You are on page 1of 4

Garis Perempuan

Lurus dan Penuh Lika-liku


Judul Buku : Garis Perempuan
Penulis : Sanie B. Kuncoro
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Cetakan : I, 2010
Tebal Buku : x + 378 halaman
ISBN : 978-979-1227-72-8

Perempuan, makhluk lembut ciptaan Tuhan yang keberadaannya menghiasi dunia


dengan beragam warna dan jalan hidupnya penuh dengan kejutan-kejutan yang menarik
untuk dibahas. Buku yang berjudul Garis Perempuan ini menceritakan lika-liku perempuan
dalam menjalani kehidupan yang penuh dengan rintangan dan halangan, dimana kehidupan
seorang perempuan tak selalu terkonfigurasi serupa dongeng para peri. Melainkan penuh
dengan cobaan yang menguji keteguhan hati dan iman seorang wanita.
Ranting, Gending, Tawangsri, dan Zhang Mey adalah empat perempuan yang
menjalani masa kecilnya di suatu desa yang indah dan asri. Kehidupan masa kecil yang
menyenangkan karena semua terjadi sesuai keinginan tanpa ada peraturan-peraturan yang
membentenginya. Namun kehidupan terus berjalan, masa anak-anak yang penuh dengan
kebebasan akan tergantikan oleh masa dimana mereka menginjak remaja. Masa yang penuh
dengan larangan dan aturan, namun tak kalah indah dengan masa anak-anak.
Masa remaja, masa yang akan dihadapi oleh setiap perempuan. Masa yang juga akan
dilalui oleh empat sahabat ini. Masa terindah ketika baik jasmani maupun rohani perempuan
mulai mengalami perubahan. Ibarat bunga, masa itu adalah putik yang ranum, belum
merekah, tapi benang sari bunga telah terbentuk dengan sempurna. Tertutup kelopak bunga
yang setiap helainya masih erat saling merapat. Lembut helai kelopak itu, tapi liat
menegakkan diri sebagai kuntum. Menyimpan harum yang belum tertebar. Jika perempuan
sudah menginjak fase ini maka perempuan tersebut dikatakan sudah menginjak masa
perawannya.
Karena setiap perempuan adalah perawan, hal yang sangat sulit dimengerti oleh
gadis belia seperti mereka. Namun dengan berjalannya waktu semua kebingungan akan
terjawab, saat keempat gadis kecil itu mulai melankah dan menyusuri jalan kehidupan
masing-masing dan memetik hikmah disetiap lekuk kehidupan yang dilalui.
Banyak rintangan tak terduga yang dialami keempat gadis ini di masa remajanya.
Yang membuat mereka lebih ingin hidup sebagai anak-anak yang bisa bebas bermain
sepuasnya. Ranting yang ditinggal mati oleh ayahnya dan ibunya yang menderita tumor
sehingga perutnya membesar layaknya mengandun bayi tujuh bulan. Dengan keadaan ini,
Ranting yang tidak menamatkan sekolahnya harus menjadi tulang punggung keluarga dengan
berjualan karak atau kerupuk beras di pasar. Namun seberapa banyak Ia menjual karak tak
akan bisa mencukupi kabutuhannya sehari-hari dan mengumpulkan uang untuk biaya operasi
ibunya yang kondisinya semakin memprihatinkan. Saat sang Ibu mengalami kecelakaan dan
harus dioperasi saat itu juga, Ranting yang lemah dan rapuh harus rela dirinya dinikahi oleh
lelaki yang tak Ia cintai dan menjadi istri ketiga. Semua itu dilakukannya karena Ia sudah
tidak tahan melihat sang Ibu yang hanya bisa berbaring setiap hari dengan beban dari sebuat
tumor di perutnya. Ranting yang saat itu tak mampu berbuat apa-apa bagaikan ranting pohon
yang rapuh dan lemah yang terlepas dari pohonnya dan tergeletak kaku di tanah tak berguna.
Gendhing, gadis yang pintar dan cerdas. Namun karena keterbatasan ekonomi
keluarga dimana Ibunya hanya seorang buruh cuci dan sang Ayah hanya seorang penarik
becak harus menguburkan niatnya dalam-dalam untuk merasakan bangku perkuliahan.
Gendhing harus bekerja di salon untuk membantu mencukupi kebutuhannya sehari-hari.
Hidupnya yang semula berjalan dengan damai berubah ketika koperasi tempat sang Ibu
menyimpan uang bangkrut dan membawa lari uang nasabah, dan pahitnya uang itu adalah
uang hasil pinjaman Sang Ibu dari seorang bandar. Bandar itu akan memawa Gendhing jika
sang Ibu tidak bisa melunasi hutang-hutangnya. Saat itulah Gendhing dihadapkan pada
pilihan yang susah, menyerahkan hidupnya sebagai pengganti bayaran hutang atau menjual
