You are on page 1of 19

C.

SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN)


1. Pengertian
Surat kredit berdokumen atau L/C adalah jasa bank yang diberikan kepada
masyarakat untuk memperlancar pelayanan arus barang, baik arus barang dalam
negeri (antar pulau) atau arus barang keluar negeri (ekspor-impor).
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau sering disebut L/C local,
adalah instrument yang dikeluarkan oleh bank (Issuing Bank), atas permintaan
Applicant (buyer/pembeli) yang berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang
kepada penerima atau Beneficiary (atau penjual/seller) apabila Issuing Bank
menerima dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN. SKBDN dipergunakan
untuk mendukung transaksi perdagangan di dalam negeri. Bank besar di
Indonesia seperti Bank Mandiri, dapat melayani kebutuhan baik dari sisi Pembeli
(Buyer) maupun Penjual (Seller).
Surat Kredit Berdokumen Dalam Negri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai
Letter of Credit (L/C) Dalam Negri adalah setiap janji tertulis berdasarkan
permintaan tertulis pemohon yang mengikat Bank Pembuka untuk :
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya,atau mengaksep dan
membayar wesel yang ditarik oleh penerima, atau
b. Memberi kuasa kepada Bank lain untuk melakukan pembayaran kepada
penerima, mengaksep dan membayar wesel-wesel yang ditarik oleh penerima,
atau
c. Memberi kuasa kepada Bank lain untuk menegoisasi wesel yang ditarik oleh
penerima,atas penyerahan dokumen,sepanjang persyaratan dalam SKBDN
dipenuhi.
Dalam pelaksanaan SKBDN, pelakunya yaitu bank, pemohon L/C, dan penerima
harus berada didalam negeri, sedangkan satuan nilai yang diperlukan dapat
berupa mata uang rupiah maupun mata uang asing yang mempunyai catatan kurs
pada Bank Indonesia. L/C ini hanya dapat diterbitkan dalam bentuk irrevocable,
artinya L/C tersebut tidak dapat dibatalkan atau ditarik kembali dan atau tidak
dapat diubah jika tidak ada persetujuan dari bank pembuka (bank yang
menerbitkan SKBDN atas permintaan pemohon). Sementara itu pemohon yang
dimaksud dalam hal ini adalah orang atau badan hukum yang memohon untuk
membuka SKBDN pada bank dan yang dimaksud penerima adalah orang atau

1
badan hukum yang disebut dalam wesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya
yang terkait dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak menerima
pembayaran.
Dalam penerbitan L/C dalam negeri, bank dapat menetapkan sendiri besarnya
jaminan dan atau setoran tunai dengan mempertimbangkan bonafiditas pemohon.
Penerbitan L/C dalam negeri ini dengan syarat pembayaran dilakukan dimuka
(red clause), menyebutkan persyaratan pembayaran atas unjuk (sight) atau
ekspektasi (acceptance) atau negosiasi dan bank harus menetapkan setoran tunai
yang memadai dengan memperhatikan besarnya uang muka yang ditarik. Hal ini
dilakukan karena pada akhirnya sebagai pihak tertarik wesel dalam rangka
SKBDN adalah bank. Dalam pelaksanaan dari L/C ini bank hanya
berurusan/berkepentingan dengan dokumen, bukan dengan barang.

2. Mekanisme sederhana transaksi dengan SKBDN

Keterangan :

1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan


dengan syarat pembayaran menggunakan SKBDN.

2
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing Bank sebesar nilai kontrak.
3. Issuing Bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama
pemohon telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN
telah dibuka.
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui
perusahaan pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan
kepada pihak pembeli.
7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa
barang telah diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi
pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank
pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit
SKBDN untuk segera dipenuhi.
11. Bank pembayar melalui bank penerbit membebankan kepada pihak applicant
untuk memenuhi seluruh setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN
dimaksud telah efektif.
13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary.

