Professional Documents
Culture Documents
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMK Citra Bangsa
Mata Pelajaran : Sistem Kontrol Terprogram
Kelas/Semester : XI/3
Pertemuan ke : 1 dan 2
Materi Pokok : Dasar Logika dan Digital
(1) Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan: bilangan decimal,
biner, octal, heksadesimal.
(2) Gerbang logika dasar, Rangkaian Kombinasi dan Teorema Aljabar
Boolean.
Alokasi Waktu : 2 X 3 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk
memecahkan masalah.
KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menyadari sempurnanya konsep Tuhan tentang benda-benda dengan fenomenanya untuk
dipergunakan sebagai aturan dalam melaksanakan pekerjaan di bidang kontrol terprogram
1.2 Mengamalkan nilai-nilai ajaran agama sebagai tuntunan dalam melaksanakan pekerjaan di
bidang kontrol terprogram
2.1 Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, teliti, kritis, rasa ingin tahu, inovatif dan tanggung
jawab dalam dalam melaksanakan pekerjaan di bidang kontrol terprogram.
2.2 Menghargai kerjasama, toleransi, damai, santun, demokratis, dalam menyelesaikan masalah
perbedaan konsep berpikirdalam melakukan tugas di bidang kontrol terprogram.
2.3 Menunjukkan sikap responsif, proaktif, konsisten, dan berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam melakukan
pekerjaan di bidang kontrol terprogram.
3.1 Mendeskripsikan system logika digital
4.1 Membuat Sirkit kendali digital
1
3.1.4 Menerapkan kaidah-kaidah aljabar boolean dalam perancangan rangkaian logika
3.1.5 Menerapkan kaidah-kaidah Karnaugh Map dalam perancangan rangkaian logika
3.1.6 Mengimplementasikan persamaan logika ke dalam rangkaian logika
3.1.7 Membuat gambar rangkaian gerbang tersebut dari persamaan gerbang logika
4.1.1 Mengoperasikan software proteus untuk menguji rangkaian logika
4.1.2 Menerapkan gambar rangkaian kedalam bentuk sirkit rangkaian
4.1.3 Menguji rangkaian melalui software proteus ISIS sesuai dengan tabel kebenaran
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik diharapkan dapat:
1. Mengkonversikan antar bilangan digital digital sesuai dengan materi secara jujur dan
tanggung jawab.
2. Menjelaskan karakteristik gerbang logika dasar digital sesuai dengan materi secara jujur dan
tanggung jawab.
3. Menjelaskan tahapan perancangan rangkaian logika digital sesuai dengan materi secara jujur
dan tanggung jawab.
4. Membuat tabel kebenaran sesuai karateristik rangkaian yang diinginkan dengan teliti, jujur,
dan tanggung jawab.
5. Membuat persamaan logika sesuai tabel kebenaran hasil penuangan karateristik rangkaian
yang diinginkan dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab.
6. Menerapkan kaidah-kaidah aljabar boolean dalam perancangan rangkaian sesuai persamaan
logika dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab.
7. Menerapkan kaidah-kaidah Karnaugh Map dalam perancangan rangkaian sesuai persamaan
logika dengan teliti, jujur, dan tanggung jawab.
8. Mengimpelentasikan persamaan logika kedalam bentuk rangkaian kendali digital melalui
diskusi jujur, teliti, dan tanggung jawab.
9. Membaca rangkaian kendali digital melalui kegiatan praktik dengan jujur, teliti, dan
tanggung jawab
10. Menguji rangkaian kendali digital melalui software proteus ISIS dengan jujur, teliti, disiplin
dan tanggung jawab melalui kegiatan praktik.
E. Materi Pembelajaran
Pertemuan I
1. Sistem Bilangan Digital
Pengertian
Sistem Digital adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengukur suatu nilai atau besaran yang
bersifat tetap atau tidak teratur dalam bentuk diskrit berupa digit digit atau angka angka
.Biasanya sebelum mempelajari lebih dalam tentang sistem digital pertama pasti kita akan
mempelajari yang namanya Sistem Bilangan. Sistem bilangan memiliki 4 macam yaitu Biner,
Oktal, Desimal, HexaDesimal.
