You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Polusi udara kota di beberapa kota besar di Indonesia telah sangat


memprihatinkan. Beberapa hasil penelitian tentang polusi udara dengan
segala resikonya telah dipublikasikan, termasuk resiko kanker darah.
Namun, jarang disadari entah berapa ribu warga kota yang meninggal setiap
tahunnya karena infeksi saluran pernapasan, asma, maupun kanker paru-
paru akibat polusi udara kota. Meskipun sesekali telah turun hujan langit di
kota-kota besar di Indonesia tidak biru lagi. Udara kota telah dipenuhi oleh
jelaga dan gas-gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Diperkirakan
dalam sepuluh tahun mendatang terjadi peningkatan jumlah penderita
penyakit paru-paru dan saluran pernapasan. Bukan hanya infeksi saluran
pernapasan akut yang kini menempati urutan pertama dalam pola penyakit
diberbagai wilayah di Indonesia, tetapi juga meningkatnya jumlah penderita
penyakit asma dan kanker paru-paru.

Di kota-kota besar, kontribusi gas buang kendaraan bermotor sebagai


sumber polusi udara mencapai 60-70%. Sedangkan kontribusi gas buang
dari cerobong asap industri hanya berkisar 10-15%, sisanya berasal dari
sumber pembakaran lain,misalnya dari rumah tangga, pembakaran sampah,
kebakaran hutan, dll. Sebenarnya banyak polutan udara yang perlu
diwaspadai, tetapi organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan beberapa
jenis polutan yang dianggap serius.Polutan udara yang berbahaya bagi
kesehatan manusia, hewan,serta mudah merusak harta benda adalah
partikulat yang mengandung partikel aspa dan jelaga, hidrokarbon, sulfur
dioksida, dan nitrogen oksida. Semuanya diemisikan oleh kendaraan
bermotor. WHO memperkirakan bahwa 70% penduduk kota di dunia pernah
menghirup udara kotor akibat emisi kendaraan bermotor, sedagkan 10%
sisanya menghirup udara yang bersifat marginal. Akibatnya fatal bagi bayi
dan anak-anak. Orang dewasa yang beresiko tinggi, misalnya wanita hamil,
usia lanjut, serta orang yang telah memiliki riwayat penyakit paru dan
saluran pernapasan menahun. Celakanya, para penderita maupun
keluarganya tidak menyadari bahwa berbagai akibat negatif tersebut berasal
dari polusi udara akibat emisi kendaraan bermotor yang semakin
memprihatinkan.

1
Gambar pencemaran udara

Tujuan

1. Mengetahui dampak polusi udara bagi kelangsungan hidup makhluk


hidup di bumi.
2. Menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara.

Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian diatas maka dalam karya ilmiah ini akan diangkat
permasalahan:

1. Apa sajakah dampak polusi uadara bagi kelangsungan hidup


makhluk hidup di bumi?
2. Bagaimana solusi yang tepat untuk mengatasi pencemaran udara?

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau
biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia,
hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak
pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.

Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara


aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak
mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat
berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara,
diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun
kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan
dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau
tidak langsung dalam kurun waktu lama.

Gas oksigen merupakan komponen esensial bagi kehidupan makhluk hidup,


termasuk manusia. Komposisi seperti itu merupakan udara normal dan dapat
mendukung kehidupan manusia. Namun, akibat aktivitas manusia yang tidak ramah
lingkungan, udara sering kali menurun kualitasnya.Oleh karena itu dengan dibuatnya
makalah ini diharapkan dapat ditemukan solusi alternatif untuk mengatasi bahayanya
pencemaran udara. dan dengan dilaksanakanya solusi alternatif tersebut diharapkan
ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan misalnya berkurangnya polusi
udara,dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pencemaran udara, dampak terhadap
tanaman, Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi
dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, mengurangi efek rumah kaca,
hujan asam, kerusakan lapisan ozon.

Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel.
Dalam bentuk gas dapat dibedakan menjadi:

Golongan belerang (sulfur dioksida, hidrogen sulfida, sulfat aerosol)


Golongan nitrogen (nitrogen oksida, nitrogen monoksida, amoniak, dan nitrogen
dioksida)
Golongan karbon (karbon dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon)
Golongan gas yang berbahaya (benzene, vinyl klorida, air raksa uap)

Sedagkan jenis pencemaran udara berbentuk partikel dibedakan menjadi tiga, yaitu:

Mineral (anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah
Bahan organik yang terdiri dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, benzene
Makhluk hidup terdiri dari bakteri, virus, telur cacing.

3
Sementara itu, jenis pencemaran udara menurut tempat dan sumbernya dibedakan
menjadi dua, yaitu:

Pencemaran udara bebas meliputi secara alamiah (letusan gunung berapi,


pembusukan, dan lain-lain) dan bersumber kegiatan manusia, misalnya berasal
dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan bermotor.

Gambar pencemaran dari kegiatan industry

Pencemaran udara ruangan meliputi dari asap rokok, bau tidak sedap di
ruangan.

Jenis parameter pencemar udara didasarkan pada baku mutu udara ambien menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999, meliputi:

Sulfur dioksida (SO2)


Karbon monoksida (CO)
Nitrogen dioksida (NO2)
Ozon (O3)
Hidro karbon (HC)
PM 10, Partikel debu ( PM 2,5 )
TSP (debu)
Pb (Timah Hitam)

4
Beberapa definisi gangguan fisik pada polusi udara diantaranya :

polusi udara.
panas.
radiasi.

Beberapa definisi gangguan kimia pada polusi udara diantaranya :

asap industri.
asap kendaraan bermotor.
asap pembangkit listrik.
asap kebakaran hutan.
asap rokok.

Beberapa definisi gangguan biologi pada polusi udara diantaranya :

timbunan gas metana pada lokasi urungan tanah.


timbunan gas metana pada tempat pembuangan sampah.
uap pelarut organik.

Efek Negatif Pencemaran Udara Bagi Kesehatan Tubuh

Tabel 1 menjelaskan tentang pengaruh pencemaran udara terhadap makhluk


hidup. Rentang nilai menunjukkan batasan kategori daerah sesuai tingkat kesehatan
untuk dihuni oleh manusia. Karbon monoksida, nitrogen, ozon, sulfur dioksida dan
partikulat matter adalah beberapa parameter polusi udara yang dominan dihasilkan
oleh sumber pencemar. Dari pantauan lain diketahui bahwa dari beberapa kota yang
diketahui masuk dalam kategori tidak sehat berdasarkan ISPU (Indeks Standar
Pencemar Udara) adalah Jakarta (26 titik), Semarang (1 titik), Surabaya (3 titik),
Bandung (1 titik), Medan (6 titik), Pontianak (16 titik), Palangkaraya (4 titik), dan Pekan
Baru (14 titik). Satu lokasi di Jakarta yang diketahui merupakan daerah kategori sangat
tidak sehat berdasarkan pantauan lapangan.

5
Tabel 1. Pengaruh Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

Karbon Sulfur
Rentan Nitrogen
Kategori monoksida Ozon (O3) dioksida Partikulat
g (NO2)
(CO) (SO2)

Luka pada
Luka pada
Beberapa
Beberapa
spesies
spesies
tumbuhan
Tidak ada Sedikit tumbuhan Tidak ada
Baik 0-50 akibat
efek berbau akibat efek
kombinasi
kombinasi
dengan O3
dengan SO2
(Selama 4
(Selama 4 Jam)
Jam)

Perubahan Luka pada Luka pada Terjadi


51 kimia darah Beberapa Beberapa penurunan
Sedang Berbau
100 tapi tidak spesies spesies pada jarak
terdeteksi tumbuhan tumbuhan pandang

