Professional Documents
Culture Documents
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini akan menguraikan hasil penelitian tentang hubungan lingkar pinggang
dengan kejadian Hipetensi di PKM Lhok Bengkuang yang telah dilaksanakan pada tanggal 1
26 Agustus 2017, dengan 108 pasien
Penyajian data dimulai dari data umum tentang gambaran Umum, umur, dan Jenis
kelamin. Sedangkan data khusus disajikan berdasarkan variabel yang diukur meliputi lingkar
pinggang , hipertensi dan hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertensi.
20
Tabel 4.1 Karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin dan umur di PKM Lhok Bengkuang
tanggal 1 26 Agustus 2017
Umur
NO Jenis kelamin
21 - 35 Thn 36 45 Thn 46 55 Thn Jumlah
1 L 1(0.9%) 7(6.4%) 9(8.3%) 17(15.7%)
2 P 12(11.1%) 39(36.1%) 40(37.0%) 91(84,2%)
Jumlah 13(12.0%) 46(42.5%) 49(45.3%) 108(100%)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 108 pasien, di dapatkan responden
terbanyak pada jenis kelamin perempuan dan pada usia 46 55 tahun sebanyak 40 pasien
(37.0%). Responden terendah yang terpilih adalah responden yang jenis kelamin laki-laki dan
pada usia 21 35 tahun sebanyak 1 pasien (0.9%).
Tabel 4.2 Distribusi pasien berdasarkan lingkar pinggang di PKM Lhok Bengkuang tanggal 1
26 Agustus 2017
No Lingkar pinggang frekuensi persentase
Berisiko
1 36 33.3%
(L: 90-98cm,P:80-88cm)
Sangat berisiko
2 72 66.6%
(L:>98cm,P>88cm)
jumlah 108 100%
Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 108 pasien di dapakan pasien yang terbanyak
mempunyai lingkar pinggang sangat beresiko sebanyak 72 pasien (66.6%) dan di ikuti pasien
yang mempunyai lingkar pingang beresiko sebanyak 36 pasien (33.3%). lingkar pinggang yang
21
lebih dari normal sangat beresiko terjadi hipertensi karena lemak didaerah perut banyak
mengandung kolesterol jahat.
Tabel 4.3 Distribusi pasien berdasarkan kejadian hipertensi di PKM Lhok Bengkuang tanggal 1
26 Agustus 2017
No Kejadian hipertensi Jumlah persentase
1 Non hipertensi
60 55.5%
( <140/90 mmHg )
2 Hipertensi
48 44.4%
(140/90 mmHg)
Jumlah 108 100%
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 108 pasien, sebagian besar pasien tidak
mengalami hipertensi sebanyak 60 pasien (55.5%). Sedangkan pasien menglami hipertensi
sebanyak 48 pasien (44.4%).
22
Tabel 4.4 Distribusi hubungan lingkar pinggang dengan kejadian hipertesi di PKM Lhok
Bengkuang tanggal 1 26 Agustus 2017
hipertensi
No Lingkar pinggang Non hipertensi Hiprtensi Total
(<140/90mmHg) (140/90mmHg)
Berisiko 19 17 36
1
(L: 90-98cm,P:80-88cm (17.5%) (15.7%) (33.3%)
Sangat berisiko 41 31 72
2
(L:>98cm,P>88cm) (37.9%) (28.7%) (66.6%)
60 48 108
Total
(55.5%) (44.4%) (100%)
Tabel 4.4 mengambarkan distribusi dan frekuensi terbanyak di alami oleh pasien yang
tidak mengalami dipertensi dengan lingkar pinggang sangat berisiko sebanyak 41 pasien
(37.9%). Dan di ikuti oleh pasien yang mengalami hipertensi dengan lingkar pinggang sangat
berisiko sebanyak 31 pasien (28.7%). Dan paling sedikit pada pasien denggan hipertesi dan
lingkar pingang berisiko sebanyak 17 pasien (15.7%).
