You are on page 1of 7

Sifilis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh spirosit treponema

pallidum. Sifilis ditularkan melalui kontak seksual dengan penderita yang


memiliki lesi dan terinfeksi, dapat pula dari ibu ke fetus selama kehamilan,
melalui darah tranfusi dan kontak langsung kulit-dengan kulit penderita.

Apabila tidak diobati, akan mengalami 4 fase, yakni fase primer, fase
sekunder, fase laten dan fase tertier. Untuk sperosit sendiri banyak jenisnya,
seperti treponema yang menyebabkan sifilis, leptospira yang menyebabkan
leptospirosis dan borrelia yang menyebabkan penyakit lime.

Treponema pallidum adalah bakteri berbentuk spiral, bersifat fragil dengan


panjang 6-15 mikrometer dan berdiameter 0,25 mikrometer. Karena
ukurannya yang sangat kecil, maka sangat sulit terlihat dengan mikroskop
cahaya. Kuman ini dapat terlihat dengan mikroskop dark field (mikroskop
medan gelap).

Sifilis mempunai 4 fase, primer, sekunder, laten dan tertier. Penularannya


dapat berupa kongenital dan didapat atau akuired. Penularannya yang
melalui kontak langsung kulit dengan kulit, tranfusi darah dan transplasenta
dari ibu ke fetus patut kita waspadai.

Apa Penyebab dari Sifilis?

Sifilis disebabkan kuman sperosit treponema pallidum. Penularan sperosit ini,


melalui membrane mukosa, dan abrasi permukaan epitel, melalui darah,
transplasental intrauterin dan hubungan seksual. Kuman ini termasuk
organisme yang labil dimana tidak dapat hidup pada lingkungan kering dan
lingkungan dengan disinfektan. Berhubungan seksual yang tidak aman,
menjadi factor utama penularan sifilis, terutama antara homoseksual laki-
laki, dimana di amerika serikat, 83,7% sifilis terjadi.

Apa perbedaan Akuired dan kongenital sifilis?


1. Akuired sifilis

Pada akuired sifilis, treponema pallidum berpenetrasi melalui mucus


membrane dan melalui abrasi mikrodermal. Setelah beberapa jam,
memasuki saluran limfatik dan darah, menghasilkan infeksi sistemik. Masa
inkubasi dari terpapar menuju berkembangnya lesi primer, terjadi sekitar 3
minggu dan dalam jangkauan 10-90 hari.

Sistem syaraf pusat pertama kali terinvasi, terutama selama fase sekunder
dimana pada 30% pasien ditemukan ketidaknormalan pada cairan
serebrospinal. Infeksi dapat meluas ke meninges dan menghasilkan
neurosifilis. Apabila infeksi meluas pada otak dan medulla spinalis, akan
menjadi neurosifilis parenkim.

Secara histologis, ulkus pada sifilis (chancre) dicirikan dengan infiltrasi dari
leukosit mononuclear, makrofag dan limfosit. Masa penyembuhan sekitar 3-
12 minggu dimana dapat menimbulkan residu berupa fibrosis.

Sifilis sekunder berkembang 4-10 minggu setelah tampak lesi utama.


Manifestasi sistemik dapat ditemukan seperti malaise, demam, myalgia,
atralgia, limfadenopati dan ruam kulit. Lesi dapat ditemukan di tubuh,
telapak tangan, kaki dan mukosa mulut. Lesi seringnya berupa macular,
berwarna kemerahan kecoklatan, dan diameter 5 mm. dapat berupa pustule,
skaling dan annular.

Baca Juga: Henoch Schonlein Purpura (Definisi, Diagnosis dan Tatalaksana)

Sifilis laten, adalah bentuk kelanjutan dari sifilis sekunder dan apabila tidak
diobati dapat berkembang menjadi Syphilis tertier. Pada sifilis tertier
ditemukan gumma. Gumma Syphilis dicirikan terdapatnya gumma, yakni
jaringan nekrosis berpusat, dengan tekstur seperti karet dan terbentuk di
hati, tulang dan testis. Secara histologis, gumma kaya akan makrofag dan
fibroblast. Gumma dapat pecah dan membentuk ulkus.

2. Kongenital Syphilis
Kongenital sifilis, terjadi dimana treponema secara cepat menular melalui
barrier plasenta dan menginfeksi fetus, dan menimbulkan tingginya aborsi
spontan. Manifestasi yang dapat ditemukan berupa deformitas tulang dan
gigi seperti saddle nose (destruksi septum nasi), saber shin (inflamasi pada
tibia), clutton joint (inflamasi sendi lutut), Hutchinson teeth (gigi seri atas
melebar), mulberry molars (molar memiliki banyak kuspis).

