Professional Documents
Culture Documents
(SAP)
Waktu : 1 x 20 menit
1. Tujuan
menjelaskan kembali :
1) Pengertian TBC
2. Materi
1) Pengertian TBC
4) Pengobatan TBC
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
a. Media
2) Flip chart
3) Liflet
b. Sumber
1) Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC
2) Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6.
Jakarta: EGC
3) Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC
5) Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
6) Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media
Aesculapius
7) Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2001. Buku Ajar Ilmu
5. Kegiatan Penyuluhan
6. Evaluasi
7. Pernyataan Lisan :
b. Keluarga dan pasien mengetahui dan memahami bagaimana proses penularan TBC.
c. Keluarga mahami dan mengetahui bagaimana gejala gejala yang ditimbulkan dari
penyakit TBC
d. Keluarga dan pasien mengetahui cara pencegahan yang tepat dan benar terhadap
penyakit TBC
e. Keluarga dan pasien mengetahui dan memahami bagaimana proses pengobatan TBC
f. Keluarga dan pasien mengetahui dan memahami apa akibat ketidak patuhan untuk
pengobatan TBC.
TBC
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara
khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit
ini bersifat menahun dan dapat menular dari penderita kepada orang lain (Santa, dkk, 2009).
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
dibandingkan bagian lain dari tubuh manusia, sehingga selama ini kasus tuberkulosis yang
sering terjadi di Indonesia adalah kasus tuberkulosis paru/TB Paru (Indriani et al., 2005).
Penyakit tuberculosis biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mycobacterium Tubercolosis yang dilepaskan pada saat penderita batuk. Selain manusia,
satwa juga dapat terinfeksi dan menularkan penyakit tuberkulosis kepada manusia melalui
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru
Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya, termasuk meningens, ginjal,
tulang, dan nodus limfe. (Suzanne C. Smeltzer & Brenda G. Bare, 2002 ).
B. Gejala TBC
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada
kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
1. Gejala sistemik/umum
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam
2. Gejala khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas melemah
b. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada
suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada
d. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau
diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif.
Pada anak usia 3 bulan 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru
serologi/darah.
Sumber penularan adalah dahak penderita TBC yang mengandung kuman TBC. TBC
menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara dan percikan dahaknya
yang mengandung kuman TBC melayang-layang di udara dan terhirup oleh oranglain.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri
Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-
anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering
masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama
pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh
darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar
getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu
paru-paru.
1. Tahap pencegahan
Berkaitan dengan perjalanan alamiah dan peranan Agent, Host dan Lingkungan
dari TBC, maka tahapan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain :
a. Pencegahan Primer
Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif,
Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang meliputi ; (1) Imunisasi
Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah dengan
angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai
proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan, (2)
Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan
b. Pencegahan Sekunder
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus
TBC yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan.
Kontrol pasien dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern
kemoterapi spesifik, walau terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga.
Metode tidak langsung dapat dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC
sebagai pusat, sehingga pengobatan dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan
tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga penting untuk seleksi dari petunjuk
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC,
dengan imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol
c. Pencegahan Tersier
Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara
psikis, rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien,
d. Pengobatan
Pengobatan dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap awal (intensif) dan tahap
lanjutan. Lama pengobatan 6-8 bulan, tergantung berat ringannya penyakit. Penderita
harus minum obat secara lengkap dan teratur sesuai jadwal berobat sampai
dinyatakan sembuh. Dilakukan tiga kali pemeriksaan ulang dahak untuk mengetahui
Prinsip dari memberikan obat TB, diberikan dalam bentuk kombinasi dari
beberapa jenis, dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua
kuman dapat dibunuh. pengobatan TBC diberikan dalam 2 tahap yaitu : 1. Tahap
Intensif Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah
terjadi resistensi basil TB (basil menjadi kebal dan lebih kuat) sehingga pengobatan
Pada orang dewasa yang dicurigai menderita TB, akan dilakukan pemeriksaan
Dari dahak-dahak tersebut akan dilakukan pemeriksaan BTA (basil tahan asam) di
laboratorium untuk diwarnai dan dilihat dengan mikroskop apakah terdapat kuman
TB atau tidak. Apabila ditemukan kuman TB, maka dipastikan orang dewasa tersebut
menderita penyakit TB dan harus diobati. Pasien TB dengan adanya kuman TB dalam
Setelah dilakukan pemeriksaan dahak dan seseorang dinyatakan sakit TB, maka
Tuberkulosis (OAT) yang diberikan dalam bentuk paket (Kombipak atau FDC) di
OAT paket tersebut (yang obatnya berwarna merah) harus ditelan setiap hari pada
tahap awal selama 2 bulan (56 hari) dengan dosis perharinya disesuaikan dengan
berat badan pasien saat itu. Pasien TB dan PMO biasanya dianjurkan untuk
melakukan kontrol rutin setiap 2 pekan sekali, untuk dipantau perkembangan hasil
pengobatannya serta pemberian OAT untuk 2 pekan yang akan datang. Apabila ada
keluhan efek samping OAT (seperti gatal dan mual), maka pasien harus
menyampaikan kepada petugas kesehatan saat kontrol agar dapat diberikan obat
mengatasi efek samping tersebut, serta OAT jangan diberhentikan sendiri dan tetap
Dalam 2 bulan pengobatan TB, biasanya keluhan yang dialami oleh pasien TB
seperti batuk berdahak, sesak, kurang nafsu makan dan keringat malam akan
berkurang sekali bahkan hilang. Namun, tetap diingatkan bahwa pasien TB harus
kesehatan.
Satu pekan sebelum tahap awal selesai, kepada pasien TB akan dilakukan
apakah kuman TB nya masih ada atau sudah tidak ada. Apabila hasilnya
menunjukkan kuman TB nya sudah tidak ada, maka pengobatan TB dengan OAT
paket akan dilanjutkan ke tahap lanjutan selama 4 bulan (112 hari) dengan obatnya
yang berwarna kuning dan harus ditelan dalam 3 hari / pekan (biasanya pada hari
Kontrol tetap dilakukan rutin setiap 2 pekan sekali. Satu bulan sebelum selesai
laboratorium sebanyak 2 kali untuk dilihat apakah kuman TB nya tetap tidak ada.
Apabila hasilnya menunjukkan kuman TB nya tetap tidak ada, maka pengobatan TB
dilanjutkan sampai tuntas. Pada akhir tahap lanjutan (1 pekan sebelum pengobatan
bulan keenam), untuk memastikan kembali kuman TB tetap tidak ada, pasien TB
akan diperiksa kembali dahaknya di laboratorium sebanyak 2 kali. Dan apabila hasil
pemeriksaan dahaknya ternyata tetap tidak ditemukan kuman TB nya, maka pasien
biasanya pasien TB merasa bosan dalam minum OAT serta merasa sudah enakan
walaupun baru berobat selama 1-2 bulan, maka diberlakukan untuk setiap pasien TB
yang berobat harus didampingi oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO) yang
dipilih oleh tenaga medis dan pasien. Di mana PMO ini bertugas memastikan
penderita minum OAT setiap hari dan kontrol secara rutin ke Puskesmas atau sarana
kesehatan lainnya, sehingga TB nya bisa sembuh. Cara minum obat TBC yaitu :
4. Minum semua tablet pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini untuk
Hampir semua penyakit TBC bisa disembuhkan. Hal yang perlu diperhatikan adalah penderita
harus meminum obat TBC yang diberikan secara teratur, sesuai dengan jadwal selama rentang
masa pengobatan. Pada umumnya penderita akan memperoleh 4 jenis tablet di awal
pengobatan.
E. Akibat ketidakpatuhan minum obat
Kuman TBC akan kebal terhadap obat yang dimakan, pengobatan akan diulang
dari awal, dan bahkan pengobatan yang dilakukan dari awal akan lebih lama dari yang
sebelumnyalebih dari 6 bulan dan bahkan efek samping obat yang diminum lebih besar
F. Peran Keluarga
Observed Treatment Short-Course), yaitu pengawasan minum obat yang dilakukan oleh
orang terdekat pasien. Pengawas minum obat ini mendapatkan pembimbingan tentang
aturan minum obat dan menjaga pasien tidak lalai. Sistem DOTS ini sudah dilakukan di
Peran keluarga dan orang terdekat sangat penting sebagai PMO (pengawas minum