Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006 l 177
Chriswardani Suryawati, dkk.: Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien ...
rawat, aspek pelayanan hotel di RS, serta pasien RS. Kesulitan yang akan dihadapi dalam
ketertiban dan kebersihan lingkungan RS.3 Sikap, penelitian semacam ini yaitu menyangkut
perilaku, tutur kata, keacuhan, keramahan petugas, pengukuran kepuasan pasien karena kepuasan
serta kemudahan mendapatkan informasi dan pasien sulit diukur dan subyektif.
komunikasi menduduki peringkat yang tinggi dalam Selama ini Departemen Kesehatan (Depkes)
persepsi kepuasan pasien RS. Tidak jarang walaupun telah menyusun dan melakukan akreditasi RS.
pasien/keluarganya merasa outcome tak sesuai Akreditasi RS merupakan instrumen untuk menilai
dengan harapannya merasa cukup puas karena mutu pelayanan RS. Belum ada pedoman dan
dilayani dengan sikap yang menghargai perasaan indikator yang memudahkan penilaian mutu
dan martabatnya.3 pelayanan RS dari sisi konsumen (pasien) yang
Banyak variabel nonmedik ikut menentukan dapat memudahkan Depkes dalam melakukan
kepuasan pasien antara lain: tingkat pendidikan, latar pembinaan dan pengawasan RS. Bagi para manajer
belakang sosial ekonomi, budaya, lingkungan fisik, RS, indikator ini juga dapat dipergunakan sebagai
pekerjaan, kepribadian dan pengalaman hidup bahan pengambilan keputusan untuk meningkatkan
pasien. Kepuasan pasien dipengaruhi oleh mutu pelayanan kepada pasien.
karakteristik pasien yaitu: umur, pendidikan,
pekerjaan, etnis, sosial ekonomi, dan diagnosis BAHAN DAN CARA PENELITIAN
penyakit.4 Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
Merkouris, et al., 5 menyebutkan bahwa dengan pengambilan data secara belah lintang dan
mengukur kepuasan pasien dapat digunakan sebagai dilakukan di tiga RS yaitu RSUD Kota Semarang,
alat untuk: 1) evaluasi kualitas pelayanan kesehatan, RSUD Ambarawa dan RSU Panti Wilasa Citarum
2) evaluasi terhadap konsultasi intervensi dan Semarang. Responden penelitian adalah pasien
hubungan antara perilaku sehat dan sakit, 3) rawat inap RS dengan persyaratan: pasien dewasa
membuat keputusan administrasi, 4) evaluasi efek (bukan anak-anak) tetapi tidak lanjut usia dengan
dari perubahan organisasi pelayanan, 5) administrasi batasan umur 15 sampai 60 tahun, jenis kelamin
staf, 6) fungsi pemasaran, 7) formasi etik profesional. dan status sosial ekonomi tidak dipermasalahkan,
Secara umum pelayanan RS terdiri dari pasien yang telah menjalani rawat inap minimal tiga
pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan hari dan maksimal menjelang pulang, pasien dalam
rawat inap merupakan pelayanan terhadap pasien kondisi sadar dan mampu diajak komunikasi karena
RS yang menempati tempat tidur perawatan karena seringkali pasien tidak menjalani semua pelayanan
keperluan observasi, diagnosis, terapi, rehabilitasi RS, maka dimungkinkan keluarga pasien yang
medik dan atau pelayanan medik lainnya. Secara menunggui dapat memberikan informasi tambahan
umum pelayanan rawat inap RS dibagi menjadi dan pasien diambil dari tiga bangsal perawatan yaitu:
beberapa kelas perawatan yaitu: VIP, Kelas I, Kelas penyakit dalam, kandungan dan bedah dengan kelas
II dan III, serta dibedakan atas beberapa ruang atau perawatan yang bervariasi.
bangsal perawatan.6 Jumlah sampel penelitian didasarkan hasil survei
Pelayanan rawat inap merupakan pelayanan secara nasional. Diperkirakan masyarakat yang sakit
medis yang utama di RS dan merupakan tempat dan memanfaatkan pelayanan RS sekitar 20%,
untuk interaksi antara pasien dan RS berlangsung tingkat presisi absolut tidak lebih dari 5% (d=0,05)
dalam waktu yang lama. Pelayanan rawat inap dengan 95% confidence interval (z=1,96) maka
melibatkan pasien, dokter dan perawat dalam dibutuhkan 246 sampel.8 Bila dipergunakan rumus
hubungan yang sensitif yang menyangkut kepuasan simple random sampling, maka diperoleh jumlah
pasien, mutu pelayanan dan citra RS. Semua itu sampel 256 sampel. 9 Berdasarkan dua rumus
sangat membutuhkan perhatian pihak manajemen tersebut ditetapkan sampel sebanyak 300 orang
RS.7 pasien rawat inap.
