You are on page 1of 57

LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

B DENGAN GANGGUAN
SISTEM RESPIRASI TUBEKOLOSIS PARU

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien
a. Nama klien :Tn. B
b. Umur : 44 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Penidikan : SMP
e. Pekerjaan : Petani
f. Agama : Islam\
g. Suku/Bangsa : Banjar
h. Alamat : Jl. XX
i. Ruangan dirawat : Jambrud
j. Tanggal Masuk RS : 30-09-2017
k. No. Register : 36. 21. XX
l. Diagnosa Medis : TB Paru
m. Dokter yang merawat : dr. P
2. Riwayat Peyakit
a. Keluhan Utama
Saat MRS :
Klien mengatakan masuk RS karena mengalami batuk berdahak yang tidak
kunjung sembuh selama kurang lebih 6 bulan.
Saar Pengkajian :
Klien mengatakan merasa sulit bernapas karena banyak lendir .
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 30 September 2017 klien masuk IGD RSUD Moch Ansari Saleh
karena batuk sejak 6 bulan yang lalu, batuk berdahak kental dan pernah bercampur
darah. Sejak 1 bulan terakhir, nafas sesak, demam, berat badan menurun dalam 6
bulan terakhir dan nafsu makan terus menurun. Tindakan yang telah diberikan di
IGD adalah pengecekan tanda-tanda vital: temperatur 36,70c,pulsasi 112 x/menit,
respirasi 30x/menit, blood pressure 150/80 mmHg, pemasangan oksigen 2-5 lpm
dengan nasal kanul, pemasangan infus dengan cairan Rl 20 tpm, injeksi ranitidin 50
mg. Setelah diberikan tindakan dan dianamnesa maka dokter yang bertugas di IGD
menyarankan pasien untuk dirawat inap ke ruang Jambrud dan pasien dirawat inap
di ruang jambrud sampai sekarang saat pengkajian.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Paien mengatakan saya kurang lebih 6 bulan yang lalu pernah mengalami penyakit
TB Paru dan dirawat di RSUD Ulin dan mengikuti pengobatan tetapi tidak rutin.
Penyakit jantung, kencing manis, ataupun stroke tidak pernah terjadi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan saya memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit asma
yaitu anak pertama saya yang dulu pernah diobati dengan obat kampung dan
sekarang tidak ada kambuh lagi tetapi cucu saya yang laki-laki juga memiliki
penyakit asma yang kadang-kadang kambuh, sedangkan untuk anggota keluarga
yang lain tidak ada memiliki riwayat penyakit TB, asma, kencing manis, ataupun
penyakit jantung begitu pula dengan keluarga istri saya.

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Laki-laki dengan asma

: Tinggal serumah
e. Riwayat Sosial
Istri pasien mengatakan pasien tidakpernah bermasalah dalam berhubungan
dengan orang lain, hanya saja saat sakit pasien ada merasa cemas ketika pulang
kerumah karena takut menularkan penyakitnya kepada anggota keluarga maupun
lingkungan sekitar.
3. Pemerksaan Fisik
1) Keadaan umum : Kesadaran : compos mentis , GCS E4V5M6, TTV: TD 170/80
mmHg; nadi 117 x/menit, suhu 36,6 0C, pernafasan : 28 x/menit, SPO2 95%.
2) Kepala & leher
a. Kepala
Keluhan : pusing.
Inspeksi : bentuk kepala bulat, rambut tipis dan hitam.
Distribusi rambut : rata.
Kebersihan kulit kepala :bersih tidak tampak ketombe maupun kutu.
Palpasi : masa abnormal tidak ada.
Krepitasi : tidak ada.
Nyeri tekan : tidak ada.
b. Mata
Lapang Pandang : normal.
Inspeksi : bentuk mata bulat.
Konjunctiva : anemis ka -/- ki, sclera= icteric ka -/- ki
Palpebra : edema :ka - /- ki, lesi :ka -/- ki
Pendarahan : ka - / - ki
Pupil : ukuran ( ka 4 cm/4 cm ki), reaksi terhadap cahaya
ka +/+ ki
Tanda peradangan : tidak ada.
Fungsi penglihatan : normal.
Penggunaan alat bantu : tidak ada.
c. Hidung
Inpeksi :bentuk simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi
tidak ada pendarahan.
Palpasi : tidak ada krepitasi, nyeri tekan tidak ada.
Ket : tidak ada krepitasi ketika dilakukan palpasi dan
tidak ada nodul ataupun polip dihidung.
d. Mulut&Tenggorokan
Inpeksi :warna bibir kecoklatan, mukosa bibir lembab, gigi
lengkap, usi warna merah muda, lidah bersih,
pembengkakan tongsil tidak ada, sakit
tengggorokan tidak ada.
e. Telinga
Inspeksi :bentuk simetris antara kiri dan kanan, warna normal
tidak ada sianosis, posisi sejajajar dengan sudut
mata, tidakberbau.
Palpasi :Nyeri :ka -/- ki
Gg pendengaran :ka -/- ki.
f. Leher
Inspeksi / palpasi : kekakuan ka-/-ki, TVJ tidak ada,
deviasi trakea tidak ada, pembesaran
kelenjar Tyroid tidak ada, pembesaran kelenjar
limfe tidak ada, nyeri tekan tidak ada.
3) Dada / Thorax :
Pasien mengatakan sulit bernapas karena banyaknya lendir kental di tenggorokan
dan saat bernafas merasa nyeri. Pengkajian PQRST: pencetus masalah nyeri karena
adanya infeksi pada pernafasan, nyeri seperti tertekan benda tumpul di daerah dada.
Skala nyeri 6 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus muncul.
Inspeksi :
Anterior:
Pasien tampak sesak nafas dan dibantu dengan oksigen 2 lpm, pasien tampak
meringis saat menarik napas, SP02 95%, bentuk dada normal, ada penggunaan otot
bantu pernafasan, pernapasan 28 x/menit dengan napas dangkal dan cepat,
paergerakan dinding dada simetris, tulang sternum dalam batas normal, tidak
ditemukan deviasi trakea, inspirasi tidak ada ketinggalan paru, tidak ada getaran
dinding dada saat bernafas, warna kulit dada normal tidak sianosis, kondisi kulit
dada tidak ada lesi/abrasi, tidak ada tanda peradangan pada kulit dada.
Posterior:
Bentuk tulang belakang normal, tidak ada pelebaran pembuluh darah, tidak ada lesi,
tidak ada massa abnormal, kondisi kulit bersih.
Lateral:
Torax lateral dextra dan sinistra simetris, tidak cembung ataupun cekung.
Palpasi
Tidak ada massa abnormal, tidak ada krepitasi tulang dada, tidak ada nyeri tekan di
tulang belakang maupun tulang costae, taktil fremitus getaran semua lobus paru
simetris.
Perkusi :
JANTUNG
Pekak
Batas jantung : batas atas ICS 2 sinistra, ICS 2 dekstra,
batas bawah parasternal line dekstra ICS 4
dan ICS 5 midklavikula line sinistra.
PARU
Sonor.
Auskultasi : S1 S2 tunggal
JANTUNG
Aorta : ICS 2Parasternal line dekstra
Pulmonal : ICS 2 Parasternal lini sinistra
Trikuspid : ICS 4 Parasternal line dekstra
Mitral : ICS 5 Midklavikula line sinistra
Pulmonal
Suara nafas : ada ronkhi di daerah lobus paru atas dextra dan sinistra.
4) Payudara dan Axila
Inspeksi :
Ukuran & bentuk :simentris
Putting susu :menonjol
Kondisi kulit :bersih
Palpalasi
Edema :ka -/-ki
Massa abnormal :ka-/-ki
Nyeri tekan :ka-/-ki
5) Abdomen
Inspeksi : bentuk normal, bayangan vena abnormal
(caput medussae) tidak ada, kondisi kulit lembab, lesi tidak ada.

