Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
2.2 EPIDEMIOLOGI
perjalanan penyakit ini bersifat menahun dan residif. Insidens pada orang kulit
sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2% sedangkan di Jepang 0.6%. Pada bangsa
berkulit hitam, misalnya di Afrika jarang dilaporkan demikian pula pada suku
Indian di Amerika.2 Psoriasis dapat terkena pada pria maupun wanita. Insidens
pria sedikit lebih tinggi daripada wanita. Psoriasis terdapat pada semua golongan
usia tetapi umumnya pada orang dewasa dengan usia antara 15 25 tahun.1
Onset usia pada psoriasis tipe dini dengan puncak usia 22,5 tahun (pada
anak, usia onset rata-rata 8 tahun). Untuk tipe lambat, muncul pada usia 55 tahun.
Onset dini memprediksikan derajat penyakit dan penyakit yang menahun, dan
2% populasi dari negara barat. Di Amerika Serikat, terdapat 3 sampai 5 juta orang
3
menderita psoriasis. Kebanyakan dari mereka menderita psoriasis lokal, tetapi
2.3 ETIOPATOGENESIS
psoriatik dan data laboratorium yang menjelaskan siklus sel dan waktu transit sel
pada epidermis. Epidermis pada plak psoriasis menebal dan hiperplastik, dan
terdapat maturasi inkomplit sel epidermal di atas area sel germinatif. Replikasi
yang cepat dari sel germinatif sangat mudah dikenali, dan terdapat pengurangan
waktu untuk transit sel melalui sel epidermis yang tebal. Abnormalitas pada
dermis dan epidermis. Sel-sel tersebut dapat menginduksi perubahan pada struktur
4
Terdapat beberapa factor yang berperan sebagai etiologi psoriasis, diantaranya
1. Faktor Genetik
mendapat psoriasis sebesar 12%, sedangkan bila salah satu orang tua
Hal lain yang menyokong adanya factor genetic adalag bahwa psoriasi
B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan dengan HLA-B27 dan
2. Faktor Imunologik
Defek genetic pada psoriasis dapat diekspresikan pada salah satu dari
ketiga jenis sel yaitu limfosit T, sel penyaji antigen (dermal) atau keratinosit.
terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit sebukan limfositik dalam epidermis.
Sedangkan pada lesi baru pada umumnya lebih didominasis oleh sel linfosit T
5
CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17 sitokin yang produksinya bertambah.
(turn over time) lebih cepat, hanya 3-4 hari, sedangkan pada kulit normal
lamanya 27 hari.
Kobner), endokrin, gangguan metabolic, obat, alcohol dan merokok. Stress psikis
merupakan factor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hunungan yang erat
dengan salah satu jenis psoriasis yaitu psoriasis gutata, sedangkan hubungannya
Puncak insidens psoriasis terutama pada masa pubertas dan menopause. Pada
menjadi salah satu factor pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan
residif ialah beta adrenergic blocking agents, litium, anti malaria dan penghentian
Ada beberapa faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini, yaitu:
6
1. Faktor herediter bersifat dominan otosomal dengan penetrasi tidak
lengkap.
pada musim panas, sedangkan pada musim penghujan akan kambuh dan
lebih hebat. 5
7
Kelainan kulit terdiri dari bercak-bercak eritema yang meninggi (plak)
dengan skuama diatasnya. Eritema sirkumskripta dan merata, tetapi pada masa
pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika serta
transparan. Besar kelainan bervariasi, bisa lentikular, nummular, plakat dan dapat
psoriasis gutata, biasanya pada anak-anak, dewasa muda dan terjadi setelah
Lesi primer pada pasien psoriasis dengan kulit yang cerah adalah merah,
papul dan berkembang menjadi kemerahan, plak yang berbatas tegas. Lokasi plak
pada umumnya terdapat pada siku, lutut, skalp, umbilikus, dan intergluteal.Pada
pasien psoriasis dengan kulit gelap, distribusi hampir sama, namun papul dan plak
berwarna keunguan denan sisik abu-abu. Pada telapak tangan dan telapak kaki,
berbatas tegas dan mengandung pustule steril dan menebal pada waktu yang
bersamaan. 3
(isomorfik). Kedua fenomena yaitu tetesan lilin dan Auspitz dianggap khas,
sedangkan Kobner dianggap tidak khas, hanya kira-kira 47% dari yang positif dan
didapat pula pada penyakit lain, misalnya Liken Planus dan Veruka plana
juvenilis. Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warnanya menjadi
putih pada goresan seperti lilin yang digores, disebabkan oleh perubahan indeks
bias. Cara menggoresnya bisa dengan pinggir gelas alas. Pada fenomena Auspitz
8
Cara mengerjakannya adalah dengan cara skuama yang berlapis-lapis itu dikerok
dengan ujung gelas alas. Setelah skuama habis maka pengerokan harus dilakukan
dengan pelan-pelan karena jika terlalu dalam tidak tampak perdarahan yang
kulit yang sama dengan psoriasis dan disebut dengan fenomena Kobner yang
50% yang agak khas yaitu yang disebut dengan pitting nail atau nail pit yang
berupa lekukan-lekukan miliar. Kelainan yang tidak khas yaitu kuku yang keruh,
kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula menimbulkan kelainan pada sendi. Psoriasi
ditemukan pada 70% pasien dengana rthritis dan ditandai dengan sausage-shaped
interfalang distalm dengan deformitas swan neck, (4) arthritis mutilans, ditandai
dengan resorpsi tulang, dan (5) spondylitis atau spondiloarthropati. Usia puncak
9
Gambar 4. Psoriasis arthritis, stadium akhir yang mengarah pada stadium mutilan
1. Psoriasis Vulgaris
Bentuk ini adalah yang lazim terdapat karena itu disebut psoriasis
dengan wajah, ekstremitas terutama bagian ekstensor yaitu lutut, siku dan
daerah lumbosakral.
