Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Kejadian kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada pasien dialisis, dengan
angka kematian 7-30 kali lebih tinggi daripada populasi umum. Studi observasional pada
pasien dialisis telah melaporkan hubungan antara kehilangan progresif laju filtrasi
glomerulus (GFR) dan peningkatan mortalitas. Pengobatan dengan angiotensin-
converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor blocker (ARB) telah
memberikan perlindungan kardiovaskular yang signifikan dan mempertahankan fungsi
renal residual (RRF) pada pasien dengan penyakit ginjal kronis. Sayangnya, sebagian
besar percobaan mengecualikan pasien gagal ginjal stadium akhir yang mendapat terapi
dialisis, sehingga manfaat dari ACEI / ARB pada pasien dialisis masih belum jelas.
Beberapa percobaan skala besar dilakukan untuk menguji efek terapi ACEI / ARB pada
pasien dialisis memberikan hasil yang tidak konsisten, dan banyak ketidakpastian
mengenai efek protektif dari obat-obatan ini. Oleh karena itu penulis melakukan meta-
analisis untuk mengevaluasi efek ACEI dan ARB terhadap kejadian kardiovaskular dan
penurunan fungsi ginjal residual pada pasien yang mendapat terapi dialisis.
Metode
Penulis melakukan tinjauan kepustakaan secara sistematis dengan pendekatan studi meta-
analisis yang telah direkomendasikan. Studi yang relevan diidentifikasi dengan sumber-
sumber pada: MEDLINE (OVID) (dari tahun 1950 sampai Desember 2016), Embase
(dari tahun 1970 sampai Desember 2016), Cochrane Library (Cochrane Central Register
of Active Controlled Trials; tidak ada pembatasan tanggal), dan basis data Wanfang.
1
(termasuk kejadian kardiovaskular, kematian, dan fungsi ginjal residual). Kejadian
kardiovaskular didefinisikan sebagai infark miokard fatal atau non-fatal, stroke fatal atau
non-fatal, gagal jantung, atau definisi yang sebanding mengenai mortalitas
kardiovaskular. Fungsi ginjal residual diukur dengan laju filtrasi glomerulus atau kliren
kreatinin (CrCl), atau volume urine, dan efek samping terkait obat.
Analisis Statistik
Risiko relatif (RR) dan 95% interval kepercayaan (CI) untuk setiap hasil dihitung
sebelum dimasukkan ke dalam model acak. Untuk pengukuran secara kontinyu terhadap
perubahan laju filtrasi glomerulus, tekanan darah dan volume urin, penulis menggunakan
perbedaan rata-rata antara kedua-dua kelompok. Nilai p 2-sisi yang kurang dari 0,05
dianggap signifikan secara statistik.
Hasil
Pencarian literatur pada 2502 artikel yang relevan, yang mana 49 ditinjau dalam teks
lengkap (Gambar 1). Sebanyak 11 RCT yang relevan dengan 1856 pasien dilibatkan
untuk analisis lebih lanjut. Karakteristik studi disajikan pada Tabel 1. Satu studi (n = 397)
membandingkan ACE-I dengan plasebo, satu studi membandingkan ARB dengan plasebo
(n = 82), tiga studi (n = 352) membandingkan ACEI dengan kontrol aktif, dan 6 studi (n
= 1025) membandingkan ARB dengan kontrol aktif. Studi ini dilakukan antara tahun
2003-2014 dengan besar sampel 32-469, dan rata-rata follow up adalah 3.8 tahun. Tujuh
studi dengan 1686 pasien yang menjalani hemodialisis dan empat studi pada 170 pasien
dengan dialisis peritoneal.