3. Tujuan penerbitan SKBDN


Maksud dari bank menerbitkan L/C dalam negeri dalah untuk :
a. Memberikan jaminan secara tertulis yang berlandaskan hukum
b. Melakukan pembayaran kepada pihak penjual barang
c. Mengaksep atau menegoisasi wesel-wesel yang ditarik oleh si penjual
d. Memberikan kuasa kepada bank lain melakukan pembayaran,mengaksep,atau
menegoisasi wesel-wesel.

4. Manfaat SKBDN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penerbitan SKBDN yaitu :

3
a. Sebagai sarana untuk memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri.
b. Penerima jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin
melalaikan kewajiban karena perima jaminan akan mendapat ganti rugi
(Pembayaran) dari bank.
c. Memperlancar arus pengadaan barang-barang di dalam negeri dari satu tempat
ke tampat lainnya baik antar pulau,antar kota,atau antar pihak-pihak dalam
satu kota.
d. Pengiriman barang lebih terjamin
e. Sebagai alternatif fasilitas pembiayaan
f. Bank melayani anda atau pengusaha yang berorientasi ekspor dalam
meberikan fasilitas SKBDN baik untuk penerbitan maupun penerimaan
SKDBN.

5. Para pelaku SKBDN


Pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dalam negeri adalah:
a. Pembeli barang ( pembuka L/C dalam negeri ), orang atau badan hukum yang
memohon untuk membuka SKBDN pada bank
b. Bank penerbit L/C dalam negeri (issuing bank), bank yang menerbitkan
SKBDN kepada pembeli atau pembuka L/C dalam negeri
c. Bank pembayar (negotiating bank), bank yang melakukan pembayaran kepada
penerima atas penyerahan dokumen yang telah disyaratkan dalam SKBDN
d. Penjual barang (beneficiery), orang atau badan hukum yang disebut dalam
wesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait derngan SKBDN
tersebut sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran
e. Perusahaan pengangkutan (ekspedisi)

6. Syarat-syarat dan ketentuan penerbitan / pembukaan SKBDN


Adapun syarat-syarat pembukaan SKBDN adalah sebagai berikut :
a. Memiliki plafon atau line pembukaan SKBDN
b. Mengisi formulir pembukaan SKBDN dan memenuhi syarat-syarat umum
pembukaan SKBDN
Adapun ketentuan atau cara penerapan SK Bank Indonesia tentang L/C lokal

4
a. Dalam SKBDN harus dicantumkan secara jelas judul Surat Kredit
Berdukumen Dalam Negeri.
b. Setiap penerbitan SKBDN dan perubahannya harus tuntuk pada ketentuan
dalam surat keputusan ini dan bank harus mencantumkan dalam SKBDN
pernyataan bahwa SKBDN ini tunduk pada surat keputusan direksi bank
Indonesia nomor 29/150/KEP/DIR tanggal 31 desember 1996.

7. Bentuk dan sifat SKBDN


a. SKBDN dapat diterbitkan dalam rupiah atau valuta asing yang ada dalam
daftar kurs Bank Indonesia.
b. SKBDN hanya dapat diterbitkan dengan kondisi tidak dapat diubah dan atau
ditarik kembali atau dibatalkan tanpa persetujuan dari bank pembuka, bank
perkonfirmasi dan penerima .
c. Jangka waktu DKBDN ditetapkan sesuai kesepakatan antara pemohon, dan
bank pembuka.
d. Jangka waktu penundaan pembayaran SKBDN ditetapkan sesuai kesepakatan
pemohon dan bank pembuka.

8. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pemohon SKBDN


Bank hanya dapat menerima permohonan penerbitan SKBDN apabila pemohon :
a. Mengajukan permohonan secra tertulis dilakukan oleh pemohon sendiri atau
kuasanya
b. Menyebutkan nama jelas dan alamat penerima
c. Tercantum nilai SKBDN
d. Mensyaratkan pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi
e. Mencantumkan rincian dokumen-dokumen yang harus dipenuhi dalam
mencairkan L/C, seperti dokumen B/L atau dokumen-dokumen lain yang
dibutuhkan
f. Mencantumkan tanggal batas waktu berakhirnya pengajuan dokumen-
dokumen yang diperlukan
g. Menentukan tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk,
akseptasi dan negosiasi
h. Mencantumkan tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN

5
i. Menjelaskan uraian barang
j. Menetukan tanggal batas waktu pengiriman berakhir
k. Menentukan cara penerbitan SKBDN, dengan surat, teleks atau dengan sarana
lainnya
l. Menjelaskan tempat tujuan barang
m. Membuat pernyataan tunjuk pada syarat-syarat umum bank untuk penerbitan
SKBDN
n. Mencantumkan dapat atau tidak dapatnya SKBDN dialihkan (transferable),
jika dapat dialihkan hanya berlaku satu kali pengalihan, baik secara sebagian
atau seluruhnya.

9. Dokumen-dokumen L/C yang dibutuhkan


Transaksi perdagangan tidak akan jalan hanya mengandalkan L/C belaka . Untuk
memperoleh atau menyelesaikan dalam hal yang berhubungan dengan L/C
diperlukan dokumen-dokumen penunjang lainnya. Dokumen-dokumen ini
mempunyai adil besar dalam proses penyelesaian L/C .
Adapun dokumen-dokumen L/C yang dibutuhkan meliputi :
a. Bill of loading (B/L)
B/L atu sering disebut konosemen yang mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Sebagai bukti tanda pengiriman
2) Sebagai bukti kontrak pengangkutan dan penyerahan barang
3) Sebagai bukti pemilikan/dokumen pemilikan barang
b. Draft/wesel
Merupakan perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis yang ditujukan
oleh seseorang yang menariknya dan mengharuskan orang yang dialamatkan
atau sitertarik untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu yang telah
ditentukan untuk membyar sejumlah uang kepada orang yang ditunjuk atau
kepada si pemegang wesel. Wesel dapat dipindah tangankan atau
diperjualbelikan kepada pihak lain.
c. Faktur (invoice)
Merupakan daftar perincian harga dari barang-barang yang dikeluarkan oleh
penjual atas suatu transaksi sebagai tanda bukti transaksi dan dapat juga
dijadikan sebagai alat tagihan

6
d. Asuransi
Merupakan perusahaan yang akan menangggung dan mengganti terhadap
kerugian yang akan dialami para eksportir apabila terjadi kehilangan atau
kerusakan barangnya. Perusahaan asuransi biasanya menanggung
pengangkutan baik melalui darat,laut maupun udara
e. Daftar pengepakang (packing list)
Merupakan daftar uraian barang-barang yang dimasukkan dalam peti
(container).
f. Sertificat of origin
Merupankan surat keterangan asal barang yang diekspor

g. Sertificat on inspaction
Merupakan surat keterangan pemeriksan tentang keadaan barang-barang yang
dibuat oleh independen surveyor.

10. Jenis-jenis SKBDN


Ditinjau dari segi pembiayaan , L/C dalam negri dapat dibagi menjadi 3 bagian
yaitu :
a. Sight L/C
1) L/C dengan setoran jaminan 100%
2) L/C dengan setoran jaminan kurang dari 100%
b. Usance L/C
1) L/C dengan pembayaran secara berjangka dengan wesel
c. Red Clause L/C
1) Pembayaran dapat dilakukan dimuka

11. Akuntansi L/C


Akuntansi L/C
Pembukuan di Bank Penerbit

Ilustrasi L/C
PT. ABC, yang berencana membeli barang P pada PT. XYZ di Surabaya,
mengajukan sight L/C pada bank Gunadarma senilai Rp 300 juta. PT ABC

7
melakukan setoran dengan dana yang diambil dari Rek. Gironya senilai Rp 240
juta. Biaya yang harus ditanggung PT ABC adalah biaya komisi dan ongkos
kirim masing-masing senilai Rp. 180.000 dan Rp 25.000,-. Sementara itu sisanya
dibayarkan pada saat terjadi penagihan.

