metode ini efisiensi heater akan mendekati
temperature, presure, level dan aliran. Sementara itu tangki 100%. Hal ini dikarenakan pemanasan yang dibangkitkan
horisontal sebagaimana fungsinya sebagai storage biasanya oleh heater dapat diserap langsung oleh proses yang
hanya mengontrol variabel level dan flow saja. Meskipun terjadi, selain itu juga dapat mempercepat proses
demikian ada juga tangki horisontal yang mempunyai pemanasan.Metode yang kedua adalah Indirect tank
variabel yang lebih dari yang saya jelaskan di atas. Tapi Heating. Metode ini membutuhkan media untuk
pada penelitian ini tangki horisontal digunakan sebagai mengirimkan panas ke dalam tangki, dengan kata lain
storage. Untuk perhitungan pada horisontal digunakan elemen heater tidak mengalami kontak langsung dengan
persamaan yang sama dengan persamaan yang ada pada media yang akan dipanaskan
tangki vertikal.
Heater digunakan untuk meningkatkan temperatur Loy KT
dari suatu fluida pada sebuah tangki. Heater memiliki (2.16)
berbagai macam jenis dan bentuk sesuai dengan range Lox s 1
T
pengukuran temperatur dan ukurannya. Salah satu jenis
heater adalah tubular heater yang banyak digunakan pada 2.6. Control valve
sebuah tangki. Selain itu terdapat juga thermocouple heater,
Valve secara definisi bahasa Indonesia yaitu katup,
finned heater yang memiliki karakteristik dan range
keran, atau klep, yang mempunyai fungsi sebagai
pengukuran yang berbeda beda.
pengatur laju aliran fluida yang melewatinya. Jika katup
tersebut diinginkan dapat digerakkan secara otomatis
sesuai dengan keinginan maka dibutuhkan katup yang
dapat dikendalikan yang biasa disebut disebut control
valve. Sedangkan aktuator, dalam bahasa Indonesia,
mungkin bisa diartikan sebagai penggerak. Karena
memang fungsi sebuah aktuator adalah menggerakkan
control valve agar ia terbuka atau tertutup dan selalu ada
Gambar 2.3 Heater pada sebuah Tangki Vertikal[12] pada posisi yang dikehendaki pengendalinya.

