You are on page 1of 8

SERTIFIKASI BENIH CABAI

Oleh :
Febrianto Sapta
Frederik Sitio

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
TAHUN 2012
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
atas berkat dan tuntunan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
masih jauh dari sempurna ini. Pengalaman yang kami alami sepanjang proses
belajar sejak dibangku sekolah hingga di perguruan tinggi telah membuat kami
merasa perlu untuk menghadirkan suatu bentuk tulisan dalam bentuk makalah ini.

Dalam makalah ini kami berusaha menjadi pemandu kepada teman-teman


pembaca yang ingin mengetahui tentang Sertifikasi Benih. Kebanyakan isi dari
makalah ini merupakan perpaduan isi dari beberapa buku yang telah kami
rangkum sehingga menurut kami dapat mudah diterima dan dipahami oleh teman-
teman.

Dalam kesempatan ini juga tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Sertifikasi Benih yang tak kenal lelah
mendidik dan membimbing kami hingga kami lebih bersemangat dalam
menyusun makalah ini.

Akhir kata,semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jember,12 Juni 2012

Penyusun
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanaman cabai (Capsicum annuum L.) adalah tumbuhan perdu yang berkayu,
dan buahnya berasa pedas yang disebabkan oleh kandungan kapsaisin. Di
Indonesia tanaman tersebut dibudidayakan sebagai tanaman semusim pada lahan
bekas sawah dan lahan kering atau tegalan. Namun demikian, syarat-syarat
tumbuh tanaman cabai merah harus dipenuhi agar diperoleh pertumbuhan
tanaman yang baik dan hasil buah yang tinggi.
Sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kepada suatu sumber benih atau
lot bibit yang menginformasikan kebenaran mutu benih yang dikomersialkan.
Sertifikat mutu benih adalah dokumen yang menyatakan kebenaran mutu sumber
benih/benih/bibit. Selama memproduksi benih diupayakan agar diperoleh benih
bermutu tinggi. Faktor penting yang berperan dalam keerhasilan produksi benih
adalah mutu benih sumber dengan tingkatan kemurnian yang tinggi. Status lahan
harus dinyatakan dengan jelas mengenai luas,letak dan mempunyai batas-batas
yang jelas seperti parit,pematang,jalan dan sebagainya serta isolasi jarak terhadap
tanaman disekelilingnya tidak kurang dari yang di tentukan.
Persyaratan sejarah penggunaan lahan,batas lahan atau bahas batu dan
penggabungan lahan suatu kelompok sertifikasi diatur dalam pedoman khusus
srtifikasi untuk tiap-tiap jenis tanaman.
Pemeriksaan kebenaran dokumen dilakukan sebelum benih disebar.
Pemeriksaan dilakukan oleh pengawas benih. Maksud pemeriksaan dokumen
adalah untuk mendapatkan kepastian bahwa data yang diberikan atau
dicantumkan dalam permmohonan sertifikasi benar-benar sesuai dengan keadaaan
yang ada dilapangan.
Pemeriksaan lapangan dilakukan pad phase-phase pertumbuhan tertentu dari
tanaman yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh kepastian
bahwa tanaman tersebut bebas dari tanaman voluntir,type simpang yang bebas
hama dan penyakit sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan tingkat
kemurnian genetic dari benih yang akan dihasilkan.

B. Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi lahan yang sesuai untuk produksi
cabai
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan dokumen yang diperlukan dalam
sertifikasi benih cabai
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan kondisi lapang yang diperlukan
dalam produksi benih cabai.
BAB II PEMBAHASAN

Tantangan yang dihadapi Indonesia khususnya disektor pertanian adalah


masih rendahnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha terhadap standar dan
mutu produk, termasuk benih. Memasuki era globalisasi yang menuntut
persaingan yang sangat ketat, semakin dirasakan perlunya memperkuat fondasi
ekonomi melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas. Dalam rangka
mendukung perkembangan perbenihan di Indonesia sesuai dengan kemitraan
Pemerintah, secara berangsur-angsur masalah produksi benih akan diserahkan ke
pihak swasta. Dengan demikian pada akhirnya Pemerintah hanya berperan dalam
pengaturan/perumusan kebijakan, pembinaan, penelitian dan pengawasan.
Salah satu langkah yang diambil adalah memberikan kewenangan kepada
produsen benih untuk dapat melakukan pengawasan sendiri terhadap proses
produksi benihnya, melalui pemberian sertifikat sertifikasi sistem manajemen
mutu oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan
Hortikultura (LSSMBTPH). Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu merupakan salah
satu sarana untuk memberikan jaminan mutu bahwa produsen benih yang
disertifikasi mampu memasok produk yang memenuhi persyaratan yang
ditetapkan.

