You are on page 1of 14

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di SDN 02 Manisrejo, Kecamatan

Taman Kota Madiun yang beralamatkan di Jalan Kelapa Manis, No. 6,

Kecamatan Taman, Kota Madiun. Berdasarkan hasil observasi, diketahui

bahwa kemampuan siswa dalam membaca pemahaman di kelas V SDN 02

Manisrejo masih rendah. Guru di SDN 02 Manisrejo, Kecamatan Taman

Kota Madiun belum menerapkan pembelajaran remedial, karena hanya

melakukan retesting saja. Selain itu, guru kurang mempertimbangkan

berapa jumlah siswa yang belum dapat mencapai nilai ketuntasan, atau

dengan kata lain, guru tidak melakukan analisis ketuntasan belajar siswanya.

Hal tersebut dapat terjadi karena guru tidak mempunyai cukup waktu untuk

menjangkau dan memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan

yang dimiliki oleh setiap siswa di dalam kelas.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 (lima) bulan, mulai bulan Maret

sampai dengan Juli 2017. Adapun rincian kegiatan penelitian adalah sebagai

berikut:

56
57

a. Penyusunan proposal/persiapan penelitian, observasi awal objek dan

lokasi penelitian, serta pengumpulan data tentang kondisi objektif siswa

dilakukan pada awal hingga pertengahan Maret 2017.

b. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada awal April hingga awal Juni 2017

(3 bulan).

c. Penyusunan laporan hasil penelitian dimulai pada pertengahan bulan Juni

2017 sampai dengan selesai.

Secara lebih jelas, waktu penelitian ini dapat digambarkan ke dalam

tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1. Rincian Kegiatan Penelitian


Tahun 2017
Bulan, Minggu Ke-
Jenis Kegiatan
Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
Penyusunan dan
pengajuan proposal
penelitian
Observasi awal
Pelaksanaan Pretest
Pelaksanaan eksperimen
melalui pembelajaran
remedial dengan
pemanfaatan tutor sebaya
Pelaksanaan Posttest
Analisis data penelitian
Penyusunan laporan
penelitian
58

B. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian true experimental design,

sebab peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi

jalannya eksperimen. Menurut Sugiyono (2010: 112) True experimental

adalah eksperimen yang betul-betul. Karakteristik dalam desain ini adalah

adanya sebuah kelompok kontrol. Menurut Sugiyono (2010: 112) dalam true

experimental ada dua bentuk desain true experimental, yaitu Posttest Only

Control Design dan Pretest-Posttest Control Group Design. Dalam penelitian

ini menggunakan desain postest-only control group design. Menurut Setyosari

(2012: 179), rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya

diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain tidak diberikan perlakuan,

dengan demikian dapat mengendalikan sejarah dan maturai. Adapun rancangan

eksperimen postest-only control group design yang penulis maksudkan adalah

sebagai berikut.

R X O1

R O2

Gambar 3.1. Rancangan Eksperimen Postest-Only Control Group Design (,


2012: 179)

Keterangan:

R = sampel penelitian yang dipilih dengan cara random

X = perlakuan atau treatment, yaitu pembelajaran Bahasa Indonesia materi

membaca pemahaman cerita pendek menggunakan pembelajaran

remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya


59

O1 = hasil belajar kelompok eksperimen, yaitu siswa yang mengikuti

pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita

pendek menggunakan pembelajaran remedial dengan pemanfaatan

tutor sebaya

O2 = hasil belajar kelompok kontrol, yaitu siswa yang mengikuti

pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita

pendek menggunakan metode konvensional/ceramah.

Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random. Untuk

melakukan analisis data yang diambil dari rancangan postest-only control

group design dilakukan perbandingan antara skor rata-rata antara O1 dan O2.

Skor rata-rata hasil observasi dua kelompok tersebut selanjutnya dipakai untuk

menentukan efektivitas perlakuan.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Arikunto (2010: 173), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Dalam penelitian ini, populasi dibedakan secara umum dengan

populasi target atau target population. Populasi target adalah populasi yang

menjadi sasaran keberlakuan kesimpulan penelitian. Populasi yang menjadi

sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Manisrejo, Kecamatan

Taman Kota Madiun tahun pelajaran 2016/2017, yang terdiri dari dua kelas,

yaitu kelas VA dengan jumlah siswa 24 anak dan kelas VB dengan jumlah

siswa sebanyak 23 anak. Masing-masing kelas memiliki tingkat kecerdasan


60

yang hampir sama. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas untuk hasil

ulangan harian mata pelajaran Bahasa Indonesia.