2.4. Temperatur transmitter mb s K tot .................( 2.19 )


Banyak jenis sensor yang digunakan untuk U s s 1
v
melkukan pengukuran temperatur pada suatu proses, Salah
satunya menggunakan sensor RTD (Resistance Temperatur 2.7. Pressure Relief Valve
Detector). Prinsip dari transmitter ini yaitu mengolah hasil Definisi Sistem Pembuangan (relief system)
pengukuran yang berupa tahanan yang sebanding dengan Relief system merupakan proses pembuangan
suhu yang diukur. keluaran ini kemudian diolah dengan kapasitas maksimum tekanan yang ada didalam sebuah
rangkaian pengkondisi sinyal sehingga diperoleh keluaran tangki (equipment), (SV/PSV/PRV/BDV), vent scrubber
berupa arus 4-20mA. serta vent sistemnya, sistem perpipaan ke flare, flare dari
Secara umum fungsi alih dari temperatur transmitter dapat separator, flare-nya sendiri serta sistem pengapiannya.
didekati dengan sistem orde 1 sebagaimana pada persamaan Dimana proses tersebut dilakukan untuk memelihara
dibawah ini equipment. Pendefinisian kapasitas maksimum dari fluida
Toy KT yang akan dibuang ke relief system tersebut memerlukan
(2.15) analisa yang dalam dengan berbagai asumsi, tetapi
Tox Ts 1 penentuan awal ini yang diperlukan, dengan asumsi
umum bahwa dua keadaan emergency oleh kegagalan
equipment yang tidak saling berhubungan atau operator
error tidak akan terjadi secara sekaligus.
Sequence dari keadaan tersebut harus diperhitungkan,
dengan jalan mengetahui keseluruhan desain operasional
termasuk mengenali tipe driver pompa yang digunakan,
Gambar 2.4 Skema temperatur transmitter[10]
sumber cooling water, spare yang disediakan (misal pada
2.5. Level transmitter
vessel body), layout pabrik, instrumentasi, dan philosophy
Transmitter yang banyak digunakan untuk
dari emergency shutdown-nya.
mengukur ketinggian suatu fluida didalam tangki adalah
differential pressure transmitter (DP transmitter). Prinsip
kerja DP - Transmitter berdasarkan keseimbangan gaya dua Proses Kerja pada Pressure Relief Valve
masukan yang berbeda tekanan. Perbedaan tekanan Dalam proses perancangan pressure relief valve ada
menyebabkan force bar bergerak menuju keseimbangan dan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan
gerakan ini dihubungkan dengan relay. Relay merupakan PRV yang sesuai untuk proses di plant. Adapun hal-hal
komponen utama dalam transmitter. Dimana relay tersebut antara lain perhitungan Maximum Allowable
merupakan penguat pneumatik yang berfungsi mengubah Working Pressure (MAWP), pressure and flow
perubahan kecil pada masukkan menjadi perubahan yang characteristic, valve sizing. Pada kasus ini hal pertama
besar pada keluaran. Suplai udara diberikan pada relay yang yang perlu dilakukan adalah menentukan dimensi dari
diletakkan melalui lubang permukaan instrumen. Sinyal vessel (tangki vertical) serta model matematis dari proses
input (tekanan nozzle) masuk ke relay melalui lubang yang tersebut, kemudian menetukan karakteristik relief valve
lain dan bekerja pada suatu diafragma berhubungan dengan yang akan digunakan dengan ditinjau dari karakteristik
steam valve maka akan terjadi dua gerakan. Saat sinyal spring force dan pressure force untuk jenis direct acting
input naik, steam valve menekan ball valve sehingga relief valve. Besarnya tekanan sistem yang dibuang dapat
menggerakkan flat. Gerakan steam yang lebih besar dicari dengan menggunakan persamaan berikut :
mengakibatkan menutupnya lubang buang (exhaust),
sehingga menyebabkan variasi tekanan pada output. Fso Fr
Pc = ..(2.20)
Fungsi alih dari level transmitter dapat didekati dengan As
sistem orde 1 sebagaimana persamaan dibawah ini
Dimana Daya hidrolik (hydraulic horse power)
Pc : Pressure cracking (psi) Daya hidrolik (daya pompa teoritis) adalah daya yang
Fso : Spring force preload ( = Ks.Xo) dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah zat cair. Daya ini
Ks : Spring rate dapat dihitung dengan rumus :
xo : Precompressed spring length
Fr : Coulomb friction force
As : Spool area normal to pressure HHP =
(2.22)
Sebagai catatan bahwa kerja dari Fr (coulomb friction force)
secara langsung berkebalikan dengan arah gerakan dari Dimana :
spool, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar HHP = Daya hidrolik pompa
dibawah ini : Q = kapasitas pompa (m3/s)
H = Total head pompa (m)
= berat spesifik cairan (kg/m3)

2.7. Hukum kesetimbangan massa


Hukum kesetimbangan massa menyatakan
bahwa massa tidak dapat diciptakan maupun
Gambar 2.11 Proses direct acting relief valve[14 ] dimusnahkan. Untuk sebuah volume kontrol, hukum
kekekalan massa dapat dinyatakan semata-mata sebagai
laju aliran massa yang masuk ke volume kontrol ditambah
laju akumulasi massa dalam volume kontrol dikurangi
laju aliran massa yang keluar dari volume kontrol. [7]

Dengan menggunakan persamaan di bawah maka dapat


diidentifikasi variabel keadaan pada tangki vertikal.
Massa total didalam tangki :
Massa total = V = Ah (2.23)
Dimana :
= massa jenis fluida
V = volume dari fluida
A = luas penampang dari tangki vertical
Gambar 2.12 Hubungan antara Pressure-Level pada H = ketinggian level fluida dalam tangki vertical
Pressure Relief Valve [14]
=
2.8 Pompa
Atau
Cara kerja pompa sentrafugal
Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang = Fi F (2.24)
paling sederhana dalam berbagai proses pabrik.
Cara kerja pompa jenis ini beroperasi: Dimana Fi dan F adalah laju aliran [volume per satuan
Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan waktu (ft3/min atau m3/min)] dari input dan output proses.
atmosfir, atau dalam hal jet pump oleh tekanan buatan. Dengan mengasumsikan massa jenis dari fluida konstan
Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke maka persamaan (2.2) menjadi
cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan
meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi. A = Fi F (2.25)
Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal
pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute 2.10 Hukum kesetimbangan energi
atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetik Hukum kesetimbangan energi menyatakan bahwa
menjadi energi tekanan. laju perubahan energi yang tersimpan didalam suatu
sistem adalah sebanding dengan laju perubahan energi
yang masuk kedalam sistem dijumlahkan dengan energi
yang dibangkitkan (generated) oleh sistem itu sendiri
kemudian dikurangi dengan laju perubahan energi yang
keluar dari sistem. [7]
= +

