You are on page 1of 34

CATATAN PERKULIAHAN FARMASI FISIKA , SESI UTS

(Semester Genap TA 2014/2015)

KATEGORI : KATEGORI (B) A

NAMA : Abdulloh Kholid Almaisah


NIM : 14334017

FAKULTAS MIPA
PROGRAM STUDI FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL (ISTN)
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena akhirnya saya
dapat menyelesaikan catatan Farmasi Fisik ini.

Makalah Farmasi Fisik ini disusun berdasarkan fotocopyan yang Pak Amlius berikan,
serta catatan yang Pak Amlius terangkan kepada saya serta mencari di internet dan mencari
sumber di buku.

Saya menyadari bahwa catatan Farmasi Fisik ini masih perlu disempurnakan, maka
diharapkan pada berbagai pihak untuk memberikan koreksi, baik segi bahasa, isi, maupun tata
urutan atau sistematikanya. Dan terimakasih kami sampaikan kepada pihak yang telah
membimbing kami sehingga catatan Ini telah selesai.

Akhirnya, kami harap semoga catatan Farmasi Fisik ini berguna dan bermanfaat dalam
hasil Pelaksanaan Belajar Mengajar.

Jakarta, 29 April 2015

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar . 2

Pendahuluan . 4

Termodinamika 5

Bioenergetika 26

Keseimbangan Fase 31

Daftar Pustaka 38

3
PENDAHULUAN
Nama farmasi fisik telah diasosiasikan dengan bidang farmasi yang menggeluti prinsip-
prinsip ilmu penjumlahan dan teoritis karena menggunakannya untuk farmasi praktis. Farmasi
fisik mencoba mempersatukan pengetahuan fakta farmasi melalui pengembangan prinsip-
prinsipnya yang luas. Pada catatan ini, kita membahas materi farmasi fisik tentang
Termodinamika, Bioenergetika dan keseimbangan fasa.

Termodinamika berkaitan dengan hubungan kuantitatif antara panas dan bentuk lain dari
energy, termasuk mekanika,kimia,elektrik dan energy radiasi. Sedangkan untuk bioenergetika itu
sendiri adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia.
Sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas untuk melangsungkan kerjanya. Sedangkan
sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi
proses kehidupan. Untuk keseimbangan fasa sendiri itu adalah system yang homogen baik secara
fisik maupun kimiawi, dimana sistemnya campuran (terdiri dari satu komponen atau lebih).

Semua materi tadi seperti termodinamika, bioenergetika dan keseimbangan fasa akan
dibahas selanjutnya di bab berikut.

4
Termodinamika
Ilmu zat : padat,cair dan gas.

a) Gas : 1. Sifat gas dan hokum-hukum gas ideal

2. teori kinetika gas

3. tetapan gas : R dalam satuan Cal/K/mol, J/K/mol, L atm/K/mol.


b) Cairan : 1. Sifat-sifat umum cairan
2. antar muka cairan
3. viskositas cairan
c) Padatan : 1. Sifat-sifat umum padatan
2. Kristal

Termodinamika berkaitan dengan hubungan kuantitatif antara panas dan bentuk lain dari
energy, termasuk mekanika,kimia,elektrik dan energy radiasi. Suatu benda dikatakan memiliki
energy kinetic di karenakan gerakannya atau gerakan dari bagian-bagiannya,seperti
molekul,atom dan electron, serta memiliki energy potensial disebabkan oleh posisinya atau
konfigurasi dari bagian-bagiannya. Tidak mungkin untuk mengetahui harga mutlak energy suatu
system ; lebih tepat dikatakan, mencatat perubahan energy yang terjadi saat suatu system
mengalami perubahan. Perubahan energy mekanik di nyatakan dalam erg atau joule dan
perubahan panas dalam kalori.

Energy dapat dinyatakan sebagai hasil dari suatu factor intensitas dan suautu factor kapasitas.
Dengan lebih teliti, berbagai jenis energy dapat dinyatakan sebagai suatu hasil sifat intensif yang
tidak bergantung pada kuantitas bahan, dan diferensial dari sifaat ekstensif yang sebanding
dengan massa system.sebagai contoh, kerja mekanik yang dihasilkan oleh gas terhadap
sekitarnya adalah P dV, dan kerja yang dihasilkan oleh molekul pada permukaan cairan
menentang tegangan permukaan adalah . Beberapa bentuk energy, bersama dengan factor
dan satuan yang mendampinginya, dapat di lihat dalam table dibawah ini.

5
Bentuk Energi Intensitas atau factor Kapasitas atau factor Unit energy yang
potensial (sifat kuantitas (sifat lazim digunakan
intensif) Ektensif)
Panas (termal) Suhu (derajat) Perubahan entropi Kalori
(kal/der)
Pengembangan Tekanan (dyne/2 Perubahan volume Erg
(3 )
Permukaan Tegangan permukaan Perubahan luas (2 ) Erg
(dyne/cm)
Elektrika Daya elektromotif Kuantitas elektrik Joule
atau beda potensial (coulomb)
(volt)
Kimia Potensi kimia Jumlah mol Kalori
(kal/mol)
Tabel Faktor intensitas dan kapasitas energi

Termodinamika berdasarkan atas tiga hukum atau kenyataan percobaan yang tidak
pernah pernah di buktikan secara langsung. Berbagai kesimpulan, yang umumnya dinyatakan
dalam persamaan matematika, dapat di turunkan dari ketiga prinsip ini, dan hasilnya akan sesuai
dengan pengamatan. Akibatnya, hukum termodinamika dari persamaan-persamaan ini di peroleh,
di terima untuk system yang melibatkan sejumlah besar molekul.

Termo (Thermal): panas atau kalor (q), satuan : kalori,joul.

