You are on page 1of 17

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Syaikhuna Fathul Ulya
No. CM : 1-11-31-77
Tanggal Lahir : 17 Januari 2010
Umur : 1 thn 8 bln 21 hari
Suku : Aceh
Agama : Islam
Alamat : Aceh Barat
Tanggal Masuk RS : 06 September
Tanggal Pemeriksaan : 20 Januari 2016

2.2 Anamnesis
Keluhan Utama
Mencret sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit

Keluhan Tambahan
Mual, muntah, demam, BAB cair, mata terlihat kuning

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan mencret sejak 5 hari yang lalu. Mencret yang di alami
pasien dalam sehari dapat terjadi hingga 5 kali, berupa lendir, tidak terdapar adanya darah
,pasien juga tampak pucat . pasien 8 bulan yang lalu dilakukan operasi untuk tumor
intraabdomen .

Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga


Di keluarga pasien tidak ada yang mengalami hal seperti pasien

Riwayat Penggunaan Obat


Pasien mendapatkan obat paracetamol untuk demam.

Riwayat Kehamilan
Ibu pasien ANC teratur dibidan. Tidak ada riwayat demam saat hamil maupun sakit lainnya.
Tidak ada riwayat penggunaan obat-obatan maupun jamu-jamuan selama kehamilan.

Riwayat Persalinan
Pasien merupakan anak pertama. Pasien lahir secara pervaginam dengan berat badan lahir
3200gr. Pasien segera menangis saat lahir dan kulit kemerahan.

Riwayat Imunisasi
Pasien tidak pernah mendapatkan imunisasi

Riwayat Makanan
0-6 bulan : ASI
1 bulan 1,5 tahun : ASI + MPASI
1,5 tahun sekarang : Makanan keluarga

2.3 Pemeriksaan Fisik


Status Present
Keadaan umum : sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Frekuensi nadi : 110 kali/menit
Frekuensi pernapasan : 24 kali/menit
Temperatur : 36,80C

Status Antropometri
Berat Badan (BB) : 10 kg
Tinggi Badan (TB) : 76 cm
Berat Badan Ideal : 20 kg
HA : 5 Tahun
BB/U : 15/20 = 75%
TB/U :110 /115 = 95%
BB/TB : 15/18 =83 %
Kesimpulan : Gizi Baik
Kebutuhan cairan : 1000 + (5 x 50 ) = 1000 + 250 = 1250 cc/hari

Kebutuhan Kalori : RDA menurut HA x BB ideal

90 20 = 1800kkal/hari

Kebutuhan Protein : RDA x BB Ideal


1.1 x 20 = 22 gram/hari

Status General
a. Kulit
Warna : kuning langsat
Turgor : kembali cepat
Jaringan parut : tidak ada
Sianosis : tidak ada
Ikterik : Ada
Pucat : tidak ada

b. Kepala
Bentuk : normocepali
Rambut : hitam, sukar dicabut, distribusi merata
Wajah : simetris
Mata : konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera ikterik (+/+), mata cekung (-
/-), pupil isokor 2mm/2mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+)
Telinga : normotia, sekret (-/-)
Hidung : napas cuping hidung (-/-), sekret (-/-)

c. Mulut
Bibir : bibir kering (-), mukosa bibir lembab, sianosis (-)
Lidah : lidah kotor (-)
Tonsil : T1/T1, hiperemis (-)
Faring : hiperemis (-)

d. Leher
KGB : tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
Kelenjar tiroid : tidak ada pembesaran
TVJ : R-2cmH2O

e. Thoraks
Paru
Inspeksi : simetris saat statis dan dinamis
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictrus cordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra
Auskultasi : BJ I> BJII, reguler (+), bising (-)

f. Abdomen
Inspeksi : simetris, distensi (-),
Palpasi : soepel, nyeri tekan (+), organomegali (-)
Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
Auskultasi : peristaltik 4 kali/menit, kesan normal

g. Genitalia
laki-laki, tidak ada kelainan

h. Anus
Tidak dilakukan pemeriksaan

i. Ekstremitas

Superior Inferior
Penilaian
Kanan Kiri Kanan Kiri
Pucat Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Sianosis Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Tonus otot Normal Normal Normal Normal
Atrofi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