Bau dan
kehilangan
Jarak
Peningkatan warna.
pandang
pada Peningkatan Penurunan Bau,
turun dan
Tidak 101 kardiovaskula reaktivitas kemampuan Meningkatny
terjadi
Sehat 199 r pada pembuluh pada atlit yang a kerusakan
pengotoran
perokok yang tenggorokan berlatih keras tanaman
debu di
sakit jantung pada
mana-mana
penderita
asma

Meningkatnya Olah raga


kardiovaskula Meningkatny ringan Meningkatny Meningkatny
r pada orang a sensitivitas mengakibatka a sensitivitas a sensitivitas
Sangat bukan n pengaruh
200- pasien yang pada pasien pada pasien
Tidak perokok yang berpenyakit parnafasan
299 berpenyakit berpenyakit
Sehat berpenyakit asma dan pada pasien asma dan asma dan
Jantung, dan bronchitis yang bronchitis bronchitis
akan tampak berpenyaklt
beberapa paru-paru

6
kelemahan kronis
yang terlihat
secara nyata

Berbahay 300
Tingkat yang berbahaya bagi semua populasi yang terpapar
a lebih

Sumber: Bapedal [1]

Tabel 2. Sumber dan Standar Kesehatan Emisi Gas Buang

Pencemar Sumber Keterangan

Karbon Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 10 mg/m3 (9


monoksida (CO) beberapa proses industri ppm)

Sulfur dioksida Panas dan fasilitas pembangkit Standar kesehatan: 80 ug/m3


(S02) listrik (0.03 ppm)

Partikulat Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 50 ug/m3


Matter beberapa proses industri selama 1 tahun; 150 ug/m3

Nitrogen Buangan kendaraan bermotor; Standar kesehatan: 100 pg/m3


dioksida (N02) panas dan fasilitas (0.05 ppm) selama 1 jam

Standar kesehatan: 235 ug/m3


Ozon (03) Terbentuk di atmosfir
(0.12 ppm) selama 1 jam

Sumber: Bapedal [2]

Tabel 2 memperlihatkan sumber emisi dan standar kesehatan yang ditetapkan


oleh pemerintah melalui keputusan Bapedal. BPLHD Propinsi DKI Jakarta pun mencatat
bahwa adanya penurunan yang signifikan jumlah hari dalam kategori baik untuk
dihirup dari tahun ke tahun sangat mengkhawatirkan. Dimana pada tahun 2000
kategori udara yang baik sekitar 32% (117 hari dalam satu tahun) dan di tahun 2003
turun menjadi hanya 6.85% (25 hari dalam satu tahun) [3]. Hal ini menandakan
Indonesia sudah seharusnya memperketat peraturan tentang pengurangan emisi baik
sektor industri maupun sektor transportasi darat/laut. Selain itu tentunya penemuan-
penemuan teknologi baru pengurangan emisi dilanjutkan dengan pengaplikasiannya di
masyarakat menjadi suatu prioritas utama bagi pengendalian polusi udara di Indonesia.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Tulisan ini mengetengahkan sekilas pandang mengenai pencemaran udara.


pengertian, pengaruhnya terhadap kualitas lingkungan dan kesehatan manusia serta
teknologi terbaru untuk menguranginya. Semakin pesatnya kemajuan ekonomi
mendorong semakin bertambahnya kebutuhan akan transportasi, dilain sisi lingkungan
alam yang mendukung hajat hidup manusia semakin terancam kualitasnya, efek negatif
pencemaran udara kepada kehidupan manusia kian hari kian bertambah. Untuk itulah
tulisan singkat ini dipersembahkan sebagai bahan awal untuk melangkah menciptakan
lingkungan yang sehat dan nyaman. Pencemaran udara adalah masuknya, atau
tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia secara umum
serta menurunkan kualitas lingkungan.

Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana, misalnya di dalam rumah,


sekolah, dan kantor. Pencemaran ini sering disebut pencemaran dalam ruangan (indoor
pollution). Sementara itu pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari
emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan, dan proses alami oleh makhluk hidup.
Sumber pencemar udara dapat diklasifikasikan menjadi sumber diam dan sumber
bergerak. Sumber diam terdiri dari pembangkit listrik, industri dan rumah tangga.
Sedangkan sumber bergerak adalah aktifitas lalu lintas kendaraan bermotor dan
tranportasi laut. Dari data BPS tahun 1999, di beberapa propinsi terutama di kota-kota
besar seperti Medan, Surabaya dan Jakarta, emisi kendaraan bermotor merupakan
kontribusi terbesar terhadap konsentrasi NO2 dan CO di udara yang jumlahnya lebih
dari 50%. Penurunan kualitas udara yang terus terjadi selama beberapa tahun terakhir
menunjukkan kita bahwa betapa pentingnya digalakkan usaha-usaha pengurangan
emisi ini. Baik melalui penyuluhan kepada masyarakat ataupun dengan mengadakan
penelitian bagi penerapan teknologi pengurangan emisi.

Secara umum, terdapat 2 sumber pencemaran udara, yaitu pencemaran akibat


sumber alamiah (natural sources), seperti letusan gunung berapi, dan yang berasal dari
kegiatan manusia (anthropogenic sources), seperti yang berasal dari transportasi, emisi
pabrik, dan lain-lain. Di dunia, dikenal 6 jenis zat pencemar udara utama yang berasal
dari kegiatan manusia (anthropogenic sources), yaitu Karbon monoksida (CO), oksida
sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat, hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia,
termask ozon.

Di Indonesia, kurang lebih 70% pencemaran udara disebabkan oleh emisi


kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang dapat
menimbulkan dampak negatif, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap
lingkungan, seperti timbal/timah hitam (Pb), suspended particulate matter (SPM),
oksida nitrogen (NOx), hidrokarbon (HC), karbon monoksida (CO), dan oksida fotokimia
(Ox). Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal, 13-44% suspended
particulate matter (SPM), 71-89% hidrokarbon, 34-73% NOx, dan hampir seluruh
karbon monoksida (CO) ke udara Jakarta. Sumber utama debu berasal dari pembakaran

8
sampah rumah tangga, di mana mencakup 41% dari sumber debu di Jakarta. Sektor
industri merupakan sumber utama dari sulfur dioksida. Di tempat-tempat padat di
Jakarta konsentrasi timbal bisa 100 kali dari ambang batas.

# Sumber pencemaran udara #

Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya


pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia
atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak
pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak
langsung dalam kurun waktu lama.

Pencemar udara dibedakan menjadi pencemar primer dan pencemar sekunder.


Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah
substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di
atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.

Atmosfer merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh.


Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam
konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklim dan
deplesi ozon di stratosfer semakin meningkat.

Kegiatan manusia

Transportasi
Industri
Pembangkit listrik
Pembakaran (perapian, kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis
bahan bakar)
Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)

Sumber alami

Gunung berapi
Rawa-rawa
Kebakaran hutan
Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi

Sumber-sumber lain

Transportasi amonia
Kebocoran tangki klor
Timbulan gas metana dari lahan uruk/tempat pembuangan akhir sampah

9
Uap pelarut organik

Jenis-jenis pencemar

Karbon monoksida
Oksida nitrogen
Oksida sulfur
CFC
Hidrokarbon
Ozon
Volatile Organic Compounds
Partikulat

Karbon Monoksida (CO)

Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai


perkotaan. Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan
karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama
berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan
bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel.
Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada
mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk
meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan
dapat mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi
serta kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan
tergantung pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang
mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan
bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

Nitrogen Dioksida (NO2)

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari
100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari kematian
tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru (edema pulmonari). Kadar NO2
sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-binatang yang
diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Percobaan dengan pemakaian NO2 dengan
kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas.