Gambar 2.13 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal[15] Atau


= Fi cp (Ti T ref) - F cp (T T Data Akuisisi dengan labVIEW.
ref)+ Q (2.26) Akuisisi data merupakan proses pengalihan data
Dimana: dengan mengkondisikan sinyal masukan data menjadi
A : luas penampang dari tangki vertikal (m2) sinyal digital yang dapat diterima oleh PC atau media
h : ketinggian fluida didalam tangki vertical (m) elektonik lainnya dimana pada proses akuisisi data terjadi
T : temperatur fluida didalam tangki ( proses mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data,
Fi : Laju aliran yang masuk ke tangki vertikal hingga memprosesnya untuk menghasilkan data yang
(m3/min) dikehendaki.
Ti : temperatur fluida yang masuk ke tangki vertical
( BAB III
Q : Kalor yang dihasilkan oleh pemanas (heater) PERANCANGAN & PEMBUATAN SIMULASI
(joule)
Pada Bab III ini akan dideskripsikan mengenai
: Massa jenis fluida
Cp : Kapasitas panas fluida didalam Tangki vertikal proses pada tangki vertikal, yang selanjutnya akan
dilakukan pemodelan untuk disimulasikan dengan
menggunakan software Labview.
Sedangkan kesetimbangan energi untuk tangki vertikal
berdasar persamaan (2.15) adalah

(2.27)
Dimana nilai F, V, , Cp adalah konstan, maka persamaan
(2.27) dapat disederhanakan menjadi

(2.28)
Dimana Q adalah jumlah energi panas yang dihasilkan oleh
pemanas (heater) per satuan waktu.

2.11 LabVIEW
LabVIEW (Laboratory Virtual Instrument
Engineering Workbench) merupakan bahasa pemrograman
dengan performansi dan fleksibilitas seperti bahas
pemrograman yang lain yaitu C++, Fortran, Basic, dan lain-
lain. Secara umum, bahasa pemrograman menggunakan
kode sebagai aplikasinya sehingga aplikasinya sehingga
tidak perlu memperhatikan syntax (koma, periode, titik
koma, tanda kurung kotak, tanda kurung kurawal, tanda
kurung lengkung). LabVIEW menggunakan icon yang
dihubungkan bersama untuk mempresentasikan fungsinya
dan menjelaskan aliran data dalam program. Hal ini sejenis Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan
dengan membangun flowchart kode sesuai dengan yang 3.1 Proses pada Heated Water Circulation Miniplant
diinginkan. Proses yang terjadi pada Heated Water
Program LabVIEW biasa disebut Virtual Circulation miniplant adalah proses sirkulasi pemanasan
Instruments (V.I). V.I dibangun oleh dua windows yaitu air. Pada miniplant ini terjadi proses pencampuran antara
panel muka (front panel) dan blok diagram. Front Panel air hasil pemanasan oleh heater pada tangki vertikal
menyediakan interface untuk pengguna yang akan dengan air yang tersimpan pada tangki horizontal. Pada
mensimulasikan panel untuk instrumen seperti knop, sistem pengendalian di tangki vertikal, variabel
tombol, dan saklar. Masukan pada front panel disebut temperatur dipengaruhi oleh level air, sehingga strategi
kontrol. Keluaran yang terdiri dari grafik, LEDs, dan meter untuk mensirkulasikan air dari tangki vertikal ke tangki
disebut indikator. Diagram merupakan source code yang horisontal menggunakan switching control pada pompa.
dibuat dan berfungsi sebagai instruksi untuk front panel.
Gambar 3.2 menunjukkan diagram alir proses secara
keseluruhan dari miniplant heated water circulation.

Gambar 2.14 Tampilan Vi pada Labview


ASME Unfired-Pressure-Vessel Code (lampiran), tangki
terbuat dari bahan Carbon steels SA-201 Grade B C-Si
type Double Welded Butt Joint dengan ketebalan tangki
t = 4/16 sehingga untuk jari-jari dalam dapat ditentukan
dari gambar dibawah ini sebagai berikut :