2.4 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan 04/10/2017 05/10/2017 Nilai normal
Hemoglobin (g/dl) 7,3
Hematokrit (%) 24
Eritrosit (106/mm3) 3,7
Leukosit (103/mm3) 19,9
Trombosit (103 U/L) 471.106
LED 120
Protein Total 7,87
Hitung jenis (%)
E/B/NS/L/M
ALT/SGPT
Albumin 3,67
Globulin 4,20
Natrium 131 133 132-146 mmol/L

Kalium 2,4 3,4 3,7-5,4 mmol/L

Klorida 104 100 98-106 mmol/L

Glukosa darah sewaktu 110


Ureum 61
Kreatinin 2,06
USG Abdomen
- USG ginjal : hydronephrosis sedang bilateral
- USG vesica urinaria : Buli sulit dinilai, susp. Massa regio suprapubic sisi kiri

MRI Abdomen tanpa kontras


- tampak massa hipointens heterogen T1, hiperintens heterogen T2, batas sebagian tidak tegas, di
cavum pelvis hingga abdomen terutama kanan, ukuran 8,38x7,33 cm. Massa mendesak sebagian
usus di sekitar massa dan menyebabkan obstruksi, mendesak m. psoas mayor kanan ke
posterolateral. Faecal material prominent di usus-usus proksimal massa. Jaringan lemak
perivesica yang berbatas dengan massa tidak terlihat lagi.

MRI Pelvis tanpa kontras


- massa di cavum pelvis hingga abdomen dengan kecurigaan infiltrasi ke buli-buli, menyebabkan
hidronefrosis dan hidroureter bilateral, yang mendesak usus-usus disekitar massa dan m. psoas
mayor kanan ke posterolateral, sugestif massa maligna.sludge di kandung empedu, tidak tampak
dilatasi sistem billier intra/ekstra hepatik.

2.4 Diagnosis Banding


1. Hepatitis viral e.c Hepatitis A
Hepatitis B

2. Diare Akut tanpa dehidrasi

2.5 Diagnosis Kerja


Hepatitis viral e.c Hepatitis A + Diare akut tanpa dehidrasi

2.6 Terapi
- IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)
- Inj. Ceftriaxone 500mg/ 12 jam
- Inj. Meropenem 350mg/ 8 jam
-Inj. Furosemid 10mg/12 jam
- Zinkid 2x1 cth
- Lacto b 2x1
- oralit 50-100cc/x mencret
- ambrool syr 3x cth
- salbutamol 1mg 3x1

2.7 Planning
- Periksa SGPT,SGOT,billirubbin
- Konsul Alergi

2.8 Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

2.9 Follow Up Harian

1. 18 Januari 2015

Gastro Th/ - IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)


S/ Nyeri perut (+) - in. Ranitidine 15mg/12 jam
BAK: cair lebih dari 3x, warna BAK - Domperidone syr 3x1 cth
seperti teh - Xanvit syr 2x1 cth
- Zinkid syr 2x1 cth
O/ Kes: CM
- Diet M II
HR: 102x/i
RR: 19x/i
T: 37,0 oC
A/ Susp. Hepatitis A
P/ Periksa lab
- Igm Anti HAV
- Urinalisa

2. 19 Januari 2016

Gastro Th/ - IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)


S/ Nyeri perut (+) - in. Ranitidine 15mg/12 jam
Bak cair - Domperidone syr 3x1 cth
O/ Kes: CM - Xanvit syr 2x1 cth
HR: 100x/i - Zinkid syr 2x1 cth
RR: 22x/i - Diet M II
T: 36,9 oC
A/ Susp hepatitis A

3. 20 Januari 2016

Gastro Th/ - IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)


S/ Nyeri perut (+) - in. Ranitidine 15mg/12 jam
Mencret - Domperidone syr 3x1 cth
Perut kembung - Xanvit syr 2x1 cth
O/ Kes: CM - Zinkid syr 2x1 cth
HR: 100x/i - cefotaxim 500mg/12 jam
RR: 22x/i - Diet M II
T: 36,9 oC
A/ Susp hepatitis A+ Diare akut
P/ USG abdomen

