You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang TBC ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai islam, ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun metode yang kami ambil
dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
karya tulis yang bersumber dari orang-orang yang berkompeten dalam tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Kami menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Bekasi, Oktober 2017

Penyusun

1|Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................................... 1


Daftar Isi .................................................................................................................................... 2
BAB I
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 3
BAB II
2.1 Pengertian TBC................................................................................................................... 4
2.2 Sumber Penyakit TBC ................................................................................... 4
2.3 Portal of entry and portal of exit TBC ................................................................................ 5
2.4 Penyebaran penyakit TBC .............................................................................. 5
2.5 Riwayat Alamiah TBC ................................................................................... 5
2.6 Pencegahan penyakit berdasarkan riwayat alamiah penyakit ......................... 7
BAB III
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 9
Daftar Pustaka ......................................................................................................................... 10

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat
sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi
organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh dunia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi
angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnosis dan
terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta orang, Indonesia menempati urutan ketiga
setelah India dan China dalam hal jumlah penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC
terbesar di dunia
.
1.2 . Rumusan Masalah
1. Apa pengerian TBCi?
2. Bagaimana sumber penyakit TBC?
3. Apa saja portal of entry dan portal of exit dari TBC?
4. Bagaimana penyebaran penyakit TBC?
5. Bagaimana riwayat alamiah TBC ?
6. Bagaimana pencegahan penyakit berdasarkan riwayat alamiah penyakit TBC ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian TBC .
2. Memahami sumber penyakit TBC .
3. Memahami portal of entry dan portal of exit dari TBC.
4. Memahami riwayat alamiah TBC.
5. Mengetahui cara pencegahan penyakit berdasarkan riwayat alamiah penyakit TBC .

3|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit (Silvia A Price, 2005).

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim


paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis (Smeltzer & Bare, 2001).

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam (Suriadi, 2001).

2.2 SUMBER PENYAKIT

Tuberculosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.

Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh micobacterium
tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan ukuran sampai 4 mycron dan
bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis.
Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam
dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Penyebaran mycobacterium tuberculosis
yaitu melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes RI,
2002).

2.3 PORTAL OF ENTRY DAN PORTAL OF EXIT

Banyak portal of entry untuk mikroorganisme termasuk lapisan kulit paling atas atau
membrane mukosa dihidung dan mulut, serta celah-celah yang ada ditubuh. Portal of entry TBC
juga merupakan portal of exit yaitu melalui sistem pernafasan. Bakteri TBC bisa dikeluarkan
melalui bersin lalu terhirup oleh orang sehat melalui hidung atau mulut.

4|Page
Portal of exit dari penyakit TBC adalah melalui mulut dan hidung, ketika seorang
penderita TBC bersin atau batuk, mereka akan melepaskan Mycrobacterium tuberculosis.

2.4 PENYEBARAN PENYAKIT

Sumber penyebaran adalah individu actively-infected (penderita TBC aktif). Pada waktu
batuk atau bersin, penderita ini menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Seseorang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman
TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya yaitu melalui sistem peredaran
darah,sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya.

Daya penularan atau penyebaran dari seorang penderita TBC aktif ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan paru-paru penderita. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin tinggi tingkat penularan penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan
dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.

2.5 RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT

Secara umum riwayat alamiah penyakit Tb Paru terdiri dari:

a. Tahap prepatogenesis

Tahap prepatogenesis Tb paru terjadi pada saat individu berinteraksi dengan penderita Tb
paru positif yang sangat menular. Pada saat penderita Tb paru positif menyebarkan dahak
yang mengandung kuman BTA ke udara, maka individu tersebut dapat menghirup kuman
BTA hingga mencapai paru-paru.

b. Tahap pathogenesis

Dalam tahap ini dibagi dalam empat tahap yaitu (Benenson, 1990):

5|Page
1) Tahap inkubasi

Masa inkubasi Tb paru adalah 4-12 minggu. Pada tahap ini terjadi reaksi daya
tahan tubuh untuk menghentikan perkembangan kuman BTA. Walaupun terdapat reaksi
daya tahan tubuh, namun ada sebagian BTA yang menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Apabila daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangan
kuman, maka dalam beberapa bulan akan menjadi penderita Tb paru dan memberikan
gejala.

2) Tahap penyakit dini

Tahap ini dimulai saat penderita mengalami gejala awal penyakit, yang biasanya
dikarenakan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh, sehingga pada tahap ini terjadi
kerusakan paru secara luas dan terjadinya kavitasi atau pleura.

3) Tahap penyakit lanjut

Pada tahap ini, penderita Tb paru dapat mengalami komplikasi seperti perdarahan
saluran nafas bawah yang dapat menyebabkan kematian, kolaps dari lobus akibat retraksi
bronkial, pelebaran bronkus dan pembentukan jaringan ikat, adanya udara di dalam
rongga pleura, penyebaran infeksi pada organ lain seperti otak, tulang, persendian dan
ginjal, dan dapat juga terjadi insufisiensi kardio pulmoner.