diketahui d = 0,91 m jadi Rout = 0,455 m


t = 4/16 = 0,625 cm

Rin = 0,455 0,00625


= 0,44875 m

Gambar 3.2 Process Flow Diagram

3.2 Perancangan Tangki Horizontal.


Tangki horisontal
Untuk menentukan dimensi dari tangki horisontal Gambar 3.3 Jari jari ketebalan tangki
maka disesuaikan dengan kapasitas pompa serta waktu
untuk memenuhi tangki sesuai dengan pada tangki 3.3 Pemodelan Proses pada Tangki Horisontal.
vertikal. Yaitu kapasitas pompa 7,5 liter / menit dan Perilaku dan sifat-sifat dari sistem dapat diwakili
asumsi bahwa untuk memenuhi dalam kondisi dalam bentuk model matematis. Model matematis dapat
maksimum dari tangki dibutuhkan waktu sekitar 40 memberi gambaran hubungan fungsional antara masukan
menit. Berdasarkan equipment vessel design untuk dan keluaran dari suatu proses dan merupakan gambaran
tangki storage disebutkan bahwa komposisi ideal perilaku dinamik sebuah sistem. Proses yang terjadi pada
dalam desain tangki yang diisi air adalah 50 % air dan tangki horisontal adalah fluida yang masuk ke dalam
sisanya 50 % adalah ruang kosong. Dari sini kita akan tangki adalah hasil dari pemanasan dari tangki vertikal.
menghitung dimensi dari tangki berdasarkan Untuk mendapatkan model matematis pada
persamaan 2.2 dan 2.3 : tangki vertikal digunakan hukum kesetimbangan massa
dan hukum kesetimbangan energipersamaan dari hukum
Vfluida = 7,5 liter x 60 menit = 450 liter kesetimbangan massa didapat dari persamaan di bab 2
adalah
Vtangki = x 450 liter = 900 liter
Parameter :
Berdasarkan standar yang ada L = 1,5 x d sehingga = 1000 kg/m3
persamaannya menjadi cp = 4,2
Vtangki = 900 liter = 900 dm3 = 0,9 m3 = 31,78 ft3 A = 0,442 m2
Fo =0,0005 (m3/s)
31,78 = 2 x 0,00049 d3 + d2 / 4 X L Ti =74,5
To = 100 C
31,78 = 2 x 0,00049 d3 + 3,14 d2 / 4 X 1,5 d
d = 3 ft = 36 in = 0,91 m = 91 cm = Fi Fo
Jadi panjang dari bagian silinder tangki
L = 1,5 d
A = Fi Fo
L = 1,5 x 91 cm = 136,5 cm
Panjang dari penutup cembung pada tangki dapat dh
dihitung dengan : 0,442 Fi 0,0005
Tutup atas = d x 0,169 dt
= 91 x 0,169 = 15,379 cm Untuk persamaan kesetimbangan energi adalah
Tutup bawah = d x 0,169
= 91 x 0,169 = 15,379 cm Dalam proses ini, nilai temperatur air yang
Dari situ kita bisa menghitung panjang keseluruhan dari keluar dari tangki vertikal tidak bisa langsung mencapai
tangki dengan cara : setpoint yang ditentukan (100 0C), dikarenakan proses
Ttangki = Ltangki + Tutup atas + Tutup bawah yang terjadi pada miniplant ini adalah kontinu (sirkulasi).
= 136,5 + 15,379 + 15,379 Temperatur air yang dikendalikan, dipengaruhi oleh daya
= 167,25 cm heater yang digunakan dan kalor jenis dari air. Kalor jenis
= 1,67 m air adalah sebesar 4200 j /Kg 0C, jadi untuk menaikkan
temperatur air dengan jumlah 1Kg/s sebesar 10C,
Penentuan jenis tangki yang digunakan berdasarkan jenis dibutuhkan kalor sebesar 4200 joule. Daya heater yang
tangki yang beredar dipasaran dimana berdasarkan tabel digunakan sesuai dengan spesifikasi adalah 1500 W,
maka kalor yang dihasilkan oleh heater tersebut sebesar Loy KT
1500 j/s. Oleh karena proses pada miniplant ini adalah
proses sirkulasi, kalor yang dihasilkan oleh heater juga Lox Ts 1
ditambahkan dengan kalor air yang disirkulasikan kembali Toy 0,32
kedalam tangki
Tox 2s 1
Fi cp (Ti T ref) - F cp (T T
=
ref) + Q water

Oleh karena nilai dari parameter h juga berubah terhadap


waktu.

Gambar 3.5 Gambar untuk pemodelan level transmitter

3.5 Pemodelan Control Valve

Gain total dari control valve didefinisikan


sebagai hasil perkalian antara gain perubahan dari arus ke
tekanan K i / p dengan gain aktuator K actuator .