Palpalasi : penegangan dinding abdomen tidak ada,


edema tidak ada, massa abnormal tidak ada.
Nyeri tekan :
- -

- -
Auskultasi : Bising usus : +/+ , ket: 12x/menit
Perkusi : pekak

6) Genitalia
Inspeksi & palpasi (pria) :kondisi kulit bersih , penis normal,
orificium urethra normal, skrotum normal
7) Rectum
Inspeksi :Kondisi kulit sekitar anal normal , hemoroid
tidak ada.
Palpasi ( rectal tusse) : massa abnormal tidak ada, nyeri tidak ada.

8) Ektremitas :
Kontraktur : tidak ada.
Deformitas : tidak ada.
Edema : tidak ada.
Nyeri /nyeri tekan : tidak ada.
Patella : positif.
Kekuatan otot : + +

+ +
9) Kulit dan Kuku
Kulit : lembab
Tekstur : lembut
Jaringan parut : tidak ada.
Suhu (akral) : hangat
Kuku : Capillary Refill Tune (CRT) < 2 detik.
4. 11 Pola Gordon
a. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
Pasien mengatakan :kesehatan adalah
b. Pola aktivitas dan latihan
NO AKTIVITAS SMARS MRS (SKOR)
(SKOR)
1 Makan/minum 0 0
2 Mandi 0 2
3 Berpakaian/Berdandan 0 2
4 Toileting 0 0
5 Berpindah 0 2
6 Berjalan 0 2
7 Naik tangga 0 2
Ket
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain
4 = tidak mampu
Alat bantu/splint/brace/kursi roda/pispot/walker/kacamata/dan lain-lain
c. Pola istirahat dan tidur
NO KEGIATAN SMARS MRS
1 Tidur siang Jam 14.00 s/d 16.00 Jam 14.00 .s/d 15.00
nyaman setelah tidur Seing terbangun karena
batuk.
2 Tidur malam Jam 22.00 s/d 06.00 Jam 24.00 s/d 05.00
nyaman setelah tidur. Tidur kurang nyenyak
karena batuk.
3 Kebiasaan sebelum ada Tidak ada
tidur ket :menonton tv
4 Kesulitan tidur tidak ada, Ada
ket : ket : batuk
mengganggu istirahat
dan mengganggu
waktu tidur
Upaya mengatasi diberikan nebulisasi dengan pulmicort dan combivent.
d. Pola nutrisi
NO KETERANGAN SMARS MRS
1 Jenis makanan/diet Makan-makanan tanpa Makan-makanan
ada batasan. Makan sesuai diet rumah
makanan yang sakit.
digoreng, daging, ikan
laut, makanan yang
bersantan, sayuran
hijau, jarang makan
buah, suka minum the
manis serta sirup
manis, cemilan aneka
kue basah dan kering
yang manis-manis.
2 Frekuensi 3 X sehari tidak teratur 3 X sehari teratur
3 Porsi yang dihabiskan 3 sendok nasi 2 sendok nasi
4 Komposisi menu Nasi, daging, ikan, Nasi atau bubur,
sayur dan buah. ikan, sayur dan
buah.
5 Pantangan Tidak ada. Tidak ada.
6 Nafsu makan Menurun. Menurun.
7 Fluktuasi BB 6 bulan Ada. Tidak ada.
terakhir Dari 60 kg menjadi 52
kg.
8 Sukar menelan Tidak ada Tidak ada
Ket : Ket :
9 Riw.penyembuhan luka Cepat sembuh. Cepat sembuh.
10 Cairan Minum air kurang lebih Minum air putih
3 liter. 1,5 sampai 2 liter
perhari.
e. Pola eliminasi
NO SMARS MRS
Buang Air Besar (BAB) :
1 Frekuensi 1 X/Hari 1 X/Hari