Bagaimana tanda dan gejalanya?

faktor risiko harus digali mendalam seperti berhubungan seksual, adanya


riwayat penyakit menular baik dirinya dan pasangan, menggunakan obat-
obatan intravena dan transfuse darah.

1. Sifilis Primer

pada sifilis primer, terjadi 10-90 hari setelah kontak dengan penderita.
Tanda dan gejalanya ditemukan di gland penis pada laki-laki, dan vlva dan
servik pada peempuan. Sekitar 10% lesi sifiis ditemukan pada anus, jari,
orofaring, lidah, putting susu, dan area luar genital lainnya.

Lesinya dicirikan dengan soliter, meninggi, keras, dan terdapat papul merah
dengan diameter beberapa sentimeter. Lesi chancre ini dapat mengalami
erosi dan menjadi ulkus papul, dengan tepi meninggi. Biasanya sembuh 4-8
minggu dengan atau tanpa terapi. Lesi kebanyakan soliter, meskipun
ditemukan multipel pada beberapa pasien. Dapat berupa lesi kissing juga,
yakni terdapat lesi pada sisi berlawan.

Pemeriksaan yang disarankan adalah pemeriksaan langsung, tes


nontreponemal dan tes terponemal. Menemukan lesi sifilis adalah cara
mendiagnosis terbaik, tetapi apabila lesi tidak muncul bukan berarti
menyingkirkan diagnosis sifilis. PCR mempunyai reabilitas yang tinggi. Pada
2-3 minggu pertama, tes serologi sering tidak positif, oleh sebab itu tes
treponemal sangat dianjurkan. Adanya ulkus genital dan hasil positif tes
nontreponemal tidak mengindikasikan sifilis primer. Tes serologi ulangan
dapat dilakukan 12 minggu untuk benar-benar menyingkirkan diagnosis
sifilis.

2. sifilis sekunder

sifilis sekunder terjadi erupsi kulit 2-10 minggu setelah chancre primer dan
muncul kemerahan 3-4 bulan setelah terinfeksi. Gejala lain dapat dirasakan
seperti malaise, pusing, nyeri kepala, anoreksia, mual-muntah, nyeri pada
tulang dan kelemahan. Apabila sifilis menginfeksi meninges maka dapat
terjadi pusing, kaku leher, penurunan pendengaran dan kelemahan pada
nervus fasial (syaraf wajah).

Baca Juga: Alergi Kucing : Gejala, Mekanisme hingga Tatalaksana

Tes yang direkomendasikan adalah pemeriksaan langsung, tes treponemal


dan tes nontreponemal. Treponema palidum dapat terdeteksi pada lesi kulit
dan mukosa. PCR sangat berguna untuk lesi berbentuk atipikal. Tes serologis
memiliki sensitivitas 100% pada seseorang yang mempunyai riwayat sifilis,
dan apabila kadar titernya meningkat, memungkinkan ditegakkan diagnosis
sifilis sekunder.

3. Sifilis Laten

sifilis laten adalah bentuk ulkus durum sebelum rupture lesinya. Pada fase ini
seringnya asimtomatik, dan hanya dapat dideteksi dengan pemeriksaan
serologis. Sifilis laten dibagi menjadi awal dan akhir. Sifilis laten awal, adalah
sifilis yang terjadi pada periode 1 tahun setelah masa resolusi sifilis primer
dan sekunder. Sedangkan sifilis laten akhir, adalah sifilis yang tidak infeksius
tetapi dapat menular melalui intrauterin.

Tes yang digunakan adalah tes treponemal dan nontreponemal. Tes


nontreponemal, sangat reaktif pada fase laten sifilis awal, tetapi
sensitivitasnya menurun. Reaktifnya tes treponemal dapat dikonfirmasi
dengan reaktif nontreponemal tes.
4. Sifilis Tertier

Syphilis tertier sangat lambat progresifitasnya dan mungkin dapat berefek


pada berbegai organ. Banyak manifestasi yang ditimbulkan seperti
parastesia, inkontinensia, impotensi, penurunan pendengaran SNHL,
penurunan pendengaran, demensia, nyeri dada, nyeri punggung, stridor dan
berbagai gejala seperti aneurisma aorta. CNS dapat terlibat, dimana muncul
gejala seperti nyeri kepala, berputar, gangguan mood, kaku leher dan
pandangan kabur. Apabila ada keterlibatan medulla spinalis, maka dapat
ditemukan gejala kelemahan, nyeri otot, inkontinensia dan impotensi.

