Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Salah satu jenis tumbuhan yang mempunyai variasi morfologi pada organ
bentuk, warna (Purseglove, 1987 cit Prihatiningsih, 2011), dan ukuran bunga
(Beers & Howie, 1990). Di Indonesia sedikitnya terdapat 8 variasi bunga terkait
dengan bentuk, warna dan ukuran bunga dalam 1 jenis Hibiscus rosa-sinensis L.
merah muda, kuning) dan bentuk double (Beers & Howie, 1990) dengan beberapa
yang menyebabkan terjadinya mutasi genetik (Harvey, 2004). Salah satu agen
Pemberian kolkisin pada titik tumbuh dari tunas dapat mencegah pembentukan
dinding sel (Crowder, 1997). Dengan adanya penghambatan mitosis dari kolkisin
jam pada eksplan biji menyebabkan tanaman tetraploid dari Catharanthus roseus
1
2
(L.) G. Don memiliki stoma, cabang, daun, kandungan alkaloid indol lebih banyak
dari tanaman asal. Sedangkan menurut penelitian Pande dan Madhukar (2012),
Haryanti dkk. (2009), ukuran sel dari tanaman dengan perlakuan perendaman
Teknik kultur jaringan tanaman terdiri atas metode in vivo (George &
menghasilkan metabolit sekunder yang diinginkan dalam jumlah besar. Salah satu
dengan profil kromatogram yang mirip. Dalam penelitian ini akan dilakukan
induksi kultur kalus mahkota bunga kembang sepatu dengan kolkisin untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
ilmiah tentang pengaruh lama perendaman kolkisin dalam media MS cair terhadap
pembelahan sel kalus bunga kembang sepatu dan profil kromatogram kalus bunga
kembang sepatu dan tanaman induk. Untuk jangka panjang, diharapkan dalam
E. Tinjauan Pustaka
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Malvales
4
Suku : Malvaceae
Marga : Hibiscus
b. Nama umum/dagang
c. Nama daerah
(Madura)
(Heyne, 1987)
5
d. Deskripsi
A B C D
E F G
Keterangan :
A. warna merah dengan mahkota single
B. warna merah jambu dengan mahkota double
C. warna jingga dengan mahkota single
D. warna merah dengan mahkota double
E. warna merah jambu dengan mahkota single
F. warna putih dengan mahkota single
G. warna merah tua dengan mahkota single
Gambar 1. Variasi bentuk mahkota dan warna pada bunga kembang sepatu.
9cm. Batang berwarna ungu ketika masih muda, sedangkan setelah tua
Mahkota bunga terdiri atas lima belas daun mahkota. Benang sari
e. Khasiat
(Dwivedi dkk., 1977 cit Jadhav dkk., 2009), dan antifertilitas (Sethi
dkk., 1986 cit Jadhav dkk., 2009 ; Singh, 1982 cit Jadhav dkk., 2009).
Jadhav dkk., 2009; Ali dan Ansari, 1997 cit Jadhav dkk., 2009; Kurup
f. Kandungan kimia
metabolit sekunder.
b. Sterilisasi
dalam suatu media tidak ada jasad renik yang berkembang biak
(Siallagan, 2012).
secara bersamaan.
9
kerja LAF disemprot dan dilap dengan kain yang telah dibasahi oleh
c. Eksplan
tunas, batang, kepala sari, daun, embrio, hipokotil, biji, rimpang, umbi
sehat dan tumbuh kuat, memilih jaringan muda dan memakai eksplan
d. Kultur Kalus
bagian sel di dalam suatu media yang sesuai secara aseptik dengan
George (1993), awal pertumbuhan kalus, berupa fase lag yaitu suatu
Kemudian fase logaritmik, pada fase ini sel-sel kalus mulai membelah
e. Medium kultur
sumber karbon dan energi, vitamin dan zat pengatur tumbuh (Reynold
senyawa, yaitu :
fosfor (P), kalium (K), sulfur (S), kalsium (Ca), dan magnesium
(Mo), boron (B), besi (Fe), dan klorin (Cl), (Mengel dan Kirkby,
1987). Selain itu kobalt (Co), aluminium (Al), natrium (Na), dan
2002).
atau bagian dari daun, akar dan batang (Ignacimuthu, 1997) namun
3. Agen Antimitotik
(C22H23O4N) diperoleh dari umbi dan biji tanaman Autumn crocus atau
2009).
spesifik bagi kolkisin. Dimmer yang telah berikatan dengan kolkisin akan
setelah meiosis maka pengurangan gamet akan terbentuk dan bila dibuahi
(Nasir, 2002).