2 Warna Coklat kekuningan. Coklat kekuningan.


3 Kesulitan Tidak Tidak
BAB Ket: Ket:
Upaya mengatasi :

Buang Air Kecil (BAK) :


4 Frekuensi 2-3 X/Hari 2 X/Hari

5 Jumlah Kurang lebih 3 liter/hari Kurang lebih 1,5 sampai 2


liter/hari
6 Warna Kuning Kuning
7 Kesulitan Tidak Tidak
BAK
Upaya mengatasi :

f. Pola kognitif-perceptual
Pasien mengatakan penyakit yang saya derita bisa diakibatkan oleh sering merokok
karena rokok dapat merusak paru-paru.
g. Pola konsepdiri
Istri pasien mengataan Tn. S adalah seorang yang keras tidak mudah untuk
dinasehati tetapi memiliki sifat yang pantang menyerah dalam mencapai sesuatu
hasil.
B. PROSEDUR DIAGNOSTIK
No Hari/Tanggal Jenis Hasil Nilai Normal Analisa
Pemeriksaan Pemeriksaan
1 Sabtu/30-9-2017 Foto Thorax Tb Paru (aktif) Normal Cor : besar dan bentuk normal
Pulmo : tampak fibroinfiltrat dikedua lapang
paru, tampak cavitas berdinding tipis
diparahilar kanan
Sinus phrenicocostalis kanan kiri tajam.
Tulang-tulang yang tervisualisasi tampak baik
2 Sabtu/30-09-2017 WBC 13. 2 x 103/uL 4.0 - 10.0 Hasil WBC meningkat, menandakan adanya
infeksi atau proses inflamasi didalam tubuh
pasien yang memicu pengeluaran sel antibody
body.

Lymph# 1. 0 x 103/uL 0.8 - 4.0 Normal

Mid# 0. 8 x 103/uL 0.1 - 0.9 Normal

Grand# 6. 4 x 103/uL 2.0 - 7.0 Normal

Lvmnh% 7. 9 % 20.0 - 40.0 Normal

Mid% 6. 1 % 3.0 - 9.0 Normal

Gran% 86. 0 % 50.0 70.0 Granulosit meningkat sebagai tanda tubuh


mengalami penyakit infeksi bakteri.
HGB 8. 8 g/dL 13.0 16.0 Kadar hemoglobin yang rendah menunjukkan
anemia yang juga memicu gangguan pada
pernafasan karena kurangnya pembawa
oksigen ke jaringan tubuh.

RBC 4. 4 x 106/uL 4.0 5.50 Normal

HCT 29. 8 % 40.0 50.0 Menunjukkan pasien anemia

MCV 78. 8 fL 82.0 95.0 Menunjukkan kekurangan volume RBC

MCH 23. 2 pg 27.0 31.0 Kekurangan jumlah Hb yang didapat per RBC

MCHC 29. 5 g/dL 32.0 36.0 Kekurangan kadar Hb di dalam eritrosit

RDW-CV 18. 8 % 11.5 14.5 Menunjukkan pasien anemia

RDW-SD 52. 1 fL 35.0 56.0 Normal

PLT 239 x 103/uL 150 450 Normal

MPV 6. 9 fL 7.0 11.0 Normal

PDW 15. 4 15.0 17.0 Normal

PCT 0. 164 % 0.108 0.282 Normal


3 Sabtu/30-9-2017 BTA Sputum 1+ - Tb paru aktif

4 Sabtu/30-9-2017 Glucosa darah 49 mg/dl Dws 76-120. 0 Hipoglikemia terjadi berhubungan dengan
sewaktu mg/dl data bahwa pasien tidak bernafsu makan
karena dahak yang kental lengket di
tenggorokan pasien.
C. ANALISA DATA
Data Etiologi Problem
Ds : Microbacterium Ketidakefektifan bersihan
Pasien mengatakan tuberculosis jalan napas
sulit untuk bernapas
karena dahak sulit Terhirup lewat udara
keluar
Masuk kesaluran
Do : pernafasan
- Kesadaran
composmetis Masuk ke paru
- R : 28 x/menit
- SPO2 95 % Pengobatan tidak tuntas
- Batuk tidak efektif
- Terdengar suara Bakteri Dorman
napas ronkhi.
- Pasien tampak Bakteri muncul kembali
terus-terusan
batuk. Reaksi infeksi/inflamasi
- Penggunaan otot merusak parenkim paru
bantu pernafasan.
Produksi secret meningkat

DS: Microbacterium Nyeri akut


Pasien mengatakan tuberculosis
nyeri saat menarik
napas. Terhirup lewat udara
DO:
- Pasien tampak Masuk kesaluran
meringis. pernafasan
- Pasien tampak
fokus pada diri Masuk ke paru
sendiri.
- Pasien tampak Pengobatan tidak tuntas
hanya duduk tegak
untuk menghindari
nyeri. Bakteri Dorman
- TTV:
TD 170/80 mmHg; Bakteri muncul kembali
nadi 117 x/menit,
suhu 36,60C, Reaksi infeksi/inflamasi
pernafasan : merusak parenkim paru
28 x/menit. (agen cedera biologis)
- Karakteristik nyeri:
P: Inflamasi Paru
Q:tertekan benda
tumpul
R: dada.
S: Skala 6 (0-10).
T: Terus menerus.

D. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Domain 11. Keamanan/Perlindungan. Kelas 2. Cedera Fisik. Ketidakefektifan bersihan
jalan nafas. Nomor 00031.
2. Domain 12. Kenyamanan. Kelas 1. Kenyamanan Fisik. Nyeri akut. Nomor 00132.
E. NURSING CARE PLAN
PATIENT INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI
OUT COME
Setelah 1. Kaji tanda-tanda 1. Tanda-tanda 1. Mengkaji tanda-tanda S: Pasien mengatakan lendir masih
kental mengganggu saat
dilakukan vital pasien. vital vital pasien temperatur,
bernapas.
tindakan menunjukkan pulsasi, respirasi, O:
keperawatan - Pasien masih tampak kesulitan
keadaan tekanan darah (18.00
keperawatan mengeluarkan dahak.
selama 1x24 umum pasien. wita). - Tanda-tanda vital: temperatur
36,70c, pulsasi 110x/menit,
jam masalah Didapatkan hasil:
respirasi 26x/menit, tekanan
ketidakefektifa TD 170/80 mmHg; nadi darah 170/80mmHg.
n bersihan jalan - Bunyi napas ronkhi pada lobus
117 x/menit, suhu
napas dapat atas dextra dan sinistra atas,
0
36,6 C, pernafasan : napas cepat dan dangkal.
teratasi dengan
- Adanya penggunaan otot bantu
kriteria hasil: 28x/menit.
pernafasan.
- Pasien - Dahak yang keluar kental dan
mengatakan berwarna kuning.
secara - Saturasi oksigen 95%.
verbal 2. Kaji ulang 2. Akumulasi 2. Mengkaji fungsi A:
Masalah ketidakefektifan bersihan
batuk fungsi secret pernapasan: bunyi
jalan nafas belum teratasi.
berdahak pernapasan: menyebabkan napas, kecepatan, P:
sudah - Lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5,
bunyi napas, ketidakefektifa irama, kedalaman dan
berkurang. 6, 7.
- Pasien kecepatan, irama, n dalam sistem penggunaan otot bantu - Kaloborasi dengan dokter
pemberian medikasi nebulisasi.
dapat kedalaman dan respirasi. pernafasan.
I:
memprakte penggunaan otot (18.10 wita). - Mengkaji fungsi pernapasan:
kan cara
bantu pernafasan Didapatkan hasil: bunyi napas, kecepatan, irama,
batuk
Ada bunyi napas kedalaman dan penggunaan
efektif.
- Sesak napas tambahan ronkhi di otot bantu pernafasan.
berkurang. lobus dektra dan - Mengajarkan pasien batuk
- Tidak ada sinistra atas, napas efektif dengan cara tarik nafas
sianosis
cepat dan dangkal serta dan hembuskan selama 2 kali,
akibat jalan
napas ada penggunaan otot dan yang ketiga tarik nafas
tersumbat bantu pernafasan. dalam ,tahan dan kamudian
sekret. batukan di kom sputum.
- Tanda-
- Mengkaji karakteristik dahak
tanda vital
atau sekret seperti
pasien
dibatas volume,bau,warna dan
normal: kosistensi.
Temperatur - Memberikan atau membantu
36,50c-
pasien untuk posisi fowler atau
37,50c,
pulsasi 60- 3. Ajar teknik batuk 3. Batuk efektif 3. Mengajarkan pasien semi fowler dengan cara
100x/menit, efektif. dapat batuk efektif dengan menaikan posisi tempat tidur
respirasi menstimulasi cara tarik nafas dan dan mengajarkan keluarga cara
18-24
pengeluaran hembuskan selama 2 bagaimana menaikan tempat
x/menit,
tekanan secret secara kali, dan yang ketiga tidur.
darah efektif. tarik nafas dalam ,tahan - Mengkaji saturasi oksigen
120/80 dan kamudian batukan dengan menggunakan oksimetri
mmHg.
di kom sputum. di jari telunjuk pasien.
- Saturasi
(18.20 wita). - Berkolaborasi pemberian
oksigen 95-
100%. Didapatkan hasil: oksigen dengan cara mengatur
Pasien dapat oksigen kanul 2 liter/menit.
mempraktekan teknik - Berkolaborasi dengan dokter
batuk efektif dan ada pemberian medikasi pemberian
keluar lendir kental terapi nebulizer dengan cara
berwarna kuning. memberikan terapi nebulizer
Combivent 2x1.
4. Kaji karateristik 4. Untuk 4. Mengkaji karakteristik E:
dahak atau sekret mengetahui dahak atau sekret DS:
seperti bau,warna karakteristik seperti warna dan Pasien mengatakan lendir masih
dan kosistensi dahak dan kosistensi. sulit keluar tetapi sasak mulai
menetukan (18.30 wita). berkurang.
diagnosa Didapatkan hasil: DO:
penyakit serta Dahak berwarna kuning - Pasien masih tampak kesulitan
mengeluarkan dahak.
untuk kental.
- Tanda-tanda vital: temperatur
pemeriksaan 36,70c, pulsasi 110x/menit,
respirasi 26x/menit, tekanan
laboratorium.
darah 170/80mmHg.
5. Berikan pasien 5. Meningkatkan 5. Memberikan atau - Bunyi napas ronkhi pada lobus
atas dextra dan sinistra atas,
posisi yang ekspansi paru, membantu pasien untuk
napas cepat dan dangkal.
nyaman. ventilasi posisi fowler atau semi - Adanya penggunaan otot bantu
pernafasan.
maksimal fowler dengan cara
- Dahak yang keluar kental dan
membuka area menaikan posisi tempat berwarna kuning.
- Pasien masih tampak kesulitan
atelektasis dan tidur dan mengajarkan