Span_ pressure_ dari _ I / P


Gambar 3.4 wirring diagram proses tangki horizontal di KI
labview P Span_ input _ Sinyal_ Control
0 100%
3.4 Pemodelan Level Transmitter
Temperatur transmitter yang digunakan dalam
20 4 mA
sistem proses ini adalah EJX110A Differential Pressure
Transmitter H capsule produk dari Yokogawa Electric
d mmax
Kactuator f (x)
Corporation. dx Span_ pressure
_ dari_ I / P
0,6667 Kg / s
Tabel 3.3 Spesifikasi EJX110A Differential Pressure 1
Transmitter 0 100%
EJX110A Differential Pressure Transmitter
Dimana
H capsule
Range -500 to 500 kPa (-2000 to 2000 inH2O) m max = laju aliran maksimum fluida yang masuk ke
Span 2.5 to 500 kPa (10 to 2000 inH2O) control valve
Akurasi 0.04% = 0,6667 Kg/s
Output 4 20 ma DC f ( x ) x = karakteristik control valve linier
Power BRAIN and HART:
Supply 10.5 to 42 V DC
Fungsi alih dari level transmitter dapat didekati dengan Ktot K I .K actuator
P
sistem orde 1. Karena Output dari transmitter adalah 4 20
mA, maka diperoleh Gain transmitter Ktot = 0 100% . 0,6667 Kg / s
20 4 mA 0 100%
Span_ Keluaran 20 4 mA
KT 0,32mA/ Psi = 0.041 Kg/s/mA
Span_ Variabel_ Terukur 216 (167 Psi
Kemudian besar Time Konstan control valve
Dengan T adalah konstanta waktu untuk dapat diperoleh dengan menuliskan persamaan
transmitter yang didapat dari spesifikasi alat, besarnya V = Fraksi massa Perubahan Control Valve
adalah 2 second
Berdasarkan data spesifikasi dari level transmitter m b max m b min
=
yang digunakan,. fungsi transfer dari level transmitter
adalah sebagai berikut m b max
0,6667 0
0,6667
Rv = Perbandingan Time Konstan inherent dengan
Time Stroke
= 0,03 ( untuk jenis aktuator diaphragma )
= 0,3 ( untuk jenis aktuator piston )

Tv dapat diperoleh dari persamaan berikut


Yc Gambar 3.7 Gambar pemodelan pompa di LabVIEW
Tv
Cv 3.5 Perancangan switching control.
Yc = Faktor Stroking Time Valve Dari gambar plant dapat dilihat pompa pada
= 0,676 miniplant tidak di kontrol, untuk itu perlu adanya
Cv = koefisien control Valve switching control pada pompa yang dapat membuat
= 0,39 pompa bekerja sesuai kebutuhan.
Gambar 3.5 menunjukkan switching kontrol yang
mengendalikan pompa pada plant.
cv Tv ( V RV )
0.676 0,6667 0
CV 0,03
0.39 0,6667
CV 1,79s

Sehingga Fungsi Alih dari Control Valve adalah sebagai


berikut:
mb s K tot
U s vs 1

mb s 0,041
Us 1,79s 1

Gambar 3.8 Gambar Switching Kontrol yang Berisi Logic


Solver

Proses dari sirkulasi pemanasan air ini adalah air


panas yang berasal dari tangki horisontal dipompakan
masuk ke dalam tangki vertikal. Laju aliran air tersebut
diatur oleh pompa 1. Pengaturan laju aliran disini
digunakan untuk menjaga level pada tangki vertikal
Gambar 3.6 Gambar pemodelan control valve di LabVIEW konstan sesuai dengan set point. Untuk menjaga agar
3.6. Pemodelan Pompa level air tersebut sesuai dengan set point, maka digunakan
Pompa menggunakan pompa sentrifugal dengan sistem pengendalian level dengan mengatur pompa.Di
3
spesifikasi kapasitas pompa ( Q ) = 0,0005 m /s, daya tangki vertikal air di panaskan dengan heater. Output
hidrolik pompa (HHP) = 100 watt = 0,1 kwatt. S.G = pemanaan air dari tangki vertikal dipompakan dengan
0,99 ( saat T 100 C ) pompa 2 menuju ke tangki horisontal yang berfungsi
sebagai storage. Untuk itu di perlukan switching control
dengan mengatur laju pompa yang ada di proses. Jadi
Span_ Keluaran 0,0005 0m3 / s
KP 0,00003125 ketika level tangki vertikal low maka pompa 1 akan
Span_ Variabel_ Terukur 20 4 mA menyala dan pompa 2 akan mati, ketika level tangki
Poy vertikal high pompa 2 akan menyala dan pompa 1 akan
KP mati. Jadi ketika level tangki horisontal low maka pompa
Pox Ps 1 2 akan menyala dan pompa 1 akan mati, ketika level
tangki horisontal high pompa 1 akan menyala dan pompa
Poy 0,00003125 2 akan mati.
P 2s 1 Pemodelan Logic Solver di LabVIEW pada gambar 3.9
ox
Gambar 3.12. Gambar Tampilan Measurement and
Automation Explorer
Gambar 3.9 Gambar pemodelan Logic Solver di LabVIEW.
g) Untuk mengetahui bahwa perangkat keras DAQ yang
Dalam mengandalikan pompa menggunakan terpasang dapat berkomunikasi dengan aplikasi
switching kontrol dibutuhkan Logic solver yang berisi LabVIEW, kita perlu melakukan prosedur Self-Test.
logika-logika untuk mengondisikan kerja dari pompa. Seperti yang terlihat pada gambar 3.13 notasi (2).
h) Ketika kita aktifkan tombol tersebut, program
3.6 Pemasangan Perangkat DAQ dan Interface Card tersebut akan menjalankan prosedur pemeriksaan
perangkat keras yang telah dipasang. Apabila
LabVIEW memiliki seperangkat alat dan software prosedur pemeriksaan berhasil, akan muncul profil
yang dapat melakukan fungsi tersebut. Rangkaian yang seperti pada gambar 3.10. Hal ini berarti perangkat
terbuat dari perangkat tersebut dapat membentuk sebuah DAQ yang dipasang telah siap untuk dieksploitasi
sistem data akuisisi seperti yang telah dijelaskan pada bab dalam pembuatan simulator seperti yang telah
II. direncanakan.

