Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
A study on mucoadhesive properties of ketoprofen PVP K-30 solid dispersion
granules using chitosan had been done. Solid dispersion of ketoprofen and PVP K-30 was
made at ratio 1:1 using solvent method. Granules were made by wet granulation method at
various concentrations of chitosan (10%, 20% and 30%). The granules were evaluated
including photomicroscopy, flow rate, angle slides, water content, particle size distribution,
dissolution test, in-vitro test bioadhesif and wash off test. The release of ketoprofen from the
granules was determined using basket dissolution test in pH 7.5 phosphate buffer medium for
8 hours. Mucoadhesive properties were tested by in-vitro bioadhesif tests and wash off test.
The dissolution test showed the dissolution effeciency value of formula 1, 2, and 3,
respectively, was 78.9890 1.1398; 77.3889 1.4312, and 75.8869 0.2210 %. Results
showed a decrease in the release of the active substance from the granules, with the increase
in chitosan concentration. Statistical analysis of the efficiency of dissolution showed a
significant difference among the three formulas with (P <0.05). In vitro bioadhesif tests
showed that granules were able to attached to the stomach and intestinal mucosa of rabbits.
49
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
50
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
vakum pada suhu 40 50 C. Padatan yang lambung dan cairan usus buatan. Organ
dihasilkan dikerok dan digerus, kemudian lambung dibuka dan dipotong kira-kira 4 x
dilewatkan pada ayakan 250 m dan 1,5 cm dan organ usus dibelah dan
disimpan dalam desikator. dipotong kira-kira 7 x 1,5 cm, dilekatkan
pada penyokong aluminium kemudian
Pembuatan Granul Bioadhesif ditempatkan dalam sel silindris dengan
kemiringan 45. Sebanyak 25butir granul
Granul mukoadhesif dispersi padat diletakkan di atas jaringan tersebut,
ketoprofen PVP K-30 dibuat dibiarkan berkontak selama 20 menit
menggunakan polimer kitosan dengan kemudian ditegakkan pada sel silindris
metode granulasi basah. Bahan-bahan dengan kemiringan 45.
dicampur dan digerus dalam lumpang,
tambahkan etanol 96% secukupnya sampai Granul yang telah melekat pada jaringan
terbentuk masa yang basah dan dapat lambung dielusi dengan cairan lambung
dikepal. Massa granul dilewatkan pada buatan selama 5 menit dengan kecepatan 2
ayakan mesh 12, granul dikeringkan pada ml/menit. Untuk granul yang melekat di
suhu 50-60 C selama 8-10 jam. Granul usus dielusi dengan cairan usus buatan
kering diayak kembali dengan ayakan mesh selama 5 menit dengan kecepatan 22
14. ml/menit. Dan dihitung jumlah granul yang
masih melekat pada jaringan.
Tabel 1. Formula granul mukoadhesif
dispersi padat ketoprofen PVP K-30 Uji wash off (Suryani, Sulistiawati, &
Fajriani, 2009)
Jumlah (gram)
Zat Uji ini menggunakan alat uji desintegrasi.
F1 F2 F3 Jaringan lambung atau usus ditempelkan
Ketoprofen pada kaca objek dengan lem sianokrilat dan
50 50 50
PVP K-30( 1:1) ujung jaringan dikunci dengan paraffin
Kitosan 10 20 30 film. Sebanyak 20 butir granul ditempatkan
merata pada mukosa lambung dan usus
Laktosa 40 30 20 secara merata. Kemudian ditempatkan pada
Etanol 96% qs qs qs tabung kaca dan dimasukkan ke dalam alat
uji desintegrasi. Alat uji
desintegrasidigerakan naik turun 30 kali per
menit. Jumlah granul yang melekat
dihitung setiap 30 menit selama 2 jam.
51
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
52
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
53
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
Gambar 1. Kurva profil disolusi granul dispersi padat ketoprofen - PVP K-30, dispersi padat
ketoprofen PVP K-30, dan ketoprofen dalam medium dapar pospat pH 7.5
Ansel, H. C..(1989). Pengantar bentuk sediaan Lachman, L., Lieberman, H. A., & Kanig, J. L..
farmasi. (Edisi 4). Penerjemah: F. Ibrahim. (1994). Teori dan praktek industri farmasi.
Jakarta: Universitas Indonesia Press. (Edisi 3). Penerjemah: S. Suyatmi. Jakarta:
Universitas Indonesia Press.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(1995). Farmakope Indonesia. (Edisi 4). Rajput, G. C., et al.. (2010). Stomach specific
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik mucoadhesive tablets as a controlled drug
Indonesia. delivery system a review work.
International Journal on Pharmaceutical
Deshmukh, V.N., Jadhav, J.K., &Sakarkar, and Biological Research, 1, 1, 30 41.
D.M.. (2009). Formulation and in vitro
evaluation of theophylline anhydrous Rowe, R.C., Sheskey, P.J., & Quinn, M.E..
bioadhesive tablets. Asian J Pharm, (2009). Handbook of pharmaceutical
3,1,54-58. excipients (6th ed). London: The
Pharmaceutical Press.
Dutta, P.K., Dutta, J., & Triphati, V.S.. (2004).
Chitin and chitosan: chemistry, properties, Shaji, J., Jain, V., & Lodha, S.. (2010).
and applications. Journal of Scientific & Chitosan: A novel pharmaceutical
Industrial Research, 63, 20-31. excipient. International Journal of
Pharmaceutical and Applied Sciences, 1,
Erizal. (2003). Pengembangan sediaan 1.
bioadhesif salur cerna glibenklamida
(Artikel Penelitian No. 09/LP-UA/SPP- Shivashankar, M., Mandal, B. K., Yerappagari,
DPP/K/V/2003). Padang: Lembaga R., & Kumar, V. P.. (2011). A review on
Penelitian Universitas Andalas. chitosan based hydrogels for the drug
54
Salman., et al. J. Sains Tek. Far., 18(1), 2013
55