You are on page 1of 18

TUGAS KEHUMASAN

TENTANG
MEMAHAMI KEHUMASAN

Oleh: Kelompok 2

ANGGOTA:

DEWI WAHYUNI 1511216030


RAWDATUL JANNAH 1511216033
FAUZIYAH ILHAMY 1511216034
RILYA DESPRIYENTI 1511216038
AUFA ULINNUHA 1511216043
ABIDIN PIUS TAPONDHADHAI 1511216044
RUMONDANG NIANG GINTA 1511216047

Dosen Pengampu:
dr. Dien Gusta Anggraini Nursal, MKM

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul

Memahami Kehumasan. Penyusunan makalah ini diajukan ke Fakultas Kesehatan

Masyarakat sebagai pemenuhan syarat untuk melaksanakan tugas makalah Mata

Kuliah Kehumasan.

Terima kasih kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Kehumasan yang telah

memberikan materi dalam pembelajaran sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah ini.

Penyusun menyadari makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh

karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran agar penyusun dapat

mengoreksi kekurangan tersebut. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, terutama bagi tim penyusun.

Padang, Agustus 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Manfaat .............................................................................................................. 1

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 2

2.1 The Basic of Public Relation .............................................................................. 2

2.2 Definisi Public Relation ..................................................................................... 3

2.3 Sejarah Perkembangan Public Relation ............................................................. 3

2.3.1 Sejarah Perkembangan Public Relation Di Indonesia ................................ 3

2.3.2 Sejarah Perkembangan Public Relation Di Dunia ...................................... 6

2.4 Pengertian Manajemen Public Relation ............................................................. 8

2.4.1 Elemen-elemen Proses Manajemen Public Relations ................................. 9

2.4.2 Perencanaan Public Relation..................................................................... 10

2.4.3 Monitoring dan Proses Evaluasi Public Relation ..................................... 10

2.5 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan ................................................ 11

BAB 3 : PENUTUP ................................................................................................... 14

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 14

3.2 Saran ................................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hubungan masyarakat atau public relations adalah suatu usaha yang sengaja
dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling
pengertian antara sebuah lembaga atau institusi dengan masyarakat. Humas (PR)
adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan,
meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi
atau lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi
kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang
terkait. Public relations (PR) merupakan fungsi manajemen untuk mencapai target
tertentu yang sebelumnya harus mempunyai program kerja yang jelas dan rinci,
mencari fakta, merencanakan, mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil
apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia.Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang
ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang
itu.Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat,
memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-
masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan
sebaik-baiknya.
1.2 Manfaat
1.2.1 Mengetahui The Basic of Public Relation
1.2.2 Mengetahui Definisi Public Relation
1.2.3 Mengetahui Sejarah Perkembangan Public Relation
1.2.4 Mengetahui Pengertian Manajemen Public Relation

1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 The Basic of Public Relation


Komponen dasar humas yang berhubungan dengan fungsi humas seperti yang
dikemukakan oleh Public Relations Society of America (PRSA), antara lain :
1. Counselling, menyediakan saran untuk manajemen yang berhubungan dengan
kebijakan hubungan dan komunikasi.
2. Research, melihat tindakan dan perilaku publik dalam rangka merencanakan
strategi humas. Research dapat digunakan untuk membangun saling
pengertian atau mempengaruhi dan meyakinkan publik.
3. Media relations, bekerjasama dengan media dalam melakukan publisitas
4. Publicity, menampilkan pesan terencana melalui media tertentu untuk
menghasilkan ketertarikan yang lebih jauh lagi
5. Employee/member relations, memberikan respon terhadap suatu masalah,
menginformasikan dan memotivasi karyawan dan anggota organisasi
6. Public affair, membnagun keterlibatan efektif dalam kebijakan publik.
7. Issue Management, mengidentifikasi dan mengevaluasi isu yang berkembang
pada publik yang berakibat pada organisasi.
8. Financial relations, menciptakan dan menjaga kepercayaan penanam modal
9. Industrial relations, menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga lain yang
berhubungan dengan aktifitas organisasi. Hal ini bisa diwujudkan dengan
tergabung dalam asosiasi usaha yang berhubungan dengan jalur bisnis
organisasi
10. Development/fund raising, menciptakan kebutuhan dan mendorong public
untuk mendukung organisasi, terutama melalui kontribusi financial
11. Multicultural relations/Workplace Diversity, berhubungan dengan individu-
individu dari berbagai kelompok dan budaya
12. Special events, menark perhatian public terhadap organisasi atau produk dari
organisasi dengan mengadakan kegiatan khusus
13. Marketing communication, memadukan aktivitas pemasaran dengan
mengadakan kegiatan khusus sekaligus membangun citra baik perusahaan.