Kejadian Kardiovaskular
Tujuh studi melaporkan 455 kejadian kardiovaskular. Dari 828 pasien yang diobati
dengan ACEI / ARB, ada 218 kejadian kardiovaskular (26.3%) dan 237 kejadian pada
826 pasien yang diobati dengan plasebo atau agen aktif (28.7%). Secara keseluruhan,
ACEI dan ARB tidak mengurangi kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan plasebo
atau obat anti hipertensi lainnya (RR 0.92, 95% CI 0.79-1.08, Gambar 2).
2
Perbandingan langsung menunjukkan bahwa ARB mengurangi kejadian
kardiovaskular pada pasien dialisis (0.77, 0.63-0.94), sementara ACEI tidak (1.24, 0.96-
1.61). Pada analisis subkelompok terdeteksi adanya perbedaan yang signifikan antara
kedua kelompok (plasebo atau agen aktif), tipe dialisis, tahun follow up, ukuran sampel
dan usia pasien. Data kejadian gagal jantung pada 4 percobaan termasuk 1115 pasien dari
132 kejadian yang dicatat. Terapi ACEI / ARB pada pasien dialisis mengurangi risiko
kejadian gagal jantung sebesar 33% (0.67, 0.47-0.93). Tidak ada perbedaan yang
signifikan antara ACEI / ARB pada plasebo atau terapi dengan agen aktif pada infark
miokard (1.0, 0.45-2.22; I2 = 0%, p = 0.71), stroke (1.16, 0.69-1.96; I2 = 0%, p = 0.60)
dan kematian kardiovaskular (0.89, 0.64-1.26; I2 = 0%, p = 0.81) (Gambar 5).
3
Efek Samping
Data efek samping potensial berkaitan dengan pengobatan dikumpulkan dari studi ini
(Tabel 3). Secara keseluruhan, sepuluh percobaan melaporkan setidaknya 1 efek
samping. Dibandingkan dengan kontrol, ACE-I / ARB tidak signifikan meningkatkan
risiko hiperkalemia (1,29, 0,76-2,17), hipotensi (1,03, 0,73-1,45) atau batuk (2,63, 0,00
untuk 39.507).
Diskusi
Pengobatan dengan ACEI atau ARB pada pasien dialisis telah menjadi perdebatan selama
beberapa tahun terakhir. Dalam studi terdiri dari 11 percobaan pada 1856 individu,
menunjukkan RAS-I memberikan efek renoprotektif pada pasien yang menjalani dialisis,
terutama pada pasien dialisis peritoneal. Analisis subkelompok menunjukkan pengobatan
ARB memberikan efek perlindungan kardiovaskular dan mengurangi risiko gagal
jantung. Tidak ada perbedaan signifikan yang diamati pada risiko efek samping. Studi
menunjukkan bukti efek perlindungan ACEI atau ARB pada pasien dialisis, terutama
dengan pada ARB.
Studi terbaru menunjukkan bahwa ACEI atau ARB dapat mengurangi tingkat
kejadian kardiovaskular pada pasien dialisis. Sebuah RCT oleh Suzuki menyarankan
bahwa pasien yang menjalani hemodialisis jangka panjang dengan ARB menunjukkan
kejadian kardiovaskular sedikit. Pada studi FOSIDIAL dan OCTOPUS menunjukkan
ACEI / ARB tidak mengurangi kejadian kardiovaskular. Pada meta-analisis ini, tidak ada
hubungan antara pengobatan ACEI atau ARB dengan penurunan kejadian kardiovaskular
atau kematian. Beberapa faktor risiko kardiovaskular pada pasien dialisis termasuk
gangguan kalsium fosfat dan hormon paratiroid, overload cairan, anemia, hiperkalemia,
peningkatan stres oksidatif, dan peradangan kronis. Hal ini mungkin menjelaskan
mengenai efek negatif dari ACEI dan ARB pada penyakit kardiovaskular yang
merupakan penyebab utama kematian pada pasien dialisis.