1990).
4. Metode Penyarian
yang semula berada di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat-zat
beberapa faktor seperti sifat bahan terutama sifat zat aktif sehingga perlu
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara
a. Cara Dingin
(Gultom, 2012).
dalam menyari bahan obat berbentuk serbuk simplisia halus (Voight, 1994).
pelarut yang dapat melarutkan zat aktif dari simplisia tersebut. Adanya
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel sehingga zat aktif
etanol, air-etanol atau pelarut lain dapat digunakan sebagai cairan penyari
(Ansel, 1989).
serta aman untuk senyawa volatil. yang mudah hilang dalam pemanasan
pada umumnya larut dalam eter, tetapi tidak larut dalam air. Sebaliknya
glikosida flavonoid larut dalam air, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikon
dapat larut baik dalam eter maupun dalam alkohol. Meskipun demikian,
bercak. Setelah pelat atau lapisan ditaruh di dalam bejana tertutup rapat,
dimana bejana berisi larutan pengembang (fase gerak) sesuai literature dan
fase diam tidak boleh larut dalam pelarut/fase gerak, harus dapat homogen
senyawa atau kalau dapat bereaksi harus reversibel dan sebaiknya tidak
tinggi (silika gel) menjadi kurang tepat. Disamping itu penggunaan silika gel
senyawa dan diberi simbol Rf . Harga Rf ditentukan oleh jarak rambat suatu
senyawa dari titik awal dan jarak rambat fase gerak dari titik awal dan dapat
Angka Rf berjarak antara 0,00 sampai 1,00 dan hanya dapat ditentukan dua
desimal, hRf ialah angka Rf dikalikan faktor 100 dan menghasilkan nilai
dengan 3 cara. Cara pertama yaitu bercak langsung dilihat dengan sinar
tampak atau sinar ultra violet; cara kedua adalah bercak terlebih dahulu
sinar tampak atau sinar ultra violet dan cara yang ketiga yaitu lapisan bercak
dianalisis.
F. Landasan Teori
sekunder dalam tanaman melalui bagian dari teknik kultur jaringan yaitu kultur
kalus. Penelitian Xing dkk. (2011) menyebutkan bahwa induksi kolkisin 0,2%
Catharanthus roseus (L.) G. Don memiliki stoma, cabang, daun dan kandungan
alkaloid indol lebih banyak dari tanaman asal. Menurut penelitian Pande dan
lebih besar dibandingkan ukuran sel tanaman kontrol maupun konsentrasi 0,05%
(Haryanti, 2009). Menurut Sheeler dan Bianchi (1957) larutan kolkisin pada
diploid, kromosom yang telah mengganda selama interfase gagal memisah pada
anaphase (Sheeler & Bianchi, 1957 cit Haryanti dkk., 2009) sehingga pembelahan
sel terhambat. Menurut penelitian Levin (2010) menyatakan bahwa tanaman yang
24
diinduksi kolkisin membentuk sel berinti lebih dari satu, dimana posisi dari dua
inti sel tersebut dipengaruhi oleh stabilitas dari kedekatan inti sel dan bentuk yang
sedemikian rupa sehingga sel tersebut menyerupai sel normal akan tetapi tidak
sekunder berada didalam vakuola. Vakuola pada tanaman terletak diluar inti sel
sehingga ketika sel berinti lebih dari satu maka tidak mempengaruhi jumlah
G. Hipotesis
pembelahan sel, bisa merubah bentuk sel dan menambah jumlah inti sel.