You are on page 1of 17

Tugas

BOTANI TUMBUHAN RENDAH


PYRROPHYTA (GANGGANG API)

OLEH
KELOMPOK XII

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah swt. Yang senantiasa memberi petunjuk
serta melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Meskipun saya menyadari
masih banyak kesalahan yang terdapat dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Selama penulisan karya tulis ilmiah ini penulis banyak mengalami
hambatan dan tantangan dan dengan kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak
penulis dapat menyelesaikannya dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati saya sampaikan banyak terimah kasih kepada Dosen Mata Kuliah
Botani Tumbuhan Rendah yang telah memberikan pengetahuan, arahan dan
tugas yang berupa sebuah karya tulis ilmiah.
Karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan, karenanya kritik dan saran
sangat diharapkan demi perbaikan tulisan-tulisan berikutnya. Semoga karya tulis
ini bermanfaat bagi pembaca sekalian,

Kendari, Oktober 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3
A. Deskripsi Pyrrophyta 3
B. Klasifikasi Pyrrophyta 5
C. Cara Reproduksi Pyrrophyta 7
D. Peranan Pyrrophyta 9

BAB III PENUTUP 10


A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Semakin berkembangnya pengetahuan mengenai struktur sel, telah
menimbulkan keraguan para ahli biologi pengertiannya yang mengatakan
bahwa organismee di bumi terdiri dari tumbuhan dan hewan. Hasil penelitian
menunjukkan ada beberapa organismee yang tidak dapat digolongkan sebagai
kelompok tumbuhan atau hewan.
Klasifikasi mahkluk hidup yang membagi organisme di bumi menjadi
dua kingdom besar yaitu kingdom animalia dan kingdom plantae dirasa terlalu
sederhana, karena tidak memberikan tempat kepada organisme sederhana yang
tidak termasuk dala kedua kingdom tersebut. Banyak penelitian yang telah
dilakukan oleh para ilmuwan untuk mengklasifikasi kembali organisme yang
ada di bumi. Penelitian tersebut menghasilkan berbagai macam sistem
klasifikasi.
Berbagai sistem klasifikasi telah dikemukakan pengelompokan tersebut
bervariasi sebagai contoh antara lain Margulis & Schwarz (1982) membagi
organisme menjadi 4 kategori yaitu Monera, Fungi, Protista, dan Plantae.
Trainor (1978) menyatakan bahwa semua organisme eukariotik yang
sederhana tergolong dalam Protista.
Kingdom Protista meruupakan salah satu kingdom yang kebanyakan
hidup di perairan, baik di perairan tawar maupun perairan laut. Kingdom
Protista di bagi menjadi tiga kelompok, yaitu Protista mirip jamur, Protista
mirip hewan, dan Protista mirip tumbuhan. Anggota protista mirip tumbuhan
adalah alga. Berdasarkan dominasi pigmennya alga dikelompokkan menjadi
Chlorophyta, Phaeophyta, Crysophyta, Euglenophyta, Rhodophyta,
Bacillariophyta, dan Dynoflagellata.
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau Dynoflagellata
merupakan protista yang hidup di laut atau air tawar, dikelompokkan sebagai
protista autotrof oleh adanya klorofil a dan c , tetapi tidak mempunyai klorofil
b pigmen xantophil yang khas yaitu peridinin, neoperidinin, dinoxanthin dan