4.3 Pembahasan
4.3.1 Distribusi Umur Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 108 pasien, di dapatkan responden
terbanyak pada jenis kelamin perempuan dan pada usia 46 55 tahun sebanyak 40 pasien
(37.0%). Responden terendah yang terpilih adalah responden yang jenis kelamin laki-laki dan
pada usia 21 35 tahun sebanyak 1 pasien (0.9%) (Tabel 4.1). angka insidensi jumlah pasien
perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki adalah di sebabkan jumlah populasi perempuan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah populasi laki-laki. Ini dapat dibuktikan dengan
data populasi yang didapatkan dari bagian tata usaha PLM Lhok Bengkuang yaitu jumlah pasien
perempuan berjumlah 5745 orang dan pasien laki-laki berjumlah 5648 pasien (Data skunder
pasien PKM Lhok Bengkuang).
23
4.3.2 Distribusi Lingkar Pinggang
Jika dilihat distribusi dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 108 pasien di dapakan
pasien yang terbanyak mempunyai lingkar pinggang sangat beresiko sebanyak 72 pasien (66.6%)
dan di ikuti pasien yang mempunyai lingkar pingang beresiko sebanyak 36 pasien (33.3%).
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara, metode yang lazim digunakan saat ini
antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), lingkar pinggang, serta perbandingan
lingkar pinggang dan lingkar panggul (Caballero B., 2005).
IMT memiliki korelasi positif dengan total lemak tubuh, tetapi IMT bukan
merupakan indikator terbaik untuk obesitas (Grundy S.M., 2004). Selain IMT, metode
lain untuk pengukuran antropometri tubuh adalah dengan cara mengukur lingkar pinggang
(Bell et al., 2005). Parameter penentuan obesitas merupakan hal yang paling sulit dilakukan
karena perbedaan cutt of point setiap etnis terhadap IMT maupun lingkar pinggang (Khan R.
et al., 2005). Sehinggga IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan kriteria
ukuran lingkar pinggang berdasarkan etnis (Tjokroprawiro, 2006).
24
4.3.4 Distribusi Hubungan Lingkar Pinggang Dengan Kejadian Hipertesi
Berdasarkan tabel 4.4 mengambarkan distribusi dan frekuensi terbanyak di alami oleh
pasien yang tidak mengalami dipertensi dengan lingkar pinggang sangat berisiko sebanyak 41
pasien (37.9%). Dan di ikuti oleh pasien yang mengalami hipertensi dengan lingkar pinggang
sangat berisiko sebanyak 31 pasien (28.7%). Dan paling sedikit pada pasien denggan hipertesi
dan lingkar pingang berisiko sebanyak 17 pasien (15.7%).
Obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh lebih dari 19% pada laki-laki dan lebih
dari 21% pada perempuan . Obesitas sering didapatkan bersama-sama dengan hipertensi, DM,
dan hipertrigliseridemi. Obesitas juga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan LDL kolesterol .
Resiko hipertensi akan jelas meningkat bila berat badan mulai melebihi 20 % dari berat badan
ideal. Penderita yang gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan
kolesterolnya dengan mengurangi berat badan melalui diet ataupun menambah latihan rutin.
Disribusi lemak dalam tubuh dapat diketahui dengan menggunakan pengukuran lingkar
lengan atas (LLA), pengukuran pinggang, dan melihat ciri fisik bentuk tubuh. Lemak yang
berada di sekitar perut memberikan resiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan lemak di
daerah paha atau bagian tubuh yang lain. Suatu metoda yang sederhana namun cukup akurat
untuk mengetahui hal tersebut adalah lingkar pinggang. (Nafiu et al. 2010)
Seperti yang telah diketahui prevalensi hipertensi dengan obesitas lebih banyak terjadi
dari pada orang yang tidak mengalami obesitas. Namun tidak menutup kemungkinan jika orang
yang tidak obesitas pun dapat mengalami hipertensi. Salah satu hubungan yang paling mungkin
dari obesitas dan hipertensi adalah adanya hiperinsulinemia dan resisten insulin yang paling
sering ditemui di individu yang obesitas. Hiperinsulinemia, resisten insulin dan tekanan darah
tidak selalu berhubungan dengan obesitas namun selalu ada pada pasien dengan hipertensi. (Paul
et al, 2005).
25
2. Penelitian ini hanya sebatas melihat kolerasi atau pengaruh dari tiap variable,tanpa
mengkaji lebih dalam tentang faktor-faktor yang dapat di pengaruhi kolerasi tersebut.
3. Adanya faktor-faktor yang mempengaruhi sample, sehingga hasil yang didapat dari
penelitian tidak sesuai dari yang diperkirakan.
26