Panas : beberapa definisi yang terkait dengan panas.

Panas jenis : cal/K/g, panas jenis 2 = 1 cal/K/g. 1 g 2 dari suhu 16,5 17,5 . Kapasitas
panas molar : cal/K/mol (cp pada tek tetap; Cv pada vol tetap) untuk setiap substans
tercantum dalam hand book physical chemistry. Kapasitas panas molar 2 = 18 cal/K/mol.

Dinamika (dynamic) : kerja (W), satuan = cal,joul, L atm, dalam mekanika : W = F x a. W pada
termodinamika : kerja tekanan volume.

Perumusan kerja (W) tek-vol

Ekspansi gas didalam suatu system silinder yang dilengkapi


dengan piston yang dapat bergerak bebas dengan mengabaikan
energy gesekan. System berlangsung pada tekanan luar ( )
tetap dan pada temperature tetap.

= Fd = Pad = P V

6
Bila 2>1

1 2 :

2 1 :

System berlangsung pada P(ext) dan temperature tetap.

Tekanan yang bekerja pada gas : P(ext) = F/A

= (). ()

W=Fxa W = P(ext).A x (2 1 ) W = P x (2 1 ) =

Sehingga di dapat rumus W = ( )

Penguapan 18g air pada temperature 100 dan tekanan 1 atm dalam system kerja tek-vol.

H2 O(cair, 25) H2 O(uap, 100)


Contoh Soal :

Berapa nilai W yang akan dihasilkan oleh proses pada system tersebut ? bila di ketahui R =
8,314/J/K/mol ; R = 1,987 Cal/K/mol ; R = 0,082 Latm/K/mol.

Jawab :
..
2 = atau PV = nRT

1.0,082.373
= = 30,6
1


1 =

18
= = 18 gr = 0,018
1

7
Nilai W unutk proses perubahan (zat cair atau zat padat ) Uap,

Maka :

W = -
Pers. Alternatif : W = - nRT.
Awal Akhir
Cair Gas
Padat Gas
W =
W = (2 1)
1 2

W = 2

W = () W = -nRT W = atau W = -nRT

Sistem Pada Termodinamika


Setiap system di mana berlangsung suatu proses fisika atau kimia, dapat berupa hal
yang sederhana seperti pemanasan air dalam gelas piala dan yang sangat kompleks seperti
berbagai reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia.

5 tipikal Sistem pada Termodinamika :

Interaksi system dengan lingkungan,

1. System terbuka : dapat terjadi perubahan jumlah materi


2. System tertutup : tidak dapat terjadi perubahan jumlah materi
3. System Isotermal : suhu proses dalam system tetap
4. System adiabatik : terisoloir secara termal dari lingkungan nya ( tidak terjadi
perpindahan panas antar system dan lingkungan)
5. System terisolasi : tidak terjadi perpindahan panas dan kerja antar system dan
lingkungan.

Hukum Termodinamika I :
Hukum pertama adalah suatu pernyataan dari kekekalan energy. Dinyatakan bahwa,
walaupun energy dapat di ubah bentuk dari suatu bentuk ke bentuk lain, namun tidak
dapat diciptakan atau di musnahkan. Dengan kata lain, total energy dari suatu system dan
lingkungan di sekitarnya (yang sering dinyatakan sebagai system terisolasi) adalah tetap
dalam tiap proses. Pernyataan ini berdasarkan kenyataan bahwa berbagai bentuk energy
adalah sama, dan jika suatu jenis terbentuk, sejumlah yang sama dari jenis lain akan
hilang.
Nilai total energy dalam system terisolasi : selalu tetap
Pada system tidak terisolasi : nilai total energy system dan lingkungan selalu tetap
Hubungan panas dengan kerja dan energy yang tersimapan dalam system :

= +

Menurut Hukum termodinamika I : = +

Ketentuan dalam menggunakan persamaan hukum termodinamika I ini adalah :

System menyerap panas, maka nilai q = (+)


System melepaskan panas, maka nilai q = (-)
System melakukan kerja, maka nilai W = (-)
System dikenakan kerja, maka nilai W = (+)

E : fs.keadaan

dE : bersifat eksak
2
1 = 2 1 =

: hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir

= 0

Q dan W : bukan merupakan fs.keadaan

dQ dan dW : tidak bersifat eksak


2
1 2 1 0
2
2 1 0
1

dE = dQ = dW

= +

Perumusan dan perhitungan

1) Pada volume tetap :


= + = .
=
2) Pada tekanan tetap :
= + = .
= + . ()

2
H = E + PV (entalpi)
H : fs.keadaan
Hasil integral dari dH = dE + PdV
= + . . ()
(*) dan (**) :
=

Catatan untuk entalpi

Pada suatu prose fisika atau kimia,untuk setiap perubahan dari keadaan awal ke keadaan
akhir yang tidak ada terdapat substans

gas : =

tapi bila dalam proses terlibat gas :

= + .

= + = selisih mol gas pada keadaan akhir dan awal

Contoh :

() + () 2() + 2 ()

Jadi = 1 0 = 1

Rumus rumus lain yang berhubungan dengan entalpi

1. W = .
2. W = - nRT
3. = . .
4. = .
5. = .
6. = + .

Kapasitas panas molar :

Kapasitas panas molar C dari suatu sisten di definisikan sebagai panas q yang di butuhkan
untuk menaikkan suhu 1 mol zat sebesar 1 derajat. Satuan : J/K/mol atau Cal/K/mol

Pada V tetap :

Pada P tetap :

untuk semua substans tercantum dalam hand book of physical chemistry.

