You are on page 1of 9

KENYANG

Karya: N.R. Khoiririjal


Bos :

Bokir :

Sukma :

Ratih :

Pak Raden :

Naskah Kenyang |2
KENYANG

Orang Bilang Jaman Kita Jaman Edan

Rejeki Diperkosa Sembarangan

Kadang Rasa Buat Lidah Kejadian

Apa Saja Asal Perut Kita Aman

Kenyang Kenyang, Perut Kita Sudah Kenyang

Kenyang Kenyang, Tapi Ini Masih Kurang

Kenyang Kenyang, Ayo Cari Dalam Remang

Kenyang Kenyang, Biar Abang Ikut Senang

Kenyang Jadi Girang

Kenyang Jadi Riang

Perut Kita Harus Kenyang

Naskah Kenyang |3
SATU

Dari luar ruangan terdengar seseorang berteriak kesusahan dalam usaha membawa barang untuk
masuk ke dalam ruangan yang hanya berisi tikar dan jeruji besi.

Bokir : Astaghfirullah, jalan lebih cepat. Dasar barang dagangan tak tahu harga.

Ente pikir ane senang menemani kalian seharian berpindah-pindah persembunyian?

Assalamualaikum.

Masuk ke kandang! Cepat!

Nah, begini kan enak. Ane jadi bisa istirohat dulu. Kalian jangan berisik, ane ingin

tidur nyenyak.

Hening sejenak. Suasana kaku disertai rasa ragu dan takut. Seorang gadis dalam jeruji besi
mencoba melirik ke depan karena rasa penasarannya.

Sukma : Bapak tidak apa?

Pak Raden : Tidak apa-apa non.

Sukma : Tadi bapak dipukuli. Apakah tidak sakit pak?

Pak Raden : Tidak apa-apa non.

Sukma : Wah, bapak kuat ya dipukuli seperti itu. Bapak super hero ya?

Pak Raden : Bukan non.

Sukma : Oh bukan. Bapak kuat sekali. Kalau saya sudah nangis-nangis pak. Bapak

ngilmu ya? Orang berilmu? Dari perguruan mana pak?

Pak Raden : Tidak non.

Sukma : Oh perguruan tidak non.

Pak Raden : Bukan non.

Sukma : Oh perguruan bukan non.

Pak Raden : Salah non.

Sukma : Oh perguruan...

Bokir : Astaghfirullah! Berisik sekali kalian! Tidak bisa kalian diam? Ane jadi tidak bisa

istirohat. Tidak sadar nasib setelah ini akan dikemanakan? Lebih baik istighfar,

Naskah Kenyang |4
mohon ampun sama yang kuasa. Agar ente-ente ini tenang, lancar, dan barokah

nanti. Malah bahas perguruan. Mau jadi dukun? Astaghfirullah musyrik!

Bos : (Suara dari luar ruangan) Kir.. Bokir.. Ada apa berisik sekali disana?

Bokir : Tidak bos. Maaf cuma ada kecoak kecil.

Sudah, lebih baik ente diam dan mendekatlah kepada yang Maha Kuasa. Ane mau

istirohat lagi.

Sukma : Bapak namanya siapa?

Pak Raden : Panggil saja saya...

Bokir : Pak Raden. Panggil saja dia Pak Raden. Berisik! Sudah ente-ente ini diam saja.

Ingin mimpi istri, malah gagal.

Sukma : (Berbisik) Oh Pak Raden. Saya Sukma.

Pak Raden : (Mengangguk) ...

Sukma : Pak Raden mau dijual atau jual diri sendiri pak?

Pak Raden : Saya tidak bisa bayar hutang ke mereka. Jadi saya ditangkap dan katanya saya

akan dijual.

Sukma : Memang bapak laku berapa pak?

Bokir : Astaghfirullah. Subhanallah. Wal Hamdulillah. Walailaaha Illallahu Wallahu Akbar.

Bisa sedikit lebih tenang tidak kalian?

DUA

Bos : (Membuka pintu) Kir... Bokir... sudah disiapkan semuanya?

Bokir : Bos sudah selesai bokir? maksud saya boker.

Bos : Kalau saya sudah disini ya berarti sudah selesai. Dasar bocah gemblung.