Sulfur Oksida (SOx)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3),
yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa

10
iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada
beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap
pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita
yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

Ozon (O3)

Ozon merupakan salah satu zat pengoksidasi yang sangat kuat setelah fluor,
oksigen dan oksigen fluorida (OF2). Meskipun di alam terdapat dalam jumlah kecil
tetapi lapisan ozon sangat berguna untuk melindungi bumi dari radiasi ultraviolet (UV-
B). Ozon terbentuk di udara pada ketinggian 30km dimana radiasi UV matahari dengan
panjang gelombang 242 nm secara perlahan memecah molekul oksigen (O2) menjadi
atom oksigen, tergantung dari jumlah molekul O2 atom-atom oksigen secara cepat
membentuk ozon. Ozon menyerap radiasi sinar matahari dengan kuat di daerah
panjang gelombang 240-320 nm.

Hidrokarbon (HC)

Hidrokarbon di udara akan bereaksi dengan bahan-bahan lain dan akan


membentuk ikatan baru yang disebut plycyclic aromatic hidrocarbon (PAH) yang
banyak dijumpai di daerah industri dan padat lalu lintas. Bila PAH ini masuk dalam
paru-paru akan menimbulkan luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker.

Khlorin (Cl2)

Gas Khlorin ( Cl2) adalah gas berwarna hijau dengan bau sangat menyengat.
Berat jenis gas khlorin 2,47 kali berat udara dan 20 kali berat gas hidrogen khlorida
yang toksik. Gas khlorin sangat terkenal sebagai gas beracun yang digunakan pada
perang dunia ke-1.Selain bau yang menyengat gas khlorin dapat menyebabkan iritasi
pada mata saluran pernafasan. Apabila gas khlorin masuk dalam jaringan paru-paru dan
bereaksi dengan ion hidrogen akan dapat membentuk asam khlorida yang bersifat
sangat korosif dan menyebabkan iritasi dan peradangan. Gas khlorin juga dapat
mengalami proses oksidasi dan membebaskan oksigen seperti pada proses yang terjadi
di bawah ini.

Partikulat Debu (TSP)

Pada umumnya ukuran partikulat debu sekitar 5 mikron merupakan partikulat


udara yang dapat langsung masuk ke dalam paru-paru dan mengendap di alveoli.
Keadaan ini bukan berarti bahwa ukuran partikulat yang lebih besar dari 5 mikron
tidak berbahaya, karena partikulat yang lebih besar dapat mengganggu saluran
pernafasan bagian atas dan menyebabkan iritasi.

Timah Hitam (Pb)

Gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan gugusan sulfhidril


dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan menghambat pembuatan

11
haemoglobin, Gejala keracunan akut didapati bila tertelan dalam jumlah besar yang
dapat menimbulkan sakit perut muntah atau diare akut. Gejala keracunan kronis bisa
menyebabkan hilang nafsu makan, konstipasi lelah sakit kepala, anemia, kelumpuhan
anggota badan, kejang dan gangguan penglihatan.

Dampak Pencemaran Udara


Dampak kesehatan

Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh


melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung
kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran
pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Studi ADB memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan


dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif,
dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat
menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan
bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat
proses fotosintesis

Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan


Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi
kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

12
Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan
dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Apa yang Harus Dilakukan?

Penanggulangan pencemaran udara tidak dapat dilakukan tanpa menanggulangi


penyebabnya. Mempertimbangan sektor transportasi sebagai kontributor utama
pencemaran udara, maka sektor ini harus mendapat perhatian utama.

menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki sistem transportasi yang


ada saat ini, dengan sistem transportasi yang lebih ramah lingkungan dan
terjangkau oleh publik. Prioritas utama harus diberikan pada sistem
transportasi massal dan tidak berbasis kendaraan pribadi.
juga menyerukan kepada pemerintah untuk segera memenuhi komitmennya
untuk memberlakukan pemakaian bensin tanpa timbal.
Di sektor industri, penegakan hukum harus dilaksanakan bagi industri
pencemar.

Solusi

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari
kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan
angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.

13
* Pemberian izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara
kendaraan angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.

* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan


sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.

* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering


diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor
akan memperlambat laju

* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping
memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang


lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

Pemberi insentif bagi kendaraan bermotor yang memakai bahan bakar gas:

1. Keringanan pajak kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar gas


berupa PBBKB (Pajak Bahan Bakar Kendaran Bermotor). Ref. PERPU. No.21
tahun 1997
2. Pemberian keringanan pajak untuk bea-impor conversion kit, sehingga harga
jualnya dapat ditekan dan terjangkau oleh masyarakat
3. Peraturan pemerintah yang mewajibkan kepada Agen Tunggal Pemegang Merk
(ATPM) untuk memasang Catalytic Converter pada setiap kendaraan baru yang
sudah diproduksi

Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kebijakan pemerintah untuk percepatan


pembuatan BBN antara lain:

1. Peraturan Pemerintah (PP) No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional.
2. Instruksi Presiden (Inpres) No.1 tahun 2006 tentang penyediaan dan
pemanfaatan BBN.
3. Keputusan Presiden (Keppres) No.10 tahun 2006 tentang Tim Nasional
pengembangan BBN untuk percepatan pengurangan kemiskinan dan
pengangguran.

14
BAB IV

KESIMPULAN

Dampak Polusi Udara bagi kelangsungan makhluk hidup di bumi:

Mengganggu dan membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan

Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan
lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.

Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat
terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan
bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat
proses fotosintesis.

merusak estetika
mengganggu kenyamanan
merusak gedung, kantor, dan perumahan

Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH
air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:

Mempengaruhi kualitas air permukaan


Merusak tanaman
Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga
mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.

15
Dampak dari pemanasan global adalah:

Pencairan es di kutub
Perubahan iklim regional dan global
Perubahan siklus hidup flora dan fauna

Gambar efek rumah kaca

Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan


pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari.
Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di
stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan
laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.

16
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat
mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.

Melihat kenyataan seperti dituliskan diatas, polusi udara merupakan salah satu
permasalahan lingkungan yang serius di Indonesia saat ini, sejalan dengan semakin
meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan peningkatan ekonomi transportasi. Uji
kelayakan emisi yang sejak beberapa tahun terakhir didengung-dengungkan oleh
pemerintah dan LSM ternyata juga tidak berjalan dengan yang diharapkan. Jumlah
kendaraan bermotor di jalan raya kian hari semakin meningkat. Di wilayah DKI Jakarta,
menambah semakin terpuruknya kondisi lingkungan udara kita. Penulis berharap
semoga dengan kenaikan harga pokok bahan bakar minyak bagi kendaraan yang
ditetapkan pemerintah dapat menjadi salah satu momentum bagi kita semua untuk
melangkah berpikir tentang lingkungan udara yang sehat. Kesadaran masyarakat akan
pembatasan penggunaan kendaraan pribadi dan didukung dengan penyediaan
angkutan massal yang baik dan nyaman oleh pemerintah akan menciptakan lingkungan
udara yang sehat bagi manusia Indonesia

Solusi untuk mengatasi polusi udara kota terutama ditujukan pada pembenahan
sektor transportasi, tanpa mengabaikan sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari
kota-kota besar lain di dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan
angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan karenanya.

* Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan


sebagai salah satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.

* Potensi terbesar polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan
tanjakan. Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.

* Pemberian penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering


diistilahkan dengan polisi tidur justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor
akan memperlambat laju

* Uji emisi harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi
meskipun secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di samping
memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.

* Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan, terutama yang


lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga mengurangi polusi udara.

* Pembuatan Bahan Bakar Nabati (BBN)

17
DAFTAR PUSTAKA

Sudrajad, Agung., 2006Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada

tanggal 2 Desember 2008 dari: http//kamase_ugm@yahoo.co.id

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengertian Pencemaran Udara,

Jakarta, 21 09 2006.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Zat zat Pencemar Udara,

Jakarta, 21 09 2006.

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran Udara,


Jakarta, 21 09 2006.
http://gogrenindonesia.blogspot.com
http:// www.walhi.or.id/ kampanye/cemar/udara/penc_udara_info_020604/
http://rachmariska.wordpress.com/2009/06/12/makalah-polusi-udara/

18

You might also like