3
Hubungan ( )

Pada V tetap :

E = fs (T,V) dE = ( ) + ()

V tetap :


= ( ) =

dE = Cv.dT =

Pada P tetap :

H = fs (P,T) dH = ( ) + ( )

P tetap :


= ( ) = ( ) =

= . =

Hubungan Cp dan Cv :

dH = dE + PdV semua di bagi dengan dT, maka di dapat persamaan :



= +

Cp = Cv + R

Expansi reversible gas ideal secara isothermal :


2 2
W = 1 = 1


W = -nRTLn . W = nRTLn

Catatan : tidak terjadi perubahan energy pada ekspansi gas secara revesible dan isothermal.

= +

= =

Ekspansi reversible gas ideal secara adiabatik

= + =

4
W = Cv.
1 2 2 1
= (1)(1) = (2)(1)/
2 1

Latihan Soal :

1. Proses penguapan 36 gram 2 berlangsung dalam suatu system kerja tekanan-


volume pada suhu 100 dan tekanan eksternal 1 atm. Diketahui panas penguapan
2 pada 100 = 40,67 kj 1 ; R = 8,314 1 1. Berapa :
a. Nilai kerja yang dilakukan system menantang tekanan eksternal ( 1atm)

Diket : n = 2 mol

R = 8,314

T = suhu nya di jadikan ke derajat Kelvin (273+100 = 373)

Dit : W ??

Jawab ; W = -nRT

-2 X 8,314 X 373 = -6202,2 joule = -6,2 Kj

b. Peningkatan energy internal system

Diket : Q = 40,67 kJ 1 ( 40,67 ini untuk 1 mol )

W = - 6,2 Kj

Ditanya : ?

Jawab : = Q + W

(2 x 40,67) + (- 6,2 )

81,34 6,2 = 75,6 kJ 1

2. Suatu system ekspansi reversible gas berisi 14 gram nitrogen. Berapa besarnya kerja
maksimum dihasilkan system bila volume gas terekspansi secara isothermal pada
suhu 70, hingga menjadi 3 kali volume semula.

Diketahui : R = 8,314 1 1
28
n = mol = = = 2, maka nilai n nya
14

2
= = = 0,5
4

= 1,57

5
Ditanya : nilai W ??

Jawab :
2
W = -nRTLn1

3
= -0,5 x 8,314 x (273+70) 1

= - 1566,4574

3. Suatu system kerja tekanan-volume berisi 20 L gas He pada suhu 25 dengan


tekanan 10 atm. Berapa kerja maksimum yang dapat di hasilkan oleh system , bila gas
terkspansi secara reversibel


20 L He pada temperature 298K dan tek 10 atm. . = = 8,18

Jawab :

Cari Cv nya dulu ;


3
Cv = 2 x 8,314 JK 1 mol1 x 8,18 = 12,471 JK 1 mol1

Kemudian cari nilai ;

5 3 5
= = : =
2 2 3
Kemudian cari nilai T2

1 1
= ( )(1)/4
2 2
10 5 5
= ( 1 )(31)/3

= 10(23) / (53)

2
= 10 5 = 100,4
298
T2 = 100,4 = 118,64 298 = 179,56 .

Maka di dapat Wmax nya

Wmax = 102,013 (118,64 - 298)

= 102,013 (-179,56) = - 18,316 J = - 18,32 kJ

Cattan : jika hasilnya minus ( - ) maka dia merupakan sistem yang menghasilkan kerja, dan
jika hasilnya plus ( + ) maka sistem itu merupakan sistem jenis pasif menghasilkan kerja.

6
Pengertian istilah pada perubahan fisika dan kimia ;

Pada proses/perubahan fisika, misalnya panas sublimasi, panas peleburan, panas


penguapan, panas pelarutan,dsb.
Pada proses / perubahan kimia, misalnya panas pembentukan, panas pembakaran,
panas oksidasi, panas hidrolisi, energy ikatan,dsb.

( reaksi kimia )

Setiap reaksi kimia selalu di sertai oleh perubahan panas (perubahan entalpi). Dalam
reaksi kimia dan fisika panas dapat diabsorbsi atau dilepaskan reaksinya disebut
endoterm. Jika panas diabsorbsi dan eksoterm jika panas dilepaskan. Termokimia
berhubungan dengana perubahan panas yang menyertai reaksi kimia isothermal. Proses
ini berlangsung pada tekanan (pada dasarnya tetap) atmosfer, dan panas yang diabsorbsi
sama dengan kenaikan kandungan panas.

Reaksi kimia :

REAKTAN PRODUK ; = ?

A+B C + D

Contoh Soal :

() + () () ; = ? /

0,52() + 0,52() () ; = 6,2 /

0,52() () ; = 52,1 /

0,52() () ; = 18,1 /

0,52() + 0,52() () ; = 6,2 /

() 0,52() ; = 52,1 / karena di balik maka tanda


positif nya berubah negative

() 0,52() ; = 18,1 /

() + () () ; = 64,0/

-52,1 + (-18,1) 6,2 = - 64,0 kcal/mol

Dalam contoh soal di atas, maka reaksi tersebut reaksi eksoterm (melepaskan panas)

7
2. Hitung pembakaran 2 2() : = ?

Diketahui :

2 2() 2() + 2() ; = 54,2 /

2() () + 2() ; = 94,1 /

2 () 2() + 0,52() ; = 68,3/

Jawab :

2 2() 2() + 2() ; = 54,2 /

() + 2() 2() ; = 94,1 / x 2 karena menyamakan reaksi

2() + 0,52() 2 () ; = 68,3/

2 2() + 2,52() 22() + 2 () ; = 310,7 /

ENTALPI REAKSI PEMBENTUKAN STANDAR

Atau perubahan entalpi reaksi pembentukan standar :

Adalah nilai untuk membentuk 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsur pembentukanya
yang diukur pada suhu 298K dan tekanan 1 atm. Nilai entalpi pembentukan standar suatu
substans yang terbentuk dari unsur-unsur nya sendiri pada keadaan standar (suhu 25,
tekanan 1atm) adalah 0.

