Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah suatu penyakit paru kronik yang
ditandai oleh adanya hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya
Indonesia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia harapan hidup dan semakin
tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor pejamu yang diduga berhubungan dengan
kejadian PPOK, semakin banyaknya jumlah perokok khususnya pada kelompok usia
muda, serta pencemaran udara di dalam ruangan maupun di luar ruangan dan di tempat
kerja.2
Secara global, diperkirakan sekitar 3 juta kematian disebabkan oleh penyakit ini
pada tahun 2015 yaitu, 5% dari semua kematian di seluruh dunia pada tahun itu. Lebih
dari 90% kematian PPOK terjadi di negara-negara berdaulat rendah dan menengah.
Penyebab utama PPOK adalah paparan asap tembakau (merokok aktif atau pasif).
Faktor risiko lainnya termasuk paparan polusi udara dalam dan luar ruangan dan debu
PPOK akan menjadi peringkat ketiga, setelah penyakit jantung koroner dan stroke,
pada tahun 2020 dengan total peningkatan kematian 30% dalam 10 tahun. PPOK
1
. Kondisi patologis dan manifestasi klinis PPOK tidak terbatas pada inflamasi paru
tersering pada pasien PPOK adalah komorbiditas yang menyertainya seperti penyakit
kardiovaskular (25%), kanker terutama kanker paru (20-33%) dan penyebab lainnya
dibandingkan individu dengan fungsi paru normal dan tanpa komorbid. Komorbiditas
PPOK yang menyebabkan lama rawat lebih panjang adalah anemia, kandidiasis,
depresi, fibrilasi atrium disertai gagal jantung, gagal nafas dan kaheksia.4
termasuk PPOK. Hal ini dihubungkan dengan inflamasi sistemik dan beberapa
faktor lain seperti nutrisi, kelainan endokrin dan efek samping obat terutama
gizi dan perobahan mood. Hal ini berkontribusi terhadap keterbatasan akrivitas dan
menimbulkan sesak nafas. Sesak nafas merupakan manifestasi lain dari anemia yang
disebabkan oleh kurangnya kapasitas oksigen dalam darah. Jika pasien PPOK
mengalami anemia maka gejala sesak nafas dan kelelahan akan semakin memburuk.
2
Anemia penyakit kronik adalah anemia yang berkembang seiring dengan adanya
penyakit atau inflamasi yang berlangsung lama atau kronik. Penyakit kronik yang
menyebabkan anemia salah satunya adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Anemia yang terjadi pada perjalanan penyakit PPOK didasari atas adanya proses
inflamasi yang terjadi. Patologi penyakit PPOK dimana terjadi inflamasi yang
tubuh seperti berefek terhadap sistem hematologi tubuh. Proses fisiologis dalam
adanya anemia.6
BAB II
Kasus
3
2.1 Identitas
- Nama : Tn. F
- Agama : Islam
- Ruangan : Gardenia
2.2 Anamnesis
- Keluhan Utama : Sesak Napas
- Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD tanggal 17 Mei 2017 dengan keluhan sesak napas, sesak
napas memberat sejak tadi pagi, sesak napas bersifat hilang timbul dan sudah dirasakan
sekitar 1 minggu SMRS, sesak napas diperberat pada saat aktivitas seperti berjalan atau
menaiki anak tangga dan tidak berkurang pada saat duduk dan berbaring. Sesak
berkurang pada saat diberikan oksigen di IGD. Pasien juga mengeluh batuk sudah 3-4
hari sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak, dahak berwarna putih tidak ada
bercak kemerahan atau darah, dahak agak sedikit kental, batuk biasanya pada pagi dan
malam hari. Tidak ada demam, BAK normal, BAB normal tidak berwarna merah
maupun berwarna hitam, tidak ada riwayat muntah berwarna merah.
4
Riwayat Hipertensi sejak 5 tahun lalu, rutin meminum obat Amlodipine
(golongan Calcium Channel Blocker) 5mg satu kali sehari.
Riwayat Pengobatan OAT pada tahun 2014.
- Riwayat lain
Merokok sejak tahun 1959 sampai tahun 2015 kira-kira 56tahun sebagai
perokok aktif. Merokok 1 hari 1 bungkus.
b. Status Lokalis
- Kepala :
Konjungtiva anemis +/+, Sklera ikterik -/-, napas cuping hidung (+)
- Leher :
JVP tidak meningkat (5+2 cmH20), tidak ada pembesaran kelenjar getah bening
dan kelenjar tiroid, menggunakan otot bantu napas m. Sternocleidomastoideus.
- Thorax :
Pulmo Anterior Posterior
5
Inspeksi Ketinggalan gerak -/- Ketinggalan gerak -/-
Cor
Inspeksi Ictus cordis terlihat
Palpasi Ictus cordis teraba di SIC V linea midclavicula sinistra
- Abdomen
Pemeriksaan abdomen didapati pada inspeksi datar dan supel. Pada auskultasi,
bising usus normal. Pada palpasi tidak ada nyeri tekan, hepar tidak teraba. Lien tidak
teraba membesar. Perkusi didapatkan bunyi timpani. Nyeri ketok CVA (-), Ascites (-),
shifting dullness (-).
6
- Ekstremitas
Pemeriksaan ekstremitas tidak ada kelainan Didapatkan akral teraba hangat ,
tidak ada edema dan sianosis, CRT >2 detik.
7
SGPT / ALT L < 42 ; P < 32 26 mg/dL
Albumin 3,5 5,5 3,17 g/dL
2.5 Follow Up
Pemeriksaan pada hari ke 2 perawatan
Follow Hari 1 Hari 2 Hari 3
Up Tgl 19/5/2017 Tgl 20/5/2017 Tgl 21/5/2017
S/ Sesak(+),Batuk(+) Sesak(+),Batuk(+) Sesak(+),Batuk(+) dahak
dahak warna jernih dahak warna bening warna bening campur
8
disertai lendir warna campur lendir seperti lendir seperti
kekuningan, darah(-), susu,darah(-), demam(-), susu,darah(-), demam(-),
demam(-), BAB BAB dan BAK normal BAB dan BAK normal
hitam(-), BAK
normal
O/ Vital Sign Vital Sign Vital Sign
T.D :160/100mmHg T.D : 130/70mmHg T.D : 140/90mmHg
Nadi : 95x/menit Nadi : 91x/menit Nadi : x/menit
Suhu : 36OC Suhu : 36,3OC Suhu : OC
RR : 24x/menit RR : 22x/menit RR : x/menit
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CM Kesadaran : CM Kesadaran : CM
Mata : CA +/+ Mata : CA +/+
Thorax : Rh +/+ Thorax : Rh +/+
9
demam(-),nyeri mual(-), muntah(-),
dada(-),nyeri perut(+) pusing(+).
di ulu hati, mual(+),
muntah(-) BAB dan
BAK normal
O/ Vital Sign Vital Sign Vital Sign
T.D : 140/70mmHg T.D :130/70mmHg T.D : 120/70mmHg
Nadi : 85x/menit Nadi : 83x/menit Nadi : 79x/menit
Suhu : 37,3OC Suhu : 36,4OC Suhu : 36,4OC
RR : 21x/menit RR : 23x/menit RR : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : CM Kesadaran : CM Kesadaran : CM
Mata : CA +/+ Mata : CA +/+ Mata : CA -/-
Thorax : Rh -/+ Thorax : Rh -/- Thorax : Rh -/-
Abdomen: NT(+) di
regio Epigastric
10
11