Gambar 3.10. Konfirmasi Self-Test berhasil

i) Setelah perangkat DAQ terdeteksi oleh LabVIEW


dan berhasil melalui self-test, maka langkah
Gambar 3.11. Gambar wirring alat untuk membentuk berikutnya adalah proses interfacing simulator yang
sebuah sistem data akuisisi pada LabVIEW telah dibuat dengan perangkat DAQ yang telah
terpasang. Untuk melakukan hal tersebut kita harus
Langkah2 untuk memasang DAQ dan interface: membuat VI yang berfungsi untuk membaca
a) masukkan DAQ card ke slot PCI komputer. perangkat DAQ yang telah terpasang sehingga dapat
b) Pasang kabel koneksi dari DAQ card di komputer ke berkomunikasi dengan simulator yang telah dibuat.
slot input output DAQ Untuk dapat berkomunikasi maka tipe data keluaran
c) Pasang kabel inputan tegangan pada kaki 28 untuk + DAQ harus sama dengan tipe data masukan
dan kaki 27 untuk ground inputan tegangan dengan simulator.
pengalamatan AI-4 output seperti gambar 3.8 j) Setelah VI simulator dan VI DAQ telah tersambung,
d) aktifkan menu Measurement and Automation Explorer maka proses pengambilan data dan simulasi dapat
yang terdapat pada paket aplikasi driver DAQ sehingga kita lakukan.
terlihat tampilan seperti pada gambar 3.9.
e) Prosedur selanjutnya dilakukan sehingga pada layer kita 3.10 Desain Simulator.
dapat melihat bahwa perangkat DAQ yang akan kita Dari perancangan switching control pada pompa
gunakan pada perancangan ini terdeteksi oleh program dihasilkan tampilan dari simulator seperti pada gambar
yang kita buka. 3.10
f) Seperti yang terlihat pada gambar 3.9 notasi (1),
terlihat bahwa software LabVIEW yang akan kita
gunakan sebagai platform perancangan simulator telah
dapat membaca perangkat keras DAQ yang digunakan
yaitu NI PCI 6221. Notasi Dev1 yang mengikuti
keterangan jenis perangkat keras yang digunakan,
menerangkan bahwa alat yang difungsikan pada sistem
LabVIEW adalah perangkat keras pertama yang
terkoneksi dengan software yang akan dibangun dan
siap berkomunikasi dengan perangkat DAQ yang telah
terpasang. Gambar 3.13. Gambar tampilan Simulator