Contoh :

2() + 0,52() 2 () ; () = 285,85 1

= [ 2 () ] [ 2() + 0,52()

REAKTAN PRODUK ; = ?

= () ()

= (+) ; reaksi endoterm ( di perlukan energy / panas)

= (-) ; reaksi eksoterm ( dilepaskan sebuah energy / panas)

Contoh soal lain nya :

8
2 6() + 3,52() 22() + 32 2()

Di Tanya : = ?

Diketahui : ( 1 ) untuk 2 6() = 85 ; 2() = 0 ; 2() =


393 ; 2 () = 242.

= [ 2 2() + 3 2 () ] 2 6() + 3,5 2()

= [(2 x -393) + (3 x -242)] [ (-85) +( 3,5 X 0)]

= - 1512 + 85

= - 1427 kJ 1

Ketergantungan pada suhu :

Dalam hal ini, untuk suhu yang berbeda bukan untuk suhu standar yaitu 25.

Type equation here. ( ) =


dH = CpdT

2 2
() =
1 1

(2) (1) = (2 1 )

Atau

(2) = (1) + (2 1 )

Dimaan untuk mencari = () ()

Contoh Soal :

Berapa 2 () 70 jika di ketahui 2 () 25 =


242 1 . Sedangkan masing Cp untuk 2 () = 34 1 1 ; 2() =
29 1 1 ; 2() = 29 1 1

Jawab :

2() + 0,52() 2 ()

Cari ?

9
=

= 2 () ( 2() + 2() )

= 34 {29 + (0,5x29)}

= 34 43,5 = - 9,5 1 1

2 (,70) = 2 (,25) + (273 + 70 273 + 25)

= -242 kJ 1 + (9,5 103 1 1 )(45)

2 (,70) = -242,43kJ 1

HUKUM TERMODINAMIKA II

Panas mengalir secara spontan dari bahan yang lebih panas ke yang lebih dingin, dan
suatu mesin uap hanya dapat bekerja dengan suatu penurunan suhu dan suatu aliran panas
menuju suhu yang lebih rendah. Tidak ada kerja yang dapat dihasilkan dari panas pada suhu
yang tetap. Gas mengembang secara alamaiah dari tekanan tinggi ke rendah, dan molekul zat
terlarut berdifusi dari daerah konsentrasi tinggi ke yang lebih rendah. Proses spontan ini tidak
akan berlangsung sebaliknya tanpa pengaruh dari luar. Walaupun proses spontan tidak
reversibel secara termodinamika, namun dapat dilangsungkan dalam situasi yang mendekati
reversibel dengan adanya pengaruh luar. Kerja maksimum dihasilkan dengan melangsungkan
proses spontan secara reversibel, namun kehilangan friksi dan paksaan unutk melakukan
proses pada kecepatan yang sangat kecil menghalangi kemungkinan dapat balik secara
sempurna dalam proses sebenarnya.

Hukum pertama termodinamika secara sederhana menyatakan bahwa energy harus


dilindungi saat diubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Tidak ada yang dapat dikatakan
mengenai kemungkinan terjadinya suatu proses. Hukum kedua termodinamika berhubungan
dengan kemungkinan terjadinya suatu proses didasarkan pada pengamatan kecenderungan
suatu system untuk mendekati keadaan keseimbangan energi. Energy yang dapat dibebaskan
untuk kerja yang dilakukan dalam gas, cairan atau padatan, atau campuran reaksi, dikenal
sebagi energy bebas system. Energy bebas menurun saat reaksi fisika atau kimia terjadi.
Secara umum, proses spomtan pada suhu dan tekanan tetap diikuti dengan berkurangnya
energi bebas, dan penurunan ini menandakan kecenderungan alamiah untuk terjadinya
perubahan.

Kata kunci dari hukum kedua termodinamika yaitu :

1. Spontan
System
Terisolasi
2. Entropi meningkat

10
System terisolasi yang berlangsung spontan, mengalami peningkatan entropi.

Proses Spontan : Setiap proses yang berlangsung tanpa bantuan energy dan sistem terisolasi.

Proses Non Spontan : proses yang berlangsung dengan adanya bantuan energy. Proses ini
mungkin bisa terjadi atau mungkin tidak bias terjadi.

Entropi, S : tingkat ketidakteraturan.

S : Fs keadaan (lihat uraian fs keadaan untuk E)


2
= 2 1 =
1

Untuk suatu system yang mengalami peningkatan entropi, maka :

2 > 1 > 0

Sebaliknya bila system mengalami penurunan entropi, maka :

2 < 1 < 0

Entropi suatu substans :

() > () > ()

Nilai entropi 2 dalam bentuk gas lebih tinggi dibandingkan 2 dalam bentuk cair.

Untuk system terisolasi, apakah prosesnya berlangsung spontan atau tidak spontan,
dapat dilihat langsung dari nilai , yaitu bila > 0 proses berlangsung spontan, dan
bernilai posistif (+) dan bila < 0 ; proses berlangsung tidak spontan,maka bernilai
negative ( - ), bila mengalami peningkatan etropi maka proses pada sistem tersebut bersifat
spontan.

Pada system yang tidak terisolasi

Pada system terisolasi, system dan lingkungan berinteraksi maka system dan
lingkungan tersebut harus saling berkaitan. Pada system ini, proses spontan ataupun tidak
spontan, harus dilihat nilai total , yaitu :

+ =

> 0

< 0

Perubahan entropi suatu system dirumuskan oleh clausius (1865) dengan menggunakan
prinsip system yang reversible, dan nilai entropi pada suatu substan dalam keadaan terakhir
maka nilai substan tersebut lebih besar dari nilai entropi suatu substan :

11

dS = ( )

dimana q :

pada tekanan (P) tetap, =



dS = ; proses fisika ataupun proses kimia.