2
3

2.2 Definisi Public Relation


Pengertian public relations, menurut salah satu ahli yaitu Denny Griswold PR
adalah suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan
kebijaksanaan dan prosedur individu. Public Relations (PR) menurut Frank Jefkins
adalah suatu bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar,
antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian. PR menggunakan metode
manajemen berdasarkan tujuan (management by objectives). Dalam mengejar suatu
tujuan, semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus bisa diukur secara
jelas, mengingat PR merupakan kegiatan yang nyata. Kenyataan ini dengan jelas
menyangkal anggapan keliru yang mengatakan bahwa PR merupakan kegiatan yang
abstrak. Sedangkan British Institute Public Relations mendefinisikan PR adalah
keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam
rangka menciptakan dan memelihara niat baik (good will) dan saling pengertian
antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya.
Public relation adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang
membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi,
serta memfasilitasi perubahan organisasi. Public relations merupakan fungsi
manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai
program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan,
mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Public relation atau hubungan masyarakat masih merupakan bidang baru
terutama di Indonesia. Lahirnya public relations seperti yang dipraktekan sekarang
ialah karena adanya kemajuan-kemajuan dalam berbagai macam bidang itu.
Kemajuan yang sekaligus merupakan juga kekuatan-kekuatan dalam masyarakat,
memisahkan manusia kedalam berbagai kelompok atau golongan, yang masing-
masing mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk mencapai tujuan itu dengan
sebaik-baiknya.
2.3 Sejarah Perkembangan Public Relation
2.3.1 Sejarah Perkembangan Public Relation Di Indonesia
Sejarah perkembangan public relations di Indonesia secara konsepsional
terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi humas pertama kali di
perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Peranan divisi HUPMAS ( Hubungan
Pemerintah dan Masyarakat ) Pertamina ini sangat penting dalam upaya menjalin
4

hubungan komunikasi timbal balik dengan pihak klien, relasi bisnis, perusahaan
swasta/BUMN/asing dan masyarakat. Kemudian pada tahun 1954, secara resmi
humas diterapkan pada jajaran kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi
pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun 1970-an.
Bapak Rosady Ruslan, SH, MM membagi perkembangan public relations di
Indonesia dalam 4 periode sebagai berikut :
1) Periode 1 ( Tahun 1962 )
Secara resmi pembentukan humas di Indonesia lahir melalui
presidium kabinet Perdana Menteri Juanda, yang menginstruksikan agar
setiap instansi pemerintah harus membentuk bagian atau divisi humas.
Dijelaskan pula garis besar tugas kehumasan dinas pemerintah adalah tugas
strategis yaitu ikut serta dalam proses pembuatan keputusan oleh pimpinan
hingga pelaksanaaannya. Dan tugas taktis yaitu memberikan informasi,
motivasi, pelaksanaaan komunikasi timbal balik dua arah supaya tercipta citra
atas lembaga/institusi yang diwakilinya.
2) Periode 2 ( Tahun 1967 1971 )
Pada periode ini terbentuklah Badan Koordinasi Kehumasan
(Bakohumas). Tata kerja badan ini antara lain ikut serta dalam berbagai
kegiatan pemerintah dalam pembangunan, khususnya di bidang penerangan
dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi
kehumasan.
Tahun 1967, berdiri koordinasi antar humas departemen atau lembaga
negara yang disingkat Bakor yang secara ex officio dipimpin oleh
pimpinan pada setiap departemen. Tahun 1970- 1971, Bakor diubah menjadi
Bako-humas (Badan Koordinasi Kehumasan Pemerintah ) yang diatur
melalui SK Menpen No. 31/Kep/Menpen/tahun 1971 yang menjelaskan
sebagai institusi formal dalam lingkungan Departemen Penerangan RI.
Bakohumas tersebut beranggotakan humas departemen, lembaga negara serta
unit usaha negara atau BUMN. Kerjasama antara humas departemen atau
institusi tersebut menitikberatkan pada pemantapan koordinasi, integrasi, dan
sinkronisasi dalam operasi penerangan dan kehumasan.
5