mengeluarkan dahak.
peningkatan keluarga cara - Tanda-tanda vital: temperatur
36,70c, pulsasi 110x/menit,
gerakan sekret bagaimana menaikan
respirasi 26x/menit, tekanan
agar mudah tempat tidur darah 170/80mmHg.
- Bunyi napas ronkhi pada lobus
dikeluarkan. (18. 40 wita).
atas dextra dan sinistra atas,
Hasil yang didapatkan: napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu
pernafasan.
Keluarga dapat - Dahak yang keluar kental dan
berwarna kuning.
menaikkan tempat
- Saturasi oksigen 96%.
tidur.
6. Kaji saturasi 6. Mengetahui 6. Mengkaji saturasi
oksigen. keadekuatan oksigen dengan
suplay oksigen menggunakan oksimetri
didalam tubuh di jari telunjuk pasien.
yang dapat (18. 45 wita).
terganggu Didapatkan hasil:
karena Saturasi Oksigen 95%.
akumulasi
sekret di jalan
napas.
7. kolaborasi 7. Pemenuhan 7. Berkolaborasi
pemberian terapi oksigen pemberian oksigen
oksigen. didalam tubuh dengan cara mengatur
pasien untuk oksigen kanul 2
mencegah liter/menit.
hipoksia. (18. 50 wita).
Didapatkan hasil:
Oksigen 2 lpm dengan
nasal kanul terpasang.
Setelah 1. Kaji tanda-tanda 1. Tanda-tanda 1. Mengkaji tanda-tanda S:
Pasien mengatakan nyeri masih
dilakukan vital pasien. vital vital pasien
terasa, pencetus masalah nyeri
tindakan menunjukkan temperatur, pulsasi, karena adanya infeksi pada
keperawatan pernafasan, nyeri seperti tertekan
keadaan umum respirasi, tekanan
keperawatan benda tumpul di daerah dada. Skala
selama Setelah pasien. darah (18.00 wita). nyeri 6 (0-10) dengan nyeri yang
terus menerus muncul.
dilakukan Didapatkan hasil:
O:
tindakan TD 170/80 mmHg; - Pasien tampak meringis
keperawatan kesakitan.
nadi 117 x/menit,
keperawatan - Pasien tampak gelisah.
suhu 36,60C, - Pasien dapat mengikuti cara
selama 60
nonfarmakologi teknik napas
menit masalah pernafasan :
dalam.
nyeri akut dapat 28x/menit. - Tanda-tanda vital:
teratasi dengan 2. Kaji karakteristik 2. Karakteristik - Tanda-tanda vital: temperatur
2. Mengkaji
kriteria hasil: 36,70c, pulsasi 110x/menit,
nyeri (PQRST). nyeri dapat karakteristik nyeri respirasi 27x/menit, tekanan
- Pasien darah 170/80 mmHg.
mengatakan menjadi acuan PQRST dengan cara
A:
secara untuk tindakan menanyakan kepada masalah nyeri akut belum teratasi.
verbal selanjutnya pasien:
P:
bahwa nyeri
yang akan Provokasi - Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
berkurang. - Kaloborasi dengan dokter
diberikan. Quality
- Tanda- pemberian analgesik.antrain
tanda vital Regio - 1 ampul (IV line).
pasien Skala
dibatas Timing.
normal:
(17.10 wita).
Temperatur Didapatkan hasil: I:
- Mengkaji tanda-tanda vital
36,50c- Pengkajian PQRST:
37,50c, pasien temperatur, pulsasi,
pasien mengatakan
pulsasi 60- respirasi, tekanan darah.
pencetus masalah
100x/menit, - Mengkaji karakteristik nyeri
respirasi nyeri karena adanya
PQRST dengan cara
18-24 infeksi pada
x/menit, menanyakan kepada pasien:
pernafasan, nyeri
tekanan Provokasi
seperti tertekan benda
darah Quality
tumpul di daerah
120/80
Regio
mmHg. dada. Skala nyeri 6
- Meringis (- Skala
(0-10) dengan nyeri
). Timing.
yang terus menerus
- Pasien - Memberikan posisi fowler untuk
muncul.
dapat mempermudah ekspansi dada
memprakte 3. Berikan posisi 3. Posisi fowler 3. Memberikan posisi
dan mengurangi nyeri akibat
kkan cara yang nyaman. dapat fowler dengan cara
nonfarmako sesak.
memaksimalkan menaikkan kepala
logis - Berkaloborasi dengan dokter
ekspansi paru. tempat tidur pasien
mengurangi pemberian analgesik antrain 1
dan mengajarkan ampul (IV line).
nyeri.
E:
- Pasien anggota keluarga cara
DS:
tampak menaikkannya. Pasien mengatakan nyeri
tenang. berkurang, pencetus masalah nyeri
(17.20 wita).
karena adanya infeksi pada
Didapatkan hasil: pernafasan, nyeri seperti tertekan
benda tumpul di daerah dada. Skala
Keluarga pasien dapat nyeri 4 (0-10) dengan nyeri yang
terus menerus muncul.
menaikkan kepala
DO:
tempat tidur dan - Pasien tampak masih gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara
pasien posisi fowler.
nonfarmakologi teknik napas
4. Ajarkan cara 4. Teknik relaksasi 4. Mengajarkan pasien dalam.
- Tanda-tanda vital:
nonfarmakologis bernapas dalam cara teknik distraksi
- Tanda-tanda vital: temperatur
relaksasi. dapat teknik napas dalam. 36,80c, pulsasi 105x/menit,
respirasi 26x/menit, tekanan
merileksasikan (17.30 wita).
darah 170/80 mmHg.
pasien sehingga Didapatkan hasil:
nyeri dapat Pasien dapat
berkurang. mempraktekkan
teknik napas dalam
untuk mengurangi
nyeri.
F. DRUGS STUDY