Berbagai kegiatan yang terkait dengan Data dikumpulkan dengan mempergunakan
pelayanan rawat inap di RS yaitu: penerimaan pasien, kuesioner terstruktur. Pengembangan kuesioner
pelayanan medik (dokter), pelayanan perawatan oleh dilakukan dengan wawancara mendalam pada
perawat, pelayanan penunjang medik, pelayanan beberapa pasien di RS lokasi penelitian, serta re-
obat, pelayanan makan, serta administrasi view literatur untuk menemukan variabel-variabel
keuangan.6 Sudah banyak penelitian tentang faktor- penelitian. Secara umum kuesioner berisi pertanyaan
faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan pernyataan untuk menggali pendapat responden
RS, tetapi diperkirakan belum ada penelitian yang berkaitan dengan pelayanan masuk, pelayanan
bertujuan untuk menemukan indikator kepuasan dokter, pelayanan perawat, pelayanan makan
178 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
pasien, sarana medis dan obat-obatan, kondisi fisik HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
RS secara umum, kondisi fisik ruang perawatan Deskripsi responden
pasien dan pelayanan administrasi (termasuk Dari Tabel 1 dapat diketahui jumlah responden
keuangan). Pendapat responden dikelompokkan ke pria dan wanita hampir sama, sebagian besar
dalam empat kategori menurut skala Likert yaitu: (69,4%) mereka berada pada kelompok umur
tidak puas, kurang puas, puas dan sangat puas. produktif (2050 tahun). Responden yang
Setelah rancangan kuesioner jadi, maka dilakukan berpendidikan rendah (SD dan SLTP) cukup besar
uji coba pada salah satu RS lokasi penelitian dengan jumlahnya yaitu 43,6%. Sebanyak 40% responden
sampel 30 orang pasien dan diuji validitas dan tidak bekerja (pelajar dan ibu rumah tangga),
reliabilitas kuesioner. sedangkan responden yang bekerja mempunyai
Analisis data untuk menemukan indikator jenis pekerjaan yang bervariasi. Sesuai dengan
dilakukan dengan Confirmatory Factor Analysis komposisi kelas perawatan yang ada di RS lokasi
(CFA) dengan SPSS versi 11.5 yaitu suatu teknik penelitian maka terbanyak responden dirawat di
analisis multivariate dengan titik berat pada hubungan kelas IIIA dan IIIB yaitu 52,7%.
secara bersama-sama pada semua variabel tanpa Asal rujukan dari puskesmas hanya 7,7%, yang
membedakan variabel tergantung dan variabel bebas, terbanyak berasal dari Unit Gawat Darurat (UGD)
atau disebut juga dengan metode RS (46,7%). Kedekatan lokasi RS dengan rumah
antarketergantungan (interdependence methods). merupakan alasan terbanyak responden memilih
Analisis faktor merupakan suatu teknik untuk dirawat di RS (42,7%), kemudian alasan perawat
mereduksi data. Tujuan CFA yaitu:10 yang melayani dengan baik (35%), anjuran dokter
a. Mengidentifikasi adanya hubungan antarvariabel yang merujuknya (28,3%) dan alasan dokter RS baik
dengan melakukan uji korelasi pelayanannya (22%). Sebanyak 65% menyatakan
b. Mereduksi data yaitu dengan membuat baru pertama kali dirawat di RS lokasi penelitian.
sejumlah set variabel baru yang dinamakan Dari 35% responden yang menyatakan sudah pernah
faktor untuk menggantikan sejumlah variabel dirawat di RS tersebut mereka menyatakan puas
tertentu. Nilai/harga dari set variabel baru dengan pelayanan RS ketika mereka dirawat
berubah menjadi skor baru menggantikan nilai/ sebelumnya. Rata-rata lama hari rawat responden
harga masing-masing variabel. Skor faktor yaitu 15,11 hari (minimum 3 hari dan maksimum 41
tersebut bisa digunakan sebagai analisis lanjutan hari) .
seperti t-test, anova, dan lain sebagainya.