3) Periode 3 ( Tahun 1972 1993 )


Periode ini ditandai dengan munculnya public relation kalangan
profesional pada lembaga swasta umum. Dengan indikator sebagai berikut:
a. Tanggal 15 desember 1972 didirikannya Perhimpunan Hubungan Masyarakat
Indonesia ( Perhumas ) sebagai wadah profesi humas oleh kalangan praktisi
swasta dan pemerintah, seperti wardiman Djojonegoro ( mantan mendikbud),
Marah Joenoes (mantan kahupmas Pertamina).
b. Kemudian pada konvensi nasional humas di Bandung akhir tahun 1993
lahirlah Kode Etik Kehumasan Indonesia ( KEKI ). Perhumas juga tercatat
sebagai anggota International Public Relations Association ( IPRA) dan
ASEAN Public Relations Organization (FAPRO).
c. Tanggal 10 April 1987 di jakarta, terbentuklah suatu wadah profesi humas
lainnya yang disebut dengan Asosiasi Perusahaan Public Relations ( APPRI ).
Tujuannya adalah sebuah wadah profesi berbentuk organisasi perusahaan-
perusahaaan public relations yang independen (konsultan jasa kehumasan).
4) Periode 4 ( Tahun 1995 sekarang )
Periode ini public relations berkembang di kalangan swasta bidang
profesional khusus ( spesialisasi public relation atau humas bidang industri
pelayanan jasa). Dengan indikator sebagai berikut:
a. Tanggal 27 November 1995 terbentuk Himpunan Humas Hotel Berbintang (
H-3). Himpunan ini diperuntukkan sebagai wadah organisasi profesi humas
bidang jasa perhotelan, berkaitan erat dengan organisasi PHRI ( Perhimpunan
Hotel dan Restoran di Indonesia).
b. Tanggal 13 september 1996 diresmikannya Forum Komunikasi Antar Humas
Perbankan ( FORKAMAS) oleh Gubernur BI Soedradjad Djiwandono.
Forum ini resmi bagi para pejabat humas ( Public Relations Officer ), baik
bank pemerintah ( HIMBARA), swasta ( PERBANAS), dan asing yang
beroperasi di bidang jasa perbankan di Indonesia.
c. Keluarnya SK BAPEPAM No.63/1996, tentang wajibnya pihak emiten
(perusahaan yang go public) di Pasar Bursa Efek Jakarta ( BEJ) dan Bursa
Efek Surabaya memiliki lembaga Corporate Secretary.
d. Berdirinya PRSI ( Pulic Relations Society of Indonesia ) pada tanggal 11
november 2003 di Jakarta. ini menyerupai PRSA ( Public Relations Society
of Amerika), sebuah organisasi profesional yang bergengsi dan berpengaruh
6