4
Analisis subkelompok menunjukkan bahwa ARB jelas mengurangi risiko
kardiovaskular termasuk gagal jantung. Efektivitas ACEI dan ARB dalam mengurangi
gagal jantung hanya dinilai pada 4 studi, dua di antaranya adalah negatif, sehingga
apakah ARB lebih unggul ACEI dalam mengurangi angka kejadian kardiovaskular belum
bisa ditentukan. Studi Fosinopril in Dialysis (FOSIDIAL) mengevaluasi efek ACEI pada
kardiovaskular dan dalam analisis terhadap 400 pasien hemodialisis dengan hipertrofi
ventrikel kiri pada kelompok ACEI dibandingkan dengan kelompok kontrol. Tidak ada
penurunan yang signifikan dari risiko kardiovaskular oleh fosinopril pada studi
FOSIDIAL. Oleh karena itu, penelitian dengan sampel besar sangat dianjurkan untuk
mengkonfirmasi efek ACEI atau ARB pada kejadian kardiovaskular.
Meta-analisis ini telah mengkonfirmasi efek perlindungan fungsi ginjal residual,
terutama pada pasien dengan dialisis peritoneal. Bukti dari Lavoie et al. menunjukkan
bahwa ARB memainkan peran penting dalam perbaikan fibrosis dan peningkatan
transportasi peritoneal pada pasien dialisis peritoneal.
Keamanan adalah perhatian penting dalam penggunaan ACEI / ARB pada pasien
dialisis. Penelitian sebelumnya pada pasien dialisis menunjukkan agen blokade RAAS
berhubungan dengan peningkatan risiko hiperkalemia dan hipotensi simptomatik. Pada
meta-analisis ini, kejadian hiperkalemia tidak meningkat pada kelompok yang diterapi
dengan ACEI / ARB. Efek samping termasuk hipotensi dan batuk ditemukan sama antara
ACEI / ARB dengan kelompok kontrol. Oleh karena itu, populasi pasien ini aman untuk
menggunakan ACEI atau ARB.
Keterbatasan pada studi ini antara lain adalah, pertama, mayoritas penelitian
dilakukan di China atau Jepang, sehingga membatasi kemungkinan untuk mengeneralisir
hasil. Kedua, ukuran sampel perbandingan langsung antara ACEI atau ARB terlalu kecil
untuk mendeteksi perbedaan yang signifikan. Ketiga, adanya faktor perancu tidak dapat
disingkirkan. Misalnya, kelompok kontrol tidak homogen karena terdiri oleh kelompok
agen aktif lainnya atau plasebo, sehingga agen yang berbeda mungkin tidak memiliki
rasio risiko-manfaat yang sama pada pasien dialisis. Keterbatasan penelitian ini berarti
bahwa RCT berkualitas tinggi dengan ukuran sampel yang lebih besar masih diperlukan
untuk melihat efikasi ACEI dan ARB pada pasien dialisis.
5
Kesimpulan
Studi ini menunjukkan bahwa terapi dengan ACEI dan ARB memperlambat penurunan
fungsi ginjal residual, terutama pada pasien dengan dialisis peritoneal. Secara
keseluruhan, ACEI dan ARB tidak mengurangi kejadian kardiovaskular pada pasien
dialisis, namun, pengobatan dengan ARB tampaknya mengurangi kejadian
kardiovaskular termasuk gagal jantung. ACE-I dan ARB tidak menyebabkan risiko efek
samping tambahan.
6
CRITICAL APPRAISAL META-ANALISIS
Look for
The authors need to consider the rigour of the studies they have
identified. Lack of rigour may affect the studies results
7
5. If the results of the review have been combined, was it
reasonable to do so?
Consider whether
If you are clear about the reviews Angiotensin - converting enzyme inhibitors
bottom line results and angiotensin receptor blockers therapy
decreases the loss of residual renal function
What these are
but do not reduce cardiovascular events in
dialysis patients. Angiotensin - converting
enzyme inhibitors and angiotensin receptor
blockers do not induce an extra risk of side
effects.