You are on page 1of 7

Hubungan Tegangan Regangan

Setiap material tentunya memiliki suatu bentuk hubungan antara tegangan dan
regangan yang dimiliki material tersebut. Hubungan antara tegangan dan regangan
ini menggambarkan kekakuan suatu material. Parameter yang menghubungkan
antara tegangan dan regangan ini disebut modulus elastisitas. Modulus elastisitas
yang memiliki istilah lain yaitu Modulus Young adalah perbandingan antara tegangan
dan regangan aksial (satu dimensi) dalam deformasi yang elastis. Modulus elastisitas
menggambarkan kekakuan suatu material yang berarti bahwa apabila suatu material
memiliki nilai modulus elastisitas yang besar, maka semakin kecil perubahan bentuk
yang terjadi apabila diberi tegangan tertentu.
Konsep modulus elastisitas ini menggambarkan bahwa setiap material akan
mengalami pertubahan bentuk yang ditandai dengan pertambahan atau pengurangan
panjang apabila mengalami tegangan tertentu. Besarnya perubahan panjang yang
dimiliki oleh setiap material berbeda-beda tergantung dari besaran elastisitas material
tersebut. Sebagai contoh atas perbedaan perubahan panjang ini dapat kita temukan
saat kita menarik atau memberi tegangan tarik terhadap karet dan batang baja.
Tentunya pada saat menarik material karet lebih mudah dan mengalami perubahan
panjang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan material batang baja.
Tegangan adalah besaran yang menyatakan perbandingan antara suatu besaran
gaya terhadap luas penampang yang tegak lurus terhadap gaya tersebut, berikut
adalah persamaan matematis untuk tegangan :

...(1.1)

dimana :
= Tegangan (N/m2)
F = Gaya (N)
A = Luas Penampang (m2)

Secara umum sifat tegangan memiliki dua buah kondisi, pertama adalah
kondisi dimana suatu material mengalami pertambahan panjang akibat tegangan tarik
dan mengalami perpendekan panjang akibat tegangan kompresional (tekan). Berikut
adalah sebuah ilustrasi untuk lebih menjelaskan kedua sifat tegangan tersebut :

1
Tegangan Tarik = Luas Penampang

Tegangan Kompresional

Gambar 1.1 Tegangan Tarik dan Tegangan Kompresional


Sumber : http://andhikasnmc.blogspot.com/2011/11/fisika-elastisitas.html

Dalam aplikasinya terdapat beberapa jenis tegangan yang dapat ditemukan,


jenis-jenis tegangan tersebut adalah :
1. Tegangan Normal
Tegangan normal adalah tegangan yang terjadi pada suatu benda akibat adanya
gaya normal atau gaya yang diberikan searah penampang benda.

2. Tegangan Geser
Tegangan geser adalah tegangan yang terjadi pada suatu benda akibat adanya
gaya geser atau gaya yang diberikan tegak lurus dengan penampang benda.

3. Tegangan Momen
Tegangan momen adalah tegangan yang terjadi pada suatu benda akibat gaya
yang mengakibatkan benda melekuk atau melengkung.

4. Tegangan Puntir
Tegangan puntir adalah tegangan yang terjadi pada suatu benda akibat gaya
putar yang mengakibatkan benda menjadi terpuntir.

Regangan adalah besaran yang menyatakan suatu perbandingan antara


perubahan panjang terhadap panjang awal dari suatu material, berikut adalah
persamaan matematis untuk regangan :

...(1.2)

dimana :
= Regangan (m/m)
L = Perubahan Panjang (m)
L0 = Panjang Awal (m)

Hubungan antara tegangan dan regangan yang dinyatakan dalam modulus


elastisitas secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut :

...(1.3)

dimana :
E = Modulus Elastisitas (N/m2)
= Tegangan (N/m2)
= Regangan (m/m)

Dalam hubungan antara tegangan dan regangan, selain modulus elastisitas


terdapat parameter lain yang sangat penting yaitu angka poisson (poisson ratio).
Angka poisson adalah angka perbandingan antara regangan horizontal (lateral strain)
dan regangan vertikal (axial strain) yang disebabkan oleh beban sejajar sumbu dan
regangan aksial (Yoder, E.J. and Witczak, M.W., 1975). Berikut adalah persamaan
matematis dan ilustrasi gambar untuk angka poisson :

Gambar 1.2 Ilustrasi Angka Poisson


Sumber : http://www.diracdelta.co.uk/science/source/p/o/poissons%20ratio/source.html#.Vbjr-LOqqko

Persamaan matematis untuk angka poisson :


...(1.4)

dimana :
= Angka Poisson (non-dimensional)
h = Regangan Horizontal (m/m)
v = Regangan Vertikal (m/m)

Dengan adanya angka poisson, modulus elastisitas dapat dibagi menjadi tiga
macam, mereka adalah Modulus Young, Modulus Geser, dan Modulus Bulk. Berikut
adalah penjelasan lebih lanjut untuk ketiga jenis modulus elastisitas tersebut :
1. Modulus Young
Modulus young adalah modulus elastisitas secara umum dimana penggunaan
regangan hanya pada satu dimensi saja yaitu regangan panjang.