Biner
Biner merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis dua dan hanya mempunyai 2 buah
simbol yaitu 0 dan 1. istem bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz
pada abad ke-17. Sistem bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis
digital. Dalam penulisan biasanya ditulis seperti berikut 1010012, 10012, 10102, dll.
Oktal
Oktal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis delapan dan memiliki 8 simbol yang
berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7). Dalam penulisan biasanya ditulis seperti berikut 23078, 23558, 1028,
dll.
Desimal
2
Desimal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis sepuluh dan memiliki 10 simbol
yang berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9). Desimal merupakan sistim bilangan yang biasa digunakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
HexaDesimal
HexaDesimal merupakan sebuah sistim bilangan yang berbasis 16 dan memiliki 16 simbol
yang berbeda (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F). Dalam penulisan biasanya ditulis seperti
berikut 2D8616, 12DA16, FA16, dll.
2. Konversi Bilangan
Konversi Bilangan digunakan untuk mengubah suatu bilangan dari suatu sistim bilangan
menjadi bilangan dalam sistim bilangan yang lain.
Biner
a. Biner ke Desimal
Cara mengubah bilangan Biner menjadi bilangan Desimal dengan mengalikan 2n dimana n
merupakan posisi bilangan yang dimulai dari angka 0 dan dihitung dari belakang.
Contoh : 1100012 diubah menjadi bilangan Desimal
1100012= ( 1 x 25 ) + ( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 ) + ( 0 x 22 ) + ( 0 x 21) + ( 1 x 20 )
= 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1 = 49
Jadi, 110012 = 49
b. Biner ke Oktal
Cara mengubah bilangan Biner menjadi bilangan Oktal dengan mengambil 3 digit
bilangan dari kanan.
Contoh : 111100110012 diubah menjadi bilangan Oktal menjadi
11 110 011 001 = 112 = 21 + 20 = 38
= 1102 = 22 + 21 = 68
= 0112 = 21 + 20 = 38
= 0012 = 20 =18
Jadi, 111100110012 = 36318
c. Biner ke HexaDesimal
Cara mengubah Biner menjadi bilangan HexaDesimal dengan mengambil 4 digit bilangan
dari kanan .
Contoh: 01001111010111002 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
0100 1111 0101 1100 = 01002 = 22 = 416
= 11112 = 23 + 22 + 21 + 20 = 15 - F16
= 01012 = 22 + 20 = 516
= 11002 = 23 + 22 = 12 - C16
Jadi, 01001111010111002 = 4F5C16
Oktal
a. Oktal ke Biner
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi Biner dengan menjadikan satu persatu angka
bilangan Oktal menjadi bilangan Biner dahulu kemudian di satukan. Untuk bilangan Oktal
haruslah memiliki 3 digit bilangan Biner sehingga jika hanya menghasilkan kurang dari 3
digit makan didepannya ditambahkan bilangan 0.
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan Biner
261 = 28 = 0102
= 68 = 1102
= 18 = 0012
Jadi, 2618 = 0101100012
b. Oktal ke Desimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan Desimal dengan mengubah bilangan
Oktal tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah menjadi bilangan
Desimal.
3
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan Desimal
Langkah 1 : mengubah ke bilangan Biner
261 = 28 = 0102
= 68 = 1102
= 18 = 0012
Jadi, 2618 = 0101100012
Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal
0101100012 = ( 0 x 28 ) + ( 1 x 27 ) + ( 0 x 26 ) + ( 1 x 25 ) +
( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 ) + ( 0 x 22 ) + ( 0 x 21 ) + ( 1 x 20 )
= 0 + 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1 = 177
Jadi, 2618 = 177
c. Oktal ke HexaDesimal
Cara mengubah bilangan Oktal menjadi bilangan HexaDesimal dengan mengubah
bilangan Oktal tersebut menjadi bilangan Biner terlebih dahulu baru kita ubah menjadi
bilangan Desimal. Lalu kita ubah lagi menjadi bilangan HexaDesimal.