1
neodinoxanthin) dan b karoten yang memberikan warna coklat atau warna
coklat emas. Cadangan makanan berbentuk tepung atau minyak.
Kebanyakan anggota divisi ini disebut dinoflagelata, yakni mencakup
berbagai spesies yang uniseluler, motil, beberapa tanpa membungkus tetapi
sebagian besar dilengkapi dengan dinding sel. Ciri yang utama ialah adanya
celah dan alur sebelah luar, masing masing mengandung satu bulu cambuk
dengan satu alur melintang dan seluruhnya melingkupi selnya, yang satu lagi
membujur dan hanya meluas sepanjang satu sisi. Dinding sel, bilamana ada,
acap kali dibagi bagi menjadi lempengan selulose poligonal, yang
bersambungan sangat rapat. Beberapa plastid, yang berisi klorofil dan pigmen
coklat kekuning kuningan tersimpan di dalam sel. Cara perkembangbiakan
yang umum ialah pembelahan sel. Dinoflagelata terutama hidup di dalam air
laut meskipun beberapa spesies terdapat dalam air tawar, kadang kadang
dalam jumlah besar. Sejumlah dinoflagelata marine bersama dengan binatang
laut yang amat kecil, bersifat pendarfosfor dan memancarkan demikian
banyaknya cahaya sehingga sangat menyolok pada waktu malam, teristimewa
jika laut itu terganng. Dinoflagelata, bersama -sama diatom, sangat penting
perananya dalam ekonomi laut.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah ciri umum dan pengklasifikasian dari Pyrrophyta?
2. Bagaimanakah cara reproduksi dari Pyrrophyta ?
3. Apa saja fenomena yang terjadi dengan adanya Pyrrophyta?
C. Tujuan
1. Mengetahui ciri umum dan pengklasifikasian dari Pyrrophyta.
2. Mengetahui cara reproduksi dari Pyrrophyta.
3. Mengetahui fenomena terjadi dengan adanya Pyrrophyta.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pyrrophyta
Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga
uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam
hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut
juga Dynoflagellata (Yunani, dinos = berputar, flagel = cambuk) karena
memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel, memiliki dinding sel
berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur membujur
dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan
xantofil, serta dua flagela yang terletak di bagian samping atau ujung sel
sehingga dapat bergerak aktif.
Dynoflagellata merupakan komponen penting dari fitoplankton laut dan
air tawar. Terdapat sekitar 3000 spesies, masing-masing memiliki bentuk yang
khas. Bentuk dari masing-masing spesies, ditentukan oleh plat selulosa keras
yang terletak di bawah vesikel membran plasma. Dinofalgelata memiliki dua
cambuk ( flagela) yang dapat menghasilkan pergerakan memutar. Oleh karena
itu, filum ini diberi nama Dynoflagellata (Yunani, dino = pusaran air).
Telah diketahui 2000 dari 4000 spesies Dynoflagellata ( filum
Dinophyta). Sebagaian besar spesiesnya merupakan organisme uniseluler dan
ada yang membentuk koloni. Sel Dynoflagellata ditutupi oleh cangkang dari
selulosa, beberapa diantaranya juga mengandung silica yang memberikan
kekuatan terhadap cangkangnya. Sebagian besar Dynoflagellata merupakan
organisme fotosintetik dan memiliki pigmen klorofil a, klorofil c, dan
karotenoid. Keistimewaannya, karotenoid kuning-coklat, fucoxanthin, hanya
terdapat pada Dynoflagellata dan beberapa diantaranya pada beberapa
kelompok alga (diatom dan alga coklat). Akan tetapi, Dynoflagellata yang lain
ada yang tidak berwarna (atau bukan Dynoflagellata fotositetik) dan memakan
organisme lain untuk dijadikan makanan. Cadangan makanan pada
Dynoflagellata biasanya disimpan dalam bentuk minyak atau polisakarida.

3
Pyrrophyta atau Dynoflagellata memiliki alat gerak berupa flagel
sebanyak 2 buah, satu buah melingkar sedangkan satu lagi berada dibagian
posterior. Ada juga falgel yang terletak di bagian lateral. Bila flagel yang
melingkar bergerak, maka sel akan berputar dan bila flagel bagian posterior
yang bergerak maka sel akan maju.
Mempunyai bintik mata (stigma), berupa kumpulan butir lipid yang
mengandung pigmen karetinoid. Tubuh Dynoflagellata primitif pada umumnya
berbentuk ovoid tapi asimetri, mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan
longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang disebut sulcus dan memanjang ke
bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah transversal dan
ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau
bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle,
merupakan cincin yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus.
Flagellum transversal menyebabkan pergerakan rotasi dan pergerakan
kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan air ke arah
posterior.

Gambar struktur umum kelas Dinophyceae


Sel-sel dinophyta mengandung satu atau lebih kloroplas, sering (di mana
kloroplas tidak diduga menjadi endosimbion) berwarna coklat tua warna

4
sebagai konsekuensi dari sejumlah besar dari pigmen peridinin. Sebuah stigma
sering hadir dalam spesies motil dan zoospora. Inti dari Dynoflagellata yang
periculiar dalam mengandung kromosom yang tetap melingkar sepanjang
siklus nukleus, seperti pada prokariota yang kekurangan protein histon.
Sebagian besar Dynoflagellata hidup secara endosimbiosis di dalam
tubuh invertebrate laut lainnya seperti pada ubur-ubur, koral, dan hewan
moluska. Simbiosis pada Dynoflagellata dikarenakan kekurangan lapisan
selulosa dan flagel yang disebut zooxanthellae. Fotosistesis zooxanthellae
menyediakan karbohidrat untuk invertebrate yang ditempatinya.
Dynoflagellata lain yang tidak memiliki pigmen atau klorofil tidak dapat
melakukan fotosintesis didalam tubuh invertebrata yang ditempatinya,
sehingga Dynoflagellata yang demikian hidup dengan cara heterotrof maupun
parasit pada inang yang ditempati.