Nama Obat Indikasi Mekanisme Kontraindikasi Efek Samping Konsiderasi Perawat


Obat
Ranitidin - Pada Didalam - Riwayat alergi - Sakit kepala. - Cek kartu
peningkatan lambung terhadap ranitidin. - Diare. medikasi pasien.
asam lambung ranitidin akan - Ibu yang sedang - Mual. - Menyiapkan obat
(magh) menurunkan menyusui. - Gatal-gatal dengan teknik
produksi asam - Gagal ginjal. pada kulit. yang benar.
lambung dengan - Menjelaskan
cara memblok kepada pasien
langsung sel indikasi dan cara
penghasil asam pemakaian obat.
lambung. - Kaji adanya
kontraindikasi
pada pasien.
- Kaji adanya efek
samping: sakit
kepala, diare,
mual, gatal-gatal
setelah
menggunakan
obat.
Ceftriaxone - Infeksi yang Ceftriaxone - Memiliki riwayat - Tempat - Cek kartu obat
disebabkan oleh merupakan obat alergi terhadap suntikan pasien.
bakteri seperti antibiotik ceftriaxone dan obat membengkak - Lakukan skin test
meningitis, cephalosporin antibiotik cefadroxil. . sebelum
pneumonia, yang mengikat - Neonatus yang - Mual, memberikan
sepsis, infeksi lebih dari satu mengalami muntah, dan ceftriaxone.
kulit, gonore. penicillin- hiperbilirubinemia. sakit perut. - Jelaskan kepada
blinding - Pusing. pasien maupun
proteins (PBP) - Lidah anggota keluarga
sehingga bengkak. agar tidak
menghambat - Berkeringat. menggaruk area
transpeptidasi sekitar skin test.
tahap akhir dari - Menjelaskan
sintesis indikasi
peptidoglikan pemberian
pada dinding sel ceftriaxone.
bakteri sehingga - Kaji adanya
mencegah kontraindikasi
pembentukan obat pada pasien.
dinding bakteri - Kaji efek samping
yang obat ceftriaxone.
mengakibatkan
matinya sel
bakteri.
Asam - Membantu Asam - Memiliki riwayat - Mual dan - Cek kartu obat
Tranexamat mengurangi tranexamat alergi terhadap asam muntah- pasien.
pendarahan menghambat tranexamat. muntah. - Menyiapkan obat
akibat plasminogen, - Penderita pendarahan - Diare. dengan cara yang
peradangan sehingga subaraknoid. - Anoreksia. benar.
pada paru-paru. mengurangi - Penderita pendarahan - Sakit kepala. - Jelaskan indikasi
- Mengurangi konversi dengan riwayat obat asam
pendarahan plasminogen tromboembolitik. traneksamat
pada mimisan. menjadi plasmin - Penderita hematuria. kepada pasien dan
- Mengurangi (fibrinolisin). - Mengalami kejang. anggota keluarga.
pendarahan Penghambatan - Kaji adanya efek
pada menstruasi tersebut mampu samping obat:
yang berlebihan. mencegah mual muntah,
- Mengurangi degradasi fibrin, diare, anoreksia,
pendarahan pemecahan sakit kepala yang
akibat cedera. trombosit, muncul setelah
- Mencegah dan peningkatan mengkonsumsi
menghentikan kerapuhan obat.
pendarahan kapiler.
pasca operasi.
- Membantu
mengurangi
pendarahan
pada pasien
hemofilia.
Codein - Mengobati Obat codein - Depresi napas akut. - Pusing. - Cek kartu obat
batuk. bekerja selektif - Emfisema. - Mengantuk. pasien.
- Pereda nyeri. pada SSP - Asma. - Mual, - Jelaskan indikasi
sehingga - Gagal hati. muntah, sakit obat kepada
menekan batuk - Cedera kepala. perut. pasien dan
maupun - Ibu menyusui. - Sembelit. anggota keluarga
mengurangi rasa - Berkeringat pasien.
nyeri. banyak. - Kaji adanya
- Gatal atau kontraindikasi
ruam di kulit. obat pada pasien.
- Kaji adanya efek
samping obat:
pusing, mual,
muntah, sembelit,
berkeringat
banyak, gatal dan
ruam pada kulit
setelah
mengkonsumsi
obat.
Combivent - Bronkospasme. Nebulisasi - Takiaritmia. - Pusing. - Cek kartu obat
(Nebu) dengan - Kardiomiopati - Jantung pasien.
combivent obstruktif hipertrofi. berdebar. - Jelaskan indikasi
melonggarkan - Mual. pemberian
saluran napas. - Radang atau nebulisasi dengan
iritasi pada combivent kepada
tenggorokan. pasien maupun
anggota keluarga.
- Kaji adanya
kontraindikasi
obat pada pasien.
- Jelaskan pada
pasien untuk
menghentikan
dulu alat nebu dan
lepas masker jika
saat nebulisasi
ingin batuk. Dan
hentikan
nebulisasi jika
pasien merasa
pusing.
- Kaji adanya efek
samping
pemberian
nebulisasi dengan
combivent :
Pusing.
- Jantung berdebar.
- Mual.
- Radang atau
iritasi pada
tenggorokan.
CATATAN PERKEMBANGAN

