Professional Documents
Culture Documents
- Di Bawah Lidah
Biasanya menggunakan obat yang sangat mudah larut
lipid karena luas permukaan bawah lidah untuk
mengabsorpsi sangat kecil jadi obat harus larut dan
diabsorpsi sangat cepat. Saat telah diabsorpsi, obat
akan dibawa ke vena kava supeior (tanpa melalui vena
porta) sehingga obat tidak mengalami metabolisme di
hati.
- Rektal
Memasukkan obat melalui anus karena pasien muntah-
muntah atau tidak sadar. Karena hanya 50% darah dari
rektum yang melalui vena porta, maka hanya 50% pula
yang dimetabolisme di hati. Penggunaan metode rektal
agak kurang baik karena tidak teratur dan tidak lengkap
b) Distribusi
Dilakukandengan menggunakan protein-protein carrier di
dalam plasma darah, antara lain :
- Albumin untuk mengikat obat asam dan netral serta
bilirubin dan asam lemak
- -glikoprotein mengikat obat-obat basa
- CBG (Corticosteroid-Binding Globulin) khusus mengikat
kortikosteroid2
- SSBG (Sex Steroid-Binding Globulin) khusus mengikat
hormon steroid2
c) Metabolisme
Membuat obat menjadi polar (tadinya bersifat non-polar)
agar mudah diekskresi lewat ginjal atau empedu. Biasanya
menggunakan enzim sitkorom P450 (monooksigenase) dan
terjadi di hati tepatnya di organela RE dan sitosol.
d) Ekskresi
Pembuangan melalui urine, feses, dan keringat.
2. Farmakodinamik
Merupakan bagaimana mekanisme obat bekerja di dalam
tubuh dan bagaimana obat memengaruhi tubuh manusia.
Dalam hal ini obat akan berikatan dengan reseptor dan
memengaruhi serta memodulasi fungsi tubuh.
2. Antagonisme Non-Kompetitif
Antagonisme ini dapat berikatan ke receptor site dengan sifat
reversible, berikatan ke tempat lain, dan second messenger. Tapi
agonis masih tetap bisa berikatan ke receptor site dengan
berkurangn efeknya terhadap tubuh.
Berikut grafiknya :
Kemudian, ada juga agonis parsial yang memiliki efek yang lebih
rendah dibanding agonis penuh. Agonis parsial dapat
digunakan untuk menggantikan agonis penuh yang
menyebabkan alergi.
D. Indeks Terapeutik
Indeks terapeutik dapat dirumuskan sebagai berikut :
=
Di mana TD50 (dosis toksik 50%) sementara ED50 (dosis efektif
median). Jadi semakin jauh jarak antara dosis efektif dan dosis toksik
pada indeks terapi, semakin bagus obat tersebut. Tapi untuk obat
yang ideal, persamaan yang digunakan adalah :
=
Di mana dosis toksik itu hanya berlaku pada 1% populasi sementara
99%-nya adalah efek baik bagi orang yang meminumnya.
E. Interaksi Obat-Reseptor
Obat dan reseptor dapat membentuk beberapa macam ikatan
antara lain ikatan ion, kovalen, hidrogen, hidrofobik, dan van der
waals. Agar lebih mudah, diusahakan obat dan reseptor memiliki
ikatan van der Waals agar lebih mudah lepas.
Reseptor juga memiliki dua domain yaitu berikatan dengan
ligan (yang memiliki ujung NH2) sementar asatu lagi tempat
melekat ke efektor (yang memiliki ujung COOH). Cara kerja dari
reseptor pun bermacam-macam, antara lain :
1. Langsung memberikan sinyal ke sel target
2. Melalui 2nd messenger
3. Melalui protein transduser
Berikut adalah daftar macam-macam reseptor yang digunakan
oleh obat untuk melekat dan macam-macam ligannya :