Sudah selesai atau belum persiapannya?

Bokir : Persiapan apa ya Bos?

Bos : Dasar gemblung. Tadi saya tugaskan apa saja?

Bokir : Hanya kurung barang dagangan kan Bos. Sudah itu Bos bisa lihat sendiri.

Bos : Dimana? Saya tidak lihat.

Bokir : Sebelah situ Bos. Masa disini. (Mengangkat jebakan tikus)

Naskah Kenyang |5
Bos : Oh betul juga kamu. Sudah ada panggilan dari pelanggan. Bukankah dia minta satu

barang baru lagi?

Bokir : Belum ada Bos. Bagaimana ini?

Bos : Hubungi pelanggan, katakan bahwa kita punya barang baru yang bagus.

Bokir : Masa seperti ini bagus Bos? Apalagi pak Raden. Mata Bos sudah CCD ya?

Bos : Apa itu CCD?

Bokir : Cacat Bos. Hahaha.

Bos : Dasar bocah gemblung. Mau aku jual juga kamu?

Bokir : Ampun Bos, hanya bercanda. Es briking, es briking.

Bos : Ice breaking, bukan es briking. Tirukan. Ice breaking.

Bokir : Ais bereking.

Bos : Sesukamu lah.

Bokir : Bos, ane tanya boleh?

Bos : Tanya apa?

Bokir : Begini Bos, ane ini sedikit khawatir. Dulu Bos mengajak ane berdagang. Memang

sembilan dari 10 pintu rezeki adalah dagang Bos. Tapi apa kayak gini ini boleh ya

Bos? Halal Bos? Kita aman Bos.

Bos : Aman, apa yang kamu ragukan lagi. Kurangkah penjelasanku padamu saat pertama

aku mengajakmu? Kamu ingin kerja yang lain? Tidak ikut dagang bersama aku?

Kamu tahu kan kalau menafkahi keluarga wajib hukumnya. Ikut orang lain tidak

sebanyak saya pendapatanmu untuk keluarga. Kamu minta naik gaji kir?

Bokir : Bukan begitu Bos. Ane kurang enak saja kalau berdagang manusia apalagi anak-

anak. Hati nurani ini mengatakan kalau ane merampas hak anak kecil Bos.

Bos : Kamu tahu Kir apa saja hak anak? Hak hidup, hak berkembang, hak perlindungan,

dan hak partisipasi. Hak hidup, selama mereka belum laku, kita beri mereka makan.

Betul? Hak berkembang, kalau mereka makan terus tanpa melakukan hal dan

hanya menunggu diri mereka laku, tambah berkembang. Tambah gemuk, betul?

Hak perlindungan, itu jeruji besi melindungi mereka dari mara bahaya. Betul? Hak

partisipasi, mereka itu ikut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi. Ekonomi

mikro. Pendapatan perkapita tepatnya. Betul? Apakah aku salah Kir?

Naskah Kenyang |6
Bokir : Tidak Bos. Ente betul.

Bos : Sudah, apalagi yang kamu ragukan? Yang penting rezeki datang. Perut kita senang.

Anak bini ikut riang. Betul?

Bokir : Betul Bos!

Bos : Yasudah, saya jemput si kecil dulu. Kasihan dia gara-gara kamu pasti menunggu

lama disekolah.

(serempak dengan Ratih) Assalamualaikum.

TIGA

Seorang gadis kecil tiba-tiba membuka pintu serta mengagetkan Bos dan Bokir.

Ratih : (serempak dengan Bos) Assalamualaikum.

Bos : Loh, Ratih, bukannya sudah Papa bilang kalau Ratih harus menunggu Papa di

sekolah? Lalu tahu darimana alamat ini?

Ratih : Papa lama sekali. Jadi tadi ada ayahnya teman Ratih yang menawari ngantar Ratih.

Ya Ratih terima tawarannya. Kata Papa kan tidak boleh menolak rezeki. Pamali itu.

Papa juga sekarang sering pikun, Papa sendiri bilang kalau kantornya pindah kesini.

Ya Ratih ingat-ingat.

Bokir : Anak ente cerdas ya Bos.

Bos : Bocah gemblung. Bukan itu masalahnya.