Akuntansi L/C

Sight L/C (jaminan kurang dari 100%)

Pada saat Penerbitan :

D : Kas Rp. 205.000

D : Giro PT ABC Rp. 240.000.000

K : Setoran Jaminan Sight L/C Rp. 240.000.000

K : Pendapatan Komisi Penerbitan Rp. 180.000

K : Pendapatan Ongkos Kirim Rp. 25.000

Pada saat Penyelesaian :

Dibebankan provisi kredit sebesar Rp. 2.500.000 ditambah dengan biaya biaya
materai dan lain-lain Rp. 100.000. maka Bank Gunadarma akan membukukan :

D : Giro PT. ABC Rp. 62.600.000

D : Setoran Jaminan Sight L/C Rp. 240.000.000

K : RAK Cabang Rp. 300.000.000

K : Pendapatan Provisi Kredit Rp. 2.500.000

K : Pendapatan Lainnya Rp. 100.000

Akuntansi L/C
Pembukuan di Bank Pembayar

a. Pembayaran Atas Sight L/C Dalam Negeri

8
1) Bank sebagai Bank pembayar penuh atas L/C yang telah diterbitkan
oleh Bank sendiri

Bank Penerbit Bank pembayar


L/C DN
L/C DN

Beneficiary

Contoh:

Bank Omega cabang Surabaya menerima wesel sight L/C dalam negeri
yang telah diterbitkan oleh bank Omega-cab. Jakarta sebesar Rp.
250.000.000 untuk dibayarkan kepada PT. PU. Bank Omega Surabaya
memungut komisi negosiasi wesel sebesar Rp. 50.000. Penerimaan hasil
wesel dikehendaki untuk keuntungan rekening giro PT. PMU. Oleh bank
Omega cab. Surabaya akan dibukukan sbb:

D : RAK Rp. 250.000.000

K : Giro PT. XYZ Rp. 249.950.000

K : Pend. Komisi Negosiasi Rp. 50.000

2) Bank sebagai Bank Penyambung Konfirmasi atas L/C yang telah


diterbitkan Oleh Bank Sendiri untuk dibayarkan oleh Bank Lain

Bank Penerbit Bank pembayar


L/C DN
L/C DN

Bank Lain Sbg Bank


Pembayar

Beneficiary

9
Contoh:
Bank Omega Cab. Surabaya menerima perintah dari Bank Omega Cab.
Jakarta untuk meneruskan Sight L/C dalam negeri sebesar Rp. 120.000.000
yang telah diterbitkan dan ditunjukkan kepada PT. DSK nasabah bank ABC
cab. Surabaya. Untuk meneruskan L/C ini, bank Omega Surabaya
memungut komisi sebesar Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 15.000 oleh
Bank Omega Cab. Surabaya akan dibukukan sbb:

D: RAK- Cab. Jakarta Rp. 120.125.000

K: Pedpt. Komisi Rp. 75.000

K: Pendpt. Ongkos Rp. 50.000

K: Kliring Rp. 120.125.000

Pada saat kliring diterima:

D: Kliring Rp. 120.000.000

K: BI Giro Rp. 120.000.000

3) Bank sebagai Cab. Pembayar atas sight L/C yang telah diterbitkan oleh
bank lain

Cabang Bank Pembayar


Penagih L/C DN

Bank Penerbit L/C


DN Beneficiary

Contoh:

Bank Omega cab. Jakarta menerima wesel sight dalam negeri yang

10
diterbitkan oleh Bank ABC Bandung senilai Rp. 175.000.000. Hasil
wesel, setelah dikurangi dengan sejumlah komisi dan ongkos-ongkos
lainnya, hendak dibukukan untuk keuntungan rekening giro Tn. KTC yang
merupakan nasabah bank Omega cab. Jakarta. Pada saat bank Omega
Jakarta menerima wesel atas unjuk ini akan diambil alih dan dibukukan
dengan ayat jurnal sbb:

K: Rek. Administratif Wesel

Atas unjuk sight L/C Dn

Yg diinkasokan . Rp. 175.000.000

Setelah itu Bank Omega cab. Jakarta menyerahkan warkat ke Bank Omega
cab. Bandung untuk diinkasokan kepada Bank ABC Bandung.

Setelah dinyatakan berhasil , oleh bank Omega Jakarta membebankan


komisi sebesar Rp. 80.000.000 dan ongkos Rp. 25.000 dan akan dibukukan
sbb:

D: RAK Bandung Rp. 175.000.000

K: Pendpt. Komisi Rp. 80.000

K: Pendpt. Ongkos Rp. 25.000

K: Giro - Rek. Tn. KTC Rp. 174.895.000

D: Rek. Administratif

Wesel atas unjuk sight L/C

Yang diinkasokan Rp. 175.000.000

Dibank Omega cab. Bandung (Cab. Penagih) akan dibukukan dengan ayat
jurnal sbb:

D: BI . Rp. 175.000.000

K: RAK Jakarta Rp. 175.000.000

11
PEMBAYARAN ATAS USANCE L/C DALAM NEGERI YANG
DITERBITKAN OLEH BANK SENDIRI

a. Pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo


Contoh:
Bank Omega Surabaya menerima pengunjukkan wesel usance L/C atas
nama PT. PHP sebesar Rp. 500.000.000. pada saat menerima wesel tsb, oleh
bank Omega ca. Surabaya akan dibukukan ayat jurnal sbb:

Saat menerima wesel sebelum jatuh waktu.


K: Rek. Administratif
Wesel usance L/C DN
Yg belum jatuh tempo Rp. 500.000.000

Saat pembayaran kepada beneficiary pada saat jatuh tempo

Bank Omega Surabaya mebebankan PT. PHP sejumlah komisi sebesar


Rp.100.000 dan ogkos Rp. 25.000, kemudian hasilnya dikreditkan kedlm rek.
PT. PHP. Oleh Bank Omega Surabaya akan dibukukan sbb;

D: RAK Cab. Jakarta .. Rp. 500.000.000

K: Giro Rek. Tn. PHP . Rp. 499.875.000

K: Pendpt. Komisi . Rp. 100.000

K: Pendpt. Ongkos Rp. 25.000

D: Rek. Administratif Wesel Usance L/C DN

Yang belum jatuh tempo Rp. 500.000.000

b. Pembayaran dilakukan sebelum tanggal jatuh waktu


Contoh:
Bank Omega Bandung menerima wesel unjuk usance L/C DN atas nama

12
PT. NTR sebesar Rp. 225.000.000 yg telah diterbitkan Bank Omega Jakarta
dan tgl jatuh tempo sebulan kemudian. PT. NTR butuh uang dan ia hendak
mecairkannya sekarang. Untuk hal tsb, Bank Omega Bandung
membeankannya dengan diskonto sebesar 21% pa., ditambah dengan komisi
negsiasi sebesar Rp. 75.000 dan ongkos sebesar Rp. 25.000.
Pada saat pembayaran kpd PT. NTR untuk keuntungan rek. Gironya, oleh
Bank Omega cab. Bandung dibukukan dalam ayat jurnal administrative sbb;