Regangan

Tegangan

Tegangan
Modulus Young
Regangan

Gambar 1.3 Modulus Young


Sumber : http://neonnerenn.blogspot.com/2010_01_01_archive.html

2. Modulus Geser
Modulus geser adalah modulus elastisitas dengan regangan berupa regangan
geser yang menunjukkan pergerakan benda yang saling bergesekkan. Berikut adalah
persamaan matematis untuk modulus geser :

...(1.5)

dimana :
G = Modulus Geser (N/m2)
E = Modulus Young (N/m2)
= Angka Poisson (non-dimensional)
Gambar 1.4 Modulus Geser
Sumber : http://www.spaceflight.esa.int/impress/text/education/Mechanical%20Properties/MoreModuli.html

3. Modulus Bulk
Modulus bulk adalah modulus elastisitas dengan regangan berupa regangan
volume. Berikut adalah persamaan matematis untuk modulus geser :

...(1.6)

dimana :
K = Modulus Bulk (N/m2)
E = Modulus Young (N/m2)
= Angka Poisson (non-dimensional)

Gambar 1.5 Modulus Bulk


Sumber : http://www.spaceflight.esa.int/impress/text/education/Mechanical%20Properties/MoreModuli.html

Untuk beberapa material, berikut adalah contoh nilai modulus young, modulus
geser dan modulus bulk yang dimiliki beberapa material tersebut :
Tabel 1.1 Daftar Nilai Modulus Elastisitas Untuk Beberapa Material
Modulus Young Modulus Geser Modulus Bulk
Material
kPa
Besi 100 x 106 40 x 106 90 x 106
Baja 200 x 106 80 x 106 140 x 106
Kuningan 90 x 106 35 x 106 75 x 106
Aluminium 70 x 106 25 x 106 70 x 106
Beton 20 x 106 - -
Marmer 50 x 106 - 70 x 106
Granit 45 x 106 - 45 x 106
Nylon 5 x 106 - -
Tulang 15 x 106 80 x 106 -
Air - - 1 x 106
Sumber: : https://www.academia.edu/7008985/modulus_elastisitas_tegangan_regangan_dan_rasio_poisson (oleh:
Kurnia Utami)

Hubungan tegangan dan regangan secara garis kurva dalam grafik pada
umumnya memiliki dua kondisi garis, yaitu garis linear dan non-linear. Berikut
adalah contoh gambar grafik untuk keadaan yang dimaksud :

Gambar 1.6 Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan


Sumber : https://maesanamaku.wordpress.com/2012/09/10/berkenalan-dengan-tegangan-regangan-modulus-
elastisitas-daktalitas-material-part-1/ (oleh: Maesa Sukardi)

Pada Gambar 2.6 dapat kita lihat garis linear adalah garis yang dimulai dari
keadaan awal hingga titik leleh, sedangkan bagian garis non-linear dimulai dari titik
leleh hingga titik putus. Pada Gambar 2.6 juga dapat dilihat adanya bagian daerah
elastis dan bagian daerah inelastis. Pengertian dari adanya kedua jenis daerah
tersebut adalah dimana daerah elastis berarti benda akan kembali ke bentuk atau
kondisi semula apabila benda tersebut hanya mengalami tegangan dan regangan di
daerah elastis, sedangkan apabila benda telah mengalami tegangan dan regangan
yang berada di dalam daerah inelastis maka benda tidak akan kembali lagi ke bentuk
atau kondisi semula.
Selain kondisi elastis dan inelastis terdapat juga kondisi necking. Kondisi
necking ini adalah kondisi yang hanya timbul apabila benda mengalami tegangan
tarik, berikut adalah ilustrasi untuk kondisi necking tersebut :

Necking
Gambar 1.7 Kondisi Necking Akibat Tegangan Tarik
Sumber : http://revisionworld.com/a2-level-level-revision/physics/force-motion/solid-materials/steel

Dengan adanya kondisi linear dan non-linear tersebut, perlu diketahui bahwa
konsep modulus elastisitas hanya berlaku pada bagian linear dan tidak berlaku pada
bagian non-linear. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa nilai modulus elastisitas
hanya menggambarkan kekakuan suatu benda sebelum melewati batas titik leleh dari
benda tersebut.

You might also like