4. 21 Januari 2016
Gastro Th/ - IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)
S/ Nyeri perut - in. Ranitidine 15mg/12 jam
Mencret - Domperidone syr 3x1 cth
Kuning - Xanvit syr 2x1 cth
O/ Kes: CM - Zinkid syr 2x1 cth
HR: 96x/i - cefotaxim 500mg/12 jam
RR: 22x/i - Lacto B 2x1
T: 35,3 oC - urdafalk 2x150mg
A/ Susp hepatitis A+ Diare akut - Diet MB
P/ Periksa lab ulang

5. 22 Januari 2015
Gastro Th/ - IVFD 2:1 8 gtt/i (mikro)
S/ Kuning - Domperidone syr 3x1 cth
Gatal - Xanvit syr 2x1 cth
O/ Kes: CM - Zinkid syr 2x1 cth
HR: 90x/i - Lacto B 2x1
RR: 20x/i - urdafalk 2x150mg
T: 36,5 oC - cetirizine 2 x tab
A/ Hepatitis Virus A - Diet MB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Sarcoma adalah suatu tipe tumor ganas yang jarang terjadi dimana penyakit ini berkembang
pada struktur pendukung tubuh. Ada 2 jenis dari sarcoma, yaitu sarcoma pada tulang panjang
seperti pelvis, femur, humerus dan tulang rusuk, serta pada jaringan lunak dapat berkembang
pada otot, lemak, pembuluh darah ataupun pada jaringan lunak yang mendukung, mengelilingi,
dan melindungi organ tubuh. Sarcoma juga dapat bermetastasis ke tempat lain seperti sumsum
tulang, paru-paru, ginjal, hati, kelenjar adrenal, dan jaringan lunak lainnya.1,2

2. Jenis-Jenis Sarcoma1
a. Fibrosarcomas
Sarkoma ini mulai di sel yang disebut fibrocytes, yang membentuk jaringan fibrosa yang
bergabung bersama struktur bagian dalam tubuh: misalnya, otot ke tulang. Mereka yang paling
sering ditemukan di lengan, kaki, tetapi dapat terjadi lebih dalam tubuh. Kebanyakan orang
pertama yang melihat mereka sebagai benjolan
b. Liposarcomas
Sarkoma ini mulai pada sel-sel lemak tubuh. Mereka bisa tumbuh di mana saja di tubuh dan
yang paling sering mempengaruhi orang-orang setengah baya. Beberapa tumbuh sangat lambat
(mengambil bertahun-tahun untuk mengembangkan) dan lain-lain lebih cepat.
c. Sinovial sarkoma
Sarkoma sinovial biasanya mulai dekat sendi, seperti lutut atau siku, tetapi dapat terjadi di
bagian manapun dari tubuh. Mereka biasanya muncul sebagai benjolan keras dan lebih umum
pada orang dewasa muda.
d. Rhabdomyosarcomas
Tumbuh di otot aktif dari tubuh yang kita dapat mengontrol. Otot-otot ini dikenal sebagai
otot rangka atau otot lurik. Rhabdomyosarcomas terjadi terutama di kepala, leher dan panggul,
tetapi dapat terjadi di lengan atau kaki. Ada tiga sub-jenis rhabdomiosarkoma: embrional,
alveolar dan pleomorphic.
e. Sarkoma Ovarium
Sarkoma ovarium jauh lebih jarang daripada karsinoma ovarium, dapat dijumpai pada segala
umur. Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : sarkoma teratoid sering terdiri
dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan tetapi unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. tumor
tumbuh cepat dengan prognosis jelek. stromal sarkoma berasal dari jarikan mesenkhim dan dapat
ditemukan dalam 2 jenis yaitu stroma-cell sarkoma dan leiomyosarcoma. Prognosis umumnya
baik apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan. Sarkoma Paramesonefrik
merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atassel-sel epitel yang tersusun tidak rata dan
stroma yang berproliferasi cepat. tumor biasanya ditemulan pada wanita usia lanjut, tumbuh
cepat dan dapat menimbulkan nyeri pada perut bagian bawah. penyebaran sel-sel tumor juga
cepat secara hematogen.
f. Sarkoma Uterus
Sarkoma pada uterus dapat berupa : 1. Leiomyosarcomas yang murni timbul dari
miometrium, mulai dari otot polos yang tidak di bawah kendali sadar kita. Smooth otot disebut
juga otot tak sadar dan membentuk dinding rahim, perut, usus dan pembuluh darah.
Leiomyosarcoma adalah salah satu jenis sarkoma lebih umum dan dapat terjadi di mana saja di
tubuh. 2. Sarkoma endometrium yang berasal dari stroma endometrium, terdiri atas sel-sel
stroma endometrium tanpa elemen kelenjar, ada yang menamakannya stromatosis maligna,
terbentuk polipoid dan menyebar melalui darah.