K: Rek. Administratif
Usance DN yg belum jatuh tempo Rp. 225.000.000

Karena wesel erjangka belum jatuh tempo, maka harus dibukukan dalam rek.
Efektif yg akan mempengaruhi besarnya aktiva dalam neraca. Rekening ini
akan bersaldo nihil apabila wesel berjangka tersebut atuh tempo.
D: Wesel Usance L/C DN yg didiskonto Rp. 225.000.000
K: Giro Rek. PT. NTR Rp. 220.962.500
K: pendpt. Yg diterima dimuka
Diskonto wesel usance L/C DN Rp. 3.937.500
K; pendpt. Komisi negosiasi L/C DN Rp. 75.000
K: Pendpt. Ongkos Rp. 25.000
Diskonto : 1/12*21%*Rp. 225.000.000 = Rp. 3.937.500

Pada saat jatuh tempo

D: Pendpt. Yg diterima dimuka

Diskonto wesel Usance L/C DN .. Rp. 3.937.500

K: Pendpt. Diskonto wesel Usance L/C DN Rp. 3.937.500

Seluruh rek. Administrative dan rek. Lainnya yg berkaitan dengan


pembayaran wesel berjangka tsb harus dinihilkan karena transaksi sudah
selesai. Oleh bank Omega bandung akan dibukukan :

D: Rek. Adm wesel usance L/C DN


Yang belum jatuh tempo . Rp. 225.000.000

13
D: RAK. Cab. Jakarta Rp. 225.000.000

K: Wesel Usance L/C DN yg didiskonto Rp. 225.000.000

Pembukuan di Bank Omega Jakarta akan mengajui adanya hub. Antar kantor
dengan cab. Pembayar, dalam hal ini cab. Bandung.

Ayat jurnal yg dibuat oleh cab. Bandung sbb:

D: Setoran Jaminan Usance L/C DN

Rek. PT. NTR Rp. 225.000.000

K: RAK cab. Bandung Rp. 225.000.000

PEMBAYARAN ATAS RED CLAUSE L/C

Contoh:

Bank Omega cab. Surabaya menerima wesel atas unjuk Red Clause L/C atas
nama P.T. ST senilai Rp. 75.000.000 yang telah diterbitkan Bank Omega Jakarta
atas perintah PT. ABD. PT. ST hendak mencairkan hasil L/C dimuka untuk
keuntungan rek. Gironya. Untuk hal tersebut, Bank Omega Surabaya
membebankannya dengan komisi Rp. 50.000 dan ongkos sebesar Rp. 25.000 oleh
bank omega cab. Surabaya akan dibukukan sbb:

D: RAK cab. Jakarta Rp. 75.000.000

K: Giro Rek. Pt. SJT Rp. 74.925.000

K: Pendpt. Komisi Rp. 50.000

K: Pendpt. Ongkos Rp. 25.000

Oleh bank Omega Jakarta akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb:

