Professional Documents
Culture Documents
DI MEDIA SOCIAL
Oleh:
Sulaiman (142040100003)
Taufiqurachman (142040100024)
FAKULTAS HUKUM
2017
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Mereka para jurnalis warga bisa menyebarkan berbagai macam informasi bisa
berupa tulisan, audio dan video yang bisa menciptakan suatu trend baru di kalangan
masyrakat. Namun informasi itu bisa jadi merugikan bagi orang lain dan juga bisa
menguntungkan bagi orang lain meskipun terkadang hanya beberapa atau segelintir
orang dan juga golongan tertentu.
2
2. Bagaimana etika hukum bagi jurnalis warga terhadap penyebaran informasi di
media social?
III. Tujuan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pada hakikatnya moral dan etika setiap individu sangatlah penting. Etika sebagai
bagaian dari falsafah merupakan system dari prinsip-prinsip moral. Dalam kaitannya
dengan penyebaran informasi melalui media social, moral dan etika tersebut dikaitkan
dengan kewajiban para jurnalistik yang dalam hal ini meliputi pelaksanaan kode etik
dalam aktivitas jurnalistiknya serta tunduk pada institusi dan peraturan hukum yang
berlaku di masyarakat.
Perkembangan saat ini dengan semakin banyaknya warga yang turut menjadi
citizen journalism tentu haruslah mengetahui juga dasar-dasar ataupun etika dalam
melakukan jurnalistik yang mereka buat. Berbagai informasi yang ditulikan dalam
pengguunaan media social tentunya dibatasi oleh undang-undang ITE yang berlaku di
Negara Indonesia. Dalam UU ITE telah dijelaskan pula bahwa adanya pembatasan
kebebasan berekspresi bagi setiap individu. Ini merupakan batasan-batasan pula
untuk tidak semena-mena menggunakan media social sebagai alat untuk menyebar
berita palsu ditengah masyarakat. Penyebaran informasi pada mulanya dilakukan oleh
seseorang melalui media pembicaraan mulut ke mulut. Seiring semakin canggihnya
teknologi yang ada, segala informasi bisa mudah diakses kapanpun dan dimanapun
dan oleh siapapun. Dengan berbekal teknologi canggih, setiap warga kini bisa
dikatakan sebagai seorang jurnalistik ketika suatu tulisan yang dibuatnya
dipublikasikan sebagai bentuk informasi kepada orang lain melalui media social.
Masyarakat yang selama ini hanya sebagai konsumen media kini juga bertindak
sebagai jurnalis. Dengan koneksi internet yang stabil semua orang bisa menjadi
jurnalis. Jurnalis yang dimaksudkan yaitu melakukan proses pencarian, pengolahan,
penulisan dan penyebaran informasi melalui media social sehingga hal ini lah yang
disebut sebagai citizen jurnallism atau jurnalisme warga.
Kebebasan berekspresi dalam penyampaian berita tanpa adanya ikut campur
pihak dari luar si pembuat berita adalah hal yang ingin dicapai oleh citizen Jurnalism.
Terlihat pada era kelahiran orde reformasi saat kekuasaan B.J Habibie yang menjadi
wakil presiden saat itu menjadi titik awal demokrasi di Indonesia. Di era reformasi
kebebasan pers benar-benar dijamin dan senantiasa diperjuangkan untuk diwujudkan.
Namun sejauh ini jika dilihat dari demokrasi dalam kegiatan jurnalistik belum bisa
5
dikatakan tercapai, karena aturan yang membatasi kebebasan berekspresi dalam dunia
journalism.
Sebagai citizen jurnalistik yang hampir setiap saat mendapatklan informasi dalam
kehidupan dan emnyebarkannya di media social tentu haruslah berlandaskan pada
aturan etika journalism. Tidak mudah dalam menyampaikan sebuahb informasi
karena informasi yang disebarkan itu akan dibaca oleh orang banyak sehingga perlu
hati-hati dalam melakukan penyampaian informasi.
6
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca bisa
menjadi lebih mengerti dan bertambahnya wawasan tentang menjaga etika jurnalis
warga atau citizen jurnalism dalam melakukan sebaran informasi dalam mengunakan
media sosial, sehingga tidak menimbulkan konflik dan merugikan bagi pihak lain
dengan memperhatikan aturan-aturan lain yang ada melainkan saling menguntungkan
bagi semua pihak. Dan lebih ditingkatkan lagi sosialisasi jurnalistik sebagai citizen
journalism dikalangan masyarakat saat ini.
7
Daftar Pustaka