4) Tahap akhir penyakit

Pada tahap akhir penyakit, penderita Tb paru dapat menjadi sembuh atau
meninggal. Penderita Tb paru dapat sembuh apabila penyakit yang dialami tidak sampai
pada tahap penyakit lanjut atau terjadi komplikasi. Penderita juga dapat sembuh apabila
dilakukan pengobatan Tb paru yang sesuai. Kematian dapat terjadi bila terdapat
komplikasi atau penderita tidak melaksanakan pengobatan yang telah dianjurkan.
Penderita Tb paru yang tidak diobati setelah 5 tahun, maka 50% dari penderita Tb paru
akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan
25% sebagai kasus tropik yang tetap menular (WHO, 1996).

6|Page
c. Tahap Pasca Pathogenesis

Tahap pasca pathogenesis tahap akhir yaitu berakhirnya perjalanan penyakit TB


paru yang diderita oleh sesorang dimana seseorang berada dalam pilihan keadaan, yaitu
sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karier, penyakit berlangsung secara kronik, atau
berakhir dengan kematian setelah melalui berbagai macam tahap pencegahan dan
pengobatan yang rutin.

2.6 PENCEGAHAN PENYAKIT BERDASARKAN RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT


1. Primordial prevention ( pencegahan tingkat awal )
Pada tahap awal penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk
mencegah terjadinya kekebalan terhadap semua OAT. Sedangkan ditahap selanjutnya
penderita mendapat jenis obat lebih sedikit namun dalam jangka waktu yang lebih lama.
Tahap lanjutan ini penting untuk membunuh kuman persistent sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan.

2. Primary prevention ( pencegahan tingkat pertama )


Dengan promosi kesehatan sebagai salah satu pencegahan TBC paling efektif, walaupun
hanya mengandung tujuan pengukuran umum dan mempertahankan standar kesehatan
sebelumnya yang sudah tinggi. Proteksi spesifik dengan tujuan pencegahan TBC yang
meliputi ;
a. Imunisasi Aktif, melalui vaksinasi BCG secara nasional dan internasional pada daerah
dengan angka kejadian tinggi dan orang tua penderita atau beresiko tinggi dengan nilai
proteksi yang tidak absolut dan tergantung Host tambahan dan lingkungan.
b. Chemoprophylaxis, obat anti TBC yang dinilai terbukti ketika kontak dijalankan dan
tetap harus dikombinasikan dengan pasteurisasi produk ternak
c. Pengontrolan Faktor Prediposisi, yang mengacu pada pencegahan dan pengobatan
diabetes, silicosis, malnutrisi, sakit kronis dan mental.

7|Page
3. Secondary prevention ( pencegahan tingkat kedua )
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan. Kontrol pasien
dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau
terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat
dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan
dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga
penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.

Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan
imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan
membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan
terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus
b`aru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.

4. Tertiary prevention ( pencegahan tingkat ketiga )


Rehabilitasi merupakan tingkatan terpenting pengontrolan TBC. Dimulai dengan
diagnosis kasus berupa trauma yang menyebabkan usaha penyesuaian diri secara psikis,
rehabilitasi penghibur selama fase akut dan hospitalisasi awal pasien, kemudian rehabilitasi
pekerjaan yang tergantung situasi individu. Selanjutnya, pelayanan kesehatan kembali dan
penggunaan media pendidikan untuk mengurangi cacat sosial dari TBC, serta penegasan
perlunya rehabilitasi.Selain itu, tindakan pencegahan sebaiknya juga dilakukan untuk
mengurangi perbedaan pengetahuan tentang TBC, yaitu dengan jalan sebagai berikut :
1. Perkembangan media.
2. Metode solusi problem keresistenan obat.
3. Perkembangan obat Bakterisidal baru.
4. Kesempurnaan perlindungan dan efektifitas vaksin.
5. Pembuatan aturan kesehatan primer dan pengobatan TBC yang fleksibel.
6. Studi lain yang intensif.
7. Perencanaan yang baik dan investigasi epidemiologi TBC yang terkontrol

8|Page
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit . portal of entry untuk mikroorganisme
termasuk lapisan kulit paling atas atau membrane mukosa dihidung dan mulut, serta
celah-celah yang ada ditubuh. Portal of entry TBC juga merupakan portal of exit yaitu
melalui sistem pernafasan.
Sumber penyebaran adalah individu actively-infected (penderita TBC
aktif). Riwayat alamiah penyakitnya ialah Tahap prepatogenesis,. Tahap
Phatogenesis,tahap pasca pathogenesis. Tahap pencegahannya pun dapat diliat dari
riwayat alamiahnya

9|Page
DAFTAR PUSTAKA

Bustan,M.N. 2006.Penyelidikan Epidemiologi Terhadap Penyakit TB. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan RI. 2003.Prosedur Kerja Surveilans Faktor Risiko Penyakit Menular
Dalam Intensifikasi Pemberantasan penyakit Menular Berbasis Wilayah. Jakarta : Depkes RI.

Wirawan Dewa Nyoman, dr. MPH. 2004. Epidemiology of Tuberculosis. Epidemiologi Dasar.
Laboratorium Epidemiologi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Denpasar.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, cetakan
ke 8. Jakarta

10 | P a g e

You might also like