Contoh : 2618 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
Langkah 1 : mengubah ke bilangan Biner
261 = 28 = 0102
= 68 = 1102
= 18 = 0012
Jadi, 2618 = 0101100012
Langkah 2 : mengubah bilangan Biner menjadi Desimal
0101100012 = ( 0 x 28 ) + ( 1 x 27 ) + ( 0 x 26 ) + ( 1 x 25 ) + ( 1 x 24 ) + ( 0 x 23 )
+ ( 0 x 22 ) + ( 0 x 21 ) + ( 1 x 20 )
= 0 + 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 0 + 0 + 1 = 177
Langkah 3 : mengubah bilangan Desimal menjadi HexaDesimal
177 kita bagi dengan 16 - 117:16 = 11 sisa 1
11 : 16 = 0 sisa 11 - B
dibaca dari bawah maka menjadi B1
Jadi 2618 = B116
Desimal
a. Desimal ke Biner
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi Biner yaitu dengan membagi bilangan Desimal
dengan angka 2 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 25 diubah menjadi bilangan Biner
25 : 2 = 12 sisa 1
12 : 2 = 6 sisa 0
6 : 2 = 3 sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa 1
maka ditulis 11001
Jadi 25 = 110012
b. Desimal ke Oktal
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi Oktal yaitu dengan membagi bilangan Desimal
dengan angka 8 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 80 diubah menjadi bilangan Oktal
80 : 8 = 10 sisa 0
10 : 8 = 1 sisa 2
1 : 8 = 0 sisa 1
maka ditulis 120
Jadi 80 = 1208
c. Desimal ke HexaDesimal
4
Cara mengubah bilangan Desimal menjadi HexaDesimal yaitu dengan membagi bilangan
Desimal dengan angka 16 dan tulis sisanya mulai dari bawah ke atas.
Contoh : 275 diubah menjadi bilangan HexaDesimal
275 : 16 = 17 sisa 3
17 : 16 = 1 sisa 1
1 : 16 = 0 sisa 1
maka ditulis 113
Jadi 275 = 11316
HexaDesimal
a. HexaDesimal ke Biner
Cara mengubah bilangan HexaDesimal menjadi Biner dengan menjadikan satu persatu
angka bilangan HexaDesimal menjadi bilangan Biner dahulu kemudian di satukan. Untuk
bilangan HexaDesimal haruslah memiliki 4 digit bilangan Biner sehingga jika hanya
menghasilkan kurang dari 4 digit makan didepannya ditambahkan bilangan 0.
Contoh : 4DA216 diubah menjadi bilangan Biner
4DA2 = 416 = 01002
= D16 = 11012
= A16 = 10102
= 216 = 00102
Jadi 4DA216 = 01001101101000102
b. HexaDesimal ke Desimal
Cara mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal dengan mengalikan 16n dimana n
merupakan posisi bilangan yang dimulai dari angka 0 dan dihitung dari belakang.
Contoh : 3C216 diubah menjadi bilangan Desimal
3C216 = ( 3 x 162 ) + ( C(12) x 161) + ( 2 x 160 )
= 768 + 192 + 2
= 962
Jadi 3C216 = 962
c. HexaDesimal ke Oktal
Cara mengubah bilangan HexaDesimal menjadi bilangan Oktal dengan mngubah bilangan
HexaDesimal tersebut menjadi bilangan Desimal terlebih dahulu baru kita ubah menjadi
bilangan Oktal.
Contoh : 3C216 diubah menjadi bilangan Oktal
Langkah 1: Mengubah bilangan HexaDesimal menjadi Desimal
3C216 = ( 3 x 162 ) + ( C(12) x 161) + ( 2 x 160 )
= 768 + 192 + 2
= 962
Langkah 2 : Mengubah bilangan Desimal menjadi Oktal
962 : 8 = 120 sisa 2
120 : 8 = 15 sisa 0
15 : 8 = 1 sisa 7
1 : 8 = 0 sisa 1
maka ditulis 1702
Jadi 3C216 = 17028
3. Dasar Operasi Logika
LOGIKA : Memberikan batasan yang pasti dari suatu keadaan, sehingga suatu keadaan tidak
dapat berada dalam dua ketentuan sekaligus.