Tes yang digunakan adalah treponemal dan nontreponemal. Sekitar 30%


tidak dapat reaktif terhadap tes nontreponemal, dimana tes treponemal lebih
efektif. Oleh sebab itu tes treponemal sangat diperhatikan. Lesi tidak dapat
diamati dengan pemeriksaan mikroskopis.

Karateristik dan Klue nya:

1. disebabkan oleh treponema pallidum dengan berbentuk spiral


2. ulkus keras, biasanya tunggal, tidak nyeri, dasar bersih, dan tepi rata.
3. pemeriksaan direk dapat dilakukan dengan mikroskopik dan histologis seperti melihat
motilitas treponema dengan mikroskop medan gelap, pemeriksaaan antibody langsung
flouresen, dan PCR yakni memeriksa asam nukleat.
4. pemeriksaan tidak langsung dapat dilakukan dengan serologis. Untuk nontreponema
dapat dilakukan pemeriksaan VRDL (venereal disease research laboratory) dan RPR
(rapid plasma regain), sedangkan untuk treponemal dapat dilakukan dengan TPHA
(hemaglutinasi treponema pallidum), FTA-ABS (flouresensi treponamal antibody-
absorbtion), kuantitatif VDLR/RPR, mikrohemaglutinasi treponema pallidum (MHA,
TP), dan EIA (treponemal enzim immunoassay) dengan memeriksa kadar igG dan
IgM.

Baca Juga: Erisipelas : Gejala, Ciri Khas Lesi dan Pengobatan [Lengkap]
Bagaimana Pengobatan dan Pencegahannya?

Pengobatan yang dianjutkan tetaplah berkonsultasi dengan dokter. Biasanya


digunakan antibiotic jenis pinisilin sebagai pilihan utama mengobati Syphilis.
Doksisiklin adalah alternative terbaik, untuk mengobati sifilis laten fase awal
dan akhir. penyakit ini yang berkaitan dengan HIV, tidak membutuhkan
pengobatan antibiotik.

Pengobatannya dimulai dengan injeksi setiap minggunya, kehilangan dosis


penisilin dalam waktu 10-14 hari, tidak membutuhkan pengobatan harus
diulang. Interval terbaik untuk menghasilkan pengobatan terbaik adalah 7-9
hari. Tes cairan serebrospinal dilakukan untuk mendeteksi neurosifilis, dan
direkomendasikan pada Syphilis tertier dan pada pasien dengan tanpa gejala
tetapi tes serologis menunjukkan hasil positif.

Pencegahan dari penyakit ini adalah mencegah menyebarnya Syphilis.


Berhubungan seksual dengan aman, tidak menggunakan jarum suntik
sembarangan adalah kuncinya. Pasangan harus diobati semuanya.
Penggunaan benzatin penisilin G 2,4 juta unit intramuscular,
direkomendasikan diberikan pada seseorang yang kontak seksual dengan
penderita Syphilis. Skrining teratur pada diri dan area yang beresiko seperti
tempat prostitusi sangat diperlukan, untuk menurunkan penyebaran Syphilis.
Sirkumsisi dapat mengurangi transmisi penyakit menular seksual lainnya
termasuk HIV. Segera konsultasikan dengan dotkter dan tenaga medis
disekitar anda. Jauhi sek bebas dan hanya berhubungan seksual dengan
pasangan yang halal.

Ringkasan Artikel

Judul Artikel
Sifilis atau Ulkus Durum
Deskripsi
Karateristik dan Klue pada sifilis atau ulkus durum: 1. disebabkan oleh treponema pallidum dengan berbentuk
spiral 2. ulkus keras, biasanya tunggal, tidak nyeri, dasar bersih, dan tepi rata. 3. pemeriksaan direk dapat
dilakukan dengan mikroskopik dan histologis seperti melihat motilitas treponema dengan mikroskop medan
gelap, pemeriksaaan antibody langsung flouresen, dan PCR yakni memeriksa asam nukleat. 4. pemeriksaan
tidak langsung dapat dilakukan dengan serologis. Untuk nontreponema dapat dilakukan pemeriksaan VRDL
(venereal disease research laboratory) dan RPR (rapid plasma regain), sedangkan untuk treponemal dapat
dilakukan dengan TPHA (hemaglutinasi treponema pallidum), FTA-ABS (flouresensi treponamal antibody-
absorbtion), kuantitatif VDLR/RPR, mikrohemaglutinasi treponema pallidum (MHA, TP), dan EIA (treponemal
enzim immunoassay) dengan memeriksa kadar igG dan IgM.
Author
dr. M. Wiwid Santiko
Publisher Name
DokterMuslim
Publisher Logo

You might also like