D: Setoran jaminan Red Clause L/C DN

Rek. PT. ABD . Rp. 75.000.000

K: RAK cab. Bandung . Rp. 75.000.000

14
12. Peranan dan kewajiban bank dalam menangani dokumen SKBDN
Peranan bank umum dalam penerbitan dan penyelesaian SKBDN tidak terlepas
pada jenis-jenis dokumen yang telah disepakati antara pemohon/pembeli dengan
penjual senagai persyaratan SKBDN, bank tidak memeriksa terhadap fisik barang
maupun dokumen yang tidak diisyaratkan dalam SKBDN dan bank akan
mengembalikan dokumen tersebut kepada penjual/pengirimnya ataupun kepada
pihak yang berkepentingan tanpa bertanggung jawab apapun. Bank mempunyai
tanggung jawab dalam jangka waktu maksimal 7 hari kerja perbankan (setelah
tanggal penerimaan dokumen) untuk memeriksa dengan seksama semua
dokumen yang diisyaratkan dalam SKBDN, untuk memastikan kesesuaian antara
dokumen dengan persyaratan dan kondisi SKBDN dan berkewajiban untuk
memberitahukan kepada pengirim apakah dokumen tersebut diterima atau
ditolak.
Bank akan melakukan penolakan terhadap dokumen yang penyerahannya
melewati batas waktu berakhirnya SKBDN. Untuk batas waktu penyerahan
dokumen pengangkutan dalam SKBDN dilakukan perhitungan yaitu dari tanggal
penerbitan dokumen pengangkutan bukan dari tanggal penyerahan dokumen
tersebut. Namun apabila dokumen pengapalan tersebut tidak mencantumkan
batas waktu penyerahan, maka bank akan menolak dokumen yang diajukan lewat
dari 21 hari kalender setelah tanggal penerbitan dokumen pengangkutan (SK
Bank Indonesia No. 38/kep/Dir/1994, pasal 15)
Adapun kewajiban bank dalam SKBDN yaitu, dengan menerbitkannya SKBDN
oleh suatu bank umum, maka SKBDN merupakan jaminan yang pasti dari bank
pembuka sepanjang dokumen-dokumen yang diisyaratkan (disebutkan secara
tepat dokumen-dokumen yang menjadi dasar pelaksanaan pembayaran, akseptasi
atau negosiasi) diserahkan kepada bank tertunjuk atau kepada bank pembuka.

13. Prosedur Transaksi SKBDN


a. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga
terjadi kesepakatan
b. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (bank
pembuka L/C )
c. Setelah L/C dalam negeri dibuka, oleh bank pembuka L/C segera memberitahu

15
kepada bank pembayar bahwa L/C dalam negeri telah dibuka dan agar
disampaikan kepada sipenjual barang
d. Penjual barang mendapatkan pemberitahuan dari bank pembayar bahwa
pembeli telah membuka L/C. Barang dagangan sudah dapat segera Dikirim.
disini penjual barang meneliti apakah L/C terjadi perubahan dari syarat yang
telah disetujui semula
e. Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan angkutan
lainnya untuk mengirim barang-barang ketempat tujuan pembeli barang.
Maskapai pengangkutan melakukan perintah dari penjual.
f. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa
barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan sertifaid of
receipts atau konosemen (B/L) yang harus diserahkan kepada perusahaan
pengangkutan untuk diteruskan kepada bank pembayar dan penjual (pemberi
perintah untuk mengirim barang). Hal ini dilakukan setelah pemeriksaan
kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh sipembeli.
g. Atas dasar konosemen (B/L) atau sertifaid of receipts , Penjual segera
menghubungi bank pembayar dengan menunjukkan dokumen L/C dan surat
pengantar dokumen disertai dengan wesel yang berfungsi sebagai penyerahan
dokumendan penagihan pembayaran kepada bank pembayar.
h. Bank pembayar setelah menerima dokumen dari penjual segera menghubungi
bank pembuka L/C. Oleh bank pembuka L/C dalam negeri segera
memberitahu penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan-
perhitungannya kepada pembeli
i. Pembeli menerima dokumen dari bank pembuka L/C
j. Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya tas jual beli tersebut kepada
bank pembuka L/C
k. Bank pembuka L/C memberi konfirmasi ( penegasan) penerimaan dokumen
dan sekaligus memberitahukan bahwa pembeli telah melakukan pembayaran
dengan demikian memberi izin kepada bank pembayar untuk melakukan
pembayaran kepada penjual. Semua arsip disimpan.
l. Oleh bank pembayar akan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan
diskonto atas perhitungan wesel.