Penyelesaian integralnya : =

Pada proses reversible yang mengalami perubahan suhu :

.
= = =

.
=

Dalam persamaan differensial :

.
=

2 2

=
1 1

2
= .
1
Contoh Soal :

1. Hitung perubahan entropi peleburan asam benzoate bila diketahui panas peleburan
asam benzoat = 18,07 1 dan titik lebur asam benzoat = 122,1.
18,07
Jawab : = = = 0,045 KJ/K/mol
273+122,1

2. Hitung peningkatan entropi untuk perubahan 2 (,5) 2 (,110) , bila diketahui,


Cp2 () = 75 1 1 ; 2 () = 34 1 1 dan panas penguapan
2 () = 41 1 .

Jawab :

2
2 (,278) 2 (,373); =
1

2 (,373) 2 (,373); =

2
2 (,373) 2 (,383); = 1

12
100
Perhitungan 1 : = 75 = 224,680
5

41
Perhitungan 2 : = = 0,41
100

110
Perhitungan 3 : = 34 100 = 3,241

Jadi, hasilnya : 224,680 + 0,41 + 3,241 = 228,331

Proses Reversible

1. =

2
2. = 1

Proses irreversible : spontan


> >

< 0 .

G = H TS / H TS ; (energy bebas Gibbs) G = indikator koefensip

G: fs keadaan

G;available energy (energi yang tersedia).

Nilai substans tercantum dalam handbook phys.chem. dalam satuan kcal 1 atau

kJ 1 .

dG = dH TdS
2 2 2
=
1 1 1

< 0

> 0

Contoh soal : Hitung perubahan energy Gibbs reaksi pembakaraan glukosa dalam tubuh pada
suhu 37. Diketahui nilai entalpi pembentukan standar ( ) dan entropi standar ()
berturut-turut untuk : 6 12 6() = 1275 1 213 1 1 ; 2() =
393 1 214 1 1 ; 2 () = 285 1 70 1 1 ;

2() = 0 1 206 1 1 .

13
Jawab :

6 12 6() + 62() 2() + 62 ()

= () ()

= (-393) X 6 + (-285) X 6 (-1275)

= (-2358) + (-1710) + 1275

= -2793 kJ/mol.

= () ()

= (214 x 6) + (6 x 70) (213) + (6 x 206)

= 1704 1449

= 255 JK/mol = 0,255 1 1

= -2793 kj/ 1 (310 0,255 1 1 )

= -28720,05 kJ 1

Gabungan Hukum Termodinamika I dan Hukum Termodinamika II

dE = dq + dW (Hk.I)

dq = TdS (Hk.II) dE = TdS - PdV


Pada V tetap : dE = TdS
Pada S tetap : dE = -PdV

G = H TS ; nilai G ditentukan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada nilai H, T dan


S, dan nilai H ditentukan oleh perubahan nilai E, P dan V.

(dH = dE + PdV + VdP), maka :

dG = dE + PdV + VdP TdS SdT

dG = dE + PdV + VdP (dE+PdV) SdT

dG = VdP SdT

Pada T tetap : dG = VdP


Pada P tetap : dG = - SdT

14
Pada T tetap :

(nilai G berrgantung pada tekanan)

dG = VdP.

Gas ideal : dG = nRT

2 2
1 = 1

2
= 1

Contoh soal :

Berapa perubahan energy bebas Gibbs bila 1 mol gas di kompressi dari 1 atm menjadi 10 atm
pada suhu 25. Diketahui R = 8,314 1 1

Jawab :

2
=
1
10
= 1 x 8,314 x (273+25) ln 1

= 5704,82 J.

2
Prinsip persamaan = 1 juga berlaku untuk larutan :

2
=
1
Dimana :

n = mol solute

2 = aktivitas solute keadaan akhir

1 = aktivitas solute keadaan awal.

Untuk larutan-larutan encer, aktivitas solute = konsentrasi dari larutan encer solute tersebut
dalam medium pelarutnya.

Untuk larutan T di ganti dengan akivitas suhu, serta untuk larutan encer rumusnya berubah :

C1
G = nRT In
C2

15
Ketergantungan nilai entropi pada tekanan :

2 2
= =
1 1
2 2
- = 1 = 1

Contoh Soal :

Berapa energy tersedia yang diperlukan ginjal untuk mentransfer 0,1 mol urea dari plasma
darah ke urine pada suhu 37, bila diketahui konsentrasi urea dalam plasma darah = 0,005 M
dan konsentrasi urea dalam urine = 0,33 M dan R = 8,314 1 1 .

Diketahui :

n = 0,1 mol

R = 8,314 1 1

T = 273 + 37 = 310

2 = 0,33

1 = 0,005

Ditanya : nilai ? ?
2
Jawab : = 1

0,33
= 0,1 x 8,314 x 310 ln0,005

= 1079,8 J atau 1,08 kJ.