serta mampu memberikan sertifikasi akreditasi PR Profesional (APR) di


Amerika yang diakui secara internasional. PRSI atau Masyarakat PR
Indonesia (MAPRI) pertama kali dipimpin oleh August Parengkuan seorang
wartawan senior harian Kompas dan mantan ketua Perhumas-Indonesia.
Tujuan organisasi ini adalah meningkatkan kesadaran, kepedulian,
kebersamaan, pemberdayaan serta pastisipasi para anggotanya untuk
berkiprah sebagai PR professional dalam aktivitas secara nasional maupun
internasional.
2.3.2 Sejarah Perkembangan Public Relation Di Dunia
Dalam sejarahnya PR merupakan teknik menguat dengan adanya aktivitas
yang di pelopori oleh Ivy L.Lee pada tahun 1906 yang berhasil menanggulangi
kelumpuhan industri batu bara di Amerika dan karena itu juga beliau di juluki The
Father Of Public Relations. Disamping Ivy L.Lee ternyata masih ada beberapa
tokoh PR lainnya seperti Paul Garre, T.J Ross, Erik Johnson, Arthur W Page, Carl
Byois dan Verne Bernett.
Dasar-dasar fungsi humas ditemukan saat revolusi Amerika. Pada dasarnya
maing-masing periode perkembangan memiliki perbedaan dalam strategi
mempengaruhi public dan menciptakan opini public demi perkembangan
organisasinya. Meskipun begitu sebenarnya konsep public relation di Amerika sudah
ada sejak tahun 1850. Public relation sebenarnya merupakan landasan bagi
masyarakat untuk saling memberi informasi, membujuk, dan mengintegrasikannya.
Sejarah public relation di dunia dibagi dalam beberapa periode, yaitu;
1. Public relation as non organized activity period ( Periode tahun 1700 1800 )
Periode dimana public relation muncul dalam bentuk aktivitas yang
tidak terorganisasi dengan baik yang saat itu banyak diwarnai dengan
kegiatan penyatuan pendapat rakyat umum untuk kemerdekaan atau
kebebasan dari perbudakan dan sistem kolonialisme yang melanda dunia.
Kegiatan diwarnai dengan acara yang sederhana, penyelenggaraan pidato,
pertemuan dan korespondensi antar individu. Banyaknya deklarasi
kemerdekan membuat periode ini disebut juga dengan periode Public of
Independence.
2. Periode tahun 1801 1865 (Public relation as organized activity period)
Seiring dengan adanya kemajuan atau perkembangan bidang industri,
keuangan, perdagangan dan teknologi aktivitas public relation mulai
7

terorganisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari pesatnya perkembangan
hubungan perdagangan lokal, nasional maupun internasional. Periode ini
disebut masa PR of expansion karena keberhasilan aktivitas PR atau humas
dan pers yang mengkampanyekan anti perbudakan di kawasan Eropa,
Amerika, dan negara maju lainnya.
3. Public relation as professional ( Periode tahun 1866 1900 )
Pada masa ini, aktivitas PR berubah bentuk menjadi suatu kegiatan
profesional. Hal ini dikarenakan adanya perkembangan dari kemajuan
teknologi industri berupa meluasnya penggunaan listrik dan mesin
pembakaran (internal combustion engine). PR dimanfaatkan para robber
barons (tuan tanah perampok) untuk kegiatan bisnisnya yang menganut asas
laissez faire, sistem ekonomi monopoli yang tidak memperdulikan nasib
rakyat/pekerjanya.Karena itu, Public Relations pada masa ini disebut masa
the public to be damned periode (1811 1900).
4. Public be informed period ( Periode tahun 1901 1919 )
Aktivitas public relation pada masa ini adalah melakukan
investigative reporting (reportase investigasi) untuk melawan para petani,
populis, kristiani, sosialis dan serikat buruh yang memprotes keras tindak
kejahatan yang dilakukan oleh para usahawan, politisi tidak bermoral serta
koruptor. Mereka mengupah wartawan untuk membalas perlawanan tersebut
dengan mempengaruhi berita yang dimuat di media massa. Tercatat dalam
sejarah Public Relations. Pada tahun 1906 seorang paktisi dan sekaligus
tokoh Public Relations Amerika Serikat Ivy Ledbetter Lee, berhasil
mengatasi krisis pemogokan massal yang melumpuhkan kegiatan industri
pertambangan batu bara dan perusahaan kereta api Pennsylvania Rail Road
melalui strategi Management of PR Handling and Recovery. Dia berkerja
sama dengan pihak pers yang mengacu pada Declaration of Principles.
5. The Public Relations and mutual understanding period (Periode tahun 1920 sekarang)
Pada tahun 1923 PR atau humas dijadikan bahan studi, pemikiran dan
penelitian di perguruan tinggi sebagai sebuah profesi baru. Perkembangan
sekarang ini menunjukan adanya penyesuaian, perubahan sikap, saling
pengertian, saling menghargai dan toleransi di berbagai kalangan organisasi
dan publik.
8