B. Klasifikasi Pyrrophyta
Dynoflagellata
Kelas: Dinophyceae dan Desmophyceae
Filum : Pyrrophyta atau Dynoflagellata
Berdasarkan letak flagella dan letak alur , pyrrophyta dibagi menjadi dua
kelas yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae. Pada umumnya hidup di laut
beberapa diantaranya hidup di air tawar.
Para dinophyta (pyrrophyta) sebagian besar adalah organismee
planktonik uniseluler, dengan dinding khas dilengkapi dengan alur-alur
longitudinal dan transversal. Meskipun ada ultra karakteristik umum struktural
untuk seluruh divisi, dua kelas telah diakui oleh sebagian orang,
Desmophyceae dan Dinophyceae. Desmophyceae terkenal karena memiliki
dinding sel yang terdiri dari dua bagian seperti jam gelas. Ujung-ujungnya
kadang-kadang diperpanjang sebagai batas elaborasi, mungkin membantu
pengapungan. Flagella yang berasal di anterior dan sel. Meskipun dinophyceae
mencakup beberapa bentuk amoeboid parasit, biasanya dinding sel, terutama

5
yang dari Dynoflagellata, diperkuat dengan pelat heksagonal polisakarida,
membentuk techa.
Taksonomi, dinoflagellates dipisahkan ke dalam Desmophyceae dan
yang Dinophyceae. Yang pertama adalah kelompok kecil di mana spesies
ditandai dengan memiliki kedua flagella yang timbul dari ujung anterior sel
(Gambar a, b). Dinding sel terdiri dari dua katup longitudinal yang
terpisah selama pembelahan aseksual untuk membentuk dua sel baru dengan
ukuran yang sama (Gambar c).

Gambar Desmophyceae Dinoflagellates. (a) Dua pandangan Prorocentrum marinum,


(b)Prorocentrum micans, (c) P. micans membagi. (bar skala mewakili 0,02 mm).

Mayoritas spesies Dynoflagellata planktonik membentuk Dinophyceae,


dan mayoritas dari mereka adalah thecate. Dalam semua dari mereka, sel dibagi
menjadi anterior (epitheca) dan setengah posterior (hypotheca) oleh alur
melintang dikenal sebagai korset atau cingulum. Flagella yang begitu diatur
bahwa salah satu meluas posterior dari sel, dan membungkus lainnya melintang
di sekitar sel di wilayah korset. Pada spesies dengan teka sebuah, dinding sel
dibagi menjadi beberapa pelat selulosa terpisah yang dihiasi dengan pori-pori
dan / atau duri kecil. Genera thecate umum meliputi Ceratium,

6
Protoperidinium, Gonyaulax, dan Dinophysis. Gymnodinium adalah umum
telanjang dari kelas Dinophyceae.

C. Cara reproduksi Pyrrophyta


Reproduksi pada Dynoflagellata pada umumnya yang utama adalah
secara aseksual, namun ada beberapa spesies bereproduksi secara seksual.
Nukleus Dynoflagellata merupakan nukleus yang tidak biasa karena kromosom
mengalami kondensasi dan selalu terlihat jelas. Pembelahan meosis dan mitosis
pada Dynoflagellata sangat unik karena sisa membran inti seluruhnya
membelah dan benang spindle berada di luar nukleus.
Reproduksi pada Dynoflagellata biasanya dengan cara pembelahan
aseksual sederhana dan mereka memiliki kapasitas untuk mereproduksi sampai
beberapa kali per hari, dengan sel membelah miring untuk membentuk dua sel
dengan ukuran yang sama. Techa mungkin membelah, dengan masing-masing
sel baru membentuk setengah baru, atau techa mungkin hilang sebelum
pembagian, dalam hal masing-masing sel baru membentuk dinding sel yang
baru.
Reproduksi seksual juga terjadi pada beberapa spesies Dynoflagellata.
Hal ini dapat menyebabkan pembentukan berdinding tebal, kista aktif yang
menetap di dasar laut, di mana mereka dapat bertahan hidup selama bertahun-