16
D. SAFE DEPOSIT BOX
1. Pengertian
Safe Deposit Box atau kotak simpan aman adalah fasilitas pengaman barang
berharga dalam bentuk kotak yang disediakan oleh suatu bank untuk kepentingan
nasabahnya. Kotak tersebut hanya dapat dibuka oleh bank dan nasabah secara
bersama-sama.
Contoh : perhiasan, surat surat berharga
Keamanan barang-barang berharga tersebut akan terjamin oleh perbankan karena
untuk membuka setiap kotak penyimpanan diperlukan dua kunci, yaitu :
a. Kunci 1 dipegang oleh Bank
b. Kunci 2 dipegang oleh penitip barang atau pihak penyewa
Untuk membuka kotak penyimpanan tersebut, tidak semua karyawan Bank dapat
melakukannya akan tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang telah ditunjuk
oleh pihak Bank. SDB merupakan transaksi jasa perbankan yang memberikan
pendapatan bagi Bank dimana besar kecilnya pendapatan tergantung pada
lamanya sewa.
Biaya penyimpanan SDB terdiri atas:
a. Biaya sewa
b. Setoran jaminan kunci SDB, ini diperlukan karena untuk mengganti bila kunci
kotak penyimpanan tersebut hilang namun bila sampai selesai penyimpanan
barang berharga ternyata kunci tidak hilang maka setoran jaminan kunci akan
dikembalikan kepada yang berhak ( penitip barang ).

2. Manfaat SDB
a. Memberikan keamanan dan kenyamanan
b. Menyimpan semua barang-barang berharga

3. Fasilitas Safe Deposito Box


a. Dilengkapi dengan teknologi
b. Tersedia dalam beberapa ukuran
c. Pembayaran sewa Safe Deposito Box langsung 3 tahun
d. Diberikan bebas sewa 1 tahun tanpa bayar

17
4. Persyaratan dan ketentuan Safe Deposit Box
a. Diperuntukan bagi perorangan dan badan usaha
b. Memiliki rekening
c. Mengisi biodata yang diperlukan oleh Bank

5. Akuntansi Safe Deposit Box


a. Pada saat penerimaan sewa
D: Giro
K: Sewa SDB diterima dimuka
K: Setoran Jaminan Kunci SDB

b. Pada saat berakhirnya sewa


D: Setoran Jaminan Kunci SDB
K: Giro

Contoh soal:

Pada tanggal 1 Juli 2003 Bank Mitra Niaga Semarang menerima permohonan
seorang nasabah bernama Sheika untuk menyimpan barang dan surat berharga
miliknya. Untuk itu, dia menyerahkan setoran jaminan sebesar Rp. 1.500.000,-
secara tunai dan membayar sewa diterima dimuka sebesar Rp. 2.400.000,- untuk
sewa 6 bulan kedepan atas beban Giro Sheika. Masa sewa akan jatuh tempo pada
tanggal 31 Desember 2003.

Jurnal Bank Mitra Niaga Semarang:

1 Juli 2003

D: Kas Rp. 1.500.000,-

D: Giro-SheikaRp. 2.400.000,-

K: Setoran jaminan kunci SDB Rp. 1.500.000,-

K: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka. Rp. 2.400.000,-

18
31 Juli s/d 30 November 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB . Rp. 400.000,-

Dan jurnal pada saat jatuh tempo:

31 Desember 2003

D: Pendapatan sewa SDB diterima dimuka. Rp. 400.000,-

K: Pendapatan sewa SDB.. Rp. 400.000,-

D: Setoran jaminan SDB. Rp. 1.500.000,-

K: Giro-SheikaRp. 1.500.000,-

* Jurnal tanggal 31 Juli s/d 31 Desember 2003 adalah jurnal amortisasi terhadap
pendapatan sewa SDB diterima dimuka.

* Khusus tanggal 31 Desember 2003, disamping jurnal amortisasi juga menjurnal


pelimpahan setoran jaminan yang telah jatuh tempo dengan mengkredit ke
rekening Giro Sheika.

Bila pada akhir periode, ternyata sewa kunci yang dipegang Sheika hilang maka
setoran jaminan tidak akan dikembalikan, namun menjadi hak Bank sebagai
pengganti kunci yang hilang.

Dan jurnalnya sebagai berikut:

31 Desember 2003

D: Setoran jaminan SDB . Rp. 1.500.000,-

K: Inventaris kantorRp. 1.500.000,-

19

You might also like