Di samping ini semua sejarah perkembangan public relations bisa dilihat dari
beberapa gambaran kronologi seperti berikut ini:
a. Abad ke-19 : PR di Amerika dan Eropa merupakan program studi
yang mandiri didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. 1865-1900 : Publik masih dianggap bodoh
c. 1900-1918 : Publik diberi informasi dan dilayani
d. 1918-1945 : Publik diberi pendidikan dan dihargai
e. 1925 : Di New York, PR sebagai pendidikan tinggi resmi
f. 1928 : Di Belanda memasuki pendidikan tinggi dan minimal
di fakultas sebagai mata kuliah wajib. Disamping itu banyak diadakan
kursus-kursus yang bermutu.
g. 1945-1968 : Publik mulai terbuka dan banyak mengetahui.
h. 1968 : Di Belanda mengalami perkembangan pesat ke arah
ilmiah karena penelitian yang rutin dan kontinyu.
2.4 Pengertian Manajemen Public Relation
Manajemen public relations merupakan penerapan fungsi-fungsi dasar
manajemen dalam kegiatan public relations. Prakitisi public relations akan sangat
membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam membuat suatu konsep dan
mengimplikasinya yang berkaitan dengan tugasnya. Dengan demikian mengelola
public relations berarti melakukan penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi terhadap kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi.
Manajemen ini merupakan terapan dari ilmu manajemen dasar yang
diimplikasikan di dunia public relations.
Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat
(humas) dalam suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapat dikatakan bahwa
manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran dan kerja sama melalui orang lain.
Di samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif
dan agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer
humas hendaknya mengupayakan terjadinya hubungan yang lancar dan efektif
antara semua bagian dalam perusahaan disatu sisi dan antara perusahaan itu
dengan publik internal dan publik eksternal.
9

Fungsi petugas PR atau PR Officer (PRO) pun berkembang seiring


kemajuan dunia usaha. Ada 4 fungsi utama yang dituntut dari petugas PR, yaitu
sebagai:
1. Communicator
Sebagai juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif
melalui media dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi
antar personal (interpersonal communication) dipergunakan, komunikasi
lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader.
2. Relationship
Relationship yang tidak harmonis berisiko menimbulkan
ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis
perusahaan.
3. Management backup
Menunjang kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian
pemasaran, operasional, teknik, keuangan, personalia demi terciptanya tujuan
bersama.
4. Good image maker
Menciptakan citra perusahaan dan publisitas positif. Dalam dua
dekade terakhir, publik mencermati nama nama pejabat PR yang kerap
muncul sebagai nara sumber perusahaan atau organisasi yang diwakilinya.

2.4.1 Elemen-elemen Proses Manajemen Public Relations


Dalam proses manajemen public relations melibatkan berbagai elemen yaitu :
a. Sumber daya manusia yang menunjang proses manajemen public relation.
b. Peralatan yang diperlukan agar menunjang proses manajemen public relation.
c. Sarana yang dibutuhkan untuk mendukung proses manajemen public relation.
d. Metode yang digunakan dalam proses manajemen proses public relation.
e. Anggaran atau dana yang digunakan dalam proses manajemen public
relation.
f. Sasaran dalam proses manajemen public relation.
10

2.4.2 Perencanaan Public Relation


Perencanan public relation sangat penting bagi sebuah organisasi. Pada
umumnya, perencanaan public relation memiliki pola yang sama dengan strategi
manajemen sebuah organisasi atau program public relation. Terdapat 4 (empat)
tahapan perencanaan public relation, yaitu :
1. Kepedulian memahami situasi terkini.
2. Formulasi memilih strategi yang tepat.
3. Implementasi menempatkan strategi ke dalam tindakan.
4. Evaluasi proses pengawasan untuk mengoreksi tindakan dan efektivitas.
Sementara itu menurut Scott Cutlip, Allen Center, dan Glen Broom,
perencanaan dan manajemen program public relations meliputi beberapa tahapan
sebagai berikut:
1. Mendefinisikan masalah-masalah public relation.
2. Perencanaan dan program.
3. Tindakan dan komunikasi.
4. Evaluasi program.
2.4.3 Monitoring dan Proses Evaluasi Public Relation
Sebagai fungsi manajemen public relation tidak terlepas dari proses
pengawasan dan evaluasi. Terdapat beberapa prinsip evaluasi yang dapat membantu
merumuskan suatu konteks dan membuat proses evaluasi menjadi lebih mudah
dilakukan. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Mengkritisi tujuan. Kampanye public relation dapat dikatakan efektif apabila
mencapai tujuan dalam kerangka manajemen yang baik. Karenanya suatu
tujuan kampanye public relation perlu dapat dicapai dan diukur dan untuk
memastikannya diperlukan penelitian dan pra uji coba jika memungkinkan.
2. Evaluasi perlu dipikirkan saat awal proses.
3. Evaluasi adalah proses yang berjalan. Program-program public relation
hendaknya dapat dimonitor atau dilakukan pengawasan dalam setiap
perkembangannya.
4. Evaluasi berada di setiap tahapan proses komunikasi. Berbagai keputusan
yang harus diambil sepanjang rantai komunikasi berpengaruh pada keluaran
komunikasi.
5. Evaluasi adalah tujuan dan ilmiah sebagai kemungkinan.
11