2. Psoriasis Gutata
saluran napas bagian atas sehabis influenza atau morbili terutama pada
10
anak dan dewasa muda. Selain itu juga dapat timbul setelah infeksi yang
namanya.
4. Psoriasis Eksudativa
dalam bentuk kering, tetapi pada jenis ini kelaianannya bersifat eksudatif
5. Psoriasis Seboroik
agak berminyak dan agak lunak. Selain berlokasi pada tempat yang lazim,
11
6. Psoriasis Pustulosa
serta infeksi bakterial dan virus. Penyakit ini dapat timbul pada
12
muncul pada penderita yang belum pernah menderita psoriasis.
7. Eritroderma psoriatik
yang terlalu kuat atau karena penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya
lesi yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat eritema
13
dan skuama tebal universal. Adakalanya lesi psoriasis masih tampak
2.6 HISTOPATOLOGI
yang disebut abses Munro. Selain itu terdapat pula papilomatosis dan vasodilatasi
di subepidermis.2
keratinisasi sel-sel epidermis terlalu cepat dan stratum korneum tampak menebal.
Di dalam sel-sel tanduk ini masih ditemukan inti sel (parakeratosis). Di dalam
radang polimorfonuklear yang dikenal sebagai mikro abses Munro. Pada puncak
papil dermis didapati pelebaran pembuluh darah kecil yang disertai oleh sebukan
14
2.7 DIAGNOSIS
eritematosa dengan skuama tebal berwarna perak pada tepat-tempat yang klasik.
Pada kasus psoriasis gutata dapat ditemukan riwayat infeksi tenggorokan karena
lesi awal ditemukan. Cari lekukan kuku sebagai temuan tambahan. Lakukan
papuloskuamoasa lainnya. Ambil specimen buiopsi yang belum diobati dan paling
berkembang.4
diagnosis psoriasis. Jika tidak khas maka harus dibedakan dengan beberapa
Auspitz dan Kobner. Pada stadium penyembuhan dapat ditemukan eritema yang
adalah terdapat keluhan yang sangat gatal pada dermatofitosis dan pada
dengan tersangka yang juga menderita sifilis, pembesaran KGB menyeluruh dan
tes serologis untuk sifilis positif. Dernatitis seboroik berbeda dengan psoriasis
15
karena skuamanya berminyak dan kekuning-kuningan dan tempat predileksinya
makulopapular, sifilis sekunder dan pityriasis rosea. Plak dengan sisik kecil
tinea korporis, dan mikosis fungoides. Psoriasis dengan plak luas didiagnosis
banding dengan tinea korporis dan mikosis fungoides. Psoriasis pada daerah skalp
2.9 PENGOBATAN
secara sistemik, pengobatan secara topical, terapi penyinaran dengan PUVA dan
1. Pengobatan Topikal
a. Preparat Ter
16
Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif untuk
psoriasis, yang cukup efektif ialah yang berasal dari batubara dan
kayu. Ter dari batubara lebih efektif daripada ter berasal dari kayu,
psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal
dari batubara, karena ter tesbut lebih efektif daripada ter yang
dari kayu, karena jika dipakai ter dari batu bara dikuatirkan akan
penetrasi terbaik.
b. Kortikosteroid
17
Pada daerah muka, lipatan dan genitalia eksterna dipilih potensi
frekuensinya dikurangi.
c. Ditranol (Atralin)
18
bersama-sama dengan preparat ter yang dikenal sebagai
plak, gutata, pustular, dan eritroderma. Pada yang tipe plak dan
Severity Index). Hasil baik dicapai pada 73,3% kasus terutama tipe
plak.
e. Calcipotriol
dihentikan.
f. Tazaroten
19
keratinosit dan menghambat petanda proinflamasi pada sel radang
bersifat fotosensitif.
g. Emolien
antipsoriasis.
2. Pengobatan Sistemik
a. Kortikosteroid
20
b. Obat Sitostatik
apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika tidak terjadi
tunggal sebesr 7,5 25 mg. Tetapi dengan cara ini lebih banyak
21
Setiap 2 minggu dilakukan pemeriksaan hematologic, urin
lengkap, fungsi ginjal dan fungsi hati. Bila jumlah leukosit <
maka dilakukan biopsy hepar setiap kali dosis mencapai dosis total
1,5 gram, tetapi bila fungsi hepar abnormal maka dilakukan biopsy
alopecia, saluran cerna, sumsul tulang, hepar dan lien. Pada saluran
c. Levodopa
22
d. Diaminodifenilsulfon
agranulositosis.
23
f. Siklosporin
siklosporin. 7
kekambuhan.
g. Terapi biologik
24
3. PUVA
terdapat banyak modifikasi mengenai ter dan sinar tersebut. Yang pertama
digunakan ialah crude coal ter yang bersifat fotosensitif. Lama pengobatan
2.10 PROGNOSIS
secaraspontan dalam beberapa minggu tanpa terapi. Seringkali, psoriasis tipe ini
berkembang menjadi psoriasis plak kronis. Penyakit ini bersifat stabil, dan dapat
25
remisi setelah beberapa bulan atau tahun, dan dapat saja rekurens sewaktu-waktu
seumur hidup.
Pada psoriasis tipe pustular, dapat bertahan beberapa tahun dan ditandai
dengan remisi dan eksaserbasi yang tidak dapat dijelaskan. Psoriasis vulgaris juga
dapat berkembang menjadi psoriasis tipe ini. Pasien dengan psoriasis pustulosa
generalisata sering dibawa ke dalam ruang gawat darurat dan harus dianggap
26