No Hari/Tanggal Diagnosa EVALUASI Paraf


1. Kamis/5-10-17 Ketidakefektifan bersihan DS: (08. 30 wita)
jalan nafas b.d akumulasi Pasien mengatakan hari ini masih kesulitan
sekret. mengeluarkan lendir.
DO: (08. 50 wita)
- Pasien masih tampak kesulitan mengeluarkan
dahak.
- Tanda-tanda vital: temperatur 37,00c, pulsasi
112x/menit, respirasi 27x/menit, tekanan darah
170/80mmHg.
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar kental dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 96%.

A:
Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi.
P:
- Lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5, 6, 7.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian medikasi
nebulisasi.
I:
- Mengkaji fungsi pernapasan: bunyi napas,
kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot
bantu pernafasan.
- Mengajarkan pasien batuk efektif dengan cara tarik
nafas dan hembuskan selama 2 kali, dan yang ketiga
tarik nafas dalam ,tahan dan kamudian batukan di
kom sputum.
- Mengkaji karakteristik dahak atau sekret seperti
volume,bau,warna dan kosistensi.
- Memberikan atau membantu pasien untuk posisi
fowler atau semi fowler dengan cara menaikan
posisi tempat tidur dan mengajarkan keluarga cara
bagaimana menaikan tempat tidur.
- Mengkaji saturasi oksigen dengan menggunakan
oksimetri di jari telunjuk pasien.
- Berkolaborasi pemberian oksigen dengan cara
mengatur oksigen kanul 2 liter/menit.
- Berkolaborasi dengan dokter pemberian medikasi
pemberian terapi nebulizer dengan cara memberikan
terapi nebulizer Combivent 2x1.
E:
DS:
Pasien mengatakan lendir yang keluar masih kental
dan berwarna kekuninga.
DO:
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar kental dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 96%.

2. Jumat/6-10-17 DS: (08. 00 wita)


Pasien mengatakan hari ini masih kesulitan
mengeluarkan lendir.
DO: (08. 30 wita)
- Pasien masih tampak kesulitan mengeluarkan
dahak.
- Tanda-tanda vital: temperatur 36, 60c, pulsasi
102x/menit, respirasi 25x/menit, tekanan darah
160/80mmHg.
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar kental dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 95%.
A:
Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi.
P:
- Lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5, 6, 7.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian medikasi
nebulisasi.

I:
- Mengkaji fungsi pernapasan: bunyi napas,
kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot
bantu pernafasan.
- Mengajarkan pasien batuk efektif dengan cara tarik
nafas dan hembuskan selama 2 kali, dan yang ketiga
tarik nafas dalam ,tahan dan kamudian batukan di
kom sputum.
- Mengkaji karakteristik dahak atau sekret seperti
volume,bau,warna dan kosistensi.
- Memberikan atau membantu pasien untuk posisi
fowler atau semi fowler dengan cara menaikan
posisi tempat tidur dan mengajarkan keluarga cara
bagaimana menaikan tempat tidur.
- Mengkaji saturasi oksigen dengan menggunakan
oksimetri di jari telunjuk pasien.
- Berkolaborasi pemberian oksigen dengan cara
mengatur oksigen kanul 2 liter/menit.
- Berkolaborasi dengan dokter pemberian medikasi
pemberian terapi nebulizer dengan cara memberikan
terapi nebulizer Combivent 2x1.
E:
DS:
Pasien mengatakan lendir yang keluar masih kental
dan berwarna kekuninga.
DO:
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar kental dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 95%.
3. Sabtu/7-10-17 DS: (15. 00 wita)
Pasien mengatakan hari ini mudah mengeluarkan lendir
dan batuk berkurang.
DO: (15. 20 wita)
- Batuk pasien tampak berkurang.
- Tanda-tanda vital: temperatur 36, 20c, pulsasi
90x/menit, respirasi 23x/menit, tekanan darah
150/80mmHg.
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar encer dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 98%.
A:
Masalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas belum
teratasi.
P:
- Lanjutkan intervensi 2, 3, 4, 5, 6, 7.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian medikasi
nebulisasi.