3. Leiomyosarcoma
3.1 Definisi
Leiomyosarcoma merupakan sekelompok kanker disebut sarkoma jaringan lunak. Sarkoma
merupakan kanker yang berkembang pada jaringan pendukung atau penghubung dari tubuh
(seperti otot, lemak, saraf, pembuluh darah, tulang, dan tulang rawan). Leimyosarcoma adalah
tumor ganas ditemukan di dinding otot organ yang sering ditemukan pada abdomen, uterus,
organ retroperitoneal serta dinding pembuluh darah ke seluruh tubuh dan juga ekstremitas. Ini
berarti bahwa leiomyosarcomas dapat mulai di mana saja di tubuh. Tempat umum adalah dinding
rahim (uterus), anggota tubuh, dan sistem pencernaan, khususnya lambung. Sering kali
leiomyosarcoma ditemukan pada pasien dewasa dan wanita. Penyebaran metastase nya terjadi
secara hematogen terutama ke paru-paru dan hati, hanya sedikit yang menuju ke nodus limfe.1,2
3.2 Etiologi
Penyebab pasti dari leiomyosarcoma tidak diketahui, dan penelitian sedang berlangsung
untuk mencoba dan mencari tahu sebanyak mungkin tentang tumor ganas ini. Walaupun jarang,
sarkoma jaringan lunak juga dapat terjadi di daerah yang sudah pernah diobati dengan
radioterapi lain jenis kanker. Sarkoma biasanya tidak akan berkembang sampai setidaknya
1,2,3
sepuluh tahun setelah perawatan radioterapi. Perbaikan penargetan radioterapi berarti bahwa
risiko mengembangkan sarkoma perawatan radioterapi setelah sangat kecil. Namun ada beberapa
faktor yang dpat mempengaruhi rekurensi diantara nya adalah:1

Gambar1. Patofisiologi Rekurensi Sarkoma


3.3 Manifestasi Klinis

Klinis tidak khas jika ukurannya kurang dari 4 cm. Sering terdiagnosis secara insidental saat
pemeriksaan radiologi, endoskopi, maupun operasi. Gejala akan tampak bila diameter lesi lebih
dari 4 cm. Biasanya berupa rasa tidak enak atau nyeri perut tidak spesifik disertai sensasi
abdominal fullness. Gejala sekunder dapat timbul akibat obstruksi maupun perdarahan saluran
cerna berupa hematemesis maupun melena; timbul sebagai manifestasi nekrosis dan ulserasi
mukosa saluran cerna. Dapat dijumpai massa abdomen yang dapat diraba/palpasi. Gejala
obstruksi saluran cerna tergantung lokasi tumor. Leiomyosarcoma awal sering kali tidak
memiliki gejala. Kebanyakan leiomyosarcomas didiagnosis setelah seseorang mengembangkan
gejala. Adapun gejala yang dapat ditemukan adalah: benjolan atau pembengkakan , perut tidak
nyaman atau kembung , bengkak atau sakit di setiap area tubuh . 1,3,45

Stadium Leiomyosarcoma adalah:1


Tahap 1A Tumor ini ringan dan kecil (kurang dari 5cm [2in]). Hal ini dapat dekat
permukaan tubuh (dangkal) atau jauh di dalam tubuh, tetapi tanpa tanda menyebar
ke kelenjar getah bening atau bagian lain dari tubuh.
Tahap 1B Tumor ini ringan dan besar (lebih dari 5cm [2in]). Hal ini dangkal
tanpa tanda menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian lain dari tubuh.
Tahap 2A Tumor ini jauh di dalam tubuh (lebih besar dari 5 cm [2in]) tetapi
tingkat rendah dan belum menyebar ke kelenjar getah bening atau bagian lain dari
tubuh.
Tahap 2B Tumor ini bermutu tinggi dan kurang dari 5cm (2in Hal ini dapat dekat
permukaan tubuh atau jauh di dalam tubuh, tetapi belum menyebar ke kelenjar
getah bening atau bagian lain dari tubuh.
Tahap 2C Tumor ini bermutu tinggi, besar, dan dangkal tetapi belum menyebar
ke kelenjar getah bening atau bagian lain dari tubuh.
Tahap 3 Tumor ini bermutu tinggi, besar dan dalam, tetapi belum menyebar.
Tahap 4 Tumor telah menyebar ke kelenjar getah bening di daerah tersebut atau
ke bagian lain dari tubuh. Hal ini dikenal sebagai sarkoma jaringan sekunder atau
metastasis lembut.