7
tahun. Ketika dipicu oleh perubahan lingkungan, kista tumbuh dan berkembang
untuk menghasilkan sel baru yang kemudian bebas berenang.
Kebanyakan Dynoflagellata memperlihatkan reproduksi secara aseksual
atau pembelahan sel mitosis. Proses ini membagi organismee menjadi
kembaran identik, theca mereka mungkin pecah, terbagi pada tiap-tiap
kembarannya, jadi tiap kembaran menerima separuh dan meregenerasi
separuhnya. Beberapa generasi tumbuh sebagai filament ketika sel mereka
tidak terpisah setelah pembelahan. Dinoflgellata dewasa bersifat haploid, jadi
ketika reproduksi seksual dimulai, gamet mengalami mitosis, mungkin tumbuh
dengan atau tanpa dinding, terlihat sebagai individu tua dalam versi kecil.
Gamet jantan dan betina tidak jelas dibedakan, tetapi dapat berenang bebas.
Setelah penggabungan dua gamet, lalu menjadi zigot yang aktif berenang, pada
kondisi yang tidak menguntungkan, sel akan membentuk hystrichosphere, ini
adalah dorman kapsul yang melindungi dinoflagelata sampai keadaan
menguntungkan kembali.

Gambar siklus pembelahan sel Dynoflagellata


Pyrrophyta atau Dynoflagellata memiliki 2 cara perkembangbiakan,
yaitu secara:

8
Vegetatif, yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak, jika sel memiliki
panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas
membelah membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara
yang kemudian masing masing membuat panser lagi. Setelah mengalami
waktu istirahat zigot yang mempunyai dinding mengadakan pembelahan
reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
Sexual, dalam sel terbentuk 4 isogamet yang masing-masing dapat
mengadakan perkawinan dengan isogamet dari individu lain Sporik, yaitu
dengan zoospora (contohnya Gloeonidium) dan aplanospora (contohnya
Glenodinium).
Pada Alexandrium sp, cara perkembangbiakannya yaitu :Kista-kista tidur
dalam dasar laut, tertimbun oleh sedimen. Jika tak terganggu oleh kekuatan
fisik atau alam, mereka dapat berada di dasar laut dalam kondisi tertidur untuk
waktu bertahun-tahun. Jika terdapat kandungan oksigen dan kondisi
memungkinkan, mereka daapt melakukan proses perkecambahan. Jika suhu
hangat dan banyak cahaya yang merangsang perkecambahan ini, kista akan
pecah dan mengeluarkan sel yang dapat berenang. Sel ini direproduksi oleh
pembelahan sederhana dalam beberapa hari pengeraman.
Jika kondisi tetap optimal, sel akan terus membelah diri secara berlipat,
dari dua menjadi empat, empat menjadi delapan, dan seterusnya. Setiap satu
sel dapat menghasilkan beberapa ratus sel dalam se minggu. Pada saat nutrisi
telah habis, pertumbuhan sel berhenti dan terbentuklah sel-sel gamet. Setiap
dua sel gamet yang berbeda bersatu membentuk satu sel baru yang berkembang
menjadi sebuah zigot dan akhirnya menjadi kista. Kista ini lalu jatuh ke dasar
laut dan dapat berbiak pada tahun berikutnya

D. Peranan Pyrrophyta
1. Bioluminescens
Bioluminescence adalah pembentukan dan pemancaran cahaya oleh
makhluk hidup. Bioluminescence biasanya terbentuk karena reaksi kimia yang
dihasilkan oleh makhluk hidup. Reaksi kimia tersebut bisa terjadi baik di dalam
sel, maupun di luar sel. Bioluminescence bisa ditemui pada bermacam-macam

9
hewan laut dalam, beberapa jenis serangga, cacing, keong, mikroorganismee,
dan juga jamur, kunang-kunang menyala ( Prakasita, 2012).

