Professional Documents
Culture Documents
Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
oleh:
VIVI ERLYNA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal yang berjudul
Muhammad SAW. Dalam membuat proposal ini Penulis banyak mengalami hambatan
hambatan, namun berkat pengarahan dari berbagai pihak dan tak lepas dari
proposal ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan rekan yang sudah
Semoga segala kebaikan dan perhatian yang telah diberikan kepada Penulis
mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Penulis menyadari
proposal ini masih banyak kekurangan dalam pembuatannya maka dari itu Penulis
penyempurnaan proposal ini. Akhirnya segala daya dan upaya serta hasil kerja,
Penulis serahkan kepada Allah Swt.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi
kita semua,amin
VIVI ERLYNA
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
karakteristik berbeda dengan anak usia dini lainnya. Usia dini merupakan fase
yang sangat fundamental bagi setiap individu, karena pada fase ini terjadi
yang dapat menggerakkan kemampuan berpikir anak. Dalam hal ini, orang tua
dan guru perlu memfasilitasi kebutuhan anak dengan menyediakan berbagai alat
permainan tidak harus yang mahal atau bernilai tinggi ,tetapi juga harus sesuai
memiliki fungsi sosial dan emosional. Melalui bermain anak memahami kaitan
antara dirinya dan lingkungan sosialnya, belajar bergaul dan memahami aturan
1
2
kognitif anak. Bermain merupakan dunia anak, bermain adalah sesuatu yang besar
karena bermain adalah bagian integral bagi kehidupan anak, bermain adalah
Kreativitas yang harus dikembangkan pada diri anak menjadi suatu aspek
yang sangat penting , karena tidak ada satu anakpun yang lahir tanpa kreativitas.
Oleh karena itu, perkembangan fisik anak sangat penting untuk mengembangkan
anak usia 4-5 tahun anak mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan
berkarya seni menggunakan berbagai media. Maka dari itu anak harus
diprioritaskan kesehatannya agar seluruh panca indera dan motorik dapat bekerja
optimal.
kreativitas anak adalah dengan cara membangun atau menyusun. Salah satu
berbagai macam bentuk sesuai dengan kreativitas dan keinginan anak. Peran guru
sesuai dengan imajinasi dan keingainan anak. Selain itu juga plastisin ini sangat
mudah di dapatkan dan jika membuatnyapun tidak memerlukan biaya yang besar.
Dengan demikian anak dapat berkreasi bebas dengan membuat berbagai bentuk
kreativitas anak masih rendah, hal ini dilihat ketika anak bermain menggunakan
plastisin. masih banyak anak yang hanya mencontoh dan tidak berani membentuk
membentuk tanpa bantuan guru, sedangkan yang lain masih memerlukan bantuan
guru. Anak juga kurang tertarik bermain plastisin dan asyik main sendiri
anak.
Maarif Neuheun langkah yang diambil oleh peneliti agar kreativitas anak
Besar
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat praktis
mengenai kreativitas anak usia dini dalam bermain plastisin dan dapat dikaji
b. Bagi anak usia dini, melalui penelitian ini, siswa dapat belajar menuangkan
imajinasi sesuai dengan keingian tanpa takut salah dan dapat termotivasi
optimal.
c. Bagi orang tua, penulisan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sarana
pendidikan yang ada, termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, perlu diketahui istilah-istilah yang
penting yaitu:
1. Kreativitas
2. Plastisin
Plastisin ialah salah satu kerajinan tangan yang berbahan dari tepung
terigu, pewarna makanan, dan minyak makan. Plastisin tersebut di buat oleh
peneliti.
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang
diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan
non formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan
BAB II
LANDASAN TEORI
Anak usia dini adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 0-6
tahun, yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses
menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, berfikir, perasaan,
dan interaksi baik dengan sesama maupun dengan benda-benda dalam lingkungan
hidupnya.
Proses pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun dapat ditempuh di tempat
sejak dini sehingga anak dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak.
melalui suatu proses pembelajaran sejak usia dini diharapkan anak tidak saja siap
untuk memasuki jenjang pendidikan lebih lanjut, tetapi yang lebih utama agar
dunianya sendiri. Untuk mendidik anak usia dini, perlu dibekali pemahaman
8
pemahaman ini diharapkan para pendidik anak usia dini memiliki pemahaman
yang lebih baik dalam menentukan proses pembelajaran ataupun perlakuan pada
a. Pengertian kreativitas
menyelesaikan suatu masalah yang tidak dapat ditemukan orang lain, ide-ide baru
dan melihat adanya berbagai kemungkinan. Maka dari itu kreativitas adalah suatu
sikap, kondisi atau keadaan yang sangat khusus sifatnya dan hampir tidak
memandang kreativitas.
baru, baik berupa gagasan maupun karya yang relatif berbeda dengan apa yang
telah ada.
metode ataupun produk baru yang efektif bersifat imajinasi, estetis fleksibel dan
berdaya guna dalam berbagai bidang untuk memecahkan suatu masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
cara berpikir kreatifnya yang bercirikan pemikiran divergen dengan ditandai oleh
pembimbing baik tenaga pendidik maupuorang tua khususnya ibu sangat penting.
