You are on page 1of 7

ANALISIS JURNAL

Operating Room Nurses Burnout and Safety Applications


(Perawat Kamar Operasi Burnout dan Aplikasi Keamanan)

Oleh :

Kelompok : 3 (Tiga)
Anggota : Fitriani Alfina, S. Kep
Siti Sarah, S. Kep
Nurlailatul Khairiyyah, S. Kep
Stase : Keperawatan Medikal Bedah

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHAP PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2016
BAB 1
LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang


Profesi keperawatan merupakan profesi yang berperan penting dalam
pelayanan kesehatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang
memberikan pelayanan keperawatan dan menyelengarakan pelayanan
keperawatan yang bermutu di rumah sakit. Pelayanan keperawatan menjamin
adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terusmenerus
melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit
(Aditama,2004).

Perawat membantu dan memfasilitasi pasien untuk mendapat pelayanan


kesehatan dan asuhan keperawatan. Perawat berperan sebagai penghubung
penting dalam suatu rumah sakit. Salah satu contohnya perawat kamar bedah.

Peran perawat kamar bedah bertanggung jawab secara klinis dan berfungsi
sebagai scrub nurse (instrumentator) atau perawat sirkulasi. Perawat kamar
bedah memiliki kemahiran dan tanggung jawab dalam melakukan asuhan
keperawatan, baik asuhan keperawatan pre operatif, intra operatif, maupun post
operatif (Kemenkes, 2010).

Tugas dan tanggung jawab perawat kamar bedah bukan hal yang ringan untuk
dipikul. Perawat kamar bedah bertanggung jawab menyediakan fasilitas
sebelum pembedahan dan mengelola paket alat pembedahan selama tindakan
pembedahan berlangsung, administrasi dan dokumentasi semua
aktivitas/tindakan keperawatan selama pembedahan dan kelengkapan dokumen
medik antara lain kelengkapan status lengkap, laporan pembedahan, laporan
anastesi, pengisian formulir patologi, check-list pasient safety di kamar bedah,
mengatasi kecemasan dari pasien yang akan di operasi, persiapan alat,
mengatur dan menyediakan keperluan selama jalannya pembedahan baik
menjadi scrub nurse atau pun sirkuler nurse, dan asuhan keperawatan setelah
pembedahan di ruang pulih sadar (recovery room). Hal diatas menyebabkan
ketegangan dan kejenuhan dalam menghadapi pasien, teman sejawat, tekanan
dari pimpinan, selain itu juga perawat harus dituntut tampil sebagai perawat
yang baik oleh pasien (Hipkabi, 2012). Berbagai situasi dan tuntutan kerja yang
di alami perawat dapat menjadi sumber potensial stres kerja.
BAB 2
RESUME JURNAL

1. Judul Penelitian
Operating Room Nurses Burnout and Safety Applications ( Perawat Kamar
Operasi Burnout dan Aplikasi Keamanan.
2. Nama Peneliti
a. Ummu Yildiz Findik
3. Lokasi Penelitian
Turkey
4. Alamat Jurnal
International Journal of Caring Sciences September Desember 2015 Volume 8
Issue 3
5. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan dari dari keamanan
perawat dari burnout (sindrom psikologis) pada perawat di kamar operasi.
6. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif yang dilakukan terhadap 64 orang
perawat kamar operasi yang didapat dari 3 rumah sakit universitas dan 2 rumah
sakit umum.
BAB 3
ANALISIS JURNAL

