Professional Documents
Culture Documents
Bokir :
Sukma :
Ratih :
Pak Raden :
Naskah Kenyang |2
KENYANG
Naskah Kenyang |3
SATU
Dari luar ruangan terdengar seseorang berteriak kesusahan dalam usaha membawa barang untuk
masuk ke dalam ruangan yang hanya berisi tikar dan jeruji besi.
Bokir : Astaghfirullah, jalan lebih cepat. Dasar barang dagangan tak tahu harga.
Assalamualaikum.
Nah, begini kan enak. Ane jadi bisa istirohat dulu. Kalian jangan berisik, ane ingin
tidur nyenyak.
Hening sejenak. Suasana kaku disertai rasa ragu dan takut. Seorang gadis dalam jeruji besi
mencoba melirik ke depan karena rasa penasarannya.
Sukma : Wah, bapak kuat ya dipukuli seperti itu. Bapak super hero ya?
Sukma : Oh bukan. Bapak kuat sekali. Kalau saya sudah nangis-nangis pak. Bapak
Sukma : Oh perguruan...
Bokir : Astaghfirullah! Berisik sekali kalian! Tidak bisa kalian diam? Ane jadi tidak bisa
istirohat. Tidak sadar nasib setelah ini akan dikemanakan? Lebih baik istighfar,
Naskah Kenyang |4
mohon ampun sama yang kuasa. Agar ente-ente ini tenang, lancar, dan barokah
Bos : (Suara dari luar ruangan) Kir.. Bokir.. Ada apa berisik sekali disana?
Sudah, lebih baik ente diam dan mendekatlah kepada yang Maha Kuasa. Ane mau
istirohat lagi.
Bokir : Pak Raden. Panggil saja dia Pak Raden. Berisik! Sudah ente-ente ini diam saja.
Sukma : Pak Raden mau dijual atau jual diri sendiri pak?
Pak Raden : Saya tidak bisa bayar hutang ke mereka. Jadi saya ditangkap dan katanya saya
akan dijual.
DUA
Bos : Kalau saya sudah disini ya berarti sudah selesai. Dasar bocah gemblung.
Bokir : Hanya kurung barang dagangan kan Bos. Sudah itu Bos bisa lihat sendiri.
Naskah Kenyang |5
Bos : Oh betul juga kamu. Sudah ada panggilan dari pelanggan. Bukankah dia minta satu
Bos : Hubungi pelanggan, katakan bahwa kita punya barang baru yang bagus.
Bokir : Masa seperti ini bagus Bos? Apalagi pak Raden. Mata Bos sudah CCD ya?
Bokir : Begini Bos, ane ini sedikit khawatir. Dulu Bos mengajak ane berdagang. Memang
sembilan dari 10 pintu rezeki adalah dagang Bos. Tapi apa kayak gini ini boleh ya
Bos : Aman, apa yang kamu ragukan lagi. Kurangkah penjelasanku padamu saat pertama
aku mengajakmu? Kamu ingin kerja yang lain? Tidak ikut dagang bersama aku?
Kamu tahu kan kalau menafkahi keluarga wajib hukumnya. Ikut orang lain tidak
sebanyak saya pendapatanmu untuk keluarga. Kamu minta naik gaji kir?
Bokir : Bukan begitu Bos. Ane kurang enak saja kalau berdagang manusia apalagi anak-
anak. Hati nurani ini mengatakan kalau ane merampas hak anak kecil Bos.
Bos : Kamu tahu Kir apa saja hak anak? Hak hidup, hak berkembang, hak perlindungan,
dan hak partisipasi. Hak hidup, selama mereka belum laku, kita beri mereka makan.
Betul? Hak berkembang, kalau mereka makan terus tanpa melakukan hal dan
hanya menunggu diri mereka laku, tambah berkembang. Tambah gemuk, betul?
Hak perlindungan, itu jeruji besi melindungi mereka dari mara bahaya. Betul? Hak
Naskah Kenyang |6
Bokir : Tidak Bos. Ente betul.
Bos : Sudah, apalagi yang kamu ragukan? Yang penting rezeki datang. Perut kita senang.
Bos : Yasudah, saya jemput si kecil dulu. Kasihan dia gara-gara kamu pasti menunggu
lama disekolah.
TIGA
Seorang gadis kecil tiba-tiba membuka pintu serta mengagetkan Bos dan Bokir.
Bos : Loh, Ratih, bukannya sudah Papa bilang kalau Ratih harus menunggu Papa di
Ratih : Papa lama sekali. Jadi tadi ada ayahnya teman Ratih yang menawari ngantar Ratih.
Ya Ratih terima tawarannya. Kata Papa kan tidak boleh menolak rezeki. Pamali itu.
Papa juga sekarang sering pikun, Papa sendiri bilang kalau kantornya pindah kesini.
Ya Ratih ingat-ingat.
Bos dan Bokir berdiskusi sendiri seakan banyak hal genting yang perlu dikerjakan. Sedangakan
Ratih berjalan mendekati jeruji besi.
Ratih : Mbak ini? Sering sekali ketemu dengan Ratih? Kenapa mbak belum laku?
Naskah Kenyang |7
Sukma : Tidak tahu. (berbisik)
Ratih : (Mendekati Pak Raden) Itu yang dipojok, kenapa ada orang tua? Bukankah Papa
hanya jual anak kecil. Katanya orang tua itu susah laku. Apalagi jelek begitu. Bapak
namanya siapa?
(mendekati Sukma) Kalau mbak namanya siapa? Kita sering ketemu tapi Ratih
Sukma : Sukma dek. Ssstt... jangan keras-keras ngobrolnya nanti mereka marah dek.
Ratih : Nanti kalau Papa marah ke Ratih, tinggal Ratih lapor ke Mama. Nanti Mama yang
marah ke Papa. Terus Papa mohon-mohon ampun. Papa kan suami suami takut istri,
Sukma : Bisa beli mobil baru, rumah baru, handphone baru, dan barang-barang lainnya dek.
Ratih : Wah asik ya. Kalau seperti itu Ratih juga mau.
Bos : Ada apa Ratih? Ini Papa sedang meeting penting dengan Om Bokir.
Ratih : Ratih ingin dijual. Pokoknya tidak mau tahu, Ratih harus Papa jual. Enak begitu
Sudah ya sayang, pokoknya Ratih tidak akan dijual. Kalau Ratih butuh uang banyak,
Naskah Kenyang |8
Bokir : Janji ya Bos?
Bos : Ndasmu!
Sudah kita lanjutkan perbincangan kita nanti. Bokir, bawa dua orang itu. Kita
Ratih : Papa, jangan pergi dulu. Kata ayah Ratna, sebentar lagi kesini mengunjungi Papa.
Ratih diberi amanah tidak boleh membiarkan ayah pergi kemana-mana. Harus
Disini terus sampai ayahnya Ratna datang. Kata Papa kalau kita diberi amanah oleh
Ketika mereka membuka pintu untuk keluar ruangan, ternyata sudah ada polisi menodongkan pistol
ke arah mereka.
Selesai
(Juli, 2017)
Naskah Kenyang |9