BAB IV
PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI
No. Input Level Input Level Pompa Pom
Pada bab IV ini akan ditampilkan hasil analisa dari Vertikal Vertikal Horisontal Horisontal 1 2
sistem proses yang telah dimodelkan menggunakan labview 1 0,0005 0 0 200 ON OFF
dimana telah dibahas pada bab sebelumnya. Dari hasil 2 0,0005 4 0 196 ON OFF
grafik respon hasil simulasi yang telah didapatkan, maka 3 0 124 0,0005 76 OFF ON
dapat dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan adalah 4 0 60 0,0005 140 OFF ON
dengan menganalisa grafik respon proses dari sistem 5 0,0005 0 0 200 ON OFF
pengendalian bertingkat tersebut, sehingga nantinya akan
menjawab tujuan yang telah ditetapkan pada Bab I. Tabel 4.1 merupakan data hasil uji Logic Solver untuk
Switching control pada pompa. Tangki Vertikal diberi
4.4 Pengujian Open Loop pada Proses Tangki batas atas 200 cm dan batas bawah 0 cm, untuk Tangki
Horisontal Horisontal diberi batas atas 200 cm dan batas bawah 0
Pengujian open loop ini ditujukan untuk mengetahui cm. Jika tangki vertikal kosong maka pompa 1 akan hidup
kinerja daripada blok proses yang telah kita buat. Simulasi dan pompa 2 akan mati, jika tangki vertikal penuh maka
open loop ini dapat menggunakan signal uji step berupa pompa 1 akan mati dan pompa 2 akan hidup. Begitu juga
signal masukan laju aliran ke dalam tangki. Pada simulasi sebaliknya Jika tangki vertikal horisontal kosong maka
open loop ini kita menggunakan signal uji step sebesar 20. pompa 1 akan mati dan pompa 2 akan hidup, jika tangki
Sistem proses yang terjadi pada open loop itu sendiri horisontal penuh maka pompa 1 akan hidup dan pompa 2
merupakan penurunan umum dari rumusan 3.12. Berikut akan mati.
adalah model yang diterapkan pada simulasi open loop
tangki horisontal 4.6 Uji close loop simulasi Offline.
Setelah dilakukan pengujian open loop pada sistem
yang telah dibuat, maka perlu diuji pula sistem
pengendalian dengan uji closed loop, yaitu dengan
memberikan masukan berupa sinyal step sebesar setpoint
yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. Pada pengujian
ini akan diberikan input step sebesar 100oC. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui kinerja sistem pengendalian
yang telah kita rancang agar mampu mencapai setpoint
yang telah kita berikan. Parameter kontrol pada uji closed
loop ini menggunakan parameter kontrol yang telah
Gambar 4.9 Model open loop pada tangki horisontal
didapatkan pada subbab sebelumnya dan dengan
switching control. Berikut adalah sistem pengendalian
Untuk pengujian tangki horisontal, diberi inputan berupa
yang telah dibuat untuk switching control
sinyal step 37 liter/ menit dan menyebabkan level dalam
tangki horisontal setinggi 0,6 meter.

Gambar 4.10 Gambar level Tangki Horisontal ketika diberi


inputan aliran fluida sebanyak 37 liter/ menit. Gambar 4.11 Gambar Model simulasi

4.5 Uji Switching Control pada pompa. Dari logic solver didapatkan pembacaan data dari level di
tangki vertical dan tangki horisontal.

Gambar 4.12 Gambar Uji level pada level vertikal

Dari logic solver didapatkan pembacaan data dari level


horisontal
Tabel. 4.1 Data Switching Control berdasarkan Logic Solver
Pada saat level air pada tangki vertikal 31.1102 cm, level
air pada tangki horisontal 102.254 cm dam kondisi pompa
1 menyala dan pompa 2 mati.

Kondisi pompa 1 OFF


dan pompa 2 ON
Gambar 4.13 Gambar Uji level pada level horisontal

Tabel 4.2 Tabel Pembacaan data Switching control pada


simulasi

No. Level Level Pompa Pompa


vertical ( horizontal 1 2
cm ) ( cm )
1 3 100 ON OFF
2 8.936713 125.06661 ON OFF
3 22.39552 111.128853 ON OFF
4 33.682833 100.707096 ON OFF
Gambar 4.16 Gambar simulasi ketika pompa 1 OFF dan
5 44.626014 89.760356 ON OFF
pompa 2 ON
6 53.799337 80.913055 ON OFF
7 61.288753 71.982968 ON OFF
Uji close loop simulasi secara Online
8 71.988983 62.388742 ON OFF
9 87.209615 46.050667 ON OFF Pengujian penambahan laju aliran input sebesar
10 98.915051 34.988056 ON OFF 6 liter/min
11 104.155218 30.72958 ON OFF Pengujian yang pertama adalah dengan
12 112.487922 22.822984 ON OFF menambahkan load pada laju aliran yang masuk kedalam
13 120.688619 13.602554 ON OFF tangki vertikal sebesar 6 ltr/min (3,01 Volt)
14 108.89511 24.824986 OFF ON
15 96.659311 36.778725 OFF ON
16 85.918009 48.413771 OFF ON
17 63.037841 72.111472 OFF ON
18 55.022655 78.361991 OFF ON
19 29.252058 104.4337 OFF ON
20 6.77007 127.08939 OFF ON
21 3 100 OFF ON
22 28.7395 104.901978 ON OFF
23 36.196342 98.551049 ON OFF
Gambar 4.25 Tegangan untuk flow input
24 49.353689 84.116738 ON OFF
6liter/min
25 55.934216 77.929658 ON OFF

Pada saat level air pada tangki vertikal 31.1102 cm, level air
pada tangki horisontal 102.254 cm dam kondisi pompa 1
menyala dan pompa 2 mati.
Kondisi pompa 1 ON
dan pompa 2 OFF

Gambar Grafik Tegangan yang masuk 3 volt sebagai load


sistem.