No Kriteri Jawa Pembenaran & Critical thinking


. a b
1 P Ya Dalam jurnal ini, problem yang ditemukan yaitu kamar
operasi memiliki risiko tinggi terjadi bahaya kerja,
tingkat stress kerja dan burnout (sindrom psikologis)
terhadap para perawat sehingga menghambat
profesionalisme para perawat di kamar operasi. Hal ini
sesuai dengan tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan dari dari keamanan perawat dari
burnout (sindrom psikologis) pada perawat di kamar
operasi.
2 I Ya Intervensi yang diberikan pada perawat dikamar operasi
berupa:
Meminimalisir kegagalan dalam mengambil tindakan
yang diperlukan untuk mencegah luka tusukan dapat
dengan mengambil tindakan pencegahan dengan
memfasilitasi alat-alat operasi yang tajam dengan
aman serta mengurangi tekanan mental yang tinggi
terhadap perawat di kamar operasi yang dapat
membuat 1,75 kali lebih berisiko terjadi kecelakaan
dalam penusukan. Hal ini dapat diaplikasikan dengan
menyediakan tindakan aseptik sehingga apabila
tertusuk perawat merasa aman dan tidak mengalami
burnout.
Kurangnya akses ke pemeriksaan kesehatan dapat
meningkatkan depersonalisasi dan kelelahan
emosional sehingga memberikan pemeriksaan
kesehatan dan vaksinasi untuk membuat karyawan
merasa aman dan baik. Sebenarnya hal ini merupakan
kesadaran diri perawat sendiri untuk melakukan
vaksinasi.
Kegagalan untuk mengambil tindakan perlindungan di
daerah di mana terdapat zat radioaktif untuk itu perlu
upaya perlindungan, seperti pelestarian sel
radiosensitif, menjaga jarak antar karyawan dan
sumber radiasi, mengurangi durasi paparan, dan
penggunaan dosimetri. Hal ini dapat di aplikasikan
jika di dalam kamar operasi terdapat radiasi yang
memungkinkan mengganggu kesehatan dengan
menjaga jarak terhadap sumber radiasi dan
menggunakan dosimetri.
Saran intervensi selanjutnya bahwa peran perawat
manajer sangat penting dalam mengurangi burnout
dengan menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung. Dengan adanya lingkungan kerja yang
positif dapat mempengaruhi adaptasi aplikasi
keamanan yang ada di kamar operasi. Maksud
lingkungan kerja yang positif adalah membatasi
jumlah orang yang ada di kamar operasi.
3 C Ya Hasil dalam jurnal penelitian lain yang berjudul Music
in the Operating Room: Is It a Safety Hazard? (2015)
menyatakan bahwa musik dapat berkontribusi dalam
menangani stress secara keseluruhan pada saat
melakukan pembedahan di kamar operasi. Hal ini
karena musik dapat mengkondusifkan lingkungan dari
kebisingan yang dapat mengganggu komunikasi
sehingga dapat menyelesaikan tugas-tugas dengan
aman, dan tidak menimbulkan ancaman bagi pasien dan
staf perawat dari bahaya. Sebenarnya penelitian ini
sudah diterapkan di instalasi bedah sentral RSUD ULIN
banjarmasin dan berjalan dengan baik dalam
mengurangi stress. Musik yang digunakan pun harus
dimainkan secara bijaksana dengan meminta
persetujuan setiap pemangku kepentingan sehingga
perlu adanya panduan musik intraoperatif.
4. O Ya Dari jurnal penelitian ini, kegagalan dalam mengambil
tindakan yang diperlukan untuk mencegah luka tusukan
(t =-2,914, P = 0,005) hasilnya meningkat pada
kelelahan emosional, kurangnya akses ke pemeriksaan
kesehatan (t = -4,707, p = 0,000) hasilnya meningkat
pada kelelahan emosional dan depersonalisasi,
kurangnya vaksinasi (t = -2,590, p = 0,012) hasilnya
meningkat pada kelelahan emosional, kegagalan untuk
mengambil tindakan pencegahan di daerah di mana
terdapat zat radioaktif (t = -2,76, p = 0,008) hasilnya
meningkat pada depersonalisasi dan kegagalan untuk
merasakan dukungan dari manajemen senior hasilnya
meningkat pada kelelahan emosional dan
depersonalisasi (t = -3,233, p = 0,002) dan D (t =
-2,682, p = 0,009).
Dari hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa penting
untuk memenuhi tuntutan perawat dan mendukung
mereka untuk mengurangi stres di tempat kerja seperti
kelelahan emosional dan depersonalisasi. Tak hanya itu,
menciptakan ingkungan kerja yang positif dapat
mempengaruhi emosional seseorang serta peran
perawat manajer juga berperan sangat penting dalam
mengurangi burnout dengan menciptakan lingkungan
kerja yang mendukung

1. Kelebihan Jurnal
a. Data-data yang disajikan peneliti lengkap dan mudah dipahami.
b. Di dalam jurnal memuat table dari setiap hasil atau yang diteliti.
c. Referensi yang dipakai oleh peneliti rata-rata terbaru.
d. Tempat yang diteliti cukup banyak, yaitu ada 5, sehingga bisa menjadi
perbandingan
e. Tujuan dijabarkan secara jelas.
2. Kekurangan Jurnal
a. Tidak mencantumkan saran untuk peneliti berikutnya.
b. Di dalam abstrak tidak ada pendahuluan.

BAB 4
PENUTUP
A. Implikasi
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Perawat di kamar operasi mengalami rata-rata tingkat burnout. Dalam rangka
untuk mengurangi burnout di ruang operasi, beberapa jurnal ini menyarankan
tindakan pencegahan harus diambil dengan melakukan pendidikan dan
pelatihan bagaimana memanajemen resiko kelelahan emosional dan
depersonalisasi untuk mencegah akibat yang lebih lanjut terhadap kelelahan
fisik semisal LBP yang paling sering terjadi bisa dengan pelatihan kognitif
dan fisik terkait posisi-posisi yang berisiko terhadap LBP. Selain itu
manajemen harus memberikan dukungan untuk perawat di kamar operasi baik
melalui sharing knowledge ataupun melalui komunikasi yang diiringi musik
guna membantu mengurangi stress kerja.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Disarankan bagi institusi pendidikan sebagai sarana memberikan kontribusi
pengetahuan mengenai aplikasi keselamatan karyawan dan tingkat burnout
yang dialami oleh perawat kamar operasi.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat lebih banyak lagi literatur yang
digunakan, dan institusi penelitian yang lebih luas. Dan memasukkan
variabel-variabel yang lebih khusus lainnya seperti kelelahan emosional dan
depersonalisasi, ataupun jenis musik / perbandingan musik dan Al-Quran
yang lebih cepat menangani kelelahan bagi beragama muslim.

You might also like