Professional Documents
Culture Documents
29 Oktober 2017
P: Pewawancara
N: Narasumber
N: Kerja di PT Haksara
P: Jadi ini terkait dengan kepuasan peserta JKN dalam menggunakan kartu BPJS Kesehatannya
N: Iya
N: InsyaAllah
P: Jadi ini Bapak. Apakah mengetahui tentang Program Jaminan Kesehatan Nasional? Mungkin
bisa dijelaskan
N: Saya tahu
N: Dari media cetak, media elektronik, dari media sosial, dari masyarakat
P: Apakah Bapak setuju dnegan program JKN ini? Dan apa alasannya?
N: Sebenarnya saya merasa apa yah? Antara setuju dan tidak setuju
N: Sebenarnya saya tidak setuju dengan program JKN. Hmm.. apa yah? Tidak perlu ada program-
program seperti ini kalau mau memperbaiki sektor kesehatan di Indonesia. Karena menurut
saya memang tanggung jawab pemerintah untuk mengakomodir semua lapisan masyarakat
khususnya sektor kesehatan, makanya menurut saya tidak perlu dijadikan program bukan
sebuah keharusan.
N: Selain daripada itu menurut saya karena selama ini di lapangan saya lihat masih banyak
masyarakat yang tidak tercover dengan JKN, belum lagi di wilayah implementasinya, antrian
yang panjan, dokumen yang ribet, dan apa yah...masih banyak menurut saya kekurangan,
terkadang lebih penting administrasi dibanding kemanusiaan, padahal kan kemanusiaan lebih
penting.
P : Ini Pak dari mahasiswa UGM mau wawancara terkait kepuasan pasien dalam penggunaan
kartu BPJS
N : Iya silahkan
N : Saya Suryawinarwan
N : Iya silahkan
P : Jadi pertanyaan pertama itu bapak mengetahui program JKN Pak? Mungkin bida dijelaskan
sedikit Pak
N : Iya saya tahu program JKN, yang BPJS BPJS itu, iya saya tahu
N : dari media cetak, elektronik, media sosial, dari BPJS sendiri yang bersosialisasi. Banyakk
P : Yah
N : Begitu
P : oh, iya. Jadi ini bapak kan sudah setuju berarti dengan program JKN? Karena sudah termasuk
pesertanya Pak
P : Kenapa Pak?
N : Saya tidak setuju karena di kantor aturannya begitu yah mau gimana lagi mba?
N : yah
P : Tapi dalam penggunaannya bapak masih gunakan kalau misalnya ke pelayanan kesehatan
N : Iya saya gunakan daripada mubassir.. begitu. Gaji setiap bulan dipotong
N : Soalnya kita harus ambil rujukan dulu di faskes awal, kan baru ke rumah sakit- rumah sakit.
Terus ketika masuk di rumah sakit. Ehh belum masih di faskes awal, antrinya panjang sekali
toh
P : Hmm...
N : biasanya sampai 4-3 jam, terus diperiksa yah setengah jam paling lama malah Cuma 15
menit. Paling lama iya
N : Ketika masuk di faskesnya, rumah sakitnya, apa namanya itu antrinya itu lebih gila lagi biasa
dari subuh sampai jam 10. Jam 10 baru dokternya datang. Belum lagi kita harus izin ke kantor
dari. Padahal itu kan buang-buang waktu saja, ketika diperiksa 15 menit selesai dikasi obat,
juga dengan obat-obat generik
N : Iya
P : Tapi kan yang memberik pelayanan kan rumah sakit Pak. Itu gimana?
N : Iya betul rumah sakit yang memberikan pelayanan, tapi terkadang juga dibedakan yang saya
liat yang umum sama BPJS kan. Perlakuannya yang umum mungkin terkadang karena mereka
membayar lebih
N : Saya liat terkadang, teman saya yang umum cepat dilayani, yang BPJS lama. Belum lagi
dokumen-dokumen yang meribetkan
P : Oh Begitu jadi sebenarnya bapak ini tidak setuju dengan JKN tapi termasuk peserta JKN Pak
yah?
N : Iya iya
P : Terus, bapak Tahu prosedur dan alur pelayanan peserta JKN bagaimana?
P : Bertanya sama?
N : Sama pihak rumah sakit sama pihak kantor yang menurus JKN saya. Dari pihak HRD
P : dari awal memang belum ada gambaran bagaimana prosedurnya, nanti pas baru mau
menggunakan baru bertanya
N : Iya, terkadang gambaran awal banyak kan dari awal saya bilang dapat dari media cetak,
media elektronik, media sosial. Tapi Cuma kan harus dijelaskan juga
P : Sudah sering juga yah Pak. Terus dari 5 itu memang pelayanannya belum semua maksimal
N : Belum
N : Itu sebelum saya masuk JKN kan saya mandiri toh, yahh lebih cepat prosesnya, tidak terlalu
antri, mungkin karena begitu. Apa yang tadi kepada perbedaan pelayanan. Begitu
P : Terus nanti kalau dari segi biaya bagaimana Pak? Kalau misalnya jika kita tidak BPJS kan
bayarnya lebih mahal
N : Kan hukum ekonomi juga berlaku toh, semakin bagus yah semakin bagus juga kualitasnya,
semakin murah yah semakin pas2an kondisi pelayanannya kan begitu
N : Wah rugi dong, saya sudah bayar, gaji dipotong tiap bulan tapi masa tidak dipakai. Mubasir
P : Terus menurut bapak, prosedur yang menggunakan BPJS itu apakah sulit atau mudah
digunakan atau bagaimana?
N : Saya tidak melihat dari perspektif saja mba. Saya lihat dari kacamata orang-orang yang
berasal daerah, mereka tidak mampu mengakses media baik cepat maupun elektronik dengan
baik sehingga saya lihat mereka sangat kerepotan, kecuali mereka yang melek teknologi dan
orang kantoran secara kantoran mungkin masih merasa
N : Maksudnya?
P : Yang berjenjang, yang harus minta di puskesmas dulu terus ke rumah sakit
N : Itu menurut saya yang ribet karena harus panjang prosedurnya. Bagaimana dengan orang-
orang yang apa sih? Yang dari daerah itu lebih ribet lagi
P : Yah Terus dari... dalam pemberian pelayanan dari dokter itu berpengaruh tidak kalau Bapak
sebagai BPJS atau tidak. Bagaimana?
N : Hmm...
P : atau misalnya perawatnya. Apakah merasa dibedakan, kalau Bapak sebagai BPJS atau tidak.
Atau jangan-jangan pengalaman Bapak yang kurang mengenakkan itu dari rumah sakitnya
bukan karena bapak BPJS begitu.
N : hm... menurut saya tidak terlepas. Karena bagaiamanapun mereka dalam satu sistem. Bisa
saja hal itu tapi saya melihatnya mereka satu sistem. Kalaupun begitu harus ada integrasi
kalau dianggap bahwa rumah sakit yang bermasalah atau BPJS
N :
P :
N :
P :
N :
P :