Gambar Bioluminescence Dynoflagellata


Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio (=hidup, Yunani) dan
lumen (=cahaya, Latin). Bioluminescence adalah salah satu bentuk pemancaran
cahaya, yang menghasilkan cahaya dingin. Hanya 20% dari total cahaya yang
menghasilkan panas. Jadi, karakteristik bioluminescence bebeda dengan
fluorescence atau phosphorescence ( Prakasita, 2012).
Dynoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas
plankton laut, tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenomena yang menarik
yang dihasilkan oleh pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescens (emisi cahaya
oleh arganisme), seperti yang dihasilkan oleh Noctiluna, Gonyaulax, Pyrrocystis,
Pyrodinium, dan Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak bersinar pada
malam hari ( Arianti, 2010).
Noctiluca scintillans atau disebut juga Sea Sparkle, merupakan jenis
dinoflagelata yang memiliki bioluminescence (kemampuan mengeluarkan cahaya
secara alami). Bioluminescence ini diproduksi oleh luciferin-luciferase system yang

10
terletak di ribuan organel-organel berbentuk bola atau microsources, lokasinya
berada di sitoplasma pada protista bersel tunggal. Ukuran organismee ini sekitar
200 hingga 2000 m ( Prakasita, 2012).

Gambar Noctiluca scintillans

2. Red Tides
Dalam hal kontribusi ekologi, Dynoflagellata adalah salah satu kelompok
paling penting dari produsen dalam ekosistem laut. Beberapa Dynoflagellata
diketahui memiliki ledakan populasi atau mekar. Ledakan populasi ini, yang
dikenal sebagai red tides atau pasang merah, seringkali warna air menjadi oren,
merah, bahkan menjadi coklat. Keadaan lingkungan ledakan populasi ini tidak
diketahui kapan mulai terjadi, tetapi pada umumnya hal ini terjadi ketika suhu
air menjadi hangat atau pada musim panas. Beberapa spesies Dynoflagellata
yang menyebabkan red tides menghasilkan racun untuk menyerang sistem
saraf ikan yang mengakibatkan kematian pada ikan.
Red tides sering dipicu oleh pengenalan gizi ke dalam air permukaan,
baik dari atas permukaan air yang lebih dalam atau dari limpasan pertanian
yang mengandung pupuk ternak. Termasuk angin yang menggerakkan
fitoplankton lebih dekat ke pantai, suhu air yang tinggi di dekat permukaan,

11
dan hari yang cerah. Sebagai hasilnya, keracunan ikan dan hewan lainnya
biasanya terjadi selama musim panas.

Gambar Red Tides Gambar Red Tides fish death


Pertumbuhan yang cepat dari plankton Dynoflagellata mungkin akan
menghasilkan warna coklat atau merah dimana perubahan wama air disebut red
tide. Red tide biasanya terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa
Dynoflagellata menghasilkan red tide adalah Luminescent, spesies lain
mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam air atau
terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat
menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang
makan makanan yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter.
Red tide dapat menyebabkan:
a) Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus
brevis.
b) Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium
dan Cochlodinium.

12
c) Kematian organismee laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish
poisoning, jika yang blooming adalah Gonyaulax.
Penyebab dari berkembangnya Dynoflagellata umumnya berhubungan dengan
kondisi lokal.

Gambar Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium.

13
BAB III
PENUTUP

A. Penutup
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai berikut:
1. Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga
uniseluler yang menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di
malam hari karena sel-selnya mengandung fosfor. Pyrrophyta atau
Dinophyta disebut juga Dynoflagellata (Yunani, dinos = berputar,
flagel = cambuk) karena memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri
atas satu sel, memiliki dinding sel berupa lempengan selulosa yang
berbentuk poligonal dengan alur membujur dan melintang, memiliki
klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil, serta dua flagela
yang terletak di bagian samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak
aktif. Memiliki stigma dan juga vakuola sebagai tempat penyimpanan
cadangan makanan. Cadangan makanan disimpan berupa polisakarida
dan minyak. Hidup secara autotrof, heterotrof dan parisitik.
2. Berdasarkan letak flagella dan letak alur , Pyrrophyta dibagi menjadi
dua kelas yaitu Desmophyceae dan Dinophyceae.
3. Dynoflagellata bereproduksi secara aseksual dan seksual. Fenomena
yang di sebabkan oleh Dynoflagellata yaitu kemampuan
bioluminescence dan pasang merah (red tide).
B. Saran
Makalah ini jauh dari sempurna oleh karena itu, perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang divisi Phyrropyta.

14

You might also like