16
BIOENERGETIKA
Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai
perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Sistem nonbiologik dapat menggunakan
energi panas untuk melangsungkan kerjanya. Sedangkan sistem biologik bersifat isotermik
dan menggunakan energi kimia untuk memberikan tenaga bagi proses kehidupan. Peran
senyawa fosfat berenergi tinggi dalam penangkapan dan pengalihan energi

Untuk mempertahankan kehidupan, semua organisme harus mendapatkan pasokan


energi bebas dari lingkungannya. Organisme autotrofik melakukan metabolisme dengan
proses eksergonik sederhana, misalnya tumbuhan hijau menggunakan energi cahaya
matahari, bakteri tertentu menggunakan reaksi Fe2+ Fe3+. Sebaliknya organisme
heterotrofik, memperoleh energi bebasnya dengan melakukan metabolisme yaitu pemecahan
molekul organik kompleks : Mg2+.
Adenosin trifosfat (ATP) berperan sentral dalam pemindahan energi bebas dari proses
eksergonik ke proses endergonik. ATP adalah nukleotida trifosfat yang mengandung adenin,
ribosa dan 3 gugus fosfat. Dalam reaksinya di dalam sel, ATP berfungsi sebagai kompleks
Mg2+
Energi bebas baku hasil hidrolisis senyawa-senyawa fosfat penting dalam biokimia
tertera pada Tabel di bawah . Terlihat bahwa nilai hidrolisis gugus terminal fosfat pada ATP
terbagi menjadi 2 kelompok. Pertama, fosfat berenergi rendah yang memiliki G lebih
rendah dari pada G0 pada ATP. Kedua, fosfat berenergi tinggi yang memiliki nilai G lebih
tinggi daripada G0 pada ATP, termasuk di dalamnya, ATP dan ADP, kreatin fosfat,
fosfoenol piruvat dan sebagainya.
Senyawa biologik penting lain yang berenergi tinggi adalah tiol ester yang mencakup
koenzim A (misal asetil-KoA), protein pembawa asil, senyawa-senyawa ester asam amino
yang terlibat dalam sintesis protein, S-adenosilmetionin (metionin aktif), uridin difosfat
glukosa dan 5-fosforibosil-1-pirofosfat.

17
Standar energy bebas dari hidrolisis. Beberapa organofosfat biokimia yang penting.

Senyawa Kkal / mol

Fosfoenolpiruvat - 14,8

Karbamoil fosfat - 12,3

1,3 bifosfogliserat - 11,8

Kreatin fosfat - 10,3

Arginin fosfat - 10,1

ATP - 7,3

Glukosa -1-fosfat - 5,0

Fruktosa -6-fosfat - 3,8

Glukosa -6-fosfat - 3,3

Gliserol -3-fosfat - 2,2

Dari tabel di atas untuk fosfoenol piruvat merupakan senyawa yang hidrolisis nya
paling eksegornik. Untuk hidrolisi yang dilakukan senyawa senyawa di atas dilakukan
secara spontan.

= () = + .

= (+) = + .

Gugus fosfat berenergi tinggi oleh Lipmann dilambangkan dengan ~. Simbol ini
menunjukkan bahwa gugus yang melekat pada ikatan, pada saat peralihan pada suatu
akseptor yang tepat, akan mengakibatkan pemindahan kuantitas energi bebas yang lebih
besar. Oleh karena itulah sebagian ahli biokimia lebih menyukai istilah potensial pemindahan
gugus daripada ikatan berenergi tinggi.
Berdasarkan posisi ATP pada Tabel di atas, maka ATP merupakan donor fosfat
berenergi tinggi (donor energi bebas) bagi senyawa-senyawa di bawahnya. Di sisi lain, ADP
dapat menerima fosfat berenergi tinggi untuk membentuk ATP dari senyawa yang berada di
atas ATP dalam tabel. Akibatnya siklus ATP/ADP menghubungkan proses-proses yang
menghasilkan ~ dan proses-proses yang menggunakan ~. Dengan demikian ATP terus

18
dikonsumsi dan terus diproduksi. Proses terjadi dengan kecepatan sangat tinggi, karena depot
ATP/ADP sangat kecil dan hanya cukup untuk mempertahankan jaringan aktif dalam
beberapa detik saja.
Ada 3 sumber utama ~ yang berperan dalam konservasi atau penangkapan energi.
1. Fosforilasi oksidatif
Fosforilasi oksidatif adalah sumber ~ terbesar dalam organisme aerobik. Energi bebas
untuk menggerakkan proses ini berasal dari oksidasi rantai respirasi di dalam mitokondria
dengan menggunakan oksigen.
2. Glikolisis
Dalam glikolisis terjadi pembentukan netto dua ~ yang terjadi akibat pembentukan laktat
3. Siklus asam sitrat
Dalam siklus asam sitrat satu ~ dihasilkan langsung pada tahap suksinil tiokinase.
Berikut Proses perubahan ATP ke ADP

Selanjutnya, proses perubahan 1,3 bisfosfogliserat menjadi 3-fosfogliserat melalui


fosfogliserat binase

19
dalam proses ini menunjukkan bahwa arah panah nya masih ke kiri dan ke kanan,
untuk menentukan ke mana arah panah nya, bisa mencari dari 1,3 bifosfogliserat dan
dari ATP dan ADP.

1,3 Bifosfogliserat Hidrolisis 3 Fosfogliserat + Pi = 11,8 /

ADP + Pi fosfori ATP = 7,3 /

= 4,5 /

Dengan hasil yang menunjukkan minus maka arah panah nya menuju ke kanan.

Di bawah ini proses pembentukan fosfoenol piruvat menjadi asam piruvat dan pembentukan
kreatinfosfat menjadi keratin.

BIOENERGETIKA REAKSI KOPEL

Contoh nya :

(1) Glukosa + Pi Glukosa G-P +2 = +13,8 /. Reaksi ini


membutuhkan energi.
(2) ATP ADP + Pi = 36,8 /. Reaksi ini
melepaskan energi.

Glukosa + ATP HEKSOKINASE Glukosa G-P + ADP

(proses Fosforilasi) = 23,0 /. Jadi reaksi ini berlangsung spontan.

20
KESEIMBANGAN FASA
Fase bisa dikatakan suatu system yang homogen baik secara fisik maupun kimiawi.
Dimana sistemnya campuran (terdiri dari satu komponen atau lebih, atau zat murni). Beda
dengan larutan, kalau larutan itu system campuran yang homogen baik secara fisik dan
kimiawi, dimana sistemnya campuran (terdiri dari 2 komponen atau lebih).

Kondisi Keseimbangan

Proses spontan (suatu system) pada temperatur dan tekanan tetap,

< 0

Adapun bila system berada dalam keadaan setimbang,

= 0

1. Keseimbangan fase substans murni.

System ini terdiri dari single substans (substans murni). Transisi fase single substans
sebagai fungsi temperatur dan tekanan, seperti yang diperlihatkan oleh contoh
keseimbangan fase air sebagai fungsi temperatur dan tekanan (pada system
tertutup), seperti di perlihatkan dalam kurva berikut ini

Kurva TC pada gambar diatas dikenal sebagai kurva tekanan uap. Batas tertinggi adalah
temperature kritik, untuk air 374, dan ujung bawahnya berakhir pada suhu 0,0098 ,
disebut tiik triple. Sepanjang kurva tekanan uap, uap dan cairan berada dalam kesetimbangan.
Kurva T ke bawah adalah kurva sublimasi, disini uap dan padat berada dalam kesetimbangan.
Kurva T ke bagian atas adalah kurva titik leleh, dimana cairan dan padatan dalam
kesetimbangan.kemiringan Garis T menuju ke atas yang negative menunjukkan bahwa titik
beku air turun dengan naiknya tekanan dari luar.

Akibat dari perubahan tekanan (pada temperatur tertentu) atau perubahan temperatur (pada
tekanan tertentu) menjadi nyata dengan melihat pada diagram fase. Jika temperatur dijaga

21
konstan pada suhu 374, dimana air berada dalam wujud gas diatas temperatur kritik, tidak
peduli berapa kenaikan tekanan (tegak lurus sepanjang garis titik-titik), system tetap berada
dalam wujud gas. Pada suhu 100 dibawah temperatur kritik, uap air berubah menjai cair
dengan naiknya tekanan, karena penekanan menyebabkan molekul masuk dalam jarak gaya
atraksi van der waals. Pada suhu 0, kenaikan tekanan pada air dalam wujud uap mengubah
uap pertama-tama menjadi es dan pada tekanan yang lebih tinggi menjadi cairan. Perubahan
ini, uap menjadi es menjadi cair, disebabkan karena es menempati volume yang lebih besar
daripada cairan air dibawah titik triple.pada titik triple, ketiga fase berada dalam
kesetimbangan, yaitu mereka mempunyai tekanan uap yang sama pada temperatur 0,0098.
Maka dari kurva diatas, aturan fase menjadi : F =1-1+2 = 2.

Sepanjang garis titik lebur : Padat Cair, . =

Sepanjang garis titik didih : Cair uap/gas, =

Sepanjang garis titik sublimasi : Padat uap/gas, . =

Dalam keadaan setimbang, pada titik lebur, = 0, . =

Pada titik didih, = 0, . =

Pada titik sublimasi, = 0, .. =

Aturan Fasa :

Aturan Fase. J.Willard Gibbs dikenal sebagai orang yang membuat aturan fase , suatu
petunjuk yang berguna untuk menghubungkan pengaruh dari jumlah terkecil variable bebas
(misalnya temperatur, tekanan, dan konsentrasi) pada berbagai fase (padat, cair,dan gas) yang
dapat berada dalam system kesetimbangan yang berisi komponen dalam jumlah tertentu,.
Aturan fase diperlihatkan sebagai berikut :

F=CP+2

Di mana F adalah derajat kebebasan, C adalah bilangan komponen, P adalah bilangan fasa.

F : maksimum bila P = 1.

Catatan pada keseimbangan fase 2 :

Berdasarkan nilai F untuk masing-masing daerah,

Daerah fase padat,cair dan gas, masing-masing memiliki nilai F = 2 (bivariant).


Daerah sepanjang garis titik-titik sublimasi,lebur penguapan,masing masing
memiliki nilai F = 1 (univariant), di masing-masing daerah ini 2 O berada dalam
keseimbangan dua fase.
Daerah titik triple (T) memiliki nilai F = 0 (invariant), pada titik T ini 2 berada
dalam keseimbangan 3 fase (padat, cair dan gas).

Energy bebas Gibbs 2 pada keseimbangan 2 fase, misalnya pada keseimbangan fase
22
cair gas =

dG = VdP SdT (lihat persamaan ini pada materi termodinamika)

maka () () = () () susun, lalu akan didapat


= =


Pada system dalam keseimbangan (2 fase), = . (pers. Clapeyron)

Persamaan ini khususnya berguna bila diterapkan pada titik transisi cair uap.

= . T = temperature didih.


= .. = (pers. Clausius-Clapeyron)
2


.. = ( = ln )
2

ln
. =
2

Pada titik perubahan fase ( misal : cair gas) pada setiap tekanan dan suhu tertentu maka
1 1
. ln P = + . Plot : ln P vs slope =

Persamaan ini dapat digunakan untuk menghitung panas penguapan () suatu cairan.

Persamaan clausius-clapeyron juga dapat diintegralkan antara 2 nilai batas suhu dengan
asumsi bilai nilai konstan dalam rentangan 2 batas suhu tersebut.

2 2 1 1
1 = 1 .. ln 2 = ( )
2 1 2 1

1 1
atau ln 2 = ( )
1 2 1

2. Keseimbangan Fase multi komponen / campuran

Suatu system tertutup (pada suhu dan tekanan konstan) terdiri dari C komponen (
C=1,2,3,.) dan P fase ( P = a, b, c,..), berada dalam keadaan setimbang. Untuk system
campuran, parameter potensial kimia (yaitu energy bebas molar parsial) lebih tepat digunakan
daripada energy bebas molar.

G = f (T, P, 1 , 2 , )

dG = ( ),1,2, + () ,1,2, + (1),,2 1 + (2),,1

23

dn2 + () = = .
,,

: dipengaruhi oleh tekanan, suhu dan komposisi.

dG = - SdT + VdP +

ketergantungan potensial kimia pada tekanan :

= + RT ln Pi

= 1 .

= konstan + RT ln (variable komposisi)

Persamaan ini dapat diterapkan untuk larutan,

= + ln , di mana aktivitas komponen i.

= . : koefisien aktivitas komponen i, dan C : konsentrasi komponen


i.

System tertutup yang terdiri dri fase P dan komponen C dan berada dalam keadaan
setimbang, potensial kimia dari masing-masing individual komponen mempunyai nilai yang
sama dalam semua fase.

() = () = ()

2a.) keseimbangan fase 2 komponen (keseimbangan fase system biner)

Kurva komposisi-temperatur untuk system yang terdiri dari air dan fenol.

24
Kita ketahui dari pengalaman bahwa etil alcohol dan air bercampur dalam segala
perbandingan, sedangkan air daan air raksa tidak bercampur sempurna tanpa memperhatikan
jumlah masing-masing komponen. Di antara kedua jenis campuran ini, terdapat suatu system
yang memperlihatkan pencampuran sebagian (atau tidak bercampur). System seperti ini
adalah fenol dan air. Dan jumlah diagram fase yang terkondensasi diplot dalam gambar
diatas. Kurva gbhci memperlihatkan batas temperatur dan konsentrasi dimana dua fase cair
berada dalam keseimbangan. Daerah diluar kurva berisi system yang terdiri dari satu fase
cair. Dimulai pada titik a, yaitu system yang berisi 100% air (misalnya air murni) pada suhu
50, penambahan fenol dengan jumlah tertentu terhadap air dengan berat tertentu pada
temperatur 50, mengakibatkan pembentukan fase cair tunggal sampai mencapai titik b,
dimana sejumlah kecil fase kedua mulai terbentuk. Konsentrasi fenol dan air pada saat ini
adalah 11% berat fenol dalam air. Analisis fase kedua, yang mengendap pada dasar tabung,
memperlihatkan jumlahnya 63% berat fenol dalam air. Fase yang kayak fenol ini ditunjukkan
oleh titik c pada diagram fase. Jika kita menyiapkan campuran yang berisi jumlah fenol yang
menaik, yaitu jika kita melakukan prose memotong diagram dari titik b ke c, kita membentuk
system dimana jumlah fase yang kaya fenol(B) naik secara teratur, seperti terlihat pada
gambar diatas. Pada saat yang sama, jumlah fase yang kaya air (A) berkurang. Begitu
konsentrasi total fenol mencapai 63% pada suhu 50, fase cair tunggal yang kaya fenol
terbentuk.

Temperatur maksimum dimana terdapat dua fase dalam kesetimbangan disebut temperatur
larutan kritik atau temperatur konselut maksimum. Dalam system fenol-air,temperatur ini
adalah 66,8 (titik h pada gambar). Setiap campuranfenol dan air diatas temperatur ini
bercampur sempurna dan menghasilkan system suatu fase cair.

Kurva nikotin-air yang memperlihatkan temperatur konsolut maksimum dan minimum.

Gambar di atas

25
memperlihatkan diagram fase untuk system nikotin-air, yang mempunyai titik konsolut
maksimum maupun minimum. Titik konsolut minimum timbul mungkin karena semacam
interaksi antar komponen yang menyebabkan pencampuran sempurna hanay pada temperatur
rendah.

2b) Keseimbangan fase 3 komponen (keseimbangan fase system tersier).

Dalam system yang terdiri dari tiga komponen tetapi hanya satu fase, F = 3 1 + 2 = 4 untuk
system yang tidak terkondensasi. Empat derajat kebebasan itu adalah temperatur, tekanan dan
dua konsentrasi dari tiga komponen. Hanya dibutuhkan dua konsentrasi karena jumlah ini
dikurangi dari total memberikan konsentrasi komponen ketiga. Apabila kita memperhatikan
sidtem terkondensasi dan menjaga temperatur konstan, maka F = 2, dan kita dapat memakai
lagi diagram satu bidang untuk menggambarkan kesetimbangan fase. Karena kita sedang
berurusan dengan system tiga komponen, lebih cocok menggunakan kertas grafik koordinat
segitiga seperti gambar diatas.

Aturan mengenai diagram segitiga seperti gambar diatas

I. Setiap sudut segitiga menunjukkan berat 100% dari suatu komponen ( A,B atau C).
sebagai akibat nya, sudut tersebut mengandung 0% kedua komponen yang lain.
Sebagai contoh, titik puncak segitiga pada gambar menunjukkan 100% dari B.
II. Tiga garis yang menghubungkan ketiga sudut segitiga menunjukkan campuran dua
komponen dengan tiga kemungkinan campuran dari A, B dan C.
III. Daerah dalam segitiga menunjukkan semua kemungkinan camouran A, B dan C yang
membentuk system tiga komponen.
IV. Jika sebuah garis digambarkan melalui setiap sudut menuju titik sisi yang berhadapan,
maka semua system yang ditunjukkan oleh titik-titik oada garis ini mempunyai
perbandingan konstan untuk dua komponen, dalam hal ini A dan B.

26
V. Setiap garis yang digambarkan sejajar dengan salah satu sisi segitiga, menunjukkan
system terner di mana perbandingan (atau persen berat) dari salah satu komponen
adalah konstan

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id
Dikaadtiyablogspot
Buku farmasi fisik jilid ketiga karangan Alfred Martin, James Swarbrick dan
Arthur Cammarata
Tayangan / slide dari dosen
Uraian / penjelasan dosen saat perkuliahan

27

You might also like