keperawanannya yang rela membayarnya dengan uang yang tak sedikit yan bisa merubah
kehidupannya menjadi lebih baik lagi.
Keluarga yang sempurna adalah keluarga yang sangat diidam-idamkan oleh
Tawangsri. Hidup di keluarga yang berkecukupan tak membuatnya bahagia karena sedikitpun
tak pernah dirasakannya kasih sayang dari seorang ayah. Ayah yang selalu pulang malam dan
bermain api dengan wanita-wanita diluar sana adalah sosok ayah yang selama ini dikenal
oleh Tawangsri. Untuk menghilangkan kesedihannya, Tawangsri selalu menghabiskan
harinya di taman kota untuk melihat keramaian yang dapat sedikit menghibur hatinya. Saat
itulah matanya tertuju pada seorang pria yang istrinya telah mennggal yang sedang bermain
bersama anaknya yang masih berusia 4 tahun. Pemandangan yang membuatnya iri dan
membuatnya ingin menjad sang anak yang selalu mendapatkan perhatian dari pria itu.
Ternyata takdir mengabulkan keinginannya, seiring berjalannya waktu Tawangsri
mendapatkan perhatian dan kasih sayang pria itu yang membuat mereka saling jatuh cinta.
Namun tanpa sadar ketika Tawangsri mendapatkan lelaki itu, Ia telah membuat anak dari
lelakinya yang telah kehilangan sosok Ibu kini harus rela melepas san Ayah yang jatuh ke
pelukan Tawangsri.
Keluarga Zhang Mey adalah keluarga keturunan Cina yang sangat menegakkan tradisi
dan selalu membeda-bedakan seseorang dari ras mereka. Bagi mereka orang Cina atau
Congkuoren tidak pantas bergaul dengan orang pribumi atau Iniren. Hal inilah yang membuat
Zhang Mey merasa tertekan oleh perlakuan keluarganya yang melarangnya bergaul dengan
orang-orang yang diaanggap tidak setara dengan keluarganya, baik ras, agama, ataupun
keadaan ekonominya. Masalahnya semakin pelik ketika orang yang dicintainya adalah orang
biasanya yang orang tuanya hanyalah seorang petani di Wonogiri. Keluarganya menentang
keras hubungannya dengan kekasihnya dan memilih untuk menyekolahkan Zhang Mey di
Cina untuk memisahkannya dengan orang yang selama ini dicintainya.
Mampukah mereka menghadapi masalah pelik yang mereka hadapi di masa
perawannya? Mampukah Ranting menyerahkan keperawanannya kepada orang yang tak Ia
cintai dan menjadi istri ketiga? Pilihan mana yang akan dipilih Gendhing, menyerahkan
dirinya kepada bandar penagih hutang atau menjual keperawanannya dengan harga yang
tinggi, atau Ia tidak memilih keduanya dan beralih pada pilihan ketiga? Relakah Tawangsri
membuat anak kecil yang sudah kehilangan Ibunya kembali harus kehilangan kasih sayang
sang Ayah karena sang Ayah kini jatuh dipelukannya? Dan langkah apa yang akan dilakukan
Zhang Mey untuk mempertahannkan cintaya yang suci tanpa memandang perbedaan ketika
seluruh keluarganya menentang keputusannya, siapakah yang Ia pilih? Kekasihnya atau
keluarganya.
Jalan cerita yang menegangkan dan dramatis membuat pembacanya penasaran akan
apa yang terjadi berikutnya. Konflik-konflik yang terjadi membuat para pembaca berfikir
tentang bagaimana para tokoh menghadapi masalah yang menghadangnya. Namun bahasa
daerah yang disatukan dengan bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari membuat novel ini agak
susah dimengerti, namun dengan jalan cerita yang menarik membuat para pembaja tak akan
berhenti membaca sampai halaman terakhir buku.
Novel yang menceritakan lika-liku kehidupan yang dialami perempuan dan cobaan-
cobaan yang datang pada setiap perempuan di masa perawannya, membuat kaum wanita
harus bisa tabah menghadapi masalah yang ada dan menjaga kesucian yang dimilikinya.
Novel ini sangat direkomendasikan untuk para remaja agar mampu menempatkan diri pada
jalan yan benar dan berani menentukan pilihan yang tepat. Novel yang penuh warna,
emosional, dan menginspirasi para perempuan ini mengajarkan kaum perempuan yang
menginjak masa remajanya agar pintar menjaga diri karena ibarat kelopak bunga yang
merekah, rapuh dan rentan renggutan. Tak berdaya oleh terpaan angin, sengatan serangga
pencari nektar, dan jamahan tangan-tangan yang menyimpan hasrat untuk memetiknya.

You might also like