3.4 Diagnosis

a. Foto Polos Abdomen

Gambaran foto polos abdomen tidak spesifik namun berperan dalam keadaan emergensi
untuk kemungkinan obstruksi atau perforasi.3,4

b. Ultrasound scan.
Dalam uji gelombang suara digunakan untuk membuat gambar perut dan organ sekitarnya.
Anda akan diminta untuk tidak makan, dan hanya minum cairan bening (susu) selama 4-6
jam sebelum scan. Setelah Anda berbaring dengan nyaman pada punggung gel adalah
tersebar di perut Anda. Sebuah perangkat kecil seperti mikrofon kemudian digosok atas
wilayah tersebut. Gelombang suara diubah menjadi sebuah gambar dengan menggunakan
komputer. Gambaran ultrasonografi bervariasi sesuai ukuran lesi dan ada tidaknya nekrosis
massa; ulserasi dan nekrosis mukosa dapat mengubah karakteristik ultrasonografi tumor.
Ultrasonografi abdomen transkutaneus bukan pilihan imaging yang optimum kecuali massa
telah mencapai ukuran cukup besar. Karena berhubungan dengan air-filled viscera, kualitas
gambar sering terdegradasi.3,4,5

c. CT (komputerisasi tomografi)
CT scan mengambil serangkaian foto sinar-x yang membangun suatu gambar tiga dimensi
bagian dalam tubuh. Pemindaian tanpa rasa sakit dan ambil dari 10 hingga 30 menit. CT scan
adalah modalitas imaging terbaik untuk mendiagnosis dan menetapkan staging. Pemeriksaan
ini akan dapat menampilkan ukuran, lokasi tumor serta hubungannya dengan struktur di
sekitarnya. CT scan juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya tumor multipel dan tanda
tanda metastasis. Ukuran: small (<5 cm), intermediate (5-10cm), dan large (>10 cm). Pada
small dapat ditemukan batas tumor tegas, homogen, intraluminal growth patterns.
Karakteristik intermediate yaitu bentuk ireguler,heterogen, intraluminal dan extraluminal
growth pattern. Large tampak dengan batas ireguler, heterogen, locally aggressive, dan
metastasis jauh atau ke peritoneum.1,4

d. MRI (magnetic resonance imaging) scan


MRI (magnetic resonance imaging) scan tes ini mirip dengan CT scan, tetapi menggunakan
magnet bukan sinar X untuk membangun cross-sectional gambar tubuh Anda. Selama
pengujian, Anda akan diminta untuk berbaring diam di sofa di dalam silinder logam besar
yang terbuka pada kedua ujungnya. Tes ini mungkin memerlukan waktu hingga satu jam.
Seperti CT scan, MRI juga dapat menguraikan tumor dan memberikan informasi struktur di
sekitarnya serta adanya tumor yang multipel atau tanda metastasis. Pada MRI akan tampak
sebagai massa hipointens pada T2-weighted images.5,6