Dalam logika dikenal aturan sbb:
- Suatu keadaan tidak dapat dalam keduanya benar dan salah sekaligus.
- Masing-masing adalah benar / salah.
- Suatu keadaan disebut benar bila tidak salah.
5
Dalam aljabar boolean keadaan ini ditunjukkan dengan dua konstanta : LOGIKA 1 dan 0.
Definisi dasar :
- Operasi invers
Operasi merubah logika 1 ke 0 X = X
Pengertian GERBANG (GATE) :
1. Rangkaian dengan satu atau lebih sinyal masukan tetapi hanya menghasilkan satu sinyal
keluaran.
2. Rangkaian digital (dua keadaan), karena sinyal masukan/ keluarannya hanya berupa tegangan
tinggi/low (1 atau 0).
3. Setiap keluarannya tergantung sepenuhnya pada sinyal yang diberikan pada masukan-
masukannya.
Jenis-jenis Gerbang Logika Dasar dan Simbolnya
Gerbang Logika AND
Operasi antara dua atau lebih variabel input (A,B)
Operasi ini akan menghasilkan logika 1, jika semua variabel input tersebut berlogika 1
Operasi logika OR
Operasi antara dua atau lebih variabel input (A,B)
Operasi ini akan menghasilkan logika 0, jika semua variabel input tersebut berlogika 0
Gerbang NOT
Gerbang ini akan menghasilkan keluaran yang berlawanan dengan masukannya
6
Gerbang NOR
Gerbang ini merupakan gabungan gerbang OR dan NOT. Keluarannya merupakan keluaran
gerbang OR yang di inverter.
Gerbang NAND
Gerbang ini merupakan gabungan gerbang AND dan NOT. Keluarannya merupakan keluaran
gerbang AND yang di inverter.
Gerbang EX-OR
Gerbang ini akan menghasilkan keluaran 1 jika jumlah masukan yang bernilai 1
berjumlah ganjil.
Gerbang EX-NOR
Gerbang ini akan menghasilkan keluaran 1 jika jumlah masukan yang bernilai 1
berjumlah genap / tidak ada sama sekali.
7
Rangkaian Listrik Gerbang EX-NOR
Rangkaian Kombinasi
Rangkaian Kombinasi merupakan rangkaian yang menggabungkan fungsi dari beberapa
gerbang dasar dan universal. Rangkaian kombinasi mengacu pada persamaan rangkaian dan sifat
tabel kebenaran output yang diinginkan. Perhatikan contoh berikut :
8
15 X + (X.Y) = X Absorption Law
Tiga Variabel (Three Variables)
16 X+(Y+Z) = (X+Y)+Z Associative Law
17 X.(Y.Z) = (X.Y).Z Associative Law
18 X.(Y+Z) = X.Y + X.Z Distributive Law
19 X + Y.Z = (X+Y) . Distributive Law
(X+Z)
20 (X+Y+Z) = X . Y . De Morgans Law
Z
21 (X.Y.Z) = X + Y + De Morgans Law
Z
Contoh 1 :
Jawaban
Rangkaian Pengganti
Penggunaan gerbang universal (NOR dan NAND) sering digunakan untuk menggantikan
fungsi suatu gerbang lain jika kita tidak menemukan gerbang tersebut di pasaran. Berdasarkan
teorema aljabar Boolean, penggunaan gerbang universal dapat menggantikan fungsi gerbang
lainnya. Berikut ini gambar penggunaan gerbang universal :
Fungsi gerbang NAND
NOT
AND
OR
NOT
9
AND
OR
Pertemuan II
Tahap 2 : Menerapkan kaidah-kaidah aljabar boolean dalam perancangan rangkaian logika Dari
hasil tabel kebenaran hanya output yang berlogik 1 yang dimasukkan pada rumus
U2 F
B AND
NOT
10
+5V DC
A
U1
R1
B U2 220
AND D1
LED-RED
NOT
R2 R3
2K2 2K2
11
5. Di bawah ini adalah toolbar yang sering digunakan untuk melakukan simulasi beserta
fungsinya.