2. Sampel

Sampel menurut Arikunto (2010: 174) adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan

dengan teknik cluster random sampling, atau pengambilan sampel acak

dalam klaster. Hal ini mengacu pada pendapat Setyosari (2012: 191-192)

berikut ini:

teknik kelompok atau rumpun (cluster) digunakan apabila populasi


atau sampel yang tersedia adalah berupa unit-unir rumpun dalam
populasi Penelitian eksperimental tentang pengaruh metode
mengajar biasanya menggunakan kelas-kelas atau kelompok-
kelompok, dan tidak mungkin mengambil secara acak setiap
individual anak dari setiap kelas. Sampel sering diambil dari
kelompok-kelompok yang telah ditentukan atau tersedia.

Cluster random sampling digunakan untuk memilih secara acak

kelompok yang akan menjadi subjek penelitian. Adapun langkah-langkah

penentuan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a. Dari dua kelas yang ada, yaitu kelas VA dan VB SDN 02 Manisrejo,

Kecamatan Taman Kota Madiun tahun pelajaran 2016/2017 diundi untuk

menentukan satu kelas sebagai kelompok kontrol dan kelas yang lain

sebagai kelompok eksperimen.

b. Pada kelas kontrol dilaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi

kemampuan membaca pemahaman cerita pendek menggunakan metode

ceramah, sedangkan pada kelas eksperimen dilaksanakan pembelajaran


61

Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita pendek

menggunakan pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya.

Dari penerapan teknik cluster random sampling dan undian tersebut

diperoleh bahwa kelas VA SDN 02 Manisrejo, Kecamatan Taman Kota

Madiun sebagai kelompok kontrol dan kelas VB SDN 02 Manisrejo,

Kecamatan Taman Kota Madiun sebagai kelompok eksperimen.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang menjadi bahan analisis pada penelitian ini adalah skor mentah

tes hasil belajar Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita pendek

siswa kelas V SDN 02 Manisrejo, Kecamatan Taman Kota Madiun tahun

pelajaran 2016/2017. Adapun pengumpulan data yang dapat digunakan dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode tes. Menurut Arikunto

(2010: 193) metode tes digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,

intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data berupa

hasil tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi

membaca pemahaman cerita pendek menggunakan metode konvensional

(kelompok kontrol) serta hasil tes hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita pendek yang

mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran remedial

dengan pemanfaatan tutor sebaya. Dari kedua hasil test siswa tersebut

kemudian dilakukan pengamatan dan pembandingan.


62

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes. Tes yang

digunakan adalah tes subjektif. Setiap peserta tes diwajibkan mengerjakan

perintah atau tugas yang diberikan. Soal tes berkaitan dengan hasil belajar pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita pendek.

Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun peneliti dan dibantu oleh

guru mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita

pendek di kelas V SDN 02 Manisrejo, Kecamatan Taman Kota Madiun.

Setelah penyusunan dan pelaksanaan tes kemudian dilakukan pengkoreksian

dan pemberian skor.

Sebelum digunakan untuk mengambil data penelitian, instrumen tersebut

diuji terlebih dahulu dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran,

dan daya beda soal tes untuk mengetahui kualitas item tes.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau apa yang hendak diukur

(Arikunto 2010: 65). Uji validitas menggunakan korelasi point biserial:


63

Mp Mt P
Rpbis = x (Arikunto, 2013: 79)
St Q

keterangan:

rpbis = koefisien korelasi point biserial

Mp = mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item

Mt = mean skor total

P = proporsi siswa yang menjawab benar

Q = proporsi siswa yang menjawab salah

Jika rpbis > rtabel maka butir soal valid

2. Reliabilitas

Reliabilitas mempunyai pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu

tes dikatakan reliabel jika tes tersebut dapat dipercaya dan konsisten. Untuk

menghitung reliabilitas digunakan rumus yang digunakan oleh Kuder dan

Richardson yang diberi nama K-R 20 sebagai berikut:

n st pi qi
2
r11 = (Arikunto, 2010: 100)
n 1 st2

dengan:

r11 = indeks reliabilitas instrumen

n = cacah butir instrumen

pi = proporsi cacah subjek yang menjawab benar pada butir ke-i

qi = 1 pi, i = 1, 2, ..., n

st2 = variansi total


64

Kriteria pengujian reliabilitas test yaitu setelah didapatkan harga rhitung,

kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel, jika rhitung >

rtabel, maka item yang diujikan tersebut dianggap reliabel.

3. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring

banyaknya subyek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan benar

(Arikunto, 2012: 176) Taraf kesukaran dinyatakan dengan P dengan rumus:

B
P=
J
Keterangan

P = taraf kesukaran soal

B = subjek yang menjawab benar

J = banyaknya subjek yang ikut mengerjakan tes

Menurut Arikunto (2012: 210) indeks kesukaran dari butir soal sering

diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Soal dengan P 0,00 sampai dengan 0,30 adalah soal sukar

b. Soal dengan P 0,30 sampai dengan 0,70 adalah soal sedang

c. Soal dengan P 0,70 sampai dengan 1,00 adalah soal mudah

4. Daya Beda

Daya pembeda tes adalah kemampuan tes tersebut dalam memisahkan

antara subjek yang pandai dengan subjek yang kurang pandai (Arikunto,

2012: 177). Daya beda diketahui dengan menggunakan rumus:


65

BA BB
D=
JA JB
(Arikunto, 2012: 177)
Keterangan:
D = daya beda butir

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar.

JA = banyaknya subjek kelompok atas

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar

JB = banyaknya subjek kelompok bawah

Menurut Arikunto (2012: 218), klasifikasi daya beda butir tes dapat

dikelompokkan ke dalam indeks diskriminasi dengan interval sebagai

berikut:

a. 0,00 0,20 : jelek (poor)

b. 0,20 0,40 : cukup (satisfactory)

c. 0,40 0,70 : baik (good)

d. 0,70 1,00 : baik sekali (excellent)

e. negatif : semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang

mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

Arikunto (2012: 218) juga menyatakan bahwa butir-butir soal yang

baik adalah butir-butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi 0,4 sampai

dengan 0,7.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data lain telah terkumpul (Sugiyono, 2010: 207). Data yang
66

terkumpul dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data

dengan cara mengggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa membuat kesimpulan. Analisis statistik deskriptif dilengkapi dengan

distribusi frekuensi dan histogram.

Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono,

2010: 209). Berikut teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Uji Prasyarat

a. Uji Homogenitas

Untuk menguji varian kedua sampel homogen atau tidak, maka uji

homogenitas dianalisis menggunakan uji F. Langkah-langkah uji

homogenitas:

1) Hipotesis

a) Ho : 12 = 22 (sampel berasal dari populasi homogen)

b) H1 : 12 22 (sampel berasal dari populasi yang tidak homogen)

2) Statistik uji dengan rumus :

Varian ter besar


F=
Varian ter kecil

3) Komputasi dari uji homogenitas yang diperoleh


67

4) Keputusan uji

a) Ho diterima jika Fhitung < Ftabel

b) Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

5) Kesimpulan

a) Ho diterima berarti sampel berasal dari populasi yang homogen.

b) Ho ditolak berarti sampel berasal dari populasi yang tidak

homogen.

b. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengecek apakah

data penelitian kita berasal dari populasi yang sebaran normal atau tidak

normal. Pada penelitian ini uji normalitas dihitung menggunakan metode

Liliefors dengan taraf signifikansi 0,05 dan daerah kritik DK =

L L L 0,05; n . Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:


1) Hipotesis

a) Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

b) H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

2) Taraf Signifikansi = 0,05.

3) Statistik uji yang digunakan :

L = maks F ( Z i )

4) Komputasi

Dari uji statistik yang diperoleh.


68

5) Daerah Kritik


DK = L L L 0,05; n .

6) Keputusan Uji

a) Ho diterima jika Leks DK

b) Ho ditolak jika Leks DK

7) Kesimpulan

a) Ho diterima berarti sampel berasal dari populasi yang berdistribusi

normal.

b) Ho ditolak berarti sampel tidak berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran

remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya efektif terhadap hasil belajar

Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman cerita pendek siswa kelas V

SDN 02 Manisrejo, Kecamatan Taman Kota Madiun tahun pelajaran

2016/2017. Teknik statistik yang digunakan dalam menguji hipotesis

tersebut adalah teknik t-test untuk dua sampel related dengan rumus:
69

x1 x 2
t0 (Sudjana, 2002: 239)
1 1
S
n1 n2

Keterangan:

t0 = angka signifikan nilai kelompok

x1 = nilai posttest siswa kelompok eksperimen atau siswa yang

mendapat pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca

pemahaman cerita pendek dengan menggunakan pembelajaran

remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya

x2 = nilai posttest siswa kelompok kontrol atau siswa yang mendapat

pembelajaran Bahasa Indonesia materi membaca pemahaman

cerita pendek menggunakan metode konvensional

S = simpangan baku

n1 = jumlah siswa yang mendapat pembelajaran Bahasa Indonesia

materi membaca pemahaman cerita pendek dengan menggunakan

pembelajaran remedial dengan pemanfaatan tutor sebaya

n2 = jumlah siswa yang mendapat pembelajaran Bahasa Indonesia

materi membaca pemahaman cerita pendek menggunakan metode

konvensional/ceramah.

Adapun ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah

sebagai berikut:

- Jika t0 ttabel, maka Hipotesis (Ha) diterima dan hipotesis (Ho) ditolak

- Jika t0 < ttabel, maka Hipotesis (Ho) diterima dan hipotesis (Ha) ditolak.

You might also like