You are on page 1of 3

ANESTESI REGIONAL DENGAN EPIDURAL

No Dokumen No Revisi Halaman

PPK-T/Anst-01/0/2017 0 1/3

Ditetapkan,
PANDUAN Tanggal Terbit Direktur RSUD Dr. R Sosodoro Djatikoesoemo
PRAKTIK KLINIS Bojonegoro
TINDAKAN 7 JUNI 2017

ANESTESI
REGIONAL
DENGAN dr.H.HARIYONO,M.Si
EPIDURAL NIP.19590906 198710 1 002

1. Pengertian Tindakan anestesi dengan menginjeksikan obat lokal anestesi ke ruang


epidural melalui kateter epidural yang diberikan secara intermitten.

2. Indikasi 1. Pembedahan di daerah abdomen.


2. Pembedahan di daerah thoraks.
3. Pembedahan di daerah ekstremitas bawah.
4. Pembedahan di daerah urogenital.

3. Kontra Indikasi 1. Gangguan faal koagulasi


2. Kelainan Tulang belakang
3. Terdapat inefeksi ditempat insersi kateter epidural
4. Pasien menolak
5. Syok.

4. Persiapan 1. Pasien :
- Mendapat penjelasan mengenai tindakan yang akan dilakukan
dan resiko yang dapat terjadi.
- Puasa.
- Penjelasan rencana dan resiko komplikasi tindakan spinal
anestesi.
- Ijin persetujuan tindakan spinal anestesi.an
- Puasa.
- Medikasi sesuai resiko anestesi.
- Premedikasi pra anestesi.
- Kelengkapan pemeriksaan penunjang.
2. Alat:
- Epidural set (1 buah).
- Hipafix sebagai fiksassi kateter peidural
ANESTESI REGIONAL DENGAN EPIDURAL
No Dokumen No Revisi Halaman

PPK-T/Anst-01/0/2017 0 2/3

- Lidokain 2% (10 ampul).


- Epinefrin 1:1000 (1 ampul).
- Bupivacain 0,5% 20cc isobarik (1 vial).
- Dispo 1 cc (1 buah)
- Dispo 5 cc(1 buah)
- Dispo 3 cc(1 buah)
- Dispo 10 cc (1 buah)
- Kassa steril (10 lembar)
- Doeck steril (1 buah)
- Betadine (10cc)
- Efedrine (1 ampul)
- Midazolam (1 ampul)
- Sulfast atropin 0,25 mg (2 ampul)
- Oksigen
- Kanula oksigen
3. Dokter :
- Visite perioperatif.
- Perencanaan kesiapan anestesi dan pasca bedah.

5. Prosedur 1. Dilakukan prosedur premedikasi.


2. Loading menggunakan cairan kristaloid sebanyak 500cc.
Tindakan
3. Posisikan pasien duduk atau tidur miring.
4. Indentifikasi tempat insersi jarum touchy epidural dan berikan
penanda.
5. Desinfeksi daerah insersi jarum touchy dan lakukan penyuntikan
anestesi lokal lidokain 2% di tempat insersi.
6. Insersi jarum epidural ditempat yang telah ditandai dengan teknik
Loss Of Resistance atau Hanging Drop.
7. Tarik penuntun pada jarum touchy dan pastikan LCS tidak keluar.
8. Insersikan kateter epidural menuju ruang epidural melalui jarum
touchy.
9. Diberikan anestesi lokal berupa lidokain 2% 60 mg+epinefrin
1:200.000 sebagi dosis test untuk mengetahui kemungkinan
ANESTESI REGIONAL DENGAN EPIDURAL
No Dokumen No Revisi Halaman

PPK-T/Anst-01/0/2017 0 3/3

masuknya obat anestesi lokal ke intravena maupun ruang sub


arachnoid.
10. Fiksasi kateter epidural.
11. Maintanance anestesi menggunakan obat anestesi lokal yang
disuntikkan ke ruang epidural sesuai dermatom tubuh yang akan di
blok dan dapat dikombinasikan dengan prosedur anestesi spinal
atau prosedur anestesi umum dengan intubasi endotrakheal.

6. Pasca 1. Observasi tanda vital di kamar pemulihan.


2. Prosedur terapi oksigen di kamar pemulihan.
Prosedur
3. Atasi komplikasi yang terjadi.
Tindakan
7. Tingkat I/ II/ III/ IV
Evidens
8. Tingkat A/ B/ C
Rekomendasi
9. Penelaah Kritis -
10. Indikator 1. Gagal blok
Medis 2. Blok kurang tinggi
(Performance 3. Blok hanya satu sisi dan tidak cukup kuat pada sisi yang lain
Measurement) 4. Blok terlalu tinggi
11. Kepustakaan 1. Stoelting RK, Hillier SC. Hormones as drugs. In: Pharmacology and
physiology in anesthesic practice. 4th Edition. Philadelphia:
Lippincott William and Wilkins; 2006. p.461-69.
2. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Spinal, Spinal, Epidural and
Caudal Blocks. In: Clinical anesthesiology. 4 th Edition. New York:
Lange Medical Books; 2006. p.472-99.

You might also like