Siapa yang mengantar Ratih?

Ratih : Ayahnya Ratna, yang polisi itu Pa.

Bos : Mampus kita. Bokir, kesini kamu. Cepat kesini!

Bokir : Iya Bos. Mampus kenapa ya?

Bos dan Bokir berdiskusi sendiri seakan banyak hal genting yang perlu dikerjakan. Sedangakan
Ratih berjalan mendekati jeruji besi.

Ratih : Mbak ini? Sering sekali ketemu dengan Ratih? Kenapa mbak belum laku?

Naskah Kenyang |7
Sukma : Tidak tahu. (berbisik)

Ratih : (Mendekati Pak Raden) Itu yang dipojok, kenapa ada orang tua? Bukankah Papa

hanya jual anak kecil. Katanya orang tua itu susah laku. Apalagi jelek begitu. Bapak

namanya siapa?

Pak Raden : Panggil saja Pak Raden non.

Ratih : Pak Raden umur berapa?

Pak Raden : enam puluh lima tahun non. Kenapa non?

Ratih : Sudah bau tanah, susah laku tuh. Bye!

(mendekati Sukma) Kalau mbak namanya siapa? Kita sering ketemu tapi Ratih

belum tahu nama mbak.

Sukma : Sukma dek. Ssstt... jangan keras-keras ngobrolnya nanti mereka marah dek.

Ratih : Nanti kalau Papa marah ke Ratih, tinggal Ratih lapor ke Mama. Nanti Mama yang

marah ke Papa. Terus Papa mohon-mohon ampun. Papa kan suami suami takut istri,

jadi Ratih tidak takut selama Mama ada di belakang Ratih.

Mbak dijual berapa sih kok tidak laku dari dulu?

Sukma : Sepertinya sekitar lima ratus juta dek.

Ratih : Berapa banyak itu mbak? Bisa beli apa saja?

Sukma : Bisa beli mobil baru, rumah baru, handphone baru, dan barang-barang lainnya dek.

Beli pacar juga bisa sepertinya.

Ratih : Wah asik ya. Kalau seperti itu Ratih juga mau.

(berlari ke Bos) Papa.. Papa..

Bos : Ada apa Ratih? Ini Papa sedang meeting penting dengan Om Bokir.

Ratih : Ratih ingin dijual. Pokoknya tidak mau tahu, Ratih harus Papa jual. Enak begitu

Bisa dapat uang banyak.

Bokir : Boleh tuh Bos. Kita juga sudah kehabisan stock.

Bos : Bocah kok semprul kabeh!

Sudah ya sayang, pokoknya Ratih tidak akan dijual. Kalau Ratih butuh uang banyak,

Ratih tinggal bilang Papa. Papa kasih semuanya.

Ratih : Janji ya Pa?

Bos : Iya Papa janji.

Naskah Kenyang |8
Bokir : Janji ya Bos?

Bos : Ndasmu!

Sudah kita lanjutkan perbincangan kita nanti. Bokir, bawa dua orang itu. Kita

pindah tempat sekarang!

Bokir : Baik Bos!

Ayo kalian cepat bergerak. (menarik Sukma dan Pak Raden)

Ratih : Papa, jangan pergi dulu. Kata ayah Ratna, sebentar lagi kesini mengunjungi Papa.

Ratih diberi amanah tidak boleh membiarkan ayah pergi kemana-mana. Harus

Disini terus sampai ayahnya Ratna datang. Kata Papa kalau kita diberi amanah oleh

orang lain, kita tidak boleh berkhianat.

Bos : Jaman edan! Wes emboh!

Sudah lupakan saja kata-kata ayah, ayo kita pergi.

Ketika mereka membuka pintu untuk keluar ruangan, ternyata sudah ada polisi menodongkan pistol
ke arah mereka.

Angkat Tangan, Angkat Tangan

Tangan Kalian Harus Diangkat

Kita Tembak Dor Dor

Kita Tembak Dor Dor

Jangan Sampai Kita Menembak

Ayo Jalan, Sini Jalan

Berangkat Kita Ke Jeruji

Ayo Jalan, Sini Jalan

Datang Waktu Kalian Diuji

Selesai
(Juli, 2017)

Naskah Kenyang |9

You might also like