I:
- Mengkaji fungsi pernapasan: bunyi napas,
kecepatan, irama, kedalaman dan penggunaan otot
bantu pernafasan.
- Mengajarkan pasien batuk efektif dengan cara tarik
nafas dan hembuskan selama 2 kali, dan yang ketiga
tarik nafas dalam ,tahan dan kamudian batukan di
kom sputum.
- Mengkaji karakteristik dahak atau sekret seperti
volume,bau,warna dan kosistensi.
- Memberikan atau membantu pasien untuk posisi
fowler atau semi fowler dengan cara menaikan
posisi tempat tidur dan mengajarkan keluarga cara
bagaimana menaikan tempat tidur.
- Mengkaji saturasi oksigen dengan menggunakan
oksimetri di jari telunjuk pasien.
- Berkolaborasi pemberian oksigen dengan cara
mengatur oksigen kanul 2 liter/menit.
- Berkolaborasi dengan dokter pemberian medikasi
pemberian terapi nebulizer dengan cara memberikan
terapi nebulizer Combivent 2x1.
E:
DS:
Pasien mengatakan lendir yang keluar masih kental
dan berwarna kekuninga.
DO:
- Bunyi napas ronkhi pada lobus atas dextra dan
sinistra atas, napas cepat dan dangkal.
- Adanya penggunaan otot bantu pernafasan.
- Dahak yang keluar encer dan berwarna kuning.
- Saturasi oksigen 98%.
4. Kamis/5-10-17 Nyeri akut berhubungan DS:
dengan agen cedera Pasien mengatakan nyeri masih, pencetus masalah
biologis. nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 5 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital:
- Tanda-tanda vital: Tanda-tanda vital: temperatur
37,00c, pulsasi 112x/menit, respirasi 27x/menit,
tekanan darah 170/80mmHg .
A:
masalah nyeri akut belum teratasi.

P:
- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian
analgesik.antrain
- 1 ampul (IV line).

I:
- Mengkaji tanda-tanda vital pasien temperatur,
pulsasi, respirasi, tekanan darah.
- Mengkaji karakteristik nyeri PQRST dengan cara
menanyakan kepada pasien:
Provokasi
Quality
Regio
Skala
Timing.
- Memberikan posisi fowler untuk mempermudah
ekspansi dada dan mengurangi nyeri akibat sesak.
- Berkaloborasi dengan dokter pemberian analgesik
antrain 1 ampul (IV line).
E:
DS:
Pasien mengatakan nyeri berkurang, pencetus masalah
nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 4 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak masih gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital:
- Tanda-tanda vital: temperatur 36,70c, pulsasi
105x/menit, respirasi 26x/menit, tekanan darah
170/80 mmHg.
5. Jumat/6-10-17 DS:
Pasien mengatakan nyeri masih, pencetus masalah
nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 5 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital:
temperatur 36, 60c, pulsasi 102x/menit, respirasi
25x/menit, tekanan darah 160/80mmHg.

A:
masalah nyeri akut belum teratasi.

P:
- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian
analgesik.antrain
- 1 ampul (IV line).

I:
- Mengkaji tanda-tanda vital pasien temperatur,
pulsasi, respirasi, tekanan darah.
- Mengkaji karakteristik nyeri PQRST dengan cara
menanyakan kepada pasien:
Provokasi
Quality
Regio
Skala
Timing.
- Memberikan posisi fowler untuk mempermudah
ekspansi dada dan mengurangi nyeri akibat sesak.
- Berkaloborasi dengan dokter pemberian analgesik
antrain 1 ampul (IV line).
E:
DS:
Pasien mengatakan nyeri berkurang, pencetus masalah
nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 3 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak masih gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital:
- Tanda-tanda vital: temperatur 36,50c, pulsasi
104x/menit, respirasi 25x/menit, tekanan darah
160/80 mmHg.
6. Sabtu/7-10-17 DS:
Pasien mengatakan nyeri masih, pencetus masalah
nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 4 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak meringis kesakitan.
- Pasien tampak gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital: temperatur 36, 20c, pulsasi
90x/menit, respirasi 23x/menit, tekanan darah
150/80mmHg.
A:
masalah nyeri akut belum teratasi.

P:
- Lanjutkan intervensi 1, 2, 3.
- Kaloborasi dengan dokter pemberian
analgesik.antrain
- 1 ampul (IV line).

I:
- Mengkaji tanda-tanda vital pasien temperatur,
pulsasi, respirasi, tekanan darah.
- Mengkaji karakteristik nyeri PQRST dengan cara
menanyakan kepada pasien:
Provokasi
Quality
Regio
Skala
Timing.
- Memberikan posisi fowler untuk mempermudah
ekspansi dada dan mengurangi nyeri akibat sesak.
- Berkaloborasi dengan dokter pemberian analgesik
antrain 1 ampul (IV line).
E:
DS:
Pasien mengatakan nyeri berkurang, pencetus masalah
nyeri karena adanya infeksi pada pernafasan, nyeri
seperti tertekan benda tumpul di daerah dada. Skala
nyeri 3 (0-10) dengan nyeri yang terus menerus
muncul.
DO:
- Pasien tampak masih gelisah.
- Pasien dapat mengikuti cara nonfarmakologi teknik
napas dalam.
- Tanda-tanda vital: temperatur 36, 20c, pulsasi
90x/menit, respirasi 23x/menit, tekanan darah
150/80mmHg.
REFERENSI

Alsagaff. Mukty. 2006. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press: Surabaya.

Corwin. E. J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Herdman. T. Heather & Kamitsuru. Shigemi. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN: Definisi &

Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.

Muttaqin. Arif. 2008. Buku Sajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem

Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika.

NANDA International. 2012. Nursing Diagnosis: Definition and Dassfication 2012-2014.

Oxford: Wiley-Blackwell.

Nuratif, Amin Huda. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan NANDA NIC-NOC. Jakarta: Medi

Action Publishing.`

You might also like