Graph Mode (no. 7) digunakan untuk menampilkan berbagai bentuk sinyal digital maupun
analog dalam bentuk grafik, terdapat beberapa buah penampil grafik seperti gambar di bawah
ini.
12
Generator Mode (no. 8) digunakan sebagai penghasil (generator) sinyal DC, sinus, clock dan
beberapa sinyal lainnya seperti gambar di bawah ini.
Virtual Instruments Mode (no. 9) merupakan sebuah virtual instrumentasi yang biasanya
digunakan sebagai alat penampil bentuk gelombang, instrumentasi pengukuran dan lainnya,
seperti gambar di bawah ini.
2D Graphics Line Mode (no. 10) merupakan sebuah wire atau koneksi yang menghubungkan
antara komponen-komponen, dengan kata lain adalah kabel.
2D Graphics Text Mode (no. 11) digunakan untuk menampilkan text 2 dimensi.Untuk memilih
atau memunculkan komponen anda harus menekan tombol P.
6. Setelah mengklik icon component mode, klik icon P
8. Cari komponen yang diperlukan dengan mengetik di kolom keyword Seperti Resistor
13
9. Setelah itu akan otomatis banyak pilihan komponen . seperti gambar di bawah ini :
10. Pilih komponen yang ingin digunakan . dan setelah itu klik OK
11. Susun tata letak komponen dengan mengkelik nama komponen dan klik ke lembar kerja
dengan posisi yang di inginkan
12. Selanjutnya pasang kabel dengan mengklik kaki komponen
13. Setelah semua selesai, silahkan uji coba dengan klik icon play .
Berikut adalah toolbar untuk menjalankan simulasi (berada disebelah kiri bawah):
14
F. Pendekatan/Model/Metode
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode pembelajaran : Ceramah Interaktif, Demonstrasi, Tanya Jawab, Diskusi,
Penugasan
15
Guru memberikan orientasi masalah tentang rangkaian
kombinasi untuk diperoleh persamaannya dengan metode
yang telah dipelajari
Fase 3: Data collection (pengumpulan data/mencoba)
Peserta didik menghitung konversi bilangan digital
berdasarkan aturan konversi.
Peserta didik menggambarkan rangkaaian kombinasi
dengan mengunakan teorema aljabar Boolean
(Mengumpulkan informasi/ mencoba).
Fase 4: Data Proccessing (pengolahan data)
Peserta didik menuliskan kembali aturan-aturan konversi
bilangan untuk dapat menentukan hasil nilai konversi.
(Mengasosiasi/menalar)
Secara berkelompok peserta mendiskusikan permasalahan
yang diajukan dan menuliskan kembali kaidah teorema
aljabar Boolean dan diterapkan pada rangkaian-rangkaian
kombinasi untuk dapat menentukan persamaannya.
(Mengasosiasi/menalar)
Fase 5: Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)
Setelah kegiatan diskusi selesai, setiap kelompok secara
bergiliran menyerahkan hasil diskusi kelompoknya.
(Mengkomunikasikan)
Siswa mencermati penguatan yang diberikan oleh guru.
Penutup Refleksi pembelajaran 10 menit
Guru merefleksikan hasil belajar pada
Kehidupan seharihari.
Penarikan kesimpulan
Guru menstimulus siswa agar berani menyampaikan
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
Penyampaian materi di pertemuan selanjutnya
Guru menjelaskan gambaran singkat materi yang akan
dipelajari berikutnya
Piket kelas
Guru memberikan instruksi mengenai pembersihan kelas
atau piket
Doa penutup dan salam
Guru memimpin doa dan salam
H. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Alat dan Bahan
1. Laptop/PC Dekstop
2. LCD projector, Powerpoint.
3. Whiteboard dan Boardmaker
Sumber Pembelajaran
1. Teknik Digital, Lukas Willa.
2. Mengenal Teknik Digital, Deddy Rusmadi.
3. Rangkaian Digital, Muchlas.
4. Data Sheet Komponen
5. Buku referensi dan artikel yang sesuai
16
I. Penilaian
TEKNIK PENILAIAN
PELAJARAN : SISTEM KONTROL TERPROGRAM
KELAS : XI
Nama : ADE CITRA KURNIA MELATI PUTRI
Nilai akhir sikap diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.