Deskripsi kepuasan pasien
Tahapan dalam analisis faktor adalah menilai Dari delapan kelompok pertanyaan untuk
apakah semua variabel tersebut layak untuk mengidentifikasi kepuasan pasien terhadap
dianalisis atau tidak. Apabila tidak layak, maka pelayanan RS, dapat disimpulkan bahwa mayoritas
variabel ini tidak diikutkan dalam analisis selanjutnya. mereka puas dengan pelayanan yang telah diterima,
Pada tahap kedua variabel yang layak ini akan dengan persentase terendah pada kondisi fisik ruang
dilakukan factoring atau reduksi data dengan jalan perawatan pasien (68,62%) dan tertinggi pada
variabel yang ada diekstraksi sehingga terbentuk satu pelayanan dokter (76,24%). Tanpa mengecilkan
atau beberapa kumpulan variabel baru atau dikenal perhatian pada pelayanan yang lain, kondisi
dengan faktor yang dapat mewakili variabel-variabel kebersihan, keindahan dan kenyamanan ruang
anggota faktor tersebut. Pada langkah selanjutnya perawatan pasien terdapat 24,73% responden
setelah faktornya terbentuk dilakukan validasi data. menyatakan kurang/tidak memuaskan. Bila dilihat
Salah satu tujuan dari validasi data yaitu apakah dari pendapat tidak dan kurang puas, maka
hasil dari analisis faktor tersebut dapat digeneralisasi berturutan yang paling bermasalah yaitu: kondisi
ke dalam populasi. Setelah terbentuk faktor, maka fisik ruang perawatan, sarana medis dan obat-
peneliti sudah mempunyai suatu hipotesis baru obatan, pelayanan makan pasien, pelayanan
berdasarkan analisis faktor tersebut. Pengolahan administrasi dan keuangan, pelayanan masuk RS,
data dilakukan dengan SPSS 11.5. pelayanan perawat dan pelayanan dokter. (Tabel 2).
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006 l 179
Chriswardani Suryawati, dkk.: Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien ...
Indikator kepuasan pasien rawat inap RS dengan CFA dan mempergunakan software SPSS
Setelah dilakukan analisis data untuk versi 11.5 diperoleh 52 butir indikator pada loading
menemukan indikator kepuasan pasien rawat inap factor lebih besar 0,70 dengan perincian: pelayanan
180 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
masuk RS (6 butir), pelayanan dokter (9 butir), ruang perawatan (4 butir) dan pelayanan administrasi
pelayanan perawat (9 butir), pelayanan makanan (6 dan keuangan (5 butir). Hasil selengkapnya dapat
butir), sarana medis dan obat-obatan (7 butir), dilihat pada Tabel 3.
kondisi fisik RS secara umum (6 butir), kondisi fisik
Tabel 3. Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap dari Tiga Rumah Sakit Lokasi Penelitian dengan Metode CFA
1. V24 Pelayanan Dokter Sikap dan perilaku dokter saat melakukan 0,797
pemeriksaan rutin
2. V26 Penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan 0,777
dilakukannya
3. V28 Ketelitian dokter memeriksa responden 0,820
4. V29 Kesungguhan dokter dalam menangani penyakit 0,814
respoden
5. V30 Penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum 0,780
6. V31 Penjelasan dokter tentang makanan yang harus 0,726
dipantang
7. V32 Kemanjuran obat-obatan yang diberikan oleh dokter 0,755
8. V33 Tanggapan dan jawaban dokter atas keluhan 0,753
responden
9, V34 Pengalaman dan senioritas dokter 0,700
Untuk pelayanan dokter:
Kaiser - Meyer - Olkin (KMO) measure of sampling adequacy: .909
Bartlett's test of sphericity:Sign : .000
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006 l 181
Chriswardani Suryawati, dkk.: Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien ...
1. V68 Kondisi Fisik Ruang Kebersihan dan kerapian ruang perawatan 0,789
Perawatan
2. V70 Penerangan lampu pada ruang perawatan 0,851
3. V71 Kelengkapan perabot ruang perawatan 0,830
4. V73 Ruang perawatan bebas dari serangga (semut, lalat, 0,725
nyamuk)
Keterangan : Semua variabel diringkas/ diekstraksi per kelompok variabel yang telah disusun sebelumnya dengan mengambil
loading factor (korelasi) sebesar 0,700.
Dari Tabel 3 dapat diketahui indikator kepuasan 3. Kondisi tempat menunggu sebelum dikirim
pasien rawat inap RS di tiga lokasi penelitian yaitu : ke ruang perawatan
a. Pelayanan masuk RS: 4. Pelayanan petugas Instalasi Gawat Darurat
1. Lama waktu pelayanan sebelum dikirim ke (IGD)
ruang perawatan 5. Lama pelayanan di ruang IGD
2. Pelayanan petugas yang memproses 6. Kelengkapan peralatan di ruang IGD
masuk ke ruang perawatan
182 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006 l 183
Chriswardani Suryawati, dkk.: Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien ...
184 l Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No. 4 Desember 2006