Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang TBC ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
khususnya mengenai islam, ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun metode yang kami ambil
dalam penyusunan makalah ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari berbagai
karya tulis yang bersumber dari orang-orang yang berkompeten dalam tema makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca. Kami menyadari
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
1|Page
DAFTAR ISI
2|Page
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian TBC .
2. Memahami sumber penyakit TBC .
3. Memahami portal of entry dan portal of exit dari TBC.
4. Memahami riwayat alamiah TBC.
5. Mengetahui cara pencegahan penyakit berdasarkan riwayat alamiah penyakit TBC .
3|Page
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat merupakan organisme
patogen maupun saprofit (Silvia A Price, 2005).
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam (Suriadi, 2001).
Tuberculosis (TBC atau TB) adalah penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang
disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis.
Penyebab dari penyakit tuebrculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh micobacterium
tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan ukuran sampai 4 mycron dan
bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi penyakit tuberculosis.
Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam
dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Penyebaran mycobacterium tuberculosis
yaitu melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes RI,
2002).
Banyak portal of entry untuk mikroorganisme termasuk lapisan kulit paling atas atau
membrane mukosa dihidung dan mulut, serta celah-celah yang ada ditubuh. Portal of entry TBC
juga merupakan portal of exit yaitu melalui sistem pernafasan. Bakteri TBC bisa dikeluarkan
melalui bersin lalu terhirup oleh orang sehat melalui hidung atau mulut.
4|Page
Portal of exit dari penyakit TBC adalah melalui mulut dan hidung, ketika seorang
penderita TBC bersin atau batuk, mereka akan melepaskan Mycrobacterium tuberculosis.
Sumber penyebaran adalah individu actively-infected (penderita TBC aktif). Pada waktu
batuk atau bersin, penderita ini menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Seseorang dapat terinfeksi jika droplet tersebut terhirup ke dalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TBC masuk ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman
TBC tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh lainnya yaitu melalui sistem peredaran
darah,sistem saluran limfe, saluran nafas atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh
lainnya.
Daya penularan atau penyebaran dari seorang penderita TBC aktif ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan paru-paru penderita. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin tinggi tingkat penularan penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan
dahak negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TBC ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam udara dan
lamanya menghirup udara tersebut.
a. Tahap prepatogenesis
Tahap prepatogenesis Tb paru terjadi pada saat individu berinteraksi dengan penderita Tb
paru positif yang sangat menular. Pada saat penderita Tb paru positif menyebarkan dahak
yang mengandung kuman BTA ke udara, maka individu tersebut dapat menghirup kuman
BTA hingga mencapai paru-paru.
b. Tahap pathogenesis
Dalam tahap ini dibagi dalam empat tahap yaitu (Benenson, 1990):
5|Page
1) Tahap inkubasi
Masa inkubasi Tb paru adalah 4-12 minggu. Pada tahap ini terjadi reaksi daya
tahan tubuh untuk menghentikan perkembangan kuman BTA. Walaupun terdapat reaksi
daya tahan tubuh, namun ada sebagian BTA yang menetap sebagai kuman persister atau
dormant (tidur). Apabila daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangan
kuman, maka dalam beberapa bulan akan menjadi penderita Tb paru dan memberikan
gejala.
Tahap ini dimulai saat penderita mengalami gejala awal penyakit, yang biasanya
dikarenakan oleh adanya penurunan daya tahan tubuh, sehingga pada tahap ini terjadi
kerusakan paru secara luas dan terjadinya kavitasi atau pleura.
Pada tahap ini, penderita Tb paru dapat mengalami komplikasi seperti perdarahan
saluran nafas bawah yang dapat menyebabkan kematian, kolaps dari lobus akibat retraksi
bronkial, pelebaran bronkus dan pembentukan jaringan ikat, adanya udara di dalam
rongga pleura, penyebaran infeksi pada organ lain seperti otak, tulang, persendian dan
ginjal, dan dapat juga terjadi insufisiensi kardio pulmoner.
Pada tahap akhir penyakit, penderita Tb paru dapat menjadi sembuh atau
meninggal. Penderita Tb paru dapat sembuh apabila penyakit yang dialami tidak sampai
pada tahap penyakit lanjut atau terjadi komplikasi. Penderita juga dapat sembuh apabila
dilakukan pengobatan Tb paru yang sesuai. Kematian dapat terjadi bila terdapat
komplikasi atau penderita tidak melaksanakan pengobatan yang telah dianjurkan.
Penderita Tb paru yang tidak diobati setelah 5 tahun, maka 50% dari penderita Tb paru
akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan
25% sebagai kasus tropik yang tetap menular (WHO, 1996).
6|Page
c. Tahap Pasca Pathogenesis
7|Page
3. Secondary prevention ( pencegahan tingkat kedua )
Dengan diagnosis dan pengobatan secara dini sebagai dasar pengontrolan kasus TBC
yang timbul dengan 3 komponen utama ; Agent, Host dan Lingkungan. Kontrol pasien
dengan deteksi dini penting untuk kesuksesan aplikasi modern kemoterapi spesifik, walau
terasa berat baik dari finansial, materi maupun tenaga. Metode tidak langsung dapat
dilakukan dengan indikator anak yang terinfeksi TBC sebagai pusat, sehingga pengobatan
dini dapat diberikan. Selain itu, pengetahuan tentang resistensi obat dan gejala infeksi juga
penting untuk seleksi dari petunjuk yang paling efektif.
Langkah kontrol kejadian kontak adalah untuk memutuskan rantai infeksi TBC, dengan
imunisasi TBC negatif dan Chemoprophylaxis pada TBC positif. Kontrol lingkungan dengan
membatasi penyebaran penyakit, disinfeksi dan cermat mengungkapkan investigasi
epidemiologi, sehingga ditemukan bahwa kontaminasi lingkungan memegang peranan
terhadap epidemi TBC. Melalui usaha pembatasan ketidakmampuan untuk membatasi kasus
b`aru harus dilanjutkan, dengan istirahat dan menghindari tekanan psikis.
8|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat
merupakan organisme patogen maupun saprofit . portal of entry untuk mikroorganisme
termasuk lapisan kulit paling atas atau membrane mukosa dihidung dan mulut, serta
celah-celah yang ada ditubuh. Portal of entry TBC juga merupakan portal of exit yaitu
melalui sistem pernafasan.
Sumber penyebaran adalah individu actively-infected (penderita TBC
aktif). Riwayat alamiah penyakitnya ialah Tahap prepatogenesis,. Tahap
Phatogenesis,tahap pasca pathogenesis. Tahap pencegahannya pun dapat diliat dari
riwayat alamiahnya
9|Page
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2003.Prosedur Kerja Surveilans Faktor Risiko Penyakit Menular
Dalam Intensifikasi Pemberantasan penyakit Menular Berbasis Wilayah. Jakarta : Depkes RI.
Wirawan Dewa Nyoman, dr. MPH. 2004. Epidemiology of Tuberculosis. Epidemiologi Dasar.
Laboratorium Epidemiologi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana. Denpasar.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis, cetakan
ke 8. Jakarta
10 | P a g e