17
Kategori nilai sikap:
a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 4
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 3
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 2
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir
2. PENILAIAN PENGETAHUAN
Kompetensi Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal
Dasar
3.1 Mengkonversik Sistem, Tes Tulis Sistem, operasi,
Mendeskripsikan an bilangan operasi, konversi dan
system logika digital (Biner, konversi dan kode/sandi
Oktal, Desimal,
digital kode/sandi bilangan
dan Heksa
Desimal bilangan decimal dan
Menggunakan decimal dan biner.
pola dasar biner. Sistem, operasi,
logika pada Sistem, konversi dan
setiap bilangan operasi, kode/sandi
digital meliputi konversi dan bilangan octal
penjumlahan
kode/sandi dan
dan
penjumlahan bilangan octal heksadesimal.
exlusive dan Gerbang logika
Mengetahui heksadesimal. dasar, Rangkaian
karakteristik Gerbang logika Kombinasi,
gerbang logika dasar, aljabar Boolean.
dasar (AND, Rangkaian
OR, NOT, Kombinasi,
NAND, NOR, aljabar
EX-OR, dan Boolean.
EX-NOR)
Menuangkan
watak/karakteri
stik ke dalam
tabel kebenaran
Menerapkan
kaidah-kaidah
aljabar boolean
dalam
perancangan
rangkaian
logika
Mengimplemen
tasikan
persamaan
logika ke dalam
rangkaian
logika
Membuat
gambar
rangkaian
18
gerbang
tersebut dari
persamaan
gerbang logika
19
1) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan decimal dan biner
lengkap dengan benar skor 4
2) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan decimal dan biner
cukup dengan benar skor 3
3) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan decimal dan biner
dengan benar skor 2
4) Jika salah jawabannya skor 1
b. Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan octal dan heksadesimal.
1) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan octal dan
heksadesimal. lengkap dengan benar skor 4
2) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan octal dan
heksadesimal. cukup dengan benar skor 3
3) Jika menjawab Sistem, operasi, konversi dan kode/sandi bilangan octal dan
heksadesimal. dengan benar skor 2
4) Jika menjawab salah skor 1
c. Gerbang logika dasar, Rangkaian Kombinasi, aljabar Boolean.
1) Jika menjawab Gerbang logika dasar, Rangkaian Kombinasi, aljabar Boolean lengkap
dengan benar skor 4
1) Jika menjawab Gerbang logika dasar, Rangkaian Kombinasi, aljabar Boolean cukup
dengan benar skor 3
2) Jika menjawab Gerbang logika dasar, Rangkaian Kombinasi, aljabar Boolean dengan
benar skor 2
3) Jika menjawab salah skor 1
3. PENILAIAN KETERAMPILAN
No Nama Aspek yang dinilai Nilai Hasil Predik Kriteri
Siswa/ Strukt Tampila Ketera Progra Akhi Konver at a
Kelompok ur n mpilan m r si
Gamba Gambar mengg
r Blok unaka
n
progra
m
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Nilai akhir keterampilan diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) dari keempat
aspek sikap di atas.
Kriteria nilai keterampilan:
a. Sangat baik (SB) jika memperoleh nilai akhir 4
b. Baik (B) jika memperoleh nilai akhir 3
c. Cukup (C) jika memperoleh nilai akhir 2
d. Kurang jika (D) memperoleh nilai akhir 1
20
Drs. Ahmad Rifan Fauzy Ade Citra Kurnia Melati Putri, S.Pd
NIP : 140534123456 NIP : 140534600160
21