e. Biopsi
Hasil tes sebelumnya dapat membuat dokter Anda sangat curiga diagnosis kanker. Satu-
satunya cara untuk memastikan adalah dengan mengambil beberapa sel atau sepotong kecil
jaringan dari daerah yang terkena untuk melihat di bawah mikroskop. Ini disebut biopsi.
Sebuah jarum halus akan diteruskan ke tumor melalui kulit setelah daerah tersebut telah mati
rasa dengan menggunakan suntikan bius lokal. Morfologi ukuran tumor dan mitotic rate
merupakan dasar prediktif yang sangat bermanfaat untuk menentukan sifat tumor dan
prognosis. Sayangnya tidak absolut karena lesi ukuran kecil dengan mitotic rate rendah dapat
bermetastasis atau menjadi tumor lokal yang sangat agresif. Fletcher dkk. mengusulkan suatu
sistem klasifikasi untuk menggambarkan risiko relatif metastasis pada tumor ini. Tumor yang
berukuran kecil tampak sebagai nodul di lapisan serosa, subserosa atau intramural. Tumor
besar dapat menonjol ke dalam lumen usus atau ke dalam lapisan serosa. Mikroskopis terdiri
dari 3 tipe yaitu tipe sel spindel, tipe epitheloid, dan tipe campuran. 6,7,8

Diagnosis umumnya sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan radiologi dan


histopatologi, beberapa kasus membutuhkan pemeriksaan imunohistokimia yaitu pemeriksaan
antigen CD34 (60% positif pada yang berlokasi di gastrointestinal) serta CD117 yang tampak
difus di dalam sitoplasma dan memberikan gambaran Golgilike pattern.3

3.5 Tatalaksana
1. Operasi
Operasi adalah pengobatan yang paling umum dilakukan untuk mengatasi
leiomyosarcomas.. Untuk sarkoma yang lebih besar, dan jika ada kemungkinan sel-sel
kanker yang tertinggal, radioterapi biasanya dilakukan setelah operasi.

2. Radioterapi
Radioterapi dapat diberikan setelah operasi untuk mengecilkan tumor dan membuatnya
lebih mudah untuk menghapus, atau untuk mencoba menghancurkan sel-sel kanker.
Radioterapi menghancurkan sel-sel kanker dengan menggunakan energi tinggi sinar X
Radioterapi merupakan bagian penting dari perawatan untuk sarkoma jaringan lunak,
Radioterapi dilakukan untuk mencegah kembalinya sel-sel kanker. Radioterapi diberikan
setelah operasi dengan syarat luka operasi harus disembuhkan sebelum pengobatan
radioterapi dimulai.

3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan anti-kanker (sitotoksik) obat untuk menghancurkan sel-
sel kanker. Kemoterapi kadang-kadang dapat diberikan sebelum operasi untuk
mengecilkan tumor dan membuatnya lebih mudah untuk menghapus. obat Kemoterapi
biasanya diberikan melalui suntikan ke dalam vena (intravena) tapi kadang-kadang dapat
diberikan dalam bentuk tablet. Obat kemoterapi yang digunakan paling umum untuk
sarkoma jaringan lunak yang doksorubisin dan ifosfamid . Kemoterapi juga digunakan
untuk beberapa sacroma leiomyosarcomas. Ini mungkin mencoba untuk mengurangi
kemungkinan dari leiomyosarcoma datang kembali, atau untuk mengobati
leiomyosarcoma yang telah menyebar.
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul. Management of Abdominal Sarcoma. 2001. p. 148-158.


2. Anthony. Liver Resection for Metastase from Intestinal Leiomyosarcoma. OPA.
Malaysia. 1999.
3. Faisal dan Bachtiar. Aspek Radiologi Gastrointestinal Stromal Tumor Pada Anak. CDK-
195/ vol. 39. 2012.
4. Mukherjee SS, Michael AJ. Gastrointestinal Stromal Tumors. eMedicine. MedScape.
Last update Jun 29, 2010.
5. Nguyen VH. Taylor A. Gastrointestinal Stromal Tumors Leiomyoma /
Leiomyosarcoma. eMedicine. MedScape.Last update August 5, 2008.
6. Federle MP, Jeff rey RB, Desser, Terry S, et al. Gastric Stromal Tumor. In: Diagnostic
Imaging Abdomen. 1st ed. Utah: Amyrsis 2004; p. 1-3, 42-4.
7. Goske MJ, Schlesinger AE. Tumors and Tumors Like Condition, Bezoar, and Varices.
In: Caff eys Pediatric Diagnostic Imaging. 11th ed. Vol. 2. Philadelphia: Mosby
Elsevier, 2008; p. 2093 7.
8. Rossai J, Stomach. In: Gastrointestinal Tract. In: Rossai and Ackermans Surgical
Pathology. 9thed. Mosby 2004; p. 648 89

You might also like