You are on page 1of 4

Penatalaksanaan Diabetes Melitus

1. Pengaturan Makan
Pengaturan makan pada DM tipe 2 adalah untuk membantu penderita
memperbaiki kebiasaan gizi agar mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik
yang ditujukan pada pengendalian glukosa, lipid, dan tekanan darah. Yang
terpenting dalam perencanaan makan adalah kebutuhan kalori dengan prinsip
tidak ada diet khusus diabetes dan tidak ada bahan makanan yang tidak boleh
dikonsumsi (yang terpenting adalah jumlah kalori yang dibutuhkan masing-
masing individu).
Perencanaan makanan :
- Makanan dianjurkan seimbang dengan kebutuhan energi dari karbohidrat
sebesar 45-65%, protein sebesar 10-15% dan lemak 20-25%
- Prinsip:
Anjuran makan seimbang seperti anjuran makan sehat pada umumnya
Tidak ada makanan yang dilarang, hanya dibatasi sesuai dengan kebutuhan
kalori (tidak berlebih)
Menu sama dengan menu keluarga
Teratur dalam 3J : Jumlah energi yang dibutuhkan, Jenis makanan yang
dianjurkan/dihindari, dan Jadwal pemberian makan
- Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT)
Rumus : IMT= BB (kg)
TB (m)2
BB kurang : < 18,5 kg/m2
BB normal : 18,5 22,9 kg/m2
BB lebih : 23 24,9 kg/m2
Obesitas I : 25 29,9 kg/m2
Obesitas II : 30 kg/m2

- Status Gizi
Tentukan Berat Badan Ideal (BBI) :
BBI= (TB-100)x90%
BB kurang : < 90% BBI
BB normal : 90 110% BBI
BB lebih : 110 120% BBI
Obesitas : > 120% BBI

- Penetuan Jumlah Kebutuhan Kalori


Kebutuhan kalori basal menurut rumus Brocha adalah :
Laki-laki : BBI (kg) x 30 kal
Perempuan : BBI (kg) x 25 kal

Penambahan faktor aktivitas


Aktivitas ringan : + 10 20% kebutuhan kalori basal
Aktivitas sedang : + 20 30% kebutuhan kalori basal
Aktivitas berat : + 40 50% kebutuhan kalori basal

Koreksi Usia
40 59 tahun : kurangi 5% kebutuhan kalori basal
60 69 tahun : kurangi 10% kebutuhan kalori basal
>70 tahun : kurangi 20% kebutuhan kalori basal

Penyesuaian lainnya
BB lebih : kurangi 20-30% kebutuhan kalori basal (tergantung
derajat obesitasnya)
BB kurang : tambahkan 20-30% kebutuhan kalori basal
Stress dan infeksi : tambahkan 10-40% kebutuhan kalori basal (tergantung
ringan beratnya penyakit)
Kehamilan trimester I dan II : tambahkan 300 kal
Kehamilan timester III dan menyusui : tambahkan 500 kal

Jadi Total kebutuhan kalori per hari = Kebutuhan kalori basal + faktor aktivitas
koreksi usia (tambah atau kurangi
sesuai keadaan pasien DM)

- Jenis makanan
Makanan yang dianjurkan untuk penderita DM adalah makanan sumber
karbohidrat polisakarida karena makanan tersebut membutuhkan waktu yang
lama untuk diabsorbsi. Makanan yang perlu dihindari atau dikurangi adalah
makanan dengan indeks glikemik yang tinggi.

- Jadwal Pemberian makan


Disarankan porsi terbagi ( 3 besar dan 3 kecil):
Pada penderia DM diberikan makan setiap 3 jam dengan 6x pemberian
makan.
Makan pagi : 20% dari total kebutuhan kalori
Selingan makan pagi : 10% dari total kebutuhan kalori
Makan siang : 25% dari total kebutuhan kalori
Selingan makan siang : 10% dari total kebutuhan kalori
Makan malam : 25% dari total kebutuhan kalori
Selingan makan malam : 10% dari total kebutuhan kalori
Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya hipoglikemi dan fluktuasi
gula dalam darah.

2. Olahraga
Penyusunan program latihan bagi penderita DM sangat individual sesuai
dengan kondisi penyakitnya sehingga latihan teratur dan terus menerus dan berada
di bawah pengawasan tenaga medis dapat bermanfaat untuk menurunkan kadar
gula darah, memperbaiki kontrol diabetes, meningkatkan fungsi jantung dan
pernapasan, menurunkan berat badan dan meningkatkan kualitas hidup. Olahraga
pada penderita harus direncanakan secara benar karena jika tidak, bisa
menyebabkan keadaan hipoglikemi dan hiperglikemi yang memperburuk kontrol
diabetesnya.
Program olahraga bagi penderita DM :
- Jenis olahraga
Jenis olahraga yang dipilih adalah untuk menyegarkan sistem
kardiovaskular seperti jantung, pembuluh darah, pernapasan dan sirkulasi darah,
juga untuk kekuatan, kelenturan, kelincahan. Oleh karena itu program latihan yang
diharuskan untuk penderita DM adalah sesuai degan kebutuhannya yaitu :
1. Continue :
Latihan harus berkesinambungan dan dilakukan secara rutin.
2. Rythical :
Latihan yang dipilih harus berirama yaitu otot-otot berkontraksi dan relaksasi
secara teratur, contoh jalan kaki, jogging, berenang, bersepeda, dan
mendayung.
3. Interval :
Latihan dilakukan selang seling antara gerak cepat dan lambat, contoh jalan
cepat diselingi jalan lambat, jogging diselingi jalan, dll.
4. Progressive
Latihan dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan dan intensitas ringan
sampai sedang hingga mencapai 30-60 menit.
Sasaran denyut nadi rata-rata = 75-85% dari maksimum denyut nadi,
maksimum denyut nadi rata-rata= 220-umur
5. Endurance
Latihan daya tahan untuk meningkatkan kemampuan kardiorespirasi, contoh
jogging, jalan, berenang, dan bersepeda.

- Dosis/takaran olahraga
Aktivitas fisik yang dilakukan harus memenuhi dosis karena bia kurang
tidak akan bermanfaat. Dosis olahraga meliputi :
1. Intensitas
Menunjukkan kerasnya melakukan latihan, dikontrol dengan pemantauan
denyut nadi atau jantung. Peningkatan intensitas didasarkan pada umur,
keadaan kesehatan, kebugaran tingkat awal, adaptasi latihan dan dampak
terhadap kontrol gula darah.
2. Lama
Lamanya latihan yang dianjurkan adalah 20-30 menit dalam zona latihan. Jika
intensitas tinggi makan lamanya latihan dapat lebih pendek atau sebaliknya.
3. Frekuensi
Latihan paling sedikit dilakukan 3x dalam seminggu. Latihan tiap hari tidak
dianjurkan karena dapat menurunkan kondisi fisik dan mental.

Sumber :
1. Buku penuntun yang potokopi itu
2. Direktorat Pengendalian Penyakit tidak Menular. 2008. Pedoman Teknis
Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI

You might also like