Gambar 4.15
Gambar simulasi ketika pompa 1 ON dan pompa 2 OFF
Carbon steels SA-201 Grade B C-Si type Double
Welded Butt Joint.
Telah dilakukan simulasi switching kontrol dengan
menswitching pompa pada plant simulator
pengandalian level dan temperatur dengan
mengendalikan batas atas level ditangki vertikal
120 cm dan batas bawah 3 cm dan batas atas level
ditangki horisontal 120 cm dan batas bawah 3 cm.
dan dapat mensirkulasikan air dari tangki vertikal
ke tangki horisontal dengan laju aliran 0,0005 m3/s.
Menggunakan perangkat DAQ guna memberikan
sinyal masukan secara eksternal sebanyak tiga data

Gambar 4.26 Grafik Respon dengan load 6 ltr/min (3,01 5.2 Saran
Volt)
Beberapa saran yang dapat disampaikan untuk
Pengujian penambahan laju aliran input sebesar penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut:
12 liter/min Untuk penelitian selanjutnya bisa dilakukan uji
Pengujian yang kedua adalah dengan menambahkan simulasi distribusi aliran tekanan dengan
load pada laju aliran yang masuk kedalam tangki vertikal menggunakan software penunjang yang lain secara
sebesar 12 ltr/min (6,07 Volt). jelas sehingga dapat diketahui nilai efisiensi
tekanan pada prosesnya.

DAFTAR PUSTAKA

1. B. W. Bequette, Process Control: Modeling, Design


And Simulation, Upper Saddle River,New Jersey:
Prentice Hall, 2003.
Gambar 4.27 Tegangan untuk flow input 12 2. Brownell, Lloyd E and Edwin H Young. 1959.
liter/min Process Equipment Design : Vessel design. Jonh
Willey & sons Inc, USA
3. D. E. Seborg, T. F. Edgar, and D. A. Mellichamp.
Process Dynamics and Control, New York: John
Wiley, 1989.
4. Driedger, Walter. 2001. Controling Vessel and
Tank, A Paper that was firstly published in
Hydrocarbon Processing on March 2000
5. G. Stephanopoulos. Chemical Process Control. An
Introduction to Theory and Practice,Englewood
Cliffs, N.J.: Prentice Hall, 1984.
6. Gunterus, Frans. 1994. Falsafah Dasar Sistem
Gambar Grafik Tegangan yang masuk 6 volt sebagai load Pengendalian Proses. Jakarta : Elex Media
sistem. Komputindo.
7. Incropera, Frank. 1990. Fundamental of Heat and
Gambar 4.28 Grafik Respon dengan load 36.42 ltr/min (6,07 Mass Transfer 3nd Edition. USA : John Willy &
Volt) Sons, Inc.
8. Ogata, Katsuhiko. 1997. Teknik Kontrol Automatik
Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
BAB V 9. M. L. Luyben and W. L. Luyben. Essentials of
KESIMPULAN DAN SARAN process control, New York: McGraw-Hill,1997.
10. YOKOGAWA electric corporation ; Product
5.1 Kesimpulan Information: YTA Temperature Transmitters
11. YOKOGAWA electric corporation ; Product
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh beberapa Information: EJX110A Differential Pressure
kesimpulan yaitu: Transmitter
12. Wikipedia Indonesia. 2007
Telah dirancang sebuah tangki horisontal dengan 13. www.horisoncatalog.com
diameter 0,91m, tinggi 1,15 m terbuat dari bahan 14. www.valve-world.net
15. www.lightmypump.com
Biodata:
Nama : Rahmat Permanahadi
TTL : Surabaya, 26 Pebruari 1986
Alamat : Gunung Sari Indah T-5 Surabaya

Riwayat Pendidikan:
2007-sekarang : S1 Lintas Jalur-Jurusan Teknik Fisika ITS
2004-2007 : D3 T. Instrumentasi JurusanTeknik Fisika ITS
2001-2004 : SMAN 22 Surabaya
1998-2001 : SMPN 16 Surabaya
1992-1998 : SDN Jajar Tunggal III Surabaya

You might also like