6. Melakukan evaluasi program dan proses. Program-program public relation


dan kampanye perlu melakukan evaluasi hasil kegiatan komunikasi dan
manajemen. Hal ini berguna untuk memisahkan daftar ketercapaian tujuan
program dan fakta yang ada di lapangan.
Adapun beberapa istilah yang selalu digunakan dalam evaluasi proses public
relation, yaitu:
1. Input, merupakan hal yang disematkan oleh public relations ke dalam produk
komunikasi misalnya jurnal. Ketika mengevaluasi input atau masukan, maka
elemen-elemen yang melekat padanya harus dapat dievaluasi seperti kualitas
latar belakang penelitian, penulisan, efektivitas rancangan, pemilihan ukuran
huruf, kertas serta warna. Metodologi yang digunakan diantaranya adalah
review para ahli, umpan balik, tes keterbacaan, studi kasus, survey khalayak,
penghargaan.
2. Output, bagaimana produk secara efektif didistribusikan dan digunakan oleh
target publik baik target publik secara langsung (karyawan) maupun target
publik berupa pihak ketiga berupa sebuah saluran atau pemuka pendapat dari
target publik. Metodologi yang digunakan diantaranya adalah analisis isi
media, pengawasan media, dan statistik distribusi.
3. Out-take, merupakan posisi yang berada diantara output dan outcome yang
pada umumnya menggambarkan jumlah orang yang mempelajari isi, serta
jumlah orang yang memahami isi. Metodologi yang digunakan diantaranya
adalah statistik pembaca-pendengar-penonton, kegiatan, tingkatan respon,
analisis khalayak, dan sirkulasi.
4. Outcome, melibatkan pengukuran efek akhir komunikasi yang meliputi
tingkatan kognitif, afektif, dan konatif. Metodologi yang digunakan
diantaranya adalah observasi, penelitian kuantitatif, dan statistik penjualan.
2.5 Studi Kasus Kehumasan di Bidang Kesehatan
Tahun 2000an Perusahaan bedak PT. Pegeon memproduksi bedak padat
untuk wantia remaja , namun bedak padat tersebut di isukan mengandung pewarna
pakaian yang berbahaya bagi kulit. Peran PR dalam menangani kasus tersebut yaitu
1. Fact Finding
Mencari data-data yang akurat mengenai produk dengan bahan-bahan yang
digunakan untuk pembuatan bedak padat tersebut dan melihat kelapangan
atau masyarakat yang menggunakan produk tersebut apabila keadaannya
12

mengacu pada hal yang membahayakan perusahaan misalnya masyarakat


banyak yang menganggap bedak padat tersebut berbahaya sehingga didemo
keberadaannya, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh seorang PR
adalah membuat sebuah perencanaan.
2. Planning
Menyusun rancangan hal hal apa saja yang harus dilakukan oleh
seorang PR, setelah PR mendapatkan bukti dan fakta bahwa produk
perusahaan tidak mengandung bahan pewarna pakaian yang berbahaya untuk
kulit,rencana pertama yang akan dilakukan adalah konferensi pers yaitu
dengan mengundang para wartawan, kemudian membawa ahli labor dan
dokter kulit yang telah menyelidiki komposisi dari bahan pembuatan bedak
tersebut dan PR sebagai perwakilan atau juru bicara dari perusahaan,
kemudian mengadakan acara bazar di mal dan didalamnya diadakan uji coba
pembuktian bedak yang berbahaya dengan yang aman dan juga memberikan
hadiah bagi pembeli bedak tersebut. Perusahaan pegeon akan mengadakan
talk show dengan mengundang artis icon dan mengundang badan pom,
dokter kulit. membuat berita melalui media cetak mengenai perbaikan citra
dari produk, membuat iklan yang mengandung unsur pembuktian bahwa
bahan-bahan pembuatan bedak ini adalah alami dan tentunya juga harus
menarik dengan memperhatikan komposisi warna dan icon atau artis yang
menjadi talent dalam iklan tersebut.
3. Comunicating
PR akan membagikan tugas kapada karyawan yang memiliki keahlian
pada tugasnya masing masing agar rancangan yang telah disusun berjalan
dengan baik misalnya membagi tugas untuk acara even siapa saja yang
mengatur lokasi, bintang tamu dan sebagainya, kemudian yang merancang
berita di media cetak agar terlihat lebih menarik dan tugas lainnya .Setelah
semua hal-hal sudah di atur dengan baik, PR beserta karyawan lain yang ikut
serta membantu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya langsung
melakukan tindakan dan terjun ke lapangan untuk merealisasikannya.
Tentunya setiap kegiatan ini juga kami bekerja sama dengan pihak media
agar setiap kegiatan kami di beritakan sehingga perusahaan kami membaik
imagenya. Tentunya hal ini juga diawali dengan hubungan yang baik antara
PR dengan para wartawan atau pers .Dalam pelaksanaan kegiatan seorang PR
13

perusahan yang memegang andil besar bagi kegiatan yang akan dilaksanakan
ini maka PR harus mengontrol segala kegiatan yang dilakukan agar
meminimalisir kesalahan dan meluruskan segala sesuatu yang melenceng dari
jalur yang telah disepakati atau ditentukan . Tujuan lainnya yaitu agar segala
kegiatan berjalan sesuai rencana sehingga target atau tujuan yang diinginkan
bisa tercapai dengan baik karena pada dasarnya yang merancang kegiatan ini
adalah seorang PR, maka PR itu juga yang harus mengawasi agar sesuai
track/perencanaan awal.
4. Evaluating
Setelah selesai kagiatan tersebut seorang PR perusahaan pegeon akan
mengevaluasi seluruh kegiatan tersebut apakah berjalan sesuai rencana
,lancar dan memenuhi target yang diinginkan sehingga kedepannya
diperlukan modifikasi atau tidak.dan tidak lupa setelah kegiatan ini PR juga
harus memantau segala pemberitaan yang berkembang di publik melalui
media massa maupun media elektronik.
BAB 3 : PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Public relation adalah sebuah fungsi kepemimpinan dan manajemen yang
membantu pencapaian tujuan sebuah organisasi, membantu mendefinisikan filosofi,
serta memfasilitasi perubahan organisasi. Public relations merupakan fungsi
manajemen untuk mencapai target tertentu yang sebelumnya harus mempunyai
program kerja yang jelas dan rinci, mencari fakta, merencanakan,
mengkomunikasikan, hingga mengevaluasi hasil-hasil apa yang telah dicapainya.
Sejarah perkembangan public relations di Indonesia secara konsepsional
terjadi pada tahun 1950-an. Kala itu berdiri organisasi humas pertama kali di
perusahaan perminyakan negara ( Pertamina). Kemudian pada tahun 1954, secara
resmi humas diterapkan pada jajaran kepolisian. Dilanjutkan di berbagai instansi
pemerintah dan perusahaan swasta pada tahun 1970-an.
Manajemen public relations merupakan penerapan fungsi-fungsi dasar
manajemen dalam kegiatan public relations. Prakitisi public relations akan sangat
membutuhkan fungsi-fungsi tersebut dalam membuat suatu konsep dan
mengimplikasinya yang berkaitan dengan tugasnya.
3.2 Saran
Tim penyusun makalah berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila terdapat suatu kesalahan kami berharap kritik dan saran agar
makalah ini menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

1. Lattimore D, Baskin O, Heiman ST, Toth EL. Public Relations. Jakarta:


Salemba Humanika; 2010.

2. Abdurrachman O. Dasar-Dasar Public Relations Bandung: Penerbitan PT.


Citra Aditya Bakti; 2001.

3. Kusunastuti F. Dasar-Dasar Humas Jakarta: Ghalia Indonesia; 2001.

4. Ruslan R. Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsepsi


dan Aplikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada; 2010.

You might also like