LSSMBPTH mempunyai tugas pokok antara lain:


A Melaksanakan kebijakan teknis operasianal Lembaga sertifikasi sistem
manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortokultura..

Tugas BPSB :

1. Penelitian kultivar
- Observasi
- Pengujian varietas
2. Sertifikasi benih
- Komoditi tanaman pangan dan hortikultura (melon, semangka
dll).
3. Pengujian laboratorium
4. Melakukan monitoring
Untuk mengamati kadaluarsa benih dipasaran.

Persyaratan sertifikasi benih:


a. Varietas telah dilepas Menteri Pertanian (untuk pohon induk telah
terdaftar di LSSMBPTH.
b. Benih sumber berasal dari klas diatasnya, dibuktikan dengan label atau
keterangan pemulia atau surat keterangan/bukti asal usul benih sumber
c. Areal penangkaran mempunyai batas yang jelas, memenuhi syarat
sejarah
lapangan atau isolasi jarak/waktu sesuai jenis tanamannya
d. Dapat diajukan oleh penangkar atau produsen dengan ketentuan :
Penangkar :
- Menguasai tanah (memiliki atau sewa)
- Mampu mengatur tanah
- Memiliki pengetahuan tentang sertifikasi benih
- Mematuhi peraturan perbenihan.

Produsen :
- Memenuhi syarat penangkar
- Menguasai fasilitas prosesing
- Menguasai fasilitas penyimpanan

Identifikasi Lahan

Identifikasi lahan disini adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan
untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang
sudah teruji. Hasil identifikasi lahan ini memberikan informasi dan/atau arahan
penggunaan lahan sesuai atau tidak untuk produksi benih cabai. Sistem
identifikasi lahan dilakukan dengan menggunakan system pencocokan (matching)
antara kualitas lahan dan karakteristik lahan dengan persyaratan tumbuh tanaman
cabai.

Tahapan Produksi Benih Cabai


Persyaratan Umum dalam Produksi Benih Cabai, selain memenuhi syarat
syarat budidaya cabe yang optimum, persyaratan umum lain dalam
memproduksi benih adalah sebagai berikut :
1. Sumber benih harus benar. Benih merupakan salah satu factor penentu
kesuksesan dalam budi daya tanaman. Dengan demikian untuk memperoleh
hasil yang maksimal serta sesuai dengan yang diinginkan dalam budi daya
harus menggunakan sumber benih yang benar dan berkualitas.
2. Benih ditanam pada lahan yang bersih, bebas dari gulma atau tanaman lain.
Areal pertanaman yang akan dipergunakan untuk lahan penanaman cabai
harus bersih, bebas dari gulma atau sisa tanaman. Hal ini untuk menghindari
adanya kompetisi terutama untuk unsur air dan unsur hara serta untuk
mencegah kemungkinan timbulnya penyakit.
3. Benih ditanam pada lahan yang sebelumnya tidak ditanami tanaman keluarga
/ famili terung - terungan. Areal pertanaman yang akan digunakan bukan
bekas tanaman cabai atau tanaman yang termasuk famili Solanaceae. Jika
tanaman sebelumnya adalah yang termasuk famili Solanaceae seperti
kelompok cabai, tomat, terung atau kentang, maka sebaiknya tanah harus
diberakan sekurang kurangnya selama 3 bulan.
4. Isolasi pertanaman yang cukup baik untuk mencegah terjadinya penyerbukan
silang dengan varietas lain.
5. Pencegahan kemungkinan tercampurnya benih dengan benih varietas lain
pada saat panen dan prosesing benih. Apabila waktu tanam beberapa varietas
terjadi pada waktu yang bersamaan, maka harus diperhatikan jangan sampai
buah cabai dari varietas yang berbeda tercampur. Demikian pula dalam
prosesing benih cabai, perlu memperhatikan kebersihan alat yang
dipergunakan.
6. Benih diberi label adalah yang benar dan jelas menurut nama varietas, atau
dengan keterangan lain, seperti daya kecambah dan kadar air benih. Pelabelan
dilakukan sejak di persemaian, tanam, prosesing, sampai penyimpanan benih.

You might also like