Sikap orang tua yang dapat menumbuhkan kreatifita anaknya haruslah merupakan
sikap yang mampu memberanikan anak untuk mencoba berbagai hal dan selalu
kemandiriannya.
pengembangan bakat anak juga berguna untuk membentuk sikap percaya diri dan
yang mereka senangi. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang tepat untuk dapat
mengembangkan kreatifitas sehingga bakat yang ada dalam diri setiap anak
diupayakan untuk lebih berkembang. Salah satu wadah tersebut adalah dengan
pembentukan kelas bakat. Kelas bakat yang akan dibentuk direncanakan sebagai
kegiatan ekstrakurikuler bagi anak usia dini di kelompok bermain yang memiliki
10
potensi dan bakat yang khusus yang dapat dikembangkan dengan lebih optimal
dan melihat dari segi tumbuh kembang dan daya kreatifitas setiap anak.
b. Pentingnya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Pada usia 4-5 tahun
anak di lahirkan memiliki kreatif. Hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya anak
sejak usia dini sudah memiliki sifat kreatif. Apabila kreativitas anak tidak di
kemampuan kreativitas yang tinggi. Umumnya anak usia 3-4 tahun sangat suka
disekitarnya.
disebabkan perlakuan orang tua atau pendidik. Sikap orang tua yang memberi
melarang kebebasan anak dapat membuat potensi kreatif anak itu terhambat
mengembangkan secara benar potensi kreatif anak sejak usia dini. Untuk
menumbuh kembangkan potensi kreativitas anak. Maka pendidik ( orang tua dan
guru) perlu memperhatikan sifat-sifat alamiah ( natural ) anak, yaitu Rasa takjub,
liat) yang terbuat dari campuran tepung dan lem. Menurut Andri (2006:96) lilin
mainan atau plastisin adalah Benda padat yang dapat diubah bentuknya.
11
merupakan Bahan lunak yang dapat digunakan untuk membuat berbagai bentuk.
pada anak didik misalkan gelas dan piring, kemudian guru membuat gelas
dan piring dengan plastisin tanah liat sesuai dengan contoh yang ada,
kemudian anak diajarkan untuk membuat yang sama dengan contoh atau
membuat bentuk lain sesuka anak. Guru membebaskan apapun yang dibuat
anak, guru tidak boleh membatasi atau menyalahkan apapun yang dibuat
Sebaiknya belajar lilin/ plastisin dari tanah liat dilakukan di lantai daripada
di bangku/ meja, sehingga anak dengan leluasa berpindah tempat, dapat duduk
dengan nyaman dan dapat menikmati bermain plastisin tanah liat sesuai
khayalan anak.
dan disediakan tempat cuci tangan beserta lap agar sewaktu pembelajaran
juga dapat mendukung peningkatan kemampuan motorik halus dan motorik kasar.
jari-jari tangan, melenturkan otot-otot jari tangan, melatih keuletan dan kesabaran
12
anak usia dini yang diperoleh melalui kegiatan bermain dengan belajar yang
menyenangkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat dibuktikan bahwa media plastisin
bentuk yang ia suka. Sehingga tidak terlihat adanya pengaruh bermain plastisin
terhadap kreatifitas anak. Media plastisin dapat melatih daya pikir anak. Anak
dapat mengeksplorasi dan mencari informasi tentang segala sesuatu yang belum
mereka ketahui. Media plastisin ini membuat anak suka berkreasi sehingga dapat
menimbulkan bentuk. Media plastisin ini membuat anak suka berkreasi sehingga
untuk membuat atau menciptakan suatu bangunan atau benda sesuai dengan
khayalannya seperti angka, abjad, binatang dan lain-lain. plastisin dapat melatih
kreativitas mereka dengan menemukan serta membuat gaya-gaya unik dari cara
berbeda dari satu anak dan lainnya, sama halnya dengan perbedaan dalam
usia 6 tahun. Sebagian anak diberikan plastisin kemudian dibiarkan untuk bermain
plastisin memiliki nilai kreativitas yang lebih tinggi jika dibandingkan anak yang
tidak bermain plastisin. Hal ini juga sama seperti penelitian yang dilakukan oleh
Oleh karena itu, penggunaan media pembelajaran plastisin dapat dijadikan pilihan
dalam Yuliani Nuraini Sujiono, dkk (2008: 1.7) berpendapat bahwa kognitif
membuat berbagai macam bentuk, karena cara berfikir anak TK atau usia 5-6
benda konkrit, bukan berdas arkan pengetahuan atau konsep konsep abstrak.
bahwa anak usia dini belajar paling baik dengan Indria (indranya). Dengan
sudah dikenal anak maka anak dapat menerima dan menguasai dengan
baik
(2008: 56) menyatakan bahwa pengetahuan bukan hanya berupa peniruan dari
secara utuh baik konstruksinya atau cara kerjanya dari segi struktur organisasi
dan alur proses secara jelas. Sedangkan kelemahannya tidak dapat membuat
obyek yang besar karena membutuhkan ruang besar dan perawatannya rumit.
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Bustanul Maarif tahun 2017/2018 berjumlah 20 anak yang terdiri dari 12 orang
dalam penelitian. Fokus pengumpulan data penelitian ini adalah Kemampuan anak
a. Observasi
dikelas maupun diluar kelas. Teknik ini digunakan untuk mengamati kemampuan
Guru dalam mengelola kelas pembelajaran dan aktivitas anak dalam melakukan
proses pembelajaran
17
dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi
tanda bulatan kosong (0). Anak yang sudah melebihi indikator yang
diharapkan atau mampu melaksanakan tugas, tanpa bantuan guru secara tepat/
cepat / lengkap dan benar, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan
diberi tanda bulatan penuh (). Jika anak hanya dapat melaksanakan
beberapa indikator misalnya dua dari empat indikator, maka pada kolom
penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda check list ().
skala penilaian berupa memuaskan, berhasil, dan belum berhasil atau dengan
lambang () bisa melakukan separuh dari kriteria yang telah ditentukan dan
tanda (x) untuk siswa yang belum dapat memenuhi kriteria yang ditentukan.
artinya mulai berkembang, dan bintang (*) artinya anak belum berkembang, dari
Bustanul Maarif tahun 2017/2018 berjumlah 20 anak yang terdiri dari 12 orang
Permasalahan
Perencanaan Pelaksanaan
baru hasil refleksi
Refleksi Pengamatan
Siklus II
Model Suhardjono
Kemmis,S and Taggart (1998:47 dalam Masna, 2014: 23) Skema Penelitian
tindakan kelas ini menurut mulai dari tahap perencanaan (rencana tindakan),
Secara garis besar untuk siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dalam penelitian ini
Siklus I :
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I yang harus dilakukan oleh guru adalah;
penilaian .
b. Pelaksanaan
Selanjutnya guru melakukan tindakan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu
RPPM dan dituangkan dalam bentuk RPPH. Kegiatan peneliti pada tahap ini
sebagai berikut:
membentuknya.
c. Pada tahap ini, guru meminta kepada anak untuk menceritakan kembali apa
menyebutkan bentuk apa yang dapat dibuat oleh anak. Data yang diperoleh
dalam proses kegiatan ini dicatat cermat. Hal ini dilakukan agar memudahkan
c. Observasi (pengamatan)
Pada tahap ini tim kolaborasi dan peneliti mengamati segala proses
pembelajaran berlangsung, mulai dari perilaku, sikap anak dan daya tangkap yang
diserap oleh anak. Apakah siklus pertama ini anak sudah dapat mengetahui sebab
dilakukan pada siklus I sangat berpengaruh pada penyusun tindakan yang akan
d. Refleksi
kegagalan yang terjadi pada proses pembelajaran yang telah berlangsung. Kalau
pada siklus pertama masih ada kekurangan, maka akan direfleksikan untuk
perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil refleksi inilah peneliti bersama dengan
guru tim kolaborasi menyusun rencana dan rancangan penelitian untuk siklus II.
22
Tahun 2017
No. Rencana Kegiatan Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
Identifikasi masalah
Menyepakati jadwal tugas
Menyusun instrument
Seminar konsep pelaksanaan
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat
Melakukan tindakan siklus I
Melakukan tindakan siklus II
Melakukan tindakan siklus III
3. Persiapan Laporan
Menyusun Konsep laporan
Seminar hasil penelitian
Perbaikan hasil laporan
Sidang
Catatan :
Jadwal ini bisa berubah sesuai dengan kondisi yang terjadi di lapangan
23
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock, Elizabeth. (1987). Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta: Erlangga. Alih
Bahasa: dr. Med. Meitasari Tjandrasa.
Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D. (2002). A Childs World: Infancy
Through Adolescence. McGraw-Hill.